Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEMISKINAN DITINJAU DARI NILAI – NILAI YANG TERKANDUNG DALAM SILA

KE – 2 PANCASILA

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

 FEMADIMA AMATULLAH F0H022039


 MERI MELITA F0H022047
 SITI KHOIRIYAH F0H022049
 DEVINA DEBORA BATAMIA F0H022057
 SEPTIAN DWI PRAYOGI F0H022051
 WEWEN MELATI F0H022066
 LALA LIANA SAPIRAH F0H022074

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas makalah mata
kuliah Pendidikan Pancasila yang membahas tentang Nilai-Nilai Pancasila dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan dengan
Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan Pancasila. Serta
pengumpulan data dari masyarakat langsung. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Bengkulu, 5 November 2022

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi ini menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia. Dimana di era
globalisasi ini menjadi tantangan yang serius bagi Indonesia karenat sumber daya manusia yang
dimiliki masih menjadi kendala utama dalam menanggapi tantangan sekaligus peluang yang ada,
kendala ini datang dari latar belakang pendidikan masyarakat yang semakin menurun. Latar
belakang pendidikan masyarakat Indonesia yang saat ini masih dalam ketegori rendah setidaknya
menjadikan masalah bagi masyarakat itu sendiri, karena faktor pendidikan yang rendah akan
menjadi penyebab sulitnya masyarakat beradaptasi dengan era globalisasi.

Nilai-nilai sosial dan budaya di tengah-tengah masyarakat masih berjalan, tetapi siring
berkembangnya zaman menimbulkan dampak dari arus globalisasi juga disebabkan karena latar
belakang pendidikan masyarakat yang semakin menurun. Khususnya nilai-nilai yang ada
didalam pancasila, masyarakat tidak menganggap bahwa nilai-nilai tersebut merupakan fondasi
dalam menjalankan kehidupan mermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ada baiknya nilai-nilai yang ada dalam pancasila seharusnya di tanamkan dan diterapkan
nilai-nilai pancasilasejak dini, agar terbentuknya individu yang menjiwai nilai - nilai pancasila.
Dengan demikian penerapan nilai-nilai pancassila ini dapat mengakibatkan kesadaran akan
dirinya atas tanggung jawab pribadi dan bermasyarakat.

Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama dengan batang tubuh
UUD 1945. Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang
terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun, terbentuknya Pancasila melalui proses yang
cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Pancasila berasal dari
kata Panca yaitu lima dan Sila yang berarti prinsip. Jadi dapat diartikan bahwa Pancasila adalah
lima prinsip. Lima sila tersebut yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem
nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun
dalam sila-sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya namun
kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Dalam makalah ini, kita
akan membahas secara khusus mengenai sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan
terutama dalam peraturan perundang-undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan
ketinggian harkat 2 dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar
(hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan negara.
Kemiskinan merupakan masalah utama yang ingin dituntaskan oleh berbagai negara di
seluruh dunia. Negara Indonesia yang merupakan negara berkembang berusaha untuk
menurunkan kemiskinan.Oleh karena itu, upaya penanggulangan kemiskinan harus dilakukan
secara komprehensif, meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dilaksanakan secara
terpadu. Pengentasan kemiskinan akan menjadi salah satu indikator penting dari keberhasilan
pembangunan.

Kemiskinan juga membuat jutaan anak- anak bangsa tidak bisa melanjutkan pendidikan
yang berkualitas, kurangnya kesempatan menatap dan berinvestasi, kesulitan membiayai
kehidupan sehari -hari, kesulitan dalam membiayai kesehatan, kurangnya lapangan pekerjaan,
ketidakmampuan dalam membeli pangan dan sandang, dan kurangnya akses layanan publik.
Kemiskinan juga menyebabkan masyarakat mengorbankan apa saja demi sebuah kebutuhan
hidup sehingga masyarakat rela dibayar tidak sepadan demi mendapatkan pendapatan untuk
kebutuhan hidup. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa pembangunan nasional adalah salah
satu upaya untuk mewujudkanmasyarakat adil dan makmur. Sejalan dengan tujuan tersebut,
berbagai kegiatan pembangunan telah diarahkan kepada pembangunan daerah khususnya daerah
yang relatif miskin terus dari tahun ke tahun. Pembangunan daerah dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing masing daerah dengan dasar dan
sasaran pembangunan nasional yang telah ditetapkan melalui pembangunan jangka panjang dan
jangka pendek.

Pemerintah mengalokasikan dana untuk peningkatan pelayanan tersebut dalam bentuk


alokasi belanja daerah yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakatnya. Sumber-sumber keuangan utama daerah yang digunakan untuk membiayai
belanja daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu berupa pendapatan pajak daerah,
retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang
sah. Ini merupakan titik awal berjalannya otonomi daerah.Dengan kebijakan otonomi daerah,
pemerintah daerah memiliki wewenang untuk menciptakan pendapatan daerahnya serta
melakukan alokasi untuk prioritas pembangunan di daerahnya secara mandiridan diharapkan
dapat lebih meratakan pembangunan sesuai dengan potensi dan aspirasi lokal untuk
mengembangkan wilayah guna meningkatkan kesejahteran masyarakat.Masyarakat diharapkan
juga turut berperan menjadi subjek pembangunan, bukan hanya menjadi objek pembangunan,
sehingga dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan suatu daerah dan juga kemajuan nasional.

Akar permasalahan kemiskinan kaitannya dengan jumlah penduduk yang tinggi adalah
keberadaan lapangan pekerjaan yang tidak bisa menampung kebutuhan angkatan kerja, sehingga
terciptalah pengangguran yang berujung pada kemiskinan.Pengangguran adalah jumlah tenaga
kerja dalam perekonomian yang aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.
Pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan
merupakan masalah yang paling berat. Salah satu unsur yang menentukan kemakmuran suatu
masyarakat adalah tingkat pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila
kondisi tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) dapat terwujud, jika tidak
maka akan terjadi pengangguran. Efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi tingkat
pendapatan masyarakat dan dengan demikianakan memberikan dampak domino mengurangi
tingkat kemakmuran. Semakin turun tingkat kemakmuran masyarakat karena pengangguran
tentunya akan meningkatkan peluang masyarakat dalam kemiskinan dan akan menimbulkan
masalah lain yaitu kekacauan politik dan sosial.

Permasalahan kemiskinan di Indonesia dipengaruhi beberapa faktor.Faktor itu


diantaranya Indeks Pembangunan Manusia yang rendah, meningkatnya jumlah pengangguran,
inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang rendah.Pembangunan manusia dapat
dilakukan dengan melakukan investasi pada bidang-bidang seperti pendidikan dan kesehatan
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas yang dibarengi dengan meningkatnya
pendapatan.Kualitas sumber daya manusia dapat diketahui dengan melihat indeks kualitas hidup
atau indeks pembangunan manusia. Rendahnya indeks pembangunan manusia akan berakibat
pada rendahnya produktivitas kerja seseorang. Produktivitas yang rendah berdampak pada
pendapatan dan mengakibatkan jumlah kemiskinan bertambah. Permasalahan kemiskinan
dipengaruhi beberapa faktor.Faktor itu diantaranya Belanja Daerah, meningkatnya jumlah
pengangguran, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah.Untuk mengatasi
kemiskinan salah satu kebijakan pemerintah adalah pembangunan daerah dilakukan pemerintah
di berbagai wilayah Indonesia, baik secara provinsi, kabupaten/kota, kecamatan maupun desa
seluruh Indonesia.

B. PERMASALAHAN
1) Bagaimana Penerapan Nilai – Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Ke – 2 Pancasila Di
Masyarakat ?
2) Faktor – Faktor Penghambat Penerapan Nilai – Nilai Tersebut ?
3) Bagaimana Peran Pemerintah Dalam Mewujudkan Nilai – Nilai Yang Terkandung
Dalam Sila Ke – 2 Pancasila Tersebut Dalam Masyarakat ?
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penerapan Nilai – Nilai Yang Terkandung Dalam Sila Ke – 2 Pancasila Di


Masyarakat
Penerapan Sila Kedua Pancasila Dalam Kehidupan
Dalam menjabarkan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sila ke-2 Pancasila, para
pendiri bangsa dan perumus Pancasila tak melupakan berbagai aspek kemanusiaan
dan keadilan yang seharusnya ada di dalamnya. Berikut ini butir-butir pengamalan
yang diharapkan dapat terus berlaku dan diterapkan oleh warga negara Indonesia:
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa
5) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
6) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7) Berani membela kebenaran dan keadilan.
8) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
9) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain
10) Menentang adanya perdagangan manusia (Human Trafficking)
11) Menghormati pendapat orang lain ketika sedang bermusyawarah
12) Memperhatikan dosen ketika Beliau sedang menjelaskan materi pelajaran
13) Mengembangkan sikap saling tolong menolong kepada orang yang sedang
membutuhkan bantuan
14) Memberikan bantuan kepada panti asuhan dan fakir miskin
15) Tidak menutup-nutupi adanya tindak kejahatan
16) Meneladani sikap para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
17) Berpartisipasi dalam kegiatan internasional, misalnya pertukaran pelajar
18) Berani membela kebenaran dan keadilan
19) Melakukan tindak pelaporan akun apabila terdapat informasi yang bersifat
penipuan pada sosial media.

B. Faktor-Faktor Penghambat Penerapan Nilai-Nilai Kedua Pancasila


Ada 2 faktor yang mempengaruhi penerpan nilai nilai ke-2 pancasila yaitu:
1. Faktor internal
 Kurangnya kesadaran
 Tidak ada rasa kepedulian atau pura pura tidak perduli terhadap lingkungan
sekitar
 Kurangnya wawasan / pengetahuan
 Msyarakat kecil tidak mampu menyuarakan ketidakadilan yang terjadi
 Egoisme
2. Faktor eksternal
 Tidak adilnya pemerintah dalam pemberian penyuluhan terhadap masyarakat
 Banyak nya pemerintah yang melakukan korupsi
 Kesadaran pemerintah terhadap rakyat kecil kurang
 Kurangnya kepedulian pemerintah terhadap masyarakat sehingga Penyebaran
bantuan yang tidak merata
 Masih ada pelaku atau oknum yang menyerang atau menyudutkan melalui
komentar jahat di sosial media
 Tidak berani membela kebenaran dan keadilan
C. Peran Pemerintah Dalam Mewujudkan Nilai yang Terkandung Dalam Sila Ke 2
Pancasila Di Dalam Masyarakat
Peran pemerintah dalam mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-2
dengan cara:
1. menanamkan dan menerapkan rasa toleransi kepada orang lain
yaitu dengan cara memberi banyak bantuan kepada masyarakat yang kurang
mampu dalam hal ekonomi, maupun tidak mampu lagi untuk bekerja (lansia)
bantuan berupa:
 BLT BBM
 BLT Subsidi Upah
 Bansos BPI JK
 BLT Dana Desa
 Program Kartu Prakerja, bantuan ini untuk masyarakat yang belum punya
pekerjaan, sehingga dari dana ini bisa membantu modal untuk membuka
usaha
 Bantuan Pokok Non Tunai (BPNT) bantuan yang berupa bahan pokok dari
pemerintah
 KIP / KIP-K, Untuk pelajar atau mahasiswa yang kurang mampu, bantuan
ini juga banyak tidak tepat sasaran, yang mana ada mahasiswa yang lebih
layak untuk mendapatkan bantuan malah dapat ke orang yang lebih
mampu

Banyak sekali bantuan yang diberikan pemerintah, namun sama halnya


bantuannya kadang tidak tepat sasaran, yang mana seharusnya untuk
masyarakat kecil atau kurang mampu malah jatuh ke tangan masyarakat yang
dikatakan mampu secara ekonomi dan finansial. Namun ada juga ada pelaku
atau oknum dari pemerintah sendiri yang mengambil kesempatan dengan ada
nya program ini mereka mengambil hak yang bukan hak mereka atau bisa
dikatakan mereka Korupsi dalam hal ini. Di desa juga bisa kita lihat sebagai
contohnya, bantuan yang seharusnya diberikan kepada yang kurang mamou
malah diberikan ke keluarga terdekat atau masih ada hubungan keluarga
sehinggga bantuan ini tidak sampai ke orang yang benar benar dituju.

2. menghargai dan menghormati antar masyarakat


3. selalu bersikap adil terhadap setiap orang tanpa membeda-bedakannya
4. menghormati perbedaan antar masyarakat
5. menghormati harkat dan derajat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajiban-kewajiban asasinya,
6. menanamkan rasa nasionalisme dan komitmen pada eksistensi bangsa
7. terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Data Masyarakat Sekitar Bengku

1. Nama kepala Keluarga : Bpk. Ahmad Nuh


Umur : 75th
Pekerjaan : Buruh tani
Pengmasukan : 1.000.000/bln
Pengeluaran : 1.500.000/bln,
Bantuan pemerintah : KKS
Jumlah tanggungan :3
Istri
Anak 2 pengangguran
Kendaraan : Sepeda Lama

2. Nama kepala Keluarga : Bpk. Zakirman


Umur : 55th
Pekerjaan : Buruh Harian
Alamat : Pantai Zakat
Pemasukan : 700.000/bln
Pengeluaran : 500.000/bln
Jumlah Tangguangan :2
Istri
Anak kls 6 SD
Bantuan pemerintah : KIP
Kendaraan :-
Tempat tinggal : Sewa, 3jt/tahun
BAB IV
PENUTUP

Sampai detik ini, Pancasila masih merupakan falsafah, dasar negara, ideologi
negara kita. Ini berarti kita percaya bahwa Pancasila sebagai sumber inspirasi dan
sumber solusi atas permasalahan bangsa. Banyak kalangan yang menilai, kegagalan
membangun negeri yang makmur disebabkan belum dilaksanannya amanat Pancasila.
Berbagai persoalan bangsa yang muncul saat ini dinilai akibat pengamalan Pancasila
dan UUD 1945 yang menyimpang. Karena itu, kalangan ini menyerukan kembali
pengamalan Pancasila dan UUD 1945 secara kosekuen. Oleh karena itu mari kita
renungkan sejenak, masih patutkah kita menyebut Pancasila sebagai dasar negara,
kalau tidak dilaksanakan.!!!

Anda mungkin juga menyukai