Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PISPK)

Oleh :
Kelompok 3
3B/S.Tr Keperawatan

I Made Gede Krisna Dwipayana (P07120219064)


Luh Putu Sukmawati (P07120219066)
Maria Sholasticha Putu Erlina S (P07120219068)
Ni Made Arisasmita Candra Dewi (P07120219103)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan berkah dan rahmatnya bagi kelancaran pembuatan makalah untuk pemenuhan nilai
mata kuliah Keperawatan Keluarga. Judul makalah ini adalah “Progam Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga”

Makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :

a. selaku Dosen yang mengajar di mata kuliah Keperawatan Keluarga, yang telah
memberi dorongan, motivasi, dan petunjuk-petunjuk kepada penulis.
b. Pihak Keluarga yang sepenuhnya telah membantu dan memberi dorongan moril maupun
materiil yang juga sangat membantu dalam proses penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi
maupun teknik penulisannya, mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 22 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………………2
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................... 3
2.1 Definisi konsep keluarga............................................................................. 3
2.2 Pelaksanaan Pendekatan Keluarga………..…………….……………………4
2.3 Peran pemangku kepentingan PISPK….………………………..…………….6
2.4 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatakan Keluarga (PISPK) dalam
Pembangunan kesehatan di Indonesia……………….………………………...9

BAB III. PENUTUP.............................................................................................. 16


3.1 Kesimpulan................................................................................................ 16
3.2 Saran ......................................................................................................... 17
3.3 Daftar Pustaka........................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program
sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program
Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama
Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan
Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai
dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi
ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,
(4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan
kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu:
(1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif,
serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu
1
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat
(benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya
keluarga-keluarga sehat.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi dari konsep keluarga?
2. Bagaimana pelaksanaan pendekatan keluarga sehat?
3. Apa saja peran pemangku kepentingan PISPK?
4. Bagaimana Program Indonesia Sehat dengan Pendekatakan Keluarga (PISPK) dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia?

1.3 Tujuan 
1. Untuk mengetahui definisi konsep keluarga
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan keluarga sehat
3. Untuk mengetahui peran pemangku kepentingan PISPK
4. Untuk mengetahui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia

1.4 Manfaat Penulisan


Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui, mengerti, dan memahami pengertian dari konsep
keluarga, pelaksanaan pendekatan keluarga sehat, peran pemangku kepentingan PISPK,
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

b.1 Definisi Konsep Keluarga

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena
menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi
dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

3
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya,


b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.

b.2 Pelaksanaan Pendekatan Keluarga Sehat

Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek
dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu
keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak
digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia
Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah
keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)


2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
4
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari
setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari
keluarga yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:
1. Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
2. Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
3. Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai berikut.

1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder,


yang merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data
individu anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/
ketersediaan air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota
keluarga mencantumkan karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan,
dan lain-lain) serta kondisi individu yang bersangkutan: mengidap penyakit
(hipertensi, tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB,
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, pemberian ASI eksklusif, dan
lain-lain).
2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku
saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan
yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga
5
yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang
mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi,
dan lain-lain.

Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum
berikut :
1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion
(FGD) melalui DasaWisma dari PKK.
3. Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain).
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa,
selapanan, dan lain-lain.
Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan
menggunakan tenaga-tenaga berikut :

1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren,


kader PKK, danlain-lain.
2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus
Karang Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.

2.3 Peran Pemangku Kepentingan PISPK

a) Peran Puskesmas
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat Puskesmas
dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Melakukan pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga oleh Pembina
Keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan).
2. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data
6
Puskesmas.
3. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana
Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas.
4. Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh Pembina
Keluarga.
5. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga
teknis/profesional Puskesmas.
6. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola data
Puskesmas.
Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-langkah manajemen Puskesmas
yang mencakup P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan-Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-
Pengendalian-Penilaian).

b) Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik Unit Pelaksana Teknis/Puskesmas
adalah mengupayakan dengan sungguhsungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Tahun 2014 terpenuhi untuk semua Puskesmas di wilayah kerjanya. Dalam rangka pelaksanaan
pendekatan keluarga oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memiliki tiga peran
utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan
pengendalian.

c) Peran Dinas Kesehatan Provinsi


Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan Puskesmas secara umum adalah
memfasilitasi dan mengoordinasikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya
untuk berupaya dengan sungguh-sungguh agar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 terpenuhi di semua Puskesmas.
Dalam rangka pelaksanaan pendekatan keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki tiga
peran utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan
7
dan pengendalian.

d) Peran Kementerian Kesehatan


Kementerian Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
konkuren sebagaimana UU No. 23 Tentang Pemerintahan Daerah berwenang untuk: (a)
menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka penyelenggaraan urusan
pemerintahan; (b) melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, selain juga pengembangan sumber daya,
koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan evaluasi.

e) Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor


Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga diukur dengan Indeks
Keluarga Sehat, yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak indikator yang
dapat dipenuhi oleh suatu keluarga, maka status keluarga tersebut akan mengarah kepada Keluarga
Sehat. Sementara itu, semakin banyak keluarga yang mencapai status Keluarga Sehat, maka akan
semakin dekat tercapainya Indonesia Sehat. Sehubungan dengan hal tersebut, disadari bahwa
keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga juga sangat ditentukan oleh
peran dan tanggung jawab sektor- sektor lain di luar sektor kesehatan (lintas sektor). Kementerian
dan lembaga yang dapat ikut berperan dalam program ini misalnya Kementerian PDT,
Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenpan & RB, Kemenkominfo, Kemendagri/Pemda,
Kemenperindag, Kemenaker, Kemenag, BKKBN, TNI dan POLRI.

8
2.4 Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PISPK) Dalam Pembangunan Kesehatan
di Indonesia

1. Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar Di Negara Maju

Beberapa negara di dunia menerapkan konsep pelayanan kesehatan dasar atau dikenal dengan

istilah primary health care. Implementasi dari primary health care ini umumnya berbeda-beda

di tiap negara. Di beberapa negara maju,primary health carediterapkan dengan memisahkan

pelayanan perorangan/individu dengan pelayanan kesehatan masyarakat.

Pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan oleh petugas dan sarana kesehatan milik

publik yang didirikan khusus untuk itu, baik pemerintah ataupun swasta. Sedangkan pelayanan

kesehatan perorangan dilaksanakan oleh dokter keluarga.

Di negara-negara maju, seorang dokter keluarga harus memiliki kompetensi khusus yang

lebih baik dibandingkan seorang dokter umum biasa. Ada pendidikan tambahan yang harus

dijalani oleh dokter umum untuk menjadi dokter keluarga. Kompetensi khusus ini yang

diharapkan mampu menjadikan seorang dokter keluarga dapat memberikan pelayanan

kesehatan secara lebih menyeluruh dan berkesinambungan kepada suatu individu ataupun

kumpulan individu seperti keluarga. Pendekatan dokter keluarga sebagaiprimary health

caremerupakan suatu solusi dalam mewujudkan kualitas kesehatan individu dan masyarakat

yang lebih baik.

9
2. Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar Di Indonesia

Berbeda dengan hal diatas, di Indonesia menerapkan pelayanan kesehatan perorangan dan

pelayanan kesehatan masyarakat dalam satu wadah terpadu yang dikenal sebagai pusat

kesehatan masyarakat (puskesmas). Sehingga puskesmas menjalankan kedua pelayanan

tersebut tidak perlu datang ke puskesmas jika tidak sakit. Disisi lain, petugas puskesmas secara

bersamaan.

Upaya kesehatan yang ada di puskesmas mencakup upaya kuratif, rehabilitatif, preventif

dan promotif. Dalam perkembangannya, Fungsi pelayanan kesehatan perorangan dan

masyarakat yang dilakukan oleh puskesmas berupa tindakan kuratif (pengobatan) menjadi lebih

dominan dibandingkan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif. Masyarakat menganggap

bahwa menganggap bahwa kalau tidak ada yang datang ke puskesmas, maka masyarakat

sudah sehat. Sehingga ada anggapan bahwa puskesmas identik dengan tempat

berkumpulnya orang-orang sakit. Anggapan seperti ini harus dapat diubah dengan program

pendekatan keluarga.

3. Program Kesehatan Dengan Pendekatan Keluarga

Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karena

merupakan unit dari masyarakat, keluarga memiliki peran yang cukup signifikan dalam

menentukan derajat kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya derajat kesehatan keluarga akan

sangat menentukan tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.


10
Sangat tepat Kementerian Kesehatan RI dalam menetapkan pendekatan keluarga

untuk mencapai keberhasilan pembangunan kesehatan. Pendekatan keluarga sebagai satuan

terkecil masyarakat dinilai akan lebih efektif dalam mengatasi berbagai persoalan kesehatan

seperti gizi buruk, sanitasi buruk, penyebaran penyakit menular seperti tuberkolusis,

HIV/AIDS, malaria serta pengendalian penyakit tidak menular seperti obesitas, darah tinggi,

diabetes dan lain-lain. Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam

lingkungan yang sehat.

Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga yang salah satunya adalah

fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function). Fungsi ini adalah

untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang

kesehatan. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing untuk

mempertahankan kondisi kesehatan di dalam keluarga. Kondisi kesehatan yang

dipertahankan mencakup pencegahan, perawatan, pemeliharaan, termasuk upaya membangun

hubungan timbal balik antara keluarga dengan fasilitas kesehatan.

4. Puskesmas Sebagai Penentu Keberhasilan Program Pendekatan Keluarga

Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 39 Tahun

2016 tentang "Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga", pemerintah telah menetapkan bahwa pelaksana dari program ini adalah pusat

11
kesehatan masyarakat (puskesmas). Puskesmaslah ujung tombak dan penentu keberhasilan

program ini. Adapun area prioritas/sasaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui

program ini adalah penurunan angka kematian ibu/angka kematian bayi (AKI dan AKB),

penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan penyakit menular dan

penanggulangan penyakit tidak menular. Pelaksanaannya melalui pendekatan upaya promotif

dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan puskesmas yang menggabungkan

upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama

secara berkesinambungan dengan didasarkan kepada data dan informasi dari profil kesehatan

keluarga.

Kedepan, puskesmas sebagai ujung tombak dari pelayanan kesehatan milik pemerintah

harus lebih proaktif lagi dalam melaksanakan program-program kesehatannya. Program

preventif dan promotif harus kembali digalakkan. Melalui pendekatan keluarga, diharapkan

puskesmas dapat menangani masalah-masalah kesehatan individu secara siklus hidup (life

cycle). Ini artinya penanganan masalah kesehatan dilakukan sejak fase dalam kandungan,

proses kelahiran, tumbuh kembang masa bayi-balita, usia sekolah dasar, remaja, dewasa

sampai usia lanjut. Fokusnya adalah pada kesehatan individu-individu dalam keluarga. Hal ini

sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 -- 2019 dimana

penerapan pelayanan kesehatan harus terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care).

12
 Contoh Kegiatan Program Pendekatan Keluarga :

Salah satu bentuk dari pendekatan keluarga yang dapat dilakukan oleh puskesmas

adalah melalui kegiatan kunjungan rumah secara rutin dan terjadwal. Dengan kunjungan

rumah, puskesmas dapat memperoleh data profil kesehatan keluarga (prokesga) yang berguna

untuk mengenali secara lebih menyeluruh (holistic) masalah-masalah kesehatan di keluarga.

Selain itu, kegiatan promotif dan preventif terhadap keluarga juga dapat terlaksana dengan

kunjungan rumah. Kombinasi dari profil kesehatan keluarga dan upaya promotif-preventif

tentu akan lebih efektif dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan di keluarga. Program

pendekatan keluarga yang dilaksanakan puskesmas juga secara langsung akan menguatkan

manajemen puskesmas secara internal, yang mencakup sumber daya manusia, pendanaan,

sarana prasarana, program kesehatan, sistem informasi dan jejaring dengan pihak terkait di

lingkup wilayah kerjanya seperti puskesmas pembantu (pustu), puskesmas keliling (pusling),

pos pelayanan terpadu (posyandu), bidan desa dan lain-lain.

5. Hal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Pendekatan Keluarga

Keberhasilan program ini tentunya memerlukan pemahaman dan komitmen yang

sungguh-sungguh, sistematis dan terencana dari seluruh petugas puskesmas. Kesamaan

pemahaman dan komitmen yang kuat akan menghasilkan tercapainya target area

prioritas/sasaran dari program ini. Komitmen untuk bekerja di dalam dan di luar gedung

puskesmas tentu juga perlu didukung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota sebagai

induk dari puskesmas. satu bentuk dukungan dari Dinkes adalah melalui alokasi anggaran

13
berupa dana operasional puskesmas. Walaupun puskesmas sudah memiliki dana kapitasi

dari BPJS. Kesehatan yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program ini, dukungan

alokasi anggaran dari Dinkes tentu juga diharapkan tetap didapatkan. Terlebih kegiatan

kunjungan rumah yang memerlukan pengorbanan ekstra dari petugas puskesmas. Kunjungan

rumah yang dilakukan harus mempertimbangkan jumlah petugas puskesmas, jumlah keluarga

di wilayah kerja puskesmas, kondisi geografis dan juga pendanaan.

Bila diperlukan, puskesmas dapat merekrut petugas tambahan dari kader-kader

kesehatan di wilayah kerjanya. Rekrutmen ini tentu merupakan hasil analisis kebutuhan

dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas. Kunjungan rumah yang dilakukan juga

dapat menjadi sarana penyampaian pesan-pesan kesehatan kepada individu-individu dalam

keluarga. Maka petugas dapat memberikan leaflet/flyer tentang keluarga berencana,

pemeriksaan kehamilan, asi eksklusif, imunisasi, gizi seimbang, pencegahan penyakit

menular, pencegahan penyakit tidak menular, bahaya merokok, cara mencuci tangan yang

baik, jaminan kesehatan nasional dan lain-lain.

Profil kesehatan keluarga (prokesga) yang dibawa pada saat kunjungan rumah mengacu

pada indikator keluarga sehat yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan RI. Hal ini untuk

menyeragamkan pendataan agar efektif dan tepat sasaran. Data prokesga didapat dari

kunjungan rumah merupakan data yang sangat berharga bagi puskesmas. Analisis yang akurat

terhadap prokesga akan berguna untuk mengidentifikasi dan menetapkan intervensi kesehatan

apa saja yang dibutuhkan terhadap suatu keluarga. Setiap keluarga tentu akan menghasilkan

intervensi kesehatan yang berbeda dengan keluarga lain.

14
Perbedaan ini akan dapat dibaca sebagai hasil yang akurat dengan adanya keseragaman

indikator. Sehingga hasil akhir yang diharapkan adalah tercapainya area prioritas/sasaran dari

program ini.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terobosan baru dalam pembangunan kesehatan berupa pendekatan keluarga ini

memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Sampai kapan Indonesia harus terus menerus

berkutat dengan persoalan-persoalan kesehatan yang mendasar seperti tingginya angka

kematian ibu/angka kematian bayi (AKI-AKB), gizi buruk, penyebaran penyakit menular dan

tidak menular? Maka pertanyaan tersebut mungkin mampu dijawab dengan keberhasilan

"Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga". Pendekatan keluarga sebagai satuan

terkecil masyarakat dinilai akan lebih efektif dalam mengatasi berbagai persoalan kesehatan

seperti gizi buruk, sanitasi buruk, penyebaran penyakit menular seperti tuberkolusis,

HIV/AIDS, malaria serta pengendalian penyakit tidak menular seperti obesitas, darah tinggi,

diabetes dan lain-lain. Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam

lingkungan yang sehat.

16
3.2 Saran
1. Seorang perawat diharapkan mengetahui mengenai Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga sehingga dapat membantu meningkatkan Indonesia pada kualitas
kesehatan masyarakat yang baik
2. Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam pembuatan makalah
atau karya tulis yang berkaitan dengan judul makalah ini, diharapkan kekurangan yang ada
pada makalah ini dapat diperbaharui dengan lebih baik

17
DAFTAR PUSTAKA

http://pispk.kemkes.go.id/id/program-pispk/latar-belakang/

http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Buku%20Monitoring%20dan

%20Evaluasi%20PIS-PK.pdf

http://dinkes.dharmasrayakab.go.id/artikel/9/pprogram-indonesia-sehat-pendekatan-

keluarga-pis-pk-dalam-pembangunan-kesehatan-di-indonesia.html

https://www.scribd.com/document/365248303/SPM-PIS-PK-GERMAS-pdf

18

Anda mungkin juga menyukai