Oleh :
Kelompok 3
3B/S.Tr Keperawatan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan berkah dan rahmatnya bagi kelancaran pembuatan makalah untuk pemenuhan nilai
mata kuliah Keperawatan Keluarga. Judul makalah ini adalah “Progam Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga”
Makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
a. selaku Dosen yang mengajar di mata kuliah Keperawatan Keluarga, yang telah
memberi dorongan, motivasi, dan petunjuk-petunjuk kepada penulis.
b. Pihak Keluarga yang sepenuhnya telah membantu dan memberi dorongan moril maupun
materiil yang juga sangat membantu dalam proses penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi
maupun teknik penulisannya, mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………………2
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................... 3
2.1 Definisi konsep keluarga............................................................................. 3
2.2 Pelaksanaan Pendekatan Keluarga………..…………….……………………4
2.3 Peran pemangku kepentingan PISPK….………………………..…………….6
2.4 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatakan Keluarga (PISPK) dalam
Pembangunan kesehatan di Indonesia……………….………………………...9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program
sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program
Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama
Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan
Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai
dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi
ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,
(4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan
kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu:
(1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif,
serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
1
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat
(benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya
keluarga-keluarga sehat.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi konsep keluarga
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan keluarga sehat
3. Untuk mengetahui peran pemangku kepentingan PISPK
4. Untuk mengetahui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena
menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi
dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
3
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek
dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu
keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak
digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia
Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah
keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari
setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari
keluarga yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum
berikut :
1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion
(FGD) melalui DasaWisma dari PKK.
3. Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain).
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa,
selapanan, dan lain-lain.
Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan
menggunakan tenaga-tenaga berikut :
a) Peran Puskesmas
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat Puskesmas
dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Melakukan pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga oleh Pembina
Keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan).
2. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data
6
Puskesmas.
3. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana
Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas.
4. Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh Pembina
Keluarga.
5. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga
teknis/profesional Puskesmas.
6. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola data
Puskesmas.
Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-langkah manajemen Puskesmas
yang mencakup P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan-Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian).
8
2.4 Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PISPK) Dalam Pembangunan Kesehatan
di Indonesia
Beberapa negara di dunia menerapkan konsep pelayanan kesehatan dasar atau dikenal dengan
istilah primary health care. Implementasi dari primary health care ini umumnya berbeda-beda
Pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan oleh petugas dan sarana kesehatan milik
publik yang didirikan khusus untuk itu, baik pemerintah ataupun swasta. Sedangkan pelayanan
Di negara-negara maju, seorang dokter keluarga harus memiliki kompetensi khusus yang
lebih baik dibandingkan seorang dokter umum biasa. Ada pendidikan tambahan yang harus
dijalani oleh dokter umum untuk menjadi dokter keluarga. Kompetensi khusus ini yang
kesehatan secara lebih menyeluruh dan berkesinambungan kepada suatu individu ataupun
caremerupakan suatu solusi dalam mewujudkan kualitas kesehatan individu dan masyarakat
9
2. Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar Di Indonesia
Berbeda dengan hal diatas, di Indonesia menerapkan pelayanan kesehatan perorangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat dalam satu wadah terpadu yang dikenal sebagai pusat
tersebut tidak perlu datang ke puskesmas jika tidak sakit. Disisi lain, petugas puskesmas secara
bersamaan.
Upaya kesehatan yang ada di puskesmas mencakup upaya kuratif, rehabilitatif, preventif
masyarakat yang dilakukan oleh puskesmas berupa tindakan kuratif (pengobatan) menjadi lebih
bahwa menganggap bahwa kalau tidak ada yang datang ke puskesmas, maka masyarakat
sudah sehat. Sehingga ada anggapan bahwa puskesmas identik dengan tempat
berkumpulnya orang-orang sakit. Anggapan seperti ini harus dapat diubah dengan program
pendekatan keluarga.
Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karena
merupakan unit dari masyarakat, keluarga memiliki peran yang cukup signifikan dalam
menentukan derajat kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya derajat kesehatan keluarga akan
terkecil masyarakat dinilai akan lebih efektif dalam mengatasi berbagai persoalan kesehatan
seperti gizi buruk, sanitasi buruk, penyebaran penyakit menular seperti tuberkolusis,
HIV/AIDS, malaria serta pengendalian penyakit tidak menular seperti obesitas, darah tinggi,
diabetes dan lain-lain. Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam
Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga yang salah satunya adalah
fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function). Fungsi ini adalah
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing untuk
Keluarga", pemerintah telah menetapkan bahwa pelaksana dari program ini adalah pusat
11
kesehatan masyarakat (puskesmas). Puskesmaslah ujung tombak dan penentu keberhasilan
program ini. Adapun area prioritas/sasaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui
program ini adalah penurunan angka kematian ibu/angka kematian bayi (AKI dan AKB),
upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama
secara berkesinambungan dengan didasarkan kepada data dan informasi dari profil kesehatan
keluarga.
Kedepan, puskesmas sebagai ujung tombak dari pelayanan kesehatan milik pemerintah
preventif dan promotif harus kembali digalakkan. Melalui pendekatan keluarga, diharapkan
puskesmas dapat menangani masalah-masalah kesehatan individu secara siklus hidup (life
cycle). Ini artinya penanganan masalah kesehatan dilakukan sejak fase dalam kandungan,
proses kelahiran, tumbuh kembang masa bayi-balita, usia sekolah dasar, remaja, dewasa
sampai usia lanjut. Fokusnya adalah pada kesehatan individu-individu dalam keluarga. Hal ini
sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 -- 2019 dimana
12
Contoh Kegiatan Program Pendekatan Keluarga :
Salah satu bentuk dari pendekatan keluarga yang dapat dilakukan oleh puskesmas
adalah melalui kegiatan kunjungan rumah secara rutin dan terjadwal. Dengan kunjungan
rumah, puskesmas dapat memperoleh data profil kesehatan keluarga (prokesga) yang berguna
Selain itu, kegiatan promotif dan preventif terhadap keluarga juga dapat terlaksana dengan
kunjungan rumah. Kombinasi dari profil kesehatan keluarga dan upaya promotif-preventif
tentu akan lebih efektif dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan di keluarga. Program
pendekatan keluarga yang dilaksanakan puskesmas juga secara langsung akan menguatkan
manajemen puskesmas secara internal, yang mencakup sumber daya manusia, pendanaan,
sarana prasarana, program kesehatan, sistem informasi dan jejaring dengan pihak terkait di
lingkup wilayah kerjanya seperti puskesmas pembantu (pustu), puskesmas keliling (pusling),
pemahaman dan komitmen yang kuat akan menghasilkan tercapainya target area
prioritas/sasaran dari program ini. Komitmen untuk bekerja di dalam dan di luar gedung
puskesmas tentu juga perlu didukung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota sebagai
induk dari puskesmas. satu bentuk dukungan dari Dinkes adalah melalui alokasi anggaran
13
berupa dana operasional puskesmas. Walaupun puskesmas sudah memiliki dana kapitasi
dari BPJS. Kesehatan yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program ini, dukungan
alokasi anggaran dari Dinkes tentu juga diharapkan tetap didapatkan. Terlebih kegiatan
kunjungan rumah yang memerlukan pengorbanan ekstra dari petugas puskesmas. Kunjungan
rumah yang dilakukan harus mempertimbangkan jumlah petugas puskesmas, jumlah keluarga
kesehatan di wilayah kerjanya. Rekrutmen ini tentu merupakan hasil analisis kebutuhan
dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas. Kunjungan rumah yang dilakukan juga
menular, pencegahan penyakit tidak menular, bahaya merokok, cara mencuci tangan yang
Profil kesehatan keluarga (prokesga) yang dibawa pada saat kunjungan rumah mengacu
pada indikator keluarga sehat yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan RI. Hal ini untuk
menyeragamkan pendataan agar efektif dan tepat sasaran. Data prokesga didapat dari
kunjungan rumah merupakan data yang sangat berharga bagi puskesmas. Analisis yang akurat
terhadap prokesga akan berguna untuk mengidentifikasi dan menetapkan intervensi kesehatan
apa saja yang dibutuhkan terhadap suatu keluarga. Setiap keluarga tentu akan menghasilkan
14
Perbedaan ini akan dapat dibaca sebagai hasil yang akurat dengan adanya keseragaman
indikator. Sehingga hasil akhir yang diharapkan adalah tercapainya area prioritas/sasaran dari
program ini.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Sampai kapan Indonesia harus terus menerus
kematian ibu/angka kematian bayi (AKI-AKB), gizi buruk, penyebaran penyakit menular dan
tidak menular? Maka pertanyaan tersebut mungkin mampu dijawab dengan keberhasilan
"Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga". Pendekatan keluarga sebagai satuan
terkecil masyarakat dinilai akan lebih efektif dalam mengatasi berbagai persoalan kesehatan
seperti gizi buruk, sanitasi buruk, penyebaran penyakit menular seperti tuberkolusis,
HIV/AIDS, malaria serta pengendalian penyakit tidak menular seperti obesitas, darah tinggi,
diabetes dan lain-lain. Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam
16
3.2 Saran
1. Seorang perawat diharapkan mengetahui mengenai Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga sehingga dapat membantu meningkatkan Indonesia pada kualitas
kesehatan masyarakat yang baik
2. Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam pembuatan makalah
atau karya tulis yang berkaitan dengan judul makalah ini, diharapkan kekurangan yang ada
pada makalah ini dapat diperbaharui dengan lebih baik
17
DAFTAR PUSTAKA
http://pispk.kemkes.go.id/id/program-pispk/latar-belakang/
http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Buku%20Monitoring%20dan
%20Evaluasi%20PIS-PK.pdf
http://dinkes.dharmasrayakab.go.id/artikel/9/pprogram-indonesia-sehat-pendekatan-
keluarga-pis-pk-dalam-pembangunan-kesehatan-di-indonesia.html
https://www.scribd.com/document/365248303/SPM-PIS-PK-GERMAS-pdf
18