Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN ISLAM DALAM REALITAS MASYARAKAT


“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah
Sosiologi Pendidikan”

Dosen Pengampu:
Dr. Januar, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 9 PAI 3F
Jumatul Usna 2121203
Annisa Rahma Sari Aulia 2121233
Afriani 2121239

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
2022 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Sosiologi Pendidikan
yang bertemakan “Pendidikan Islam dalam Realitas Masyarakat” ini dapat
terselasaikan sebagai mestinya. Shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan
kepada junjungan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, atas bimbingan beliau
sehingga kita dapat membedakan mana yang Haq dan mana yang Bathil.
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sosiologi Pendidikan. Ucapan terimakasih kepada Bapak Dosen
pengampu mata kuliah yaitu Bapak Januar, M. Pd yang telah memberikan kami
kesempatan untuk membuat makalah ini sebagai pedoman dan acuan untuk lebih
giat lagi dalam belajar.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah kami kedepannya.
Penulis berharap semoga makalah yang penulis susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Bukittinggi, 15 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................1

C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sekilas Tentang Islam Dan Identitas Indonesia .................................3

B. Peranan Pendidikan Islam Dalam Mengatasi Kemiskinan.................4

C. Pendidikan Islam Dalam Membangun Semangat Entrepreneur. ........7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................10

B. Saran .................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam memegang peranan yang sangat penting dalam
masyarakat karena merupakan pendidikan yang menjadi tonggak sejarah
masyarakat. Pendidikan Islam terus ditanamkan pada peserta didik dengan
tetap berpedoman pada sumbernya yaitu Al-Qur’an dan Hadist yang
bertujuan untuk menciptakan generasi manusia yang berakhlak mulia dan
terpelajar yang mampu berperan dimasyarakat dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pendidikan merupakan suatu keharusan dan mutlak bagi manusia,
karena melalui pendidikan manusia akan memperoleh kedudukan atau
derajat yang mulia. Negara atau wilayah akan dapat maju dan berkembang
jika manusia sebagai penduduknya memiliki pengetahuan atau pendidikan
yang tinggi. Kemiskinan merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di
lingkungan masyarakat. Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana
pemenuhan kebutuhan fisik miimum untuk suatu kehidupan normal
khususnya makanan dan pemeliharaan kesehatan tidak cukup secara terus
menerus atau berlangsung dalam periode waktu yang relatif lama.
Kemiskinan dapat menjadi hal yang sangat buruk atau berdampak
negatif terhadap kelangsungan hidup seseorang maupun masyarakat. Oleh
karena itu, untuk membangun masyarakat yang kokoh dan kuat perlu
dibekali dengan adanya pendidikan Islam dalam realitas masyarakat.
Pendidikan islam harus dapat membangun semangat entrepreneur.
B. Rumusan Masalah
1. Sekilas tentang islam dan identitas Indonesia?
2. Bagaimana peranan pendidikan islam dalam mengatasi kemiskinan?
3. Bagaimana pendidikan islam dalam membangun semangat
entrepreneur?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sekilas tentang Islam dan identitas Indonesia.
2. Untuk mengetahui peranan pendidikan Islam dalam mengatasi
kemiskinan.
3. Untuk mengetahui pendidikan Islam dalam membangun semangat
entrepreneur.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sekilas Tentang Islam Dan Identitas Indonesia


Islam datang pada abad ke-7, kemudian telah membuat dimensi
baru dalam tata kehidupan lokal. Pertama, Islam telah memformulasi
masyarakat lokal tradisional menuju modernitas. Kedua, Islam telah
memperkenalkan sistem-sistem kehidupan yang baru, seperti pendidikan,
ekonomi, politik, dan budaya baru. Kedatangan Islam inilah yang
membangun secara evolutif dan revolusi masyarakat lokal.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa Islam dalam masyarakat lokal telah
memformulasi dan membangun identitas nasional. Islam telah
memberikan "kontrak" identitas di Indonesia. Kontrak identitas
melambangkan pencitraan-pencitraan Islam ala Indonesia, terutama
berkaitan dengan budaya dan semangat keislaman. Islam yang berkembang
dalam masyarakat lokal telah membuat jaringan solidaritas antar-etnis,
jaringan komunikasi, jaringan politik, jaringan ekonomi, dan sebagainya.
Jaringan-jaringan tersebutlah yang memperkukuh Nusantara sebagai
sebuah bangsa yang merdeka, berdaulat, dan antikolonialisme.1
Indonesia adalah negara hukum sekaligus negara demokrasi. Salah
satu ciri negara demokrasi adalah kedaulatan berada di tangan rakyat.
Pernyataan tersebut tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Pada
hakikatnya, kekuasaan suatu negara demokrasi berada di tangan rakyat
untuk kepentingan bersama.
Kekuasaan dan kedaulatan di tangan rakyat mengandung
pengertian tiga hal:
1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)
Pemerintahan dari rakyat memberikan pengertian bahwa pemegang
kekuasaan harus menunaikan tugas sebaik mungkin karena rakyat telah

1
Silfia, Hanani. 2013. Sosiologi Pendidikan ke Indonesian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hlm. 157

3
memberikan mandat kekuasaan kepadanya.
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)
Pemerintahan oleh rakyat berarti bahwa suatu pemerintahan
menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas dorongan diri
atau pun golongan. Maka suatu pemerintahan dalam menjalankan
tugas-tugasnya harus dalam pengawasan rakyat. Kontrol dan
pengawasan rakyat dapat dilakukan secara langsung oleh rakyat
maupun melalui para wakil terpilih dalam suatu lembaga resmi Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)
Pemerintahan untuk rakyat mengandung pengertian bahwa
kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus
dijalankan untuk kepentingan rakyat. Maka di sini kepentingan rakyat
harus lebih didahulukan diatas kepentingan pribadi dan golongan.2

B. Peranan Pendidikan Islam Dalam Mengatasi Kemiskinan


Kemiskinan adalah suatu masalah yang kerap sekali dihadapi oleh
manusia. Kemiskinan merupakan sebuah masalah sosial yang sudah
mendunia, yang artinya dimana persoalan tentang kemiskinan merupakan
suatu hal yang menjadi perhatian semua negara, walaupun setiap negara
memiliki dampak kemiskinan yang pastinya berbeda-beda. Di Indonesia
sebagai negara berkembang, angka kemiskinan masih cukup tinggi
disebabkan oleh banyaknya pengangguran. Oleh karena itu pendidikan
islam merupakan peranan penting dalam mengatasi pengangguran saat ini.
Pada hakikatnya pengelolaan kemiskinan dapat digolongkan menjadi
tiga kelompok besar, yaitu:
1. Kemiskinan structural
Yaitu keadaan miskin yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
berkaitan dengan perbuatan manusia, misalnya pemerintahan yang
otoriter dan meliteristik, pengelolaan keuangan publik yang

2
Dede, Rosyada. 2000. Pendidikan Civic Education. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 9

4
sentralistik, merajalelanya praktek korupsi kolosi dan nepoteisme
(KKN) kebijakan ekonomi yang tidak adil serta perekonomian dunia
yang lebih menguntungkan kelompok negara tertantu.
2. Kemiskinan natural
Yaitu keadaan miskin yang disebabkan oleh faktor-faktor
alamiyah baik yang berkaitan dengan sumber daya manusia maupun
sumber daya alam yang mengitarinya, misalnya faktor ektern
kesuburan tanah dan bencana alam.
3. Kemiskinan yang kultural
Yaitu keadan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor- faktor
yang tertentu yang melekat pada kebudayaan masyarakat terutama
yang menyebabkan terjadinya proses pelestarian kemiskinan dalam
masyarakat itu sendiri, misalnya kecendrungan untuk hidup boros,
kurang menghargaivwaktu dan kurang berminat untuk berprestasi.3

Pendidikan islam dalam upaya menanggulangi kemiskinan salah


satunya yaitu melalui zakat (baik fitrah maupun mal). Sebagai salah satu
dari rukun Islam yang lima zakat fitrah ternyata mampu memberikan
solusi nyata dalam mengatasi kemiskinan umat. Betapa tidak, setiap orang
yang memiliki harta yang telah mencapai nisab (batas minimal harta) dan
haulnya (batas minimal waktu) diwajibkan untuk mengeluarkan zakatnya
dengan persentase yang telah diatur dalam syariat. Zakat itu nantinya akan
di distribusikan kepada orang-orang fakir lagi miskin dan tujuh golongan
lainnya sebagaimana terdapat dalam QS.at-Taubah [9]: 61).
Dengan demikian, tidak akan ada lagi kesenjangan sosial antara si
kaya dan si miskin, tidak ada lagi sikap saling mencurigai dan
mengintimidasi, karena si kaya memilki kepedulian terhadap nasib orang
miskin dan si miskin pun merasa diayomi dengan santunan yang diberikan
3
Subari. 2018. Peranan Pendidikan Islam Dalam Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal Studi
Islam. Vol. 13, No. 2. Hlm 30

5
oleh kaum elit itu. Inilah yang kemudian kita sebut sebagai inti ajaran
Islam yang begitu memperhatikan perikemanusian.4
Selanjutnya adalah puasa, ibadah tahunan yang dilakukan secara rutin
oleh umat Islam setiap bulan Ramadhan. Sebagai sebuah ibadah yang
wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah mencapai usia baligh
(dewasa). Puasa didefinisikan sebagai usaha untuk menahan diri dari
makan, minun, senggama dan segala yang membatalkan puasa sejak
terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari, tentu memiliki nilai dan
makna filosofis yang tinggi. Selain berfungsi untuk menjaga
kesehatan, puasa juga berguna sebagai media bagi kaum muslim
untuk merasakan (feeling) kondisi yang dialami oleh kaum lemah lagi
tidak mampu. Biasanya, setiap hari mereka menyantap makanan tanpa
batasan waktu, namun ketika menjalankan ibadah puasa, waktu makan
menjadi terbatasi. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk solidaritas umat
Islam terhadap kaum lemah (dhu’afa’) dan orang-orang miskin (masakin).
Dan jauh dari itu sebetulnya puasa menyimpan hikmah yang luar biasa
yaitu menumbuhkan sikap kepedulian setiap muslim terhadap saudaranya
sesama muslim yang tidak mampu. Sikap itu ditunjukkan dengan
kesediannya untuk memberikan sebagian rizki yang didapatkan kepada
mereka. Sehingga akan semakin mendekatkan mereka kepada kaum lemah
dari segi emosional dan tentu demi memperoleh keridhaan Allah SWT.
Ibadah puasa di atas lagi-lagi berfungsi sebagai sarana untuk
mengentaskan kemiskinan bangsa dalam sekala dan jumlah yang besar.
Rasa lapar dan haus yang dirasakan oleh orang-orang yang berpuasa akan
mendorong mereka untuk berempati terhadap saudaranya yang kurang
mampu lagi membutuhkan bantuan, pertolongan, dan santunan. Sehingga
tidak lagi kita temui orang-orang yang terpaksa meminta-minta di jalanan.
Tidak akan kita jumpai orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan
yang mengenaskan dan memprihatinkan. Semua rakyat akan hidup
4
Atabik, Ahmad. 2015. Peranan Zakat Dalam Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Zakat dan
Wakaf. Vol. 2, No. 2. Hlm. 39–61

6
sejahtera, merasakan nikmat tuhan yang tiada pernah putus dan henti.
Kemiskinan pada hakikatnya merupakan akibat terbatasnya
kesempatan kerja. Kesempatan kerja tertutup dapat disebabkan oleh
kualifikasi kemampuan yang dituntut tidak terpenuhi dan tidak
terpenuhinya kualifikasi kemampuan disebabkan karena tidak mengikuti
pendidikan yang bermutu, memerlukan biaya yang tidak mungkin
ditanggung oleh mereka yang miskin. Oleh karena itu, masalah
kemiskinan dapat diatasi melalui pemberian kesempatan untuk mengikuti
program pendidikan dan berbagai latihan yang bermutu, seperti
pendidikan gratis, pemberian beasiswa kepada peserta didik, dan
kesempatan kerja yang luas serta pelayanan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

C. Pendidikan Islam Dalam Membangun Semangat Entrepreneur.


Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur
(wirausahawan) yang menurut Kuratko dan Hodgetts sebagaimana di kutip
oleh Manurung dalam bukunya Muh. Yunus, mengatakan bahwa
entrepreneur (wirausahawan), berasal dari bahasa Perancis “entreprende”
yang berarti mengambil pekerjaan. Konsep mengenai entrepreneur adalah
wirausaha yang berasal dari kata wira yang berarti mulia, luhur, unggul,
gagah berani, utama, teladan, dan pemuka. Dan usaha yang berarti
kegiatan dengan mengerahkan segenap tenaga dan pikiran, pekerjaan, daya
upaya, ikhtiar, dan kerajinan bekerja. Oleh LY Wiranaga, wirausahawan
diasumsikan sebagai sosok manusia utama, manusia unggul, dan manusia
mulia karena hidupnya begitu berarti bagi dirinya maupun orang lain.5
Dari menurut para ahli, entrepreneur merupakan proses kreatif,
inovatif dari sebuah gagasan sehingga menumbuhkan karya yang baru
lewat metode berpikir serta berperan dengan adanya kesempatan serta
sanggup memanajemen resiko yang ada. Karakter yang harus dipunyai
oleh seorang entrepreneur ialah yakin pada diri sendiri, berorientasi masa
5
Muh, Yunus. 2008. Islam dan Kewirausahaan Inovatif. Malang: UIN Malang Press. Hlm. 27

7
depan, originalitas, berani mengambil keputusan, mampu berorganisasi,
berorientasi manusia, hasil dankerja keras.
Sejarah Islam mencatat bahwa Entrepreneurship telah dimulai
sejak lama, pada masa Adam AS. Dimana salah satu anaknya Habil
berwirausaha dengan bercocok tanam dan Qobil berwirausaha dengan
menggembala hewan ternak. Banyak sejarah nabi yang menyebutkan
mereka beraktivitas di kewirausahaan, sebagian dari mereka berwirausaha
di sektor pertanian, peternakan, kerajinan dan bisnis perdagangan. Contoh
yang paling nyata adalah Nabi Muhammad SAW, awalnya beliau terlibat
dibisnis dengan memelihara dan menjual domba, kemudian membantu
bisnis pamannya dan akhirnya mengelola bisnis Khadijah.
Jika peran dari mata pelajaran lain adalah memberikan
keterampilan teknis atau aksi nyata berupa pengajaran. Maka pendidikan
Islam berperan dalam keterampilan non teknis yang sangat berkaitan
dengan sikap dan perilaku karakter yang harus dimiliki oleh seorang
wirausaha. Jadi pendidikan agana islam berperan menumbuhkan semangat
atau spirit jiwa wirausaha dalam diri siswa. Ini terlihat dari materi-materi
yang diajarkan sangat berhubungan dengan nilai-nilai dan karakter dalam
dunia wirausaha.
Langkah awal yang dapat dilakukan dalam membangun semangat
entrepreneur oleh pendidikan, antara lain:
1. Memasukkan kurikulum kewirausahaan dalam kurikulum pendidikan.
Dengan memasukkan kurikulum kewirausahaan, maka diharapkan
Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan yang berorientasi
pada menghasilkan sumber daya manusia (wirausahawan).
2. Mendirikan laboratorium kewirausahaan
Dengan adanya laboratorium kewirausahaan, mahasiswa mampu
mempraktikkan langsung ilmu yang diterima. Jadi ada penggabungan
antara teori dan praktik. Kurikulum yang ada saat ini pada dasarnya
hanya menekankan pada salah satunya saja. Laboratorium
kewirausahaan tentunya akan mampu memberikan gambaran yang

8
jelas tentang praktik kewirausahaan. Pengetahuan mahasiswa tentang
ekonomi, kewirausahaan dan bisnis baru sebatas pada teori. Sikap
pesimistis mahasiswa terhadap ketiga hal tersebut, bahwa hal tersebut
tidak dapat dipraktikkan secara holistik dapat terhapuskan dengan
adanya laboratorium ini.
3. Mengadakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan.
Dengan mengadakan pelatihan kewirausahaan di Perguruan Tinggi
yang tidak hanya ditujukan ke mahasiswa tetapi juga ke dosennya.
4. Memberikan dukungan bagi wirausaha-wirausaha muda dengan
memberikan bantuan dana.
Saat ini perhatian pemerintah dan Perguruan Tinggi terhadap
mahasiswa yang akan membuka usaha dan yang sedang membuka usaha
masih sangat minim. Padahal dengan memberikan perhatian yang
besar terhadap para wirausaha muda ini, seperti bantuan dana seperti
pinjaman lunak akan mampu memotivasi mahasiswa untuk membuka
dan mengembangkan usahanya.
5. Kewirausahaan Nyata
Contohnya ialah KKN yang bertujuan menjadikan mahasiswa
dekat dengan masyarakat dnegan melakukan pengabdian langsung ke
masyarakat.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam datang pada abad ke-7, kemudian telah membuat dimensi
baru dalam tata kehidupan lokal. Pertama, Islam telah memformulasi
masyarakat lokal tradisional menuju modernitas. Kedua, Islam telah
memperkenalkan sistem-sistem kehidupan yang baru, seperti pendidikan,
ekonomi, politik, dan budaya baru. Islam dalam masyarakat lokal telah
memformulasi dan membangun identitas nasional. Islam telah
memberikan "kontrak" identitas di Indonesia. Kontrak identitas
melambangkan pencitraan-pencitraan Islam ala Indonesia, terutama
berkaitan dengan budaya dan semangat keislaman.
Peranan pendidikan islam dalam mengatasi kemiskinan bertujuan
untuk memelihara kepentingan dan kemaslahatan umat manusia. peranan
Islam dalam mengentaskan kemiskinan adalah dengan panduan Al-Quran
yang merupakan petunjuk umat Islam, dijelaskannya bagaimana sikap
hidup yang seharusnya kita jalani untuk kebaikan diri sendiri dan
bagaimana seharusnya kita bersikap dan berperilaku di hadapan orang lain.
Di dalam islam kita mengenal adanya kewajiban zakat yang harus kita
keluarkan atas sebagian harta kita, dan berpuasa itu merupakan peran
pendidikan islam dalam mengatasi kemiskinan.
Pendidikan islam harus membangun semangat entrepreneur dengan
cara membangun kurikulum entrepreneur, mendirikan laboratorium
kewirausahaan, mengadakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan,
memberikakan dukungan bagi wirausaha-wirausaha muda dengan
memberikan bantuan dana, kewirausahaan nyata.

B. Saran
Setelah kita mengetahui peranan Pendidikan Agama Islam dalam
realitas masyarakat ini, maka sudah bertambahlah wawasan kita mengenai

10
hal tersebut. Dan hendaklah kita pandai bersosialisasi dengan masyarakat.
Sebab, biar bagaimanapun kita hidup dilingkungan sosial, kita tidak bisa
hidup seorang diri, pasti kita akan membutuhkan orang lain dalam
kehidupan kita ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Atabik, Ahmad. 2015. Peranan Zakat Dalam Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Zakat dan Wakaf.
Vol. 2, No. 2

Dede, Rosyada. 2000. Pendidikan Civic Education. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Muh, Yunus. 2008. Islam dan Kewirausahaan Inovatif. Malang: UIN Malang Press.

Silfia, Hanani. 2013. Sosiologi Pendidikan ke Indonesiaan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Subari. 2018. Peranan Pendidikan Islam Dalam Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal Studi
Islam. Vol. 13, No. 2.

12

Anda mungkin juga menyukai