Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Sehingga
sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi ialah
komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah laku manusia masa
lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian
pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam program-
program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar
tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak
merupakan bagian integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-
harinya selalu berhubungan dengan orang lain baik itu pasien, keluarga pasien, maupun tim
kesehatan lain. Komunikasi perawat dengan pasien khususnya sangatlah penting. Perawat harus
bisa menerapkan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien
(Indrawati, 2003 .48). Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal,
yaitu suatu bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang didasarkan pada
pencapaian kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien bersifat komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat, baik dalam
kondisi sehat dan sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia. Komunikasi terapeutik
diterapkan tidak hanya pada pasien sadar saja, namun pada pasien setengah sadar dan pasien
tidak sadar juga perlu dilakukan untuk mendukung kesembuhan pasien.

B. Rumusan Masalah

1 |K o m u n i k a s i
1. Apa saja jenis-jenis komunikasi terapeutik pada pasien?
2. Apa saja jenis penyakit yang berhubungan dengan gigi dan mulut ?
3. Apa dimaksud dengan komunikasi terapeutik administrasi ?
4. Apa yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik pada masyarakat ?

C. Tujuan umum
1. Untuk memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada mahasiswa
sebagai asisten dosen gigi dan operator serta pemahaman dari aspek manjerial di
pelayanan kesehatan gigi.

D. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui jenis-jenis komunikasi terapeutik pada pasien.
2. Untuk mengetahui jenis penyakit yang berhubungan dengan gigi dan mulut.
3. Untuk mengetahui komunikasi terapeutik administrasi.
4. Untuk mengetahui kumunikasi terapeutik pada masyarakat.

2 |K o m u n i k a s i
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi Terapeutik Pada Pasien


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar antara perawat
atau tenaga medis dengan pasien maupun kerabat dan keluarga pasien yang umumnya bersifat
interpersonal.

Komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu terbentuknya hubungan


yang konstruktif meningkatkan pemahaman dan membantu terbentuknya hubungan yang
konstruktif diantar perawat klien. Tidak seperti komunikasi sosial, komunikasi ini mempunyai
tujuan untuk membantu klien mencapai suatu  tujuan dalam asuhan keperawatan. Oleh karena itu
sangat penting bagi perawat untuk memahami prinsip dasar komunikasi terapeutik berikut ini :
1.      Hubungan perawat dan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan,
didasarkan pada prinsip ‘humanity of nurses and clients’.
2.      Perawat harus menghargai keunikan klien, menghargai perbedaan karakter,memahami
perasaan dan perilaku klien dengan melihat perbedaan latar belakang keluarga,
budaya, dan keunikan setiap individu.

3 |K o m u n i k a s i
3.      Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun
penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga hargadininya dan harga
diri klien.
4.      Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust)harus
dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan danmemberikan alternatif
pemecahan masalah (Stuart,1998). Hubungan saling percaya antara perawat dan klien
adalah kunci dan komunikasi terapeutik.
5.       Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri serta
nilai yang dianut.
6.       Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling
menghargai.
7.       Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh klien.
8.      .Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik
maupun mental.Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien
memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya.
Sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah – masalahyang
dihadapi.
9.       Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui
dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun fungsi.

Komunikasi pada pasien dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :

a. Komunikasi Terapeutik pada pasien yang sadar


Komunikasi terapeutik pada pasien dalam kondisi sadar adalah komunikasi yang
dilakukan oleh perawat atau tenaga kesehatan dengan pasien secara langsung yang bertujuan
untuk membantu mempermudah melakukan tindakan terutama tindakan oral hygiene yang
dilakukan oleh perawat gigi.
Persiapan :
 Alat dan bahan
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi:
a. Air masak/NaCl

4 |K o m u n i k a s i
b. Obat kumur
c. Borax gliserin
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok
6. Kain kasa
7. Pinset atau arteri klem
8. Sikat gigi dan pasta gigi
 Prosedur :
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Tanyakan kepada pasien, pasien bisa sendiri atau operator yang melakukan prosedur
tersebut jika pasien tidak bisa maka operatorlah yang akan melakukan setiap
prosedur tersebut
3. Cuci tangan
4. Atur posisi dengan duduk
5. Pasang handuk dibawah dagu
6. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak
7. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gisi, gigi dan lidah,lalu
bilas dengan larutan NaCl.
8. Setelah bersih oleskan dengan borax gliserin
9. Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

b. Komunikasi Terapeutik pada pasien setengah sadar


( tambahin pengertiannya anggi)
Persiapan :
 Alat dan bahan
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi:
a. Air masak/NaCl
b. Obat kumur

5 |K o m u n i k a s i
c. Borax gliserin
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok
6. Kain kasa
7. Pinset atau arteri klem
8. Sikat gigi dan pasta gigi
Prosedur :

1. Jelaskan prosedur pada klien


2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan duduk
4. Pasang handuk dibawah dagu
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air
hangat/masak
6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gisi, gigi dan
lidah,lalu bilas dengan larutan NaCl.
7. Setelah bersih oleskan dengan borax gliserin
8. Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
c. Komunikasi pada pasien tidak sadar

Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan


menggunakan teknik komunikasi khusus/ teurapetik dikarenakan fungsi sensorik dan motorik
pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima klien
dan klien tidak dapat merespons kembali stimulus tersebut.

Pasien yang tidak sadar atau yang sering kita sebut dengan koma, dengan gangguan
kesadaran merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan
kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanya mempertahankan
kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan oleh beragam penyebab, yaitu baik primer
intrakranial ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan struktural atau metabolik di
tingkat korteks serebri, batang otak keduanya.

6 |K o m u n i k a s i
Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar ini, kita tidak
menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi. Ini dikarenakan klien tidak
dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar.

 Mengendalikan Perilaku

Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki respon dan
klien tidak ada prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai pengendali
prilaku. Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu prilaku yaitu pasien hanya berbaring,
imobilitas dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti. Walaupun dengan berbaring ini
pasien tetap memiliki prilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri.

 Perkembangan Motivasi

Pasien tidak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran, tetapi klien
masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya. Perawat dapat menggunakan
kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motivasi pada klien.
Motivasi adalah pendorong pada setiap klien, kekuatan dari diri klien untuk menjadi lebih maju
dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi ini akan terlihat pada akhir, karena kemajuan pasien
tidak lepas dari motivasi kita sebagai perawat, perawat yang selalu ada di dekatnya selama 24
jam. Mengkomunikasikan motivasi tidak lain halnya dengan pasien yang sadar, karena klien
masih dapat mendengar apa yang dikatakan oleh perawat.

 Pengungkapan Emosional

Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional klien tidak ada, sebaliknya perawat
dapat melakukannya terhadap klien. Perawat dapat berinteraksi dengan klien. Perawat dapat
mengungkapan kegembiraan, kepuasan terhadap peningkatan yang terjadi dan semua hal positif
yang dapat perawat katakan pada klien. Pada setiap fase kita dituntut untuk tidak bersikap negatif
terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung/langsung terhadap klien.
Sebaliknya perawat tidak akan mendapatkan pengungkapan positif maupun negatif dari klien.
Perawat juga tidak boleh mengungkapkan kekecewaan atau kesan negatif terhadap klien. Pasien
ini berkarakteristik tidak sadar, perawat tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi,
apa yang dirasakan pada klien pada saat itu. Kita dapat menyimpulkan apa yang dirasakan klien

7 |K o m u n i k a s i
terhadap apa yang selama ini kita komunikasikan pada klien bila klien telah sadar kembali dan
mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya.

 Informasi

Hampir dari semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan menjalankan satu
atau lebih dari ke empat fungsi di atas. Dengan kata lain, tujuan perawat berkomunikasi dengan
klien yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut. Dengan pasien tidak sadar sekalipun, komunikasi
penting adanya. Walau, fungsi yang dijalankan hanya salah satu dari fungsi di atas. Dibawah ini
akan diuraikan fungsi-fungsi berkomunikasi dengan klien, terhadap klien tidak sadar. Untuk
dipertegas, walau seorang pasien tidak sadar sekali pun, ia merupakan seorang pasien yang
memiliki hak-hak sebagai pasien yang harus tetap kita penuhi. Komunikasi yang dilakukan
perawat bertujuan untuk membentuk hubungan saling percaya, empati, perhatian, autonomi dan
mutualitas. Pada komunikasi dengan pasien tidak sadar kita tetap melakukan komunikasi untuk
meningkatkan dimensi ini sebagai hubungan membantu dalam komunikasi terapeutik.

 Cara Berkomunikasi Dengan Pasien Tak Sadar

Menurut Pastakyu (2010), Cara berkomunikasi dengan klien dalam proses keperawatan
adalah berkomunikasi terapeutik. Pada klien tidak sadar perawat juga menggunakan komunikasi
terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Dalam berkomunikasi kita dapat
menggunakan teknik-teknik terapeutik, walaupun pada pasien tidak sadar ini kita tidak
menggunakan keseluruhan teknik. Teknik terapeutik, perawat tetap dapat terapkan. Adapun
teknik yang dapat terapkan, meliputi:

- Menjelaskan

Dalam berkomunikasi perawat dapat menjelaskan apa yang akan perawat lakukan
terhadap klien. Penjelasan itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan kepada klien. Dengan
menjelaskan pesan secara spesifik, kemungkinan untuk dipahami menjadi lebih besar oleh klien.

- Memfokuskan

8 |K o m u n i k a s i
Memfokuskan berarti memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari pesan
yang dikirimkan. Perawat memfokuskan informasi yang akan diberikan pada klien untuk
menghilangkan ketidakjelasan dalam komunikasi.

- Memberikan Informasi

Fungsi berkomunikasi dengan klien salah satunya adalah memberikan informasi. Dalam
interaksi berkomunikasi dengan klien, perawat dapat memberi informasi kepada klien. Informasi
itu dapat berupa intervensi yang akan dilakukan maupun kemajuan dari status kesehatannya,
karena dengan keterbukaan yang dilakukan oleh perawat dapat menumbuhkan kepercayaan klien
dan pendorongnya untuk menjadi lebih baik.

- Mempertahankan ketenangan

Mempertahankan ketengan pada pasien tidak sadar, perawat dapat menujukkan dengan
kesabaran dalam merawat klien. Ketenagan yang perawat berikan dapat membantu atau
mendorong klien menjadi lebih baik. Ketenagan perawat dapat ditunjukan kepada klien yang
tidak sadar dengan komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal dapat berupa sentuhan yang
hangat. Sentuhan adalah transmisi pesan tanpa kata-kata, merupakan salah satu cara yang terkuat
bagi seseorang untuk mengirimkan pasan kepada orang lain. Sentuhan adalah bagian yang
penting dari hubungan antara perawat dan klien.

Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar adalah
komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah seorang sebagai pengirim
dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran untuk komunikasi serta tanpa feed back pada
penerima yang dikarenakan karakteristik dari penerima sendiri, yaitu pada point ini pasien tidak
sadar. Untuk komunikasi yang efektif dengan kasus seperti ini, keefektifan komunikasi lebih
diutamakan kepada perawat sendiri, karena perawat lah yang melakukan komunikasi satu arah
tersebut.

Persiapan :

 Alat dan bahan

1. Handuk dan kain pengalas

9 |K o m u n i k a s i
2. Gelas kumur berisi:

a. Air masak/NaCl

b. Obat kumur

c. Borax gliserin

3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa

4. Kapas lidi

5. Bengkok

6. Kain kasa

7. Pinset atau arteri klem

8. Sikat gigi dan pasta gigi

 Prosedur kerja

1. Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri

4. Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien

5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi dengan air hangat/masak
6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat membersihkan
gigi/mulut
7. Lakukan pembersihan dimulai dari diding rogga mulut, gusi, gigi, dan lidah/

8. Keringkan dengan kasa steril yang kering

9. seeleh bersih, oleskan dengan Borax gliserin

10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

10 |K o m u n i k a s i
B. Penyakit yang berhubungan dengan Kesehatan Gigi dan Mulut

Perlu diketahui bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah bagian penting dari
menjaga kesehatan tubuh secara umum, banyak diantara kita yang masih menganggap kesehatan
gigi dan mulut terpisah dari kesehatan tubuh, padahal gigi dan mulut adalah bagian dari organ
yang digunakan untuk mencerna dan melumat makanan, sehingga sebenarnya ia sama
pentingnya dengan kesehatan tubuh.

Keluhan-keluhan yang muncul pada gigi dan mulut bagi kita dianggap tidak penting dan
sepele, namun jika bagian tubuh yang lain yang mengalami masalah maka dengan cepat kita
akan memperhatikan dan merespon dengan cepat untuk mengobati, bila terjadi keluhan penyakit.
Gigi dan mulut sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh secara umum, kadang jika terjadi
gangguan atau keluhan pada gigi dan mulut maka sebenarnya hal tersebut mewakili dari keadaan
kesehatan tubuh secara umum, misalnya beberapa hubungan penyakit gigi dan mulut dengan
munculnya penyakit-penyakit yang umum diderita.

Berikut ini adalah beberapa penyakit gigi mulut yang berhubungan dengan kesehatan
secara umum.

1. Kesehatan gigi dan mulut dengan diabetes (penyakit gula)


Beberapa penelitian di bidang kesehatan gigi dan mulut menjelaskan bahwa penderita
penyakit jaringan gusi (periodontal) memiliki resiko 2 kali lebih besar menderita penyakit gula,
atau yang lebih akrab di masyarakat disebut penyakit kencing manis. Penelitian lebih lanjut juga
menemukan bahwa penyakit gusi menyebabkan penyakit diabetes (masih perlu penelitian lebih
lanjut). Jika misalnya keadaan penyakit infeksi (penyakit gusi) memburuk maka hal ini dapat
menyebabkan terjadinya peradangan ringan, peradangan ini diketahui dapat menganggu proses
pengolahan gula dalam tubuh, karena itu selalu dianjurkan oleh para pakar kesehatan untuk
berkunjung ke dokter gigi saat memiliki penyakit sistemik seperti diabetes ini.

2. Penyakit gusi dengan kanker pankreas


Survei dan penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang menderita penyakit jaringan
gusi, atau penyakit periodontal memiliki kemungkinan yang lebih besar menderita risiko kanker
pankreas. Hal ini mungkin disebabkan karena peradangan sistemik atau tingkat yang lebih besar

11 |K o m u n i k a s i
senyawa karsinogenik yang dihasilkan dalam mulut yang mengalami peradangan (memiliki
penyakit gusi)

3. Penyakit gusi (periodontal) dan komplikasi pada kehamilan


Ibu hamil yang menderita penyakit gusi (penyakit periodontal) memiliki resiko
komplikasi pada kehamilannya, efek yang paling buruk adalah bayi yang dilahirkannya dapat
lahir dengan berat badan yang rendah, permatur, dan lahir lebih cepat. Terdapat beberapa
penelitian yang memperlihatkan bahwa wanita yang memiliki penyakit gusi pada saat usia
kehamilan pada minggu 21-24 maka kemungkinan mereka akan melahirkan sebelum minggu ke-
37, singkatnya bayi akan lahir lebih cepat, premature. Ada bakteri dalam penyakit gusi yang
memiliki hubungan dengan berat badan bayi lahir rendah. Karena itu, sangat penting untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut, terutama pada mereka ibu hamil.

4. Hubungan kesehatan gigi dan mulut dengan penyakit jantung


Ada banyak penelitian yang selalu menghubungkan antara kesehatan gigi dan mulut
dengan penyakit jantung, beberapa faktor seperti usia tua, merokok berkaitan erat dengan
kesehatan mulut dan penyakit jantung. Lalu bagaimana masalah pada gig dan mulut dapat
berujung pada masalah penykit jantung? Bentuk hubungannya dijelaskan dengan adanya
sejumlah bakteri jahat mulut yang mengalami infeksi, bakteri ini kemudian masuk kedalam
aliran darah yang menuju ke jantung, lalu pada akhirnya melakukan mekanisme penghambatan
pada pembuluh darah jantung. Bukti adanya bakteri yang terdapat di saku gusi yang ditemukan
di pembuluh darah jantung telah menjadi cuckup bukti bahwa bakteri dapat ditransfer dari gigi
dan mulut hingga jantung dan menyebabkan resiko yang sangat berbahaya.

Walaupun beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut
diatas cenderung masih dalam batasan yang jauh dan mungkin saja tidak tampak ril terjadi di
depan mata kita, maka sebaiknya kita melakukan upaya untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut kita sendiri. Prinsip “mencegah” lebih baik daripada “mengobati”
adalah hal yang sederhana dapat kita lakukan. Tindakan ini akan mengurangi resiko terjadinya
penyakit-penyakit yang disebutkan diatas (diabetes mellitus, kanker panreas, dan penyakit
jantung). Ketika kita mampu mencegah hal tersebut di atas maka kita akan dapat menjaga
kesehatan tubuh kita secara umum.

12 |K o m u n i k a s i
C. Komunikasi Administrasi

Komunikasi Administrasi yaitu berkenalan dengan pasien dengan baik dan ramah,
menanyakan keperluan pasien serta mencatat data yang berkaitan dengan pasien serta biaya yang
akan diperlukannya dalam perawatan yang akan dilakukan.

Dalam mengelola pasien seorang perawat gigi harus menguasai teknik-teknik sebagai
berikut :

a. Berkomunikasi yang efektif pada waktu menerima dan menangani pasien

b. Mencatat data pasien secara baik

c. Mengatur sistem perjanjian dan penjadwalan pasien

d. Memelihara hubungan baik dengan pasien / klien

 Tahap Komunikasi Administrasi

1. Pasien mengisi buku absent pasien di ruang administrasi

2. Menanyakan maksud kedatangan, apakah sudah pernah kunjungan ke bp tawang? bila


sudah pernah kunjungan, tanyakan apakah ada keluhan – keluhan selama perawatan
terdahulu ?

3. Mengambil / menyiapkan status perawatan

4. Melakukan anamnesa & memandu pasien untuk mengisi status perawatan hingga
selesai, tanyakan tentang riwayat penyakit dalam, alergi obat – obatan tertentu, saat ini
dalam masa pengobatan / tidak, apakah pasien saat ini mengkonsumsi obat – obatan
tertentu yang harus diminum setiap hari

5. Setelah selesai mengisi status, pasien dipandu untuk masuk ke ruangan poli gigi
dengan menyampaikan informasi kepada dokter gigi, seperti: tujuan pasien berobat,
riwayat penyakit dalam, kunjungan baru

6. Mengasistensi dokter gigi selama perawatan berlangsung sampai selesai

13 |K o m u n i k a s i
7. Setelah selesai perawatan, memandu pasien ke ruang administrasi disertai
mengingatkan kembali kepada pasien perihal instruksi – instruksi yang telah
disampaikan oleh dokter gigi kepada pasien

D. Komunikasi Masyarakat

Tujuan dari komunikasi masyarakat adalah untuk membantu anggota masyarakat


berinteraksi dengan orang lain, membantu anggota masyarakat merubah perilaku, penggunaan
komunikasi pada masyarakat adalah pada saat perawat memeberikan pendidikan kesehatan
pada sekelompok pasien atau keluarga pasien ataupun pada kelompok pendukung (support
groups). Berikut contoh percakapan pada masyarakat : “Seorang perawat Puskesmas sedang
melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan pada sekelompok pasien yang mengalami
masalah halusinasi (kelompok pasien yang sudah mengenal halusinasi dan sudah belajar cara
mengontrol halusinasi). Tujuan pertemuan kelompok berbagi pengalaman tentang penerapan
cara mengontrol halusinasi.

 Tahap Komunikasi pada Masyarakat


a. Tahap pra interaksi

Sebelum bertemu dengan pasien saudara perlu mengevaluasi diri tentang
kemampuan yang saudara miliki. Jika saudara merasa tidak siap maka
saudara perlu membaca kembali, diskusi dengan teman sekelompok atau dengan tutor.
Jika saudara telah siap, maka saudara membuat rencana interaksi. Ada beberapa hal
yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu: evaluasi diri, penetapan perkembangan
interaksi dan rencana interaksi.

1) Evaluasi diri

Beberapa pertanyaan yang dapat membantu saudara mengevaluasi diri:

Apa pengetahuan yang saya miliki ?, Apa yang saya ketahui tentang latar belakang
sosial budaya klien?, Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan klien?,

14 |K o m u n i k a s i
Bagaimana respons saya selanjutnya jika pasien diam, menolak, marah, atau
inkoheren?, Bagaimana pengalaman interaksi saya dengan klien?

2) Penetapan perkembangan interaksi dengan klien.

Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan untuk menetapkan tahap


perkembanganinteraksi dengan pasien.

Apakah saat ini pertemuan/kontak pertama?, Apakah pertemuan lanjutan?, Apa tujuan
pertemuan ini? Pengkajian / observasi / pemantauan / tindakankeperawatan /
terminasi?,apa tindakan yang akan saya lakukan? Bagaimana cara melakukannya?

3) Rencana interaksi

Tehnik komunikasi apa yang akan saudara ucapkan, kaitkan dengan tujuan melakukan
interaksi dengan klien. Hal ini berhubungan dengan tahapan interaksi yang akan
dilakukan. Tehnik observasi apa yang perlu saudara lakukan selama berhubungan
dengan pasien. Apa langkah-langkah tindakan keperawatan yang akan saudara lakukan
sesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

b. Tahap Orientasi :

“Assalamu’alaikum. Selamat siang saudara-saudara sekalian. Bagaimana perasaaan


saudara-saudara pada hari ini? Seperti janji kita minggu lalu, hari ini kita bertemu
untuk membahas tentang pengalaman saudara menggunakan cara mengontrol suara-
suara. Kita akan bercakap-cakap selama 45 menit disini”. 

c. Tahap Kerja :

Baiklah saudara sekalian, sekarang masing – masing orang diminta untuk


menceritakan pengalaman menggunakan cara – cara mengontrol halusinasi yang telah
dipelajari. Siapa yang mau menyampaikan kegiatannya? (kalau tidak ada pasien yang
mau menyampaikan, dibuat bergiliran). Apa cara yang telah saudara gunakan?
Bagaimana hasilnya? bagus!,(semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk
menyampaikan pendapatnya).

15 |K o m u n i k a s i
 d) Tahap Terminasi:

 “Bagaimana perasaan saudara- saudara setelah kita diskusi ?” Apa pendapat saudara-


saudara terhadap hasil diskusi kita hari ini?”  “Empat cara mengontrol halusinasi dapat
saudara gunakan terus agar suara-suara itu tidakmengganggu lagi. Kita bertemu lagi di
balai desa ini minggu depan di hari dan jam yangsama untuk membicarakan aktivitas
sehari-hari yang dapat saudara lakukan dirumah. Assalamu’alaikum. Selamat siang”.

BAB III

KESIMPULAN

A. kesimpulan

Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan


kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan tetapi
dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang
terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat.

B. Tujuan komunikasi terapeuti adalah :


a. Membantu klien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi agar percaya pada hal yg diperlukan.
b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
16 |K o m u n i k a s i
c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri.

C. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami bahwa pentingnya
komunikasi dalam kehidupan kita sehari – hari terutama dalam proses pembangunan dan dalam
proses keperawatan dan diharapkan juga bagi pembaca agar dapat menggunakan bahasa yang
sesuai dalam pergaulan sehari – hari, khususnya bagi pembaca yang berprofesi sebagai seorang
perawat atau tenaga medis lainnya agar dapat berkomunikasi yang baik dengan pasien guna
untuk menjalin kersama dengan pasien dalam melakukan proses keperawatan yang bertujuan
untuk kesehatan pasien serta berkomunikasi dengan baik terhadap rekan kerja dan siapapun yang
terdapat di tempat kita bekerja

DAFTAR PUSTAKA

http://nurse3030.blogspot.com/2014/02/komunikasi-terapeutik-pada-pasien-tak.html

https://pastakyu.wordpress.com/2010/01/22/komunikasi-dengan-pasien-tak-sadar/

http://dwicheeprutezz.blogspot.com/2013/07/makalah-komunikasi-keperawatan.html

http://deklory.blogspot.com/2011/04/komunikasi-administrasi.html

http://www.gusimerah.com/penyakit-gigi-dan-mulut-yang-berhubungan-dengan-kesehatan-
umum

17 |K o m u n i k a s i

Anda mungkin juga menyukai