CHRONIC RENAL
FAILURE
Avin Maria, S.Kep., Ns., M.Kep
GGK (Gagal Ginjal Kronik) /
CKD (Chronic Kidney
Disease) ????
GGK (Gagal Ginjal Kronik) / CKD
(Chronic Kidney Disease)
Penurunan faal ginjal yang menahun dan umumnya
irreversible. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan
metabolisme cairan dan elektrolit yang timbul karena
adanya penurunan fungsi glomerolus akibat
banyaknya nefron yang rusak sehingga ginjal tidak
dapat menjalankan fungsinya secara normal.
Penurunan fungsi ginjal dapat diukur melalui
penurunan laju filtrasi glomerolus (LFG) yang
berfungsi sebagai indikator kemampuan ginjal dalam
menyaring darah.
Etiologi
Etiologi GGK sangat bermacam-macam dan kompleks.
Penyakit infeksi ginjal (glomerulonefritis, pyelonefritis)
ARF
Penyakit ginjal polikistik
Obstruksi ginjal (neoplasma), prostate
Nefrotoksik (analgetik, kanamisin)
Penyakit sistemik (DM, Hipertensi)
Patofisiologi
Terjadi kerusakan dan penurunan progresif fungsi nefron. Saat
terjadi penurunan, nilai GFR dan klirens serum ureum dan kreatinin
meningkat.
Nefron yang masih sehat mengalami hipertropi karena terus
menggantikan semua fungsi nefron yang rusak. Hal ini
menyebabkan ginjal kehilangan kemampuan untuk memekatkan
urine dengan baik.
Ginjal berupaya untuk mengeluarkan larutan urine dalam jumlah
besar sehingga pasien mengalami kekurangan cairan tubuh.
Kerusakan nefron terus terjadi, diikuti laju filtrasi ginjal terus
menurun.
Tubuh tidak mampu lagi membuang air, garam, dan produk-produk
sampah lainya melalui ginjal. Jika laju filtrasi ginjal < 10 – 20
mL/mnt secara klinis akan terlihat uremia dan tanda-tanda toksik
akibat produk sampah semakin terlihat.
Penyebab
Kerusakan Nefron
Kerusakan renal meningkat, jumlah nefron normal menurun Pasien mengalami Kehilangan fungsi non
sekresi ginjal :
Perfusi pembuluh darah ginjal menurun Kerusakan fungsi insulin
Kegagalan produksi erytropoetin
Total GFR menurun lebih lanjut Kegagalan mengaktifkan kalsium
Gangguan reproduksi
Gangguan immunitas
Tahapan Penurunan Fungsi Ginjal
Tingkat tes klirens kreatinin dianggap mendekati laju filtrasi glomerolus
(CCT = LFG).
Gagal ginjal kronik dibagi sesuai dengan tahapan :
Penurunan Cadangan (faal ginjal <100% - 75 %, CCT : 75 mL/mnt)
Pasien belum ada keluhan, ekskresi dan regulasi masih dapat
dipertahankan
Insufisiensi ginjal (faal ginjal <75% - 25%, TKK / CCT : 25 – 75
mL/mnt)
Pasien sudah mulai ada keluhan yang berhubungan dengan oliguria,
overhidrasi, udem periferi, asidosis, hiperkalemia, anemia, hipertensi.
Gagal Ginjal Kronik (faal ginjal <25% - 10%)
Gambaran klinis dan laboratorium makin nyata. Peningkatan kadar
ureum, kreatinin serum, anemia.
Gagal Ginjal Terminal / GGT
Faal ginjal < 10%, CCT < 10 mL/mnt.
MANIFESTASI KLINIK
3. Transplantasi Ginjal
Donor hidup
Donor Cadaver
Dialisis dan transplantasi dilakukan pada
pasien GGK yang tahap terminal.
Asuhan Keperawatan
Anamnesis
Biodata pasien dan penanggung
jawab.
Riwayat keperawatan :
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang dan sebelumnya
3. Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan fisik
1. Aktifitas dan istirahat tidur :
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
4. Nutrisi / cairan
5. Neurosensori
6. Nyeri / rasa nyaman
7. Respirasi
8. Keamanan
9. Seksual
10. Pemeriksaan fisik head to toe
Pengkajian Psikososio spiritual
1. Integritas ego
2. Interaksi sosial
3. Tingkat pengetahuan pasien tentang
penyakit dan penatalaksanaanya.
Perencanaan :
Tujuan Integrigas kulit tetap terjaga setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama ---- hari / minggu.
Kriteria hasil:
- Tidak ada ithing (kulit kering)
- Kulit bersih, tidak kemerahan, tidak bersisik
- Tidak ada gangguan fungsi
Rencana tindakan:
- Bersihkan kulit setiap hari dengan air hangat, sabun lunak, terutama
pada daerah lipatan dan sela-sela jari.
- Inspeksi terhadap brurses, purpura dan tanda infeksi
- Kaji warna kulit, tekstur, turgor, dan vaskulieritas
- Gunakan krim / ointment waktu mandi, keramas
- Anjurkan klien untuk memelihara kuku pendek dan bersih
- Hindari pakaian yang merangsang
- Berikan obat antihistamin dan anti pruritis hasi kolaborasi dokter.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
anemia sekunder, uremia, ditandai dengan
kelelahan, nafas pendek.
Perencanaan :
Tujuan Klien dapat melakukan aktifitas setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama ---- hari / minggu.
Kriteria hasil :
Klien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa kelelahan /
merasa lelah.
Klien tampak segar
Rencana tindakan:
Monitor kadar Hb dan Ht sebagai indikator suplai oksigen
Berikan istirahat yang cukup
Ajarkan klien untuk merencanakan kegiatan & menghindari
kelelahan
Kaji respon klien terhadap aktifitas / kegiatan untuk
merencanakan perawatan yang sesuai.
Berikan zat besi erytropoetin hasil kolaborasi dengan dokter.
6. Gangguan rasa nyaman, pusing, berhubungan
dengan tekanan darah yang tinggi, ditandai
dengan klien mengeluh pusing, tampak sakit,
tekanan darah lebih tinggi dari 130/90 mmHg.
Perencanaan:
Tujuan Rasa nyaman terpenuhi setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama beberapa hari / minggu.
Kriteria hasil:
Klien tidak mengeluh pusing, tidak tampak kesakitan
Tekanan darah terkontrol < 130/90 mmHg
Rencana tindakan:
Ukur vital sign
Kaji tingkatan pusing
Anjurkan klien untuk banyak istirahat
Anjurkan klien untuk diit rendah garam
Anjurkan klien untuk minum obat sesuai aturan
Beri obat penurun tensi hasil kolaborasi dengan dokter.
7. Perubahan konsep diri / pola pikir berkaitan dengan akumulasi
toksin, hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, perubahan pola
hidup, ketergantungan dialisis, kelelahan kronis, perubahan
gambaran diri, masalah pekerjaan dan perubahan peran
ditandai dengan ekspresi wajah murung, sering bertanya
mengenai penyakitnya, emosi labil
Perencanaan :
Tujuan Terjadi konsep diri yang positif setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama beberapa hari / minggu.
Kriteri hasil :
Klien berfikir positif tentang dirinya
Barpartisipasi saat pengobatan
Ekspresi wajah tenang / tidak murung
Emosi stabil
Rencana tindakan :
Kaji tingkat gangguan kemampuan berfikir, memori dan orientasi, perhatikan lapang perhatian.
Pastikan tingkat mental klien
Berikan informasi tentang status klien pada orang terdekat
Berikang lingkungan yang tenang
Orientasikan kembali terhadap lingkungan, orang, waktu
Beri kesempatan pada klien untuk mendiskusikan bagaimana klien dapat menerima perubahan dalam
kehidupanya, dan mencari solusi dengan keluarga.
Adakan pertemuan sesama pasien yang kondisinya stabil untuk mendapat support.
Konsultasi dengan psikolog
Awasi pemeriksaan laborat BUN, creatinin, elektrolit, kadar gula darah, AGD
8. Resiko tinggi penurunan curah jantung
berhubungan dengan ketidakseimbangan volume
cairan, ketidak seimbangan elektrolit, hipoksia,
akumulasi toksin.
Perencanaan :
Tujuan Tidak terjadi penuruan curah jantung setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama ---- hari / minggu.
Kriteria hasil :
Tensi stabil
EKG normal
Rencana tindakan:
Awasi TD dan frekwensi jantung
Observasi EKG untuk perubahan irama
Auskultasi bunyi jantung
Kaji warna kulit, membran mukosa dan dasar kuku
Perhatikan terjadinya nadi lambat, hipotensi, mual, muntah dan
penurunan kesadaran
Berikan obat sesuai indikasi (kolaborasi dokter)
9. Resiko tinggi injury fraktur berhubungan dengan
gangguan absorbsi kalsium dan pengeluaran
fosfat, perubahan metabolisme vitamin D.
Perencanaan :
Tujuan Tidak terjadi fraktur setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama --- hari / minggu.
Kriteria hasil :
Tidak ada tanda-tanda fraktur pada tulang
Klien tidak mengeluhkan nyeri pada tulang
Kadar kalsium darah > 8 mg/dL
Rencana tindakan:
Kaji adanya hipokalsemia, peningkatan fosfat, nyeri otot, serta kekakuan sendi
untuk mengetahui kemungkinan resiko injuri
Observasi adanya nyeri tulang sebagai indikasi kerusakan tulang
Lakukan ROM dan dorong klien untuk ambularsi untuk aktifitas osteoblas
Berikan lingkungan yang nyaman untuk mengurangi resiko kecelakaan
Berikan suplemen kalsium, vit D, dan pengikat fosfat (kolaborasi dokter)
Prioritas Keperawatan GGK secara
umum adalah :
Mempertahankan homeostasis
Mencegah komplikasi
Memberikan informasi
mendukung keputusan klien terhadap
perubahan gaya hidup.