Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi komunikasi terapeutik?
2. Apakah tujuan komunikasi terapeutik?
3. Apakah manfaat komunikasi terapeutik?
4. Apakah syarat komuniksi terapeutik?
5. Apakah prinsip komunikasi terapeutik?
6. Apakah tingkatan komunikasi?
7. Apakah fase-fase yang ada dalam komunikasi terapeutik?
8. Jelaskan sikap yang ada dalam komunikasi terapeutik?

C. Manfaat Makalah
Makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Untuk megetahui pengertian komunikasi terapeutik
2. Untuk mengetahui tujuan komunikasi terapeutik
3. Untuk mengetahui manfaat komunikasi terapeutik
4. Untung mengetahui syarat komunikasi terapeutik
5. Untung mengetahui prinsip komunikasi terapeutik
6. Untung mengetahui komunikasi terapeutik
7. Untung mengetahui fase-fase komunikasi terapeutik
8. Untung mengetahui syarat komunikasi terapeutik

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan
titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien.
Persoalan mendasar dan komunikasi ini adalah adanya saling
membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke
dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat
membantus dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003 : 48).
Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan,
namun harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan
profesional. Akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja,
kemudian melupakan pasien sebagai manusia dengan beragam latar
belakang dan masalahnya (Arwani, 2003).
omunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh
perawat, direncanakan secara sadar dengan tujuan dan kegiatan
difokuskan untuk menyembuhkan klien. Oleh karena itu, dalam
menyampaikan pesan komunikasi terapeutik dibutuhkan kehati-hatian,
karena menyentuh psikologis seseorang dan harus memahami kondisi
lawan bicara atau seseorang yang ingin diberi terapi (Afnuhazi, 2015)..
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan
perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi
gangguan psikologi dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang
lain. Perawat harus memiliki tanggung jawab moral yang tinggi didasari
dari sikap peduli dan kasih sayang, serta ingin membantu orang lain
untuk tumbuh dan berkembang.
Jadi, Komunikasi terapeutik merupakan suatu komunikasi yang
sangat memperhatikan kemampuan berbahasa, karena sifatnya yang
ditujukan untuk memberi terapi kepada pasien/klien atau lawan bicara.

2
Komunikasi terapeutik sendiri merupakan bagian dari komunikasi
interpersonal dalam dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan
yang membutuhkan rasa percaya/kepercayaan (trust), sikap suportif
(supportiveness), dan sikap terbuka (open mindedness) dari
masingmasing pihak.

B. Tujuan Komunikasi Terapeutik


1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan
dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi
yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan;
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya;
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri

C. Manfaat Komunikasi Terapeutik


Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan
menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan
perawat dan pasien. Mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji
masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat (Indrawati,
2003 : 50).
1. Penerimaan diri dan peningkatan terhadap penghormatan diri.
2. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak
superfisial dan saling bergantungndengan orang lain.
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan
serta mencapai tujuan yang realistis.
4. Rasa integritas personal yang jelas dan meningkatkan integritas
diri.

D. Syarat Komuniksai Terapeutik


E. Prinsip Komunikasi Teapeutik
1. Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi

3
2. Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik
3. Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri
mempunyai tujuan terapeutik
4. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari
5. Kerahasiaan klien harus dijaga
6. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman
7. Implementasi intervensi berdasarkan teori
8. Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat
penilaian tentang tingkah laku klien dan memberi nasihat
9. Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali
pengalamannya secara rasional
10. Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari
perubahan subyek/topik jika perubahan isi topik tidak merupakan
sesuatu yang sangat menarik klien.

F. Tingkatan Komunikasi Terapeutik


G. Fase-Fase Komunikasi Terepeutik
H. Sikap dalam Berkomunikasi Terapeutik

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diet jantung atau diet pada penderita penyakit jantung secara
umum adalah, pengaturan pola makan khusus terhadap penderita
penyakit jantung baik kuantitas maupun jenis makanan yang bertujuan
untuk memberikan asupan makanan tanpa memberatkan jantung,

4
menurunkan berat badan (pada penderita obesitas), mencegah
penumpukan garam dan air, serta menurunkan kolesterol. Diet jantung
dilakukan dalam beberapa tahapan dengan beberapa syarat dan
ketentuan tertentu, dan juga harus memperhatikan makanan yang boleh
dikonsumsi dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi.

B. Saran
Kita telah mengetahui betapa pentingnya fungsi jantung, maka
sebaiknya kita perlu melakukan upaya pencegahan agar kita tidak terkena
masalah terkait dengan jantung salah satunya yaitu dengan menjaga pola
makan, kurangi makanan yang berlemak dan makan sesuai konsep gizi
seimbang. Sementara bagi yang telah terkena penyakit jantung sebaiknya :
1. Kenali kebutuhan untuk perubahan permanen dan gaya hidup untuk
mengurangi resiko terkena penyakit jantung
2. Kurangi konsumsi lemak dan kolesterol dalam diet
3. Tingkatkan pemasukan serat dalam tubuh
4. Capai dan pertahankan berat badan ideal pada penderita penyakit
jantung serta lakukan olahraga ringan.

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Indonesia, 2015, Menyusun Diet Berbagai Penyakit


Berdasarkan Bahan Makanan Penukar Edisi ke4, Jakarta, Badan Penerbit FKUI

https://hiduplestari.wordpress.com/diet-sehat/diet-untuk-penderita-jantung/,
diakses pada 10 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai