Anda di halaman 1dari 11

ESSAI

Analisa Masalah Etik dan Legal dalam Area Keperawatan

MATA KULIAH: ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN

OLEH:

Meggy Wulandari Kai (1110018007)

PROGRAM STUDI MAGITER TERAPAN KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2018
ANALISA MASALAH ETIK DAN LEGAL DALAM AREA KEPERAWATAN

PAPARAN MASALAH

Perawat merupakan aspek penting dalam pembangunan kesehatan. Keberadaan


profesi perawat diatur dalam PP No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Bahkan
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, tenaga perawat merupakan tenaga kesehatan
dengan jumlah terbanyak yang berhubungan langsung dengan pasien. Perawat sebagai salah
satu penyedia layanan kesehatan dan anggota dalam sistem kesehatan yang bertanggung
jawab memberikan perawatan kepada klien dan pasien berdasarkan masalah etika. Mereka
membutuhkan pengetahuan etis untuk melakukan fungsi mereka yang tepat untuk mengelola
situasi dan untuk memberikan perawatan hukum dan etika yang aman dan tepat di dunia yang
berubah saat ini.

Perawat sebagai tenaga kesehatan terbesar di Indonesia merupakan ujung tombak


dalam mencapai kesejahteraan manusia dalam hal ini yaitu pasien. Perawat sebagai profesi
yang pekerjaanya selalu berada dalam situasi yang menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses
interaksi yang saling mempengaruhi dan memberikan dampak pada pasien tersebut (Range &
Rotherham, 2010). Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam
mengembangkan profesionalisme dalam memberikan pelayanan yang berkualitas yang
memerlukan komitmen kuat dengan basis pada nilai dan moral yang tinggi. Sehingga bagi seorang
perawat sangat diperlukan kemampuan untuk berinterkasi dengan masyarakat luas yang
masih menjunjung tinggi nilai dan moral. Dalam situasi tersebut, dibutuhkan aplikasi nilai
dan moral dalam diri seorang perawat yang baik sehingga tercipta peran perawat yang
mampu menghargai nilai dan moral yang dimiliki dari pasien tersebut (Shahriari et al., 2013).
Asuhan keperawatan yang berkualitas harus terdapat didalamnya sikap perawat yang
menerima dan menghargai moral individu pasien. Dalam praktek keperawatan harus
diperhatikan moral individu baik dari moral pasien maupun moral perawat sendiri. Sehingga
prinsip-prinsip nilai dan moral harus diterapkan dalam asuhan keperawatan dimana nilai-nilai
pasien tersebut menjadi suatu pertimbangan dalam melakukan asuhan keperawatan (Kim et
al., 2002).
1. PENGERTIAN HAK
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
Hak menurut C. Fagin (1975) merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana
seseorang mempunyai hak terhadapnya, seperti kekuasaan dan hakhak istemewa yang
berupa tuntutan yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. Hak dapat
dipandang dari sudut hukum dan pribadi. (Ismani: 2000)
2. HAK- HAK PASIEN
Pasal 25 The United nations Universal Declaration Of Human Rights 1948; pasal 1 The
United Nations International Convention Civil and Political Rights 1966 yaitu:
1) Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)
2) Hak menentukan nasib sendiri (the right to self determination)
3) Hak untuk memperoleh informasi (the right to information)
Pernyataan hak- hak pasien (patients bill of rights) dikeluarkan oleh The American
Hospital Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya pemahaman hak- hak pasien yang akan dirawat di rumah
sakit.
a. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan
keperawatan yang akan diterimanya.
b. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya
berkaitan dengan diagnosis, pengobatan, prognosis dalam arti pasien layak untuk
mengerti masalah yang dihadapinya.
c. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu persetujuan
tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko penting yang
kemungkinan akan dialaminya kecuali dalam situasi darurat.
d. Pasien berhak menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum dan diinformasikan
tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
e. Pasien berhak mengetahui setiap perkembangan dari privasinya yang menyangkut
program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan
dirahasiakan.
6. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang
asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.
f. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ketempat lain yang lebih
lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut dan
RS yang ditunjuk dapat menerimanya.
g. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan RS dengan instansi lain
seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan
yang diterimanya.
h. Pasien berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai
suatu eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.
i. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari
dokternya ke dokter lain bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
j. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang
diperlukan untuk asuhan kesehatannya.
k. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus dipatuhinya
sebagai pasien dirawat. (Ismani: 2000)
Hak- hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey) terdiri
dari 4 kategori:
a. Hak kebenaran secara menyeluruh
b. Hak privasi dan martabat pribadi (kerhasiaan dan keamanannya)
c. Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri sehubungan dengan
kesehatan
d. Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah perawatan di rumah
sakit. (Priharjo: 2008)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HAK PASIEN
a. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih besar
partisipasi meraka dalam perencanaan asuhan
b. Meningkatnya jumlah malpraktek yang terjadi di masyarakat
c. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak- hak asasi
pasien.
d. Konsumen menyadari tentanga peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang
kesehatan dan penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan pendidikan dan bila
pasien tidak berpartisipasi apakah akan mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau
tidak. (Ismani: 2000)
e.
3. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT
a. PENGERTIAN
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi social tertentu (Kozier Barbara,
1995:21).
4. PERAN PERAWAT
a. Care Giver (Pelaksana)
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan
agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Pada peran ini perawat diharapkan mampu:
1) Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang
bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.
2) Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus
memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan dari klien. Perawat
menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis
keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis.
b. Teacher (Pendidik)
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Counselor
Peran perawat disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
d. Coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan
dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. Tujuan Perawat sebagai
coordinator adalah:
1) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan
klien.
2) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
3) Menggunakan keterampilan perawat untuk :
- Merencanakan
- Mengorganisasikan
- Mengarahkan
- Mengontrol
e. Leader (Pemimpin)
Kepemimpinan dalam keperawatan menuntut seorang perawat agar memiliki peran
sebagai pemimpin formal atau informal dimana ia dikenal memiliki keahlian dalam
praktik keperawatan, memberikan asuhan keperawatan prima, dipercaya oleh rekan
sejawat dan memberikan harapan bagi yang lainnya, serta dapat menjelaskan visi
dan misinya sebagai tenaga keperawatan.
Perawat yang memiliki kepemimpinan juga harus dapat mengkondisikan lingkungan
kerja yang kondusif dan dinamis serta merencanakan pengembangan karier perawat
yang jelas dengan cara aktif memberikan dukungan untuk pengembangan diri
perawat. Seorang pemimpin juga harus dapat memotivasi perawat menjadi pekerja
yang ulet, dan mempunyai pandangan ke depan sehingga meningkatkan
profesionalisme mereka. Dalam perkembangan sistem kesehatan yang progresif,
investasi pada pengembangan kepemimpinan akan memberikan hasil (return) yang
signifikan pada pengembangan organisasi yang efektif. (Palestin: 2006).
f. Role Model (Contoh)
Peran perawat sebagai role model adalah segala perilaku yang ditampilkan perawat
semestinya dapat dijadikan panutan, panutan ini digunakan pada semua tingkat
pencegahan terutama perilaku hidup bersih dn sehat, menampilkan profesionalisme
dalam bekerja.
g. Administrator
Perawat sebagai administrator berfungsi untuk pengaturan dana, tenaga kerja,
program perencanaan strategi dan pelayanan, evaluasi pegawai dan pengembangan
pegawai (Joe: 2009)
h. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Peran perawat sebagai pembuat keputusan adalah untuk memberikan perawatan
yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berpikir kritis melalui proses
keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian
kondisi pasien, pemberian perawatan dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun
rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap klien. Perawat
membuat keputusan itu sendiri atau berkolaborasi dengan klien, keluarga dan
berkonsultasi dengan profesi kesehatan yang lainnya (Palestin: 2006)
i. Protector
Pada peran ini perawat lebih terfokus pada kemampuan perawat melindungi dan
menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam
memperoleh asuhan keperawatan.
j. Client Advocate
Peran perawat sebagai client advocat yaitu:
1) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi
lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
2) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien
yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak
dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak
klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan
klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140). Hak-Hak
Klien antara lain :
a) Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
b) Hak atas informasi tentang penyakitnya
c) Hak atas privacy
d) Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
e) Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
a) Hak atas informasi yang benar
b) Hak untuk bekerja sesuai standart
c) Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
d) Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
e) Hak atas rahasia pribadi
f) Hak atas balas jasa
k. Manager
Menerapkan keterampilan manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.
Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola
pelayanan maupun pendidikan keperawatan yang berada di bawah tanggung
jawabnya sesuai dengan konsep yaitu :
1) Tingkat atas / top manajer
2) Tingkat menengah / middle manajer
3) Tingkat dasar / Supper pacial manajer
l. Rehabilitator
Peran perawat sebagai rehabilitator yaitu mengajar dan melaksanakan keperawatan
bila tindakan peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan dan pengobatan
tidak berhasil. Perawat mengembangkan fungsi organ/bagian tubuh agar sembuh dan
dapat berfungsi normal.
m. Comforter
Peran perawat sebagai comforter yaitu berusaha member kenyamanan dan rasa aman
pada klien.
n. Communicator
Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun dengan
tim kesehatan lainnya. Perawat bertindak sebagai mediator antara klien dengan tim
kesehatan lainnya. Perawat berperan dalam memberikan penjelasan dengan
komunikasi kepada pasien dalam upaya meningkatkan kesehatannya. Sehingga
keluhan pasien terhadap kebutuhan fisik, jasmani, emosional dan spiritual dapat
segera terpenuhi yang secara langsung akan mempercepat kesembuhan pasein.
PEMBAHASAN

Contoh Kasus:
Tn.N berumur 30 tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri terasa sakit, saat
berkemih. Perawat Vitri segera memasang infus dan tanpa memberikan penjelasan lebih
lanjut kepada pasien dan keluarga pasien tersebut . selama beberapa saat kemudian Dokter
melakukan pemeriksaan, dari hasil pemeriksaan yang ada Tn.N terkena penyakit kanker
kandung kemih. Kemudian Dokter menginstruksi kepada perawat Vitri agar melakukan
asuhan keperawatan lebih lanjut kepada Tn.N, Tetapi Perawat Vitri karena terlalu sibuk
mengurus pasien yang lain akhirnya lupa mengobservasi dan memberikan asuhan
keperawatan yang lebih lanjut kepada Tn.N.

Analisa Kasus:

1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga maupun masyarakat


a. Pada kasus di atas perawat sudah menerapkan tanggung jawab di mana perawat
tersebut tanpa disuruh oleh Dokter.perawat sendiri melakukan tindakan pemasangan
infuse dalam mengatasi gejala awal dari pasien, akan tetapi perawat tersebut tidak
bertanggungjawab terhadap tindakan yang dilakukan sehingga keadaan atau kondisi
dari pasien itu semakin memburuk.
2. Hak – Hak Pasien
a. Pada kasus diatas perawat melanggar hak pasien dimana perawat tidak memberikan
penjelasan serta meminta persetujuan pada pasien dan keluarga saat memasang
infuse.
3. Perawat lalai akan kewajibannya untuk :
a. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai standar profesi
b. Menghormati hak – hak pasien
c. Pada kasus diatas jelas perawat tidak menunjukkan profesionalnya. Sebagai seorang
perawat seharusnya dapat bertindak sebagai pemberi rasa nyaman (comforter) dan
pelindung (protector), sedangkanperawat tersebut tidak memberikan asuhan
keperawatan dan mengobservasi lebih lanjut terhadap keadaan pasien tersebut
KESIMPULAN

Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai
oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus memanfaatkan nilai-nilai
keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam
mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung
jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional
berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat
memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam
menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak.

SARAN
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan
harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya bisa lebih memahami
tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode
etik keperawatan).
DAFTAR PUSTAKA

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC

Shahriari, M., Mohammadi, E., Abbaszadeh, A., & Bahrami, M. (2013). Nursing ethical
values and definitions:A literature review. Iranian Journal of Nursing and Midwifery
Research, 8(1)

Kim, Y. S., Park, J. W., Jung Son, Y., & Suk Han, S. (2002). Nurse managers’ moral self
concept and ethical sensitivity. Journal of Korean Academy of Nursing, 32, 7.

Sumijatun. 2011. Membudayakan Etik dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai