Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat adalah Sebagai salah satu hasil penting bagi sebuah rumah sakit menjadi Garda
terdepan rumah sakit yang berhubungan langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam itu kualitas
asuhan sebagaimana dituntut penuh dalam peran penting perawat. Salah satunya peran perawat
sebagai advokat pasien dimana Seorang perawat membutuhkan perlindungan dari perawat dari
setiap tindakan medis dan diberikan kepada pasien dalam proses kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya (Afidah & Madya,2013).  peran perawat pada tindakan pemasangan ventilator
peran perawat pada situasi ini adalah bagaimana perawat memberikan penjelasan secara detail
tentang tindakan yang diberikan dan peran sebagai advokat dalam pemberian informan consent 
tujuan pasien dengan tindakan yang dimainkan dan pasien atau keluarga sudah memahami secara
jelas tindakan yang akan dilakukan (Kandar, et al, 2015) 
Peran aku kasih tahu ke dalam pemberian asuhan keperawatan dilakukan untuk
menghindari terjadinya kesalahan pemberian asuhan keperawatan pipih hal ini juga mencegah
terjadinya abrasi akibatnya merugikan pasien bahkan kematian pasien (Suryani, et al, 2013).
Selama berada dalam masa perawatan dirumah sakit sangat mungkin terjadinya human error oleh
tenaga kesehatan yang mampu merugikan pasien. Sebagai satu-satunya yang berhubungan
langsung dengan pasien, seorang perawat dituntuk untuk lebih hati-hati dan teliti dalam setiap
tindakan yang dilakukannya, baik itu dalam kolaborasi dengan dokter dalam instruksi pemberian
obat-obatan oral, tindakan injeksi, bahkan sampai tindakan pemberian transfuse. Perawat harus
memastikan apakah hal tersebut dapat berdampak baik kepada pasien. Bukan malah merugikan
atau sampai mengakibatkan kematian pasien.
Sebagai dasar seorang perawat adalah menghargai hak-hak pasien sebagai pengguna
layanan kesehatan. Ada tiga komponen perawat sebagai advokat bagi pasien yaitu pelindung
penentuan diri pasien, mediator, dan sebagai pelaku. Perawat juga harus melidungi pasien
sebagai manusia yang utuh sesuai dengan hokum berlaku (Suryani, dkk, 2014)
Perawat sebelum memberikan tindakan tidak menjelaskan informasi tentang tindakan
prosedur pemberian terapi yang akan dilakukan, dalam hal ini pasien berhak memutuskan
tindakan terapi tersebut ditolak atau diterima oleh pasien (Simamora, 2013)
1.2 Tujuan Penulisan

1. Agar mahasiswa mengetahui definisi peran dan fungsi perawat


2. Agar mahasiswa mengetahui tujuan peran perawat advokasi
3. Agar mahasiswa mengetahui peran advokasi perawat dalam kasus keperawatan
kritis

1.3 Manfaat Penulisan

Memberikan wawasan tentang peran dan fungsi perawat serta peran dan fungsi advokasi
pada kasus keperawatan kritis serta sebagai bahan refrensi dalam pemenuhan tugas-tugas yang
terkait dengan peran dan fungsi dalam keperawatan kritis.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Peran Dan Fungsi Perawat


Dalam dunia keperawatan modern respons manusia sebagai pengalaman dan respon
orang terhadap sehat dan sakit juga merupakan suatu fenomena perhatian perawat (sudarman,
2010). Sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik
perawat, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik di dalam
maupin diluar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan bidang tugasnya. Dalam melaksanakan praktik keperawatan, perawat juga
dituntut melakukan peran dan fungsi sebagaimana yang diharapkan oleh profesi dan
masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan.
1. Peran Perawat
Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lalin terhadap
seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Kusnanto, 2003). Dalam melakukan
peran, seseorang diharapkan memiliki pemahaman dasar yang diperlukan mengenai
prinsip, dalam menjalankan tanggung jawab secara efisien dan efektif dalam suatu sistem
tertentu. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar
profesi keperawatan dan bersifat konstan mengidentifikasi beberapa elemen peran
perawat professional, meliputi :
a. Care Giver
Sebagai pemberi asuhan keperawatan; sebagai pelaku atau pemberi asuhan
keperawatan dapat memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak
langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi :
melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar,
menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisa data, merencanakan
intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat
langkah / cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana yang ada, dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukannya.
b. Client Advocate
Sebagai pembela untuk melindungi klien. Sebagai advokat klien, perawat
berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya
pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan
dengan pendekatan tradisional maupun professional.
c. Consellor
Sebagai pemberi bimbingan / konseling klien; berfungsi untuk memberikan
konseling kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai
prioritas.
d. Educator
Sebagai pendidik klien, membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui
pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik yang
diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal
yang diketahuinya.
e. Collaborator
Sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat bekerja sama dengan
tenaga kesehatan lain dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan
keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan klien.

f. Coordinator
Sebagai coordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber dan potensi klien.
Perawat berfungsi untuk mengkoordinasi, mengatur, mengembangkan, memberikan
informasi untuk perkembangan pelayanan kesehatan.
g. Change agen
Sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk mengadakan perubahan-perubahan.
Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berfikir, bersikap,
bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien / keluarga agar menjadi sehat.
h. Consultant
Sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah.
2. Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada, dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya :
a. Fungsi independen
Tindakan keperawatan bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan. Oleh
karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul dari tindakan
yang diambil.
b. Fungsi dependen
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan tindakan
khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti
pemasangan infus, pemberian obat, dan melakukan suntikan
c. Fungsi interdependen
Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim
kesehatan. Perawat berkolaborasi mengupayakan kesembuhan pasien bersama tenaga
kesehatan lainnya. Perawat bertanggung jawab lain terhadap kegagalan pelayanan
kesehatan terutama untuk bidang keperawatannya.

2.2 Landasan Hukum Peran dan Fungsi perawat


Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk
Asuhan Keperawatan. Keperawatan sekarang memiliki Undang-undang tersendiri.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
disahkan oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17 Oktober 2014
dan UU Keperawatan mulai diberlakukan setelah diundangkan oleh Menkumham Amir
Syamsudin di Jakarta dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307
dan Penjelasan Atas UU 38 tahun 2014 tentang Keperawatan dalam Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5612 pada tanggal 17 Oktober 2019.
Dasar hukum pengesahan UU Nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan adalah Pasal
20, pasal 21 dan pasal 28 C undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.
Latar belakang disahkannya UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan adalah :
a. bahwa untuk memajukan kesejahteraan umum sebagai salah satu tujuan nasional
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan;
b. bahwa penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan;

c. bahwa penyelenggaraan pelayanan keperawatan harus dilakukan secara bertanggung


jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat yang memiliki
kompetensi, kewenangan, etik, dan moral tinggi;

d. bahwa mengenai keperawatan perlu diatur secara komprehensif dalam Peraturan


Perundang-undangan guna memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada
perawat dan masyarakat;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c,


dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Keperawatan

2.3 Peran Advokasi Perawat


Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakit
yang dilaksanakan di instalasi gawat darurat. Adapun tugas instalasi gawat darurat adalah
menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan serta pelayanan
pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis (Depkes R.I 2006).
Dalam memberikan perawatan gawat darurat perawat dituntut untuk berpikir kritis dan
bertindak cepat dengan mempertimbangkan perannya sebagai advokat atau pelindung.
Sebagai pelindung, perawat harus membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi
pasien dalam pengambilan tindakan untuk mencegah dari kemungkinan efek yang tidak
diinginkan. Misalnya memastikan pasien tidak memiliki alergi terhadap obat yang diberikan.
Perawat sebagai advocat berperan melindungi hak klien dan membantu menyatakan
hak-haknya. Contohnya perawat memberikan informasi tambahan untuk membantu kklien
dalam mengambil keputusan atas tindakan keperawatan yang diberikan. Selain itu perawat
juga melindungi hak-hak klien dengan menolak tindakan yang dapat membahayakan klien.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perawat mempunyai peran yang
sangat penting dalam pelayanan gawat darurat salah satunya adalah perannya sebagai
advokat atau pelindung. Peranan ini berfungsi untuk melindungi dan mempertahankan hak-
hak yang dimiliki klien.

2.4 Peran Advokasi dalam Kasus Kegawatdaruratan


Pelayanan gawat darurat merupakan salah satu komponen pelayanan di rumah sakit yang
dilaksanakan di instalasi gawat darurat. Adapun tugas instalasi gawat darurat adalah
menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan serta pelayanan
pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis (Depkes R.I
2006). Dalam memberikan perawatan gawat darurat perawat dituntut untuk berpikir kritis
dan bertindak cepat dengan mempertimbangkan perannya sebagai advokat atau pelindung.
Sebagai pelindung, perawat harus membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi
pasien dalam pengambilan tindakan untuk mencegah dari kemungkinan efek yang tidak
diinginkan. Misalnya memastikan pasien tidak memiliki alergi terhadap obat yang diberikan.
Perawat sebagai advocat berperan melindungi hak klien dan membantu menyatakan hak-
haknya. Contohnya perawat memberikan informasi tambahan untuk membantu kklien dalam
mengambil keputusan atas tindakan keperawatan yang diberikan. Selain itu perawat juga
melindungi hak-hak klien dengan menolak tindakan yang dapat membahayakan klien.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perawat mempunyai peran yang
sangat penting dalam pelayanan gawat darurat salah satunya adalah perannya sebagai
advokat atau pelindung. Peranan ini berfungsi untuk melindungi dan mempertahankan hak-
hak yang dimiliki klien.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Keperawatan profesional mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut yaitu :
Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanana kesehatan
sesuai dengan kebijakan umum pemerintah khususnya pelayanan atau asuhan keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
Dengan demikian peran dan fungsi perawat itu sangat penting untuk pelayanan
kesehatan, demi meningkatkan dan melaksanakan kualitas kesehatan yang lebih baik.

5.2 Saran
1. Perawat harus memahami konsep pelayanan gawat darurat terkait keselamatan pasien, agar
keselamatan pasien terjamin.
2. Perawat harus tahu standar  sarana dan pra sarana, aturan dan sistem  pelayanan gawat
darurat yang ditetapkan peraturan dan undang undang.
3.  Perawat harus memahami kompetensi semua petugas yang bertugas di Unit/Instalasi
Gawat darurat
DAFTAR PUSTAKA

Afidah, E.N & Madya, S (2013). Gambaran Pelaksanaan Peran Advokat Perawat Di
Rumah Sakit Negeri Di Kabupaten Semarang, Vol 1 No 2

Blais. Jonice. 2007. Praktik Keperawatan professional. Widya Medika. Jakarta


Dewi. A. I. 2008. Etika Dalam Hukun Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher
Hidayat. A. A. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Kandar, Maria, S & Tofi”ah (2015). Pelaksanaan Peran Perawat Sebagai Advokad Dalam
Pemberian Informed Concent Tindakan ECT Premedikasi di RSJD Dr. Amino Gondhoutomo
Provinsi Jawa Tengah

Simamora, R.H (2013). Upaya Pembinaan Perawat di Rumah Sakit Ngesti Waluyo
Parakan Temanggung Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol. 8 No, 2

Suryani, M, Setyowati & Luknis, S (2013). Pemahaman dan Perilaku Perawat Dalam
Melaksanakan Peran Advokat Pasien Di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai