Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

NURSING ADVOCASY
Disusun sebagai tugas penunjang mata kuliah KMB
Dosen : Ns. Nia Firdianty, M.Kes

Disusun oleh :

1. Iin Juliani 4. Supirman


2. Dita Oktamasya Putri 5. Fitriani Zahara

3. Ni Nyoman Yunda Tri ST 6. Widya Ginarti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM


PROGRAM STUDI AHLI JENJANG S1 ILMU
KEPERAWATAN PROGRAM B
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara umum keperawatan telah berjalan dengan komitmen utamanya terhadap klien, dan
akhir-akhir ini advokasi klien pun telah disahkan dalam peranan keperawatan itu sendiri.
Advokasi menjadi satu hal yang harus di perhatikan, sebagaimana pengertiannya
“Perlindungan dan dukungan terhadap hak-hak orang lain”. Sebagai kewajiban moral
yang jelas bagi perawat, hal ini (advokasi) telah menemukan justifikasi (pembenaran)
kepada pendekatan keperawatan yang didasarkan pada prinsip maupun asuhan kedalam
etika keperawatan.
Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi pasien. Dalam
hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari proses pemberian
asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini pula menbutuhkan pelayanan yang
berkualitas, konsep dari advokasi sangat dibutuhkan dalam hal ini. Sebagai peran utama
dari perawat, advokasi merupakan bagian dari kode etik pasien. Perawat dalam perannya
sebagai advokat pasien menggunakan skill sebagai pendidik, konselor, dan leader guna
melindungi dan mendukung hak pasien.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan pengertian nursing advocacy

2. Menjelaskan peran perawat sebagai advokat pasien

3. Menjalaskan tanggung jawab perawt advokat

4. Menjalaskan nilai dasar perawat advokat

5. Menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan dari peran advokat klien
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nursing Advocasy

1. Pengertian

Definisi perawat advokat proses dimana perawat secara objektif


memberikan klien informasi yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang buat.
Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-
tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien.
Membela kepentingan klien dan membantu klien,memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan
dengan pendeketan tradisional maupun profesional.

Definisi perawat advokat menurut beberapa ahli:

a. Arti advokasi menurut ANA adalah melindungi klien atau


masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan
praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika
yang dilakukan oleh siapa pun.
b. FRY mendefinisikan advokasi sebagai dukungan  aktif terhadap
setiaap hal yang memiliki penyebab atau dampak penting.

c. GADOW menyatakan bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan


ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara
aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya
sendiri.
Tanggung jawab perawat secara umum mempunyai tanggung jawab
dalam memberikan asuhan keperawatan,meningkatkan ilmu
pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi.

Tanggung jawab perawat secara khusus adalah memberikan asuhan


keperawatan kepada klien mencakup aspek bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual yang komprehensif dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasarnya.

2. Peran perawat sebagai advokasi

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung


antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan
kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan
oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat
bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus
dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat
(pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan
keperawatan.

Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan


melindungi hak-hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain:
hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi
mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit/sarana pelayanan kesehatan tempat klien menjalani
perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal
berikut:

a. penyakit yang dideritanya;


b. tindakan medik apa yang hendak dilakukan;
c. kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan
tindakan untuk mengatasinya;

d. alternatif terapi lain beserta resikonya;

e. prognosis penyakitnya;

f. perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit


yang dideritanya;

g. hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;

h. hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan


yang bermutu sesuai dengan standar profesi keperawatan
tanpa diskriminasi;

i. hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan


yang akan dilakukan oleh perawat/ tindakan medik
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (informed
consent);

j. hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap


dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas
tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang jelas
tentang penyakitnya;

k. hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;

l. hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang


mengganggu pasien lain;

m. hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam


perawatan di rumah sakit;

n. hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan


rumah sakit terhadap dirinya;
o. hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun
spiritual;

p. hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa


dokter;

q. hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan


kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau sarana
pelayanan kesehatan;

r. hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan


kerahasian penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;

s. hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar


di rumah sakit tersebut (second opion), terhadap penyakit
yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang
menangani;

3. Tanggung jawab perawat advokat

Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa


tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien
adalah :

a. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan


keputusan, dengan cara : memastikan informasi yang
diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien
dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai
alternatif pilihan disertai penjelasan keuntungan dan
kerugian dari setiap keputusan, dan menerima semua
keputusan pasien.
b. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-
orang disekeliling pasien, dengan cara : mengatur
pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien dengan
tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi antara
pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap
individu memiliki pemahaman yang sama, dan menjelaskan
kepada pasien peran tenaga kesehatan yang merawatnya.

c. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara


: memberikan lingkungan yang sesuai dengan kondisi
pasien, melindungi pasien dari tindakan yang dapat
merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien
selama dalam perawatan.

4. Nilai-nilai Dasar yang Harus Dimiliki oleh Perawat Advokat

Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai


advokasi pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar,
yaitu :

a. Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai


hak untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan.
b. Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien
yang didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya,
bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan
kesehatan, dan saling bebas dalam berpikir dan
berperasaan.

c. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien


telah mengetahui cara memelihara kesehatannya.

Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat


harus memiliki sikap yang baik agar perannya sebagai advokat
pasien lebih efektif. Beberapa sikap yang harus dimiliki
perawat, adalah:

a. Bersikap asertif
Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah
pasien dari sudut pandang yang positif. Asertif
meliputi komunikasi yang jelas dan langsung berhadapan
dengan pasien.

b. Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan


keluarga lebih utama walaupun ada konflik dengan
tenaga kesehatan yang lain.
c. Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan
konsultasi, konfrontasi atau negosiasi antara perawat
dan bagian administrasi atau antara perawat dan
dokter.

d. Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain

e. Perawat tidak dapat bekerja sendiri dalam memberikan


perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat harus
mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang
ikut serta dalam perawatan pasien.

f. Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang


politis, seperti melaporkan kebutuhan perawatan
kesehatan pasien kepada pemerintah atau pejabat
terkait yang memiliki wewenang/otoritas.

5. Tujuan dan Hasil yang Diharapkan dari Peran Advokat Pasien

Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan


kemampuan pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat
berperan sebagai advokat bagi pasien, perawat perlu meninjau
kembali tujuan peran tersebut untuk menentukan hasil yang
diharapkan bagi pasien. Menurut Ellis & Hartley (2000), tujuan
peran advokat adalah :

a. Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain


adalah partner dalam perawatan pasien. Pasien bukanlah
objek tetapi partner perawat dalam meningkatkan derajat
kesehatannya. Sebagai partner, pasien diharapkan akan
bekerja sama dengan perawat dalam perawatannya.
b. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan.

Pasien adalah makhluk yang memiliki otonomi dan berhak


untuk menentukan pilihan dalam pengobatannya. Namun,
perawat berkewajiban untuk menjelaskan semua kerugian dan
keuntungan dari pilihan-pilihan pasien.

c. Memiliki saran untuk alternatif pilihan.

Saat pasien tidak memiliki pilihan, perawat perlu untuk


memberikan alternatif pilihan pada pasien dan tetap
memberi kesempatan pada pasien untuk memilih sesuai
keinginannya.

d. Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut


bertentangan dengan pengobatannya. Perawat berkewajiban
menghargai semua nilai-nilai dan kepercayaan pasien.
e. Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan.

Saat berada di rumah sakit, pasien memiliki banyak


keterbatasan dalam melakukan berbagai hal. Perawat
berperan sebagai advokat untuk membantu dan memenuhi
kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit.

f. Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien.

Setiap individu memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang


berbeda-beda. Sebagai advokat bagi pasien, perawat
diharapkan melindungi nilai-nilai yang dianut pasien
dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang
tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.

g. Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan


kesehatan.
Saat pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan
merasa asing dengan lingkungan sekitarnya. Perawat
bertanggung jawab untuk mengorientasikan pasien dengan
lingkungan rumah sakit dan menjelaskan semua peraturan-
peraturan dan hak-haknya selama di rumah sakit, sehingga
pasien dapat beradaptasi dengan baik.

h. Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien.

Dalam memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan


protap sehingga pelayanan lebih maksimal hasilnya.

i. Mendukung pasien dalam perawatan.

Sebagai advokat bagi pasien, perawat menjadi pendamping


pasien selama dalam perawatan dan mengidentifikasi setiap
kebutuhan-kebutuhan serta mendukung setiap keputusan
pasien.

j. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit


terminal.

Perawat akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman


dengan mendampinginya dan bila perlu bertindak atas nama
pasien menganjurkan dokter untuk memberikan obat
penghilang nyeri.

k. Menghargai pasien.

Saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien,


perawat akan lebih mengerti dan menghargai pasien dan
hak-haknya sebagai pasien.

l. Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien.


Perawat sebagai advokat bagi pasien berperan melindungi
hak-hak pasien sehingga pasien terhindar dari tindakan-
tindakan yang merugikan dan membahayakan pasien.

m. Memberi kekuatan pada pasien.

Perawat yang berperan sebagai advokat merupakan sumber


kekuatan bagi pasien yang mendukung dan membantunya dalam
mengekspresikan ketakutan, kecemasan dan harapan-
harapannya.
Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat
(Ellis & Hartley, 2000), adalah pasien akan :

a. Mengerti hak-haknya sebagai pasien.


b. Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan,
prognosis, dan pilihan-pilihannya.

c. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.

d. Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan


sendiri.

e. Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang.

f. Mendapatkan pengobatan yang optimal.

g. Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.

h. Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.

i. Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.


BAB III
PENUTUP
   A.    KESIMPULAN
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara
klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan
klien, membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan
dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi
sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan
fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya
kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran
sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
 B.     SARAN
 Adapun yang menjadi saran dari paparan kami di atas adalah sebagai
berikut :
Dengan mengetahui arti dari advokasi, peran, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, di harapkan kepada seluruh perawat agar mampu
menjadi advokator yang baik dan handal, yang berkerja secara
profesional, yang tidak hanya menjadi advokator pasien/klien, tapi
juga menjadi pembela kelayakan untuk keluarga pasien, baik itu dari
segi kenyamanan, kelayakan dan juga pelayanan-pelayanan keperawatan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, E. Alan (2007). Nursing Ethics. Macmillan: Palagrave
Creasia, J. L., & Parker. B.. (2001). Conceptuals Foundations : the Bridge to Professional Nursing
Practice. (3rd ed). St. Louis : Mosby.
Dewi. A. I.. (2008). Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka book publisher
Ellis, J. R., & Celia L. H. (2000). Managing and Coordinating Nursing Care. (3th ed ) Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins.
Hidayat. A. A.. (2008). Konsep dasar keperawatan. (edisi 2). Jakarta : Penerbit Salemba medika
Kozier, B., et al. (2004). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. (7th ed).
Volume 1. New jersey : Pearson Education
Purba. J. M. & Pujiastuti. S. E. (2009). Dilema Etik & Pengambilan Keputusan Etis.Jakarta. EGC
WHO (2005). Pedoman Perawatan Pasien, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai