0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang peran advokasi perawat dalam memberikan dukungan dan pembelaan kepada pasien. Secara garis besar, advokasi perawat bertujuan untuk memastikan hak dan kepentingan pasien dijamin dan dilindungi, serta membantu pasien dalam pengambilan keputusan mengenai perawatannya.
Dokumen tersebut membahas tentang peran advokasi perawat dalam memberikan dukungan dan pembelaan kepada pasien. Secara garis besar, advokasi perawat bertujuan untuk memastikan hak dan kepentingan pasien dijamin dan dilindungi, serta membantu pasien dalam pengambilan keputusan mengenai perawatannya.
Dokumen tersebut membahas tentang peran advokasi perawat dalam memberikan dukungan dan pembelaan kepada pasien. Secara garis besar, advokasi perawat bertujuan untuk memastikan hak dan kepentingan pasien dijamin dan dilindungi, serta membantu pasien dalam pengambilan keputusan mengenai perawatannya.
memberikan klien informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang ia buat.
Peran profesional perawat untuk melakukan
pembelaan dan perlindungan kepada pasien. PERAN ADVOKAT KEPERAWATAN
Sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain
dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu klien Memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional. Bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien : hak atas informasi; Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani perawatan. MENURUT PARA AHLI PERAWAT ADVOKAT ADA 3: 1. Ana (1985) Melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun. 2. Fry (1987) Advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang memiliki penyebab atau dampak penting. 3. Gondow (1983) Advokasi merupakan dasar falsafat dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri. FAKTOR-FAKTOR TERLAKSANANYA PERAN Peran atau perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Faktor predisposisi Pengetahuan : merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku. Keyakinan : menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat Nilai-nilai : nilai-nilai adalah suatu kepercayaan terhadap obyek.
2. Faktor pendukung (enabling)
lingkungan fisik dan fasilitas institusi atau rumah sakit : tersedianya lingkungan fisik yang memungkinkan serta fasilitas yang cukup mendorong seseorang untuk berprilaku atau berperan dalam komunitasnya.
3. Faktor pendorong (reinforcing factor)
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau perawat profesional lain yang merupakan referensi. Sikap dan perilaku komunitas profesi akan mendorong anggota lain untuk bersikap dan berperilaku seperti dia TUJUAN ADVOCACY PERAWAT Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah partner dalam perawatan pasien. Memiliki saran untuk alternatif pilihan Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan dengan pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua nilai-nilai dan kepercayaan pasien Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan. Mendukung pasien dalam perawatan Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal Memberi kekuatan pada pasien. KONSEP ADVOKASI PERAWAT Model perlindungan terhadap hak Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak ada tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang semua hak yang dimilikinya, memastikan pasien memahami hak yang dimilikinya, melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah pelanggaran hak pasien. Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri, sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien, melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian dari semua alternatif pilihan atau keputusan. Model penghargaan terhadap orang lain Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai manusia yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik, pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain. Perawat harus mempunyai semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat itu. TANGGUNG JAWAB ADVOCAT Tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien adalah 1. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara : memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima semua keputusan pasien. 2. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling pasien, dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya. 3. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan. HASIL YANG DIHARAPKAN Pasien akan : 1. Mengerti hak-haknya sebagai pasien. 2. Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis, dan pilihan-pilihannya. 3. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. 4. Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri. 5. Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang. 6. Mendapatkan pengobatan yang optimal. 7. Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain. 8. Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan. 9. Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien. CASE KASUS Bapak Asep ( 70 tahun ) tinggal berdua dengan istrinya, Ibu Siti ( 65 tahun ). Dua hari yang lalu beliau masuk ke RS dengan penyebab jatuh terpeleset di kamar mandi yang menyebabkan kakinya memar dan sulit untuk digerakkan. Bapak Asep juga merupakan salah satu pasien katarak sehingga penglihatannya sedikit kabur terutama saat gelap ( malam hari ). Saat ini pasien menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.