Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nabila Rizky

Nim : 17031061

Praktikum Hemodinamik

a. Cardiovascular System Anatomy Hemodynamics


Hemodinamik di artikan dalam artian, “hemo” adalah darah, dan “dinamik”
adalah pergerakan. Jadi dapat di simpulkan hemodinamik adalah pergerakan darah. Dan
hemodinamik adalah hal yang sangat penting untuk mengetahui bagaimana tubuh
bekerja. Pada dasarnya pergerakan darah adalah apa yang menentukan tingkat jaringan
seberapa banyak perfusi yang didapatkan untuk membawa oksigen dan nutrisi serta
mengeluarkan produk sisa buangan. Dan pada akhirnya tujuan dari pembelajaran ini
untuk membahas dan membicarakan semua tentang prinsip dasar yang berbeda dengan
melibatkan hemodinamik. Kita akan membicarakan tentang anatomi dasar pada jantung
dan bagaimana darah mengalir pada system. Dan akan membahas beberapa tentang
teknik monitoring yang digunakan untuk mengetahui seperti apa pasien hemodinamik
kita. Jadi pertama kita akan menjelaskan pada bagian kanan adalah atrium kanan dan
kemudian di bawahnya kita memiliki ventrikel kanan. Lalu agak tersembunyi di atas sini
kita memiliki kiri atrium, dan dibawahnya kita memiliki ventrikel kiri. Dan seperti yang
kita ketahui empat ini ada adalah ruang utama pada jantung. Atrium adalah tempat
memompa darah ke ventrikel dan kemudian ventrikel mempompa darah ke pembuluh
darah dan menggerakannya pada bagian tubuh, tergantung pada bagian apa yang kita
bicarakan. Seperti yang kita ketahui darah akan berjalan dari atrium kanan ke ventrikel
kanan, kemudian dari dari ventrikel kanan ke paru-paru. Lalu dari sana darah kembali ke
atrium kiri, yang kemudian memompa ke ventikel kiri. Dan ventrikel kiri yang memompa
darah ke seluruh tubuh.
Dari sana darah akan berada di ventrikel kanan dan ketika ventrikel kanan
berkontraksi, itu akan memompa darah keluar melalui katup (valve), yang akan menjadi
pulmonal. Dari sana darah akan melakukan trip dan kembali ke atrium kiri di mana darah
kemudian akan mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri melalui apa yang kita sebut
katup mitral. Atau biasa disebut juga dengan bicuspid valve. Yang terakhir, ketika darah
berada di ventrikel kiri, saat berkontraksi akan memasuki aorta melalui aortic valve. Jadi
kalo di ulang lagi proses nya jalur yang dilalui darah akan pergi dari atrium kanan
melalui katup tricuspid ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan melalui katup pulmonal
ia akan melewati dan berakhir di atrium kiri di mana akan melewati katup mitral ke
ventrikel kiri dan akhirnya keluar dari katup aorta. Lokasi katup khusus ini dapat
membingungkan beberapa perawat, terutama yang baru mulai. Sangat penting bagi untuk
mengingat seri yang mereka lalui; trikuspid, pulmonik, mitral, aorta, TPMA. Beberapa
pembuluh darah yg berbeda memainkan peran penting dalam aliran darah ini, yang
pertama adalah 2 pembuluh darah terbesar yang bertanggung jawab untuk
mengembalikan aliran darah ke jantung. Vena cava superior, yang akan mengalirkan
kembali darah dari kepala dan ekstremitas atas. Dan kemudian vena cava inferior, yang
pada dasarnya mengembalikan semua darah dari seluruh tubuh. Dan bagian kecil terakhir
adalah sinus koroner. Ini adalah bagian terakhir dari darah yang dikembalikan ke atrium
kanan dari semua pembuluh koroner. Jadi setelah itu darah akan dikeluarkan dari sisi
kanan jantung oleh ventrikel kanan keluar melalui katup pulmonal dan akan masuk ke
arteri pulmonalis.
Sekarang perbedaan penting di sini biasanya menyebutnya arteri karena darah
mengalir keluar dari jantung. Tapi ini masih terdeoksigenasi karena sedang menuju ke
paru-paru (warnanya biru). Dari sini darah akan pergi ke paru-paru, mengambil oksigen,
mengirimkan karbon dioksida. Dari sana, pembuluh darah akan kembali melalui
serangkaian pembuluh yang kita sebut vena pulmonalis. Ini adalah pembuluh darah
karena mereka mengembalikan darah ke jantung, tetapi pada titik ini mereka
teroksigenasi jadi inilah mengapa kita memiliki warna merah di sini. Dan juga perhatikan
bahwa kami memiliki 2 set arteri pulmonalis dan vena pulmonalis. Kami memiliki satu
yang pergi ke dan dari paru-paru kiri pasien di sini, dan kemudian kami memiliki satu
yang menuju dan dari paru-paru kanan pasien di sini. Jadi sekarang darah berada di sisi
kiri jantung, itu akan dikeluarkan dari ventrikel kiri melalui katup aorta dan dari sana
darah akan masuk ke aorta. Di sinilah darah akan mulai mengalir ke semua bagian tubuh
yang berbeda. Sekadar satu ulasan besar tentang seluruh aliran darah. Kami memiliki
darah yang berasal dari vena kava superior, vena kava inferior dan sinus koroner yang
mengosongkan ke atrium kanan. Kemudian akan mengalir dari atrium kanan, melalui
katup trikuspid, ke ventrikel kanan. Dari sana itu akan dikeluarkan dari katup pulmonal
ke arteri pulmonalis yang akan melakukan perjalanan ke paru-paru kiri dan kanan. Dari
sana darah, darah yang mengandung oksigen pada titik ini, akan kembali melalui vena
pulmonalis kiri dan kanan ke atrium kiri. Darah akan melewati katup mitral ke ventrikel
kiri. Akhirnya ventrikel kiri akan mengeluarkan darah itu melalui katup aorta, ke aorta
dan ke seluruh tubuh lainnya.
Ini adalah gambaran yang sedikit berbeda tentang hemodinamik dan aliran darah
ke seluruh tubuh. Ada sisi kanan jantung, atrium kanan, dan ventrikel kanan, lalu di sisi
lain ada sisi kiri jantung. Sekali lagi hanya untuk memetakan aliran darah, jadi ada vena
kava superior yang sedang makan di sini, juga vena kava inferior yang sedang makan di
sini dan terakhir sinus koroner yang juga masuk ke atrium kanan. Dan semua darah ini
akan bergerak melintasi katup trikuspid ke ventrikel kanan. Dari sana ventrikel kanan
akan berkontraksi. Ini akan mengeluarkan darah melalui katup pulmonal ke arteri
pulmonalis. Dari sana ia akan bergerak ke paru-paru kiri dan kanan. Di sinilah jelas darah
akan mengambil oksigen dan melakukan perjalanan kembali dan masuk ke atrium kiri.
Dari sana kita akan melintasi katup mitral ke ventrikel kiri. Kemudian ventrikel kiri akan
berkontraksi dan mendorong darah keluar dari katup aorta dan masuk ke aorta. Sekarang
setelah darah berada di aorta, sebenarnya hanya ada 3 cara utama yang bisa dilalui. Yang
pertama adalah naik ke otak dan ekstremitas atas kita. Itu juga bisa pergi dan berjalan
turun dan berkeliling ke seluruh tubuh. Dan rute terakhir yang dapat diambil darah adalah
di diastol, darah sebenarnya akan berjalan kembali dan mengisi arteri koroner untuk
memfungsikan jantung.
b. Delivery of Oxygen Hemodynamics
Pengiriman oksigen = Curah jantung X konsentrasi Oksigen X 10. Yang
menjaadi komponen penyusunan oksigen adalah tergantung cardiat output yang menjadi
berapa banyak darah bersirkulasi dan berkonsentrasi melalui arteri sehingga
menghasilkan CaO2 dan memngubah hb menjadi 1,39.
Dari hal diatas tentu dapat kita ambil kesimpulan yang mempengaruhi kepekatan
darah adalah, hb, saturasi oksigen dan tekanan pasrsial oksigen paO2, semntara untuk
curah jantung tentunya mempengaruhi HR dan volume darah normalnya 60-120 ml per
detak, dan normal yang harus kluar adalah 4-8 liter per menit, tentunya curah jantung
tidak dipengaruhi ukuran tubuh anda melainkan adalah indeks jantung yang normalnya
2,5 0 4 l per menit, yang mempengaruhi volume darah yaitu preload, kontaktil, dan
afterload, bagaiman memberikan oksigen tentunya dipengaruhi dari hitungan dan
konsentrasi di atas sesuai perhitungan curah jantung, tekanan parsial dan lainnya.
c. Cardiac Output Hemodynamics
Curah jantung/Cardiac Output (CO) merupakan bagian yang penting diperhatikan
dalam tata laksana pasien resiko tinggi dan fase perio-operatif atau di ICU.
Pengawasan/monitoring CO pada pasien kritis sangat dianjurkan dengan tujuan untuk
membantu mempertahankan oksigenasi jaringan. Pengukuran CO pertama kali
menyebutka bahwa CO dapat dihitung sebagai rasio antara konsumsi oksigen (VO2) dan
beda kadar oksigen pada darah arteri dan vena. Selain itu, ditemukan juga teknik
pengukuran CO yskni menggunakan teknik delusi yang dilakukan oleh tim kerja.
Pengukuran ini menghitung CO dengan membagi jumlah indikator yang diinjeksikan,
dengan area dibawah kurva dilusi. Pada pertengahan tahun 1970an berhasil mendesain
kateter arteri pulmoner/Pulmonary Arthery Chateter (PAC) sehingga memudahkan
didapatkannya kurva thermodilusi dengan menggunakan computer untuk menganalisa
dan menentukan nilai CO5.
Banyak sekali kelebihan menggunakan PAC sehingga membuat PAC sebagai
standar baku pengukuran CO. Namuun, terdapat beberapa komplikasi dari penggunaan
PAC ini seperi kerusakan arteri karotis dan subklavia, pneumothoraks, disritmia,
perforasi ruang jantung, tamponade, kerusakan katub jantung, serta rupture arteri
pulmonary. Sedangkan saat ini, sudah berkembang beberpa teknik alternative uang
cenderung lebih aman seperti oesophageal ultrasonografi Doppler, transoesophageal
echokardiograi, bioimpedansi elektris thorakal, silusi lithium dan analisa gelombang
pulsasi (pulse wave analysis) yang semuanya relative tidak invasive apabila dibandingkan
dengan PAC. Beberapa dari teknik ini mampu menilai volume sekuncup/stroke volume
secara berkelanjutan dan juga mampu memberikan nilai komponen hemodinamik lain
yang dapat memprediksi respon pasien terhadap pemberian cairan, menilai volume
preload, dan mengukur saturasi vena sentral secara berkelanjutan.
Rumus Fick Keterangan :

VO2 : konsumsi oksigen (ml o2/menit)


Q= VO2 CaO2 : kandungan oksigen dalam darah arteri
(CaO2- CvO2) x 10 CvO2 : kandungan oksigen dalam darah vena
campuran

1. Nalisa Pulsasi Kontur


Metode analisa pulsasi kontur dalam menilai Co menggunkaan variasi gelombang
tekanan pulsasi/plse pressure (PP). secara umum, semakin besar SV,semakin banyak
darah dipompa ke sistem arterial pada setiap denyut jantung. Sehingga semakin bsar
peningkatan dan penurunan tekanan saat sistolik dan diastolic akan menyebabkan
semakin bertambahnya PP2. Nilai PP proporsional terhadap nilai SV dan berbanding
terbalik dengan compliance vascular. Perubahan gelombang PP dapat diprediksi dari
compliance dinding arterial dan SV. Karena compliance vaskuler tidak mudah untuk
dinilai maka nilai tersebut dapat dihitung berdasarkan umur, jenis kelamin, etnis,
body massa index (BMI).

Perhitungan CO pada sistem LiDCO

CO = Dosis LiCl x 60 area x (1-hematokrit) 1/menit


2. Ultrasonografi Oesophageal Doppler
Pengawasan CO dengan menggunakan teknik ini dapat mengukur velositas aliran
darah didalam aorta desenden. Dengan menggunakan perubahan frekuensi gelombang
ultrasound yang dapat mencerminkan objek yang dapat bergerak , maka velositas
darah dapat dinilai. Apabila pengukuran ini dikombinasi dengan estimasi area potong
kintang dari aorta yang didapatkan dari umur, tinggi, dan berat badan pasien, maka
akan didapatkan komponen hemodinamik seperti SV, CO dan cardiac index.
3. Transesophageal Echocardiografi (TEE)
Curah jantung dapat dinilai dengan menggunakan TEE dengan metode Doppler
ataupun non-doppler. Teknik non-doppler dilakukan berdasarkan rekontruksi
volumetric dari rekonstruksi ruang ventrikel kiri. Metode yang paling sering
digunakan adalah menggunakan hukum Simpson dimana ventrikel kiri dibagi
menjadi bebberapa seri dari basal e apeks jantung. Dua planan orthogonal digunakan
untuk rekonstruksi. Volume ventrikel kiri kemudian dihitung dengan menjumlahkan
perkiraan volume pada diskus individual. Teknik ini dapat digunakan untuk
menghitung SV yang kemudian apabila dikalikan dengan denyut jantung akan
memberika nilai CO
4. NICO : FICK’S PRINCIPLE
Teknik ini menggunakan re-breathing parsial CO2 yang membandingkan tekanan
parsial en-tidal carbon dioxcide (etCO2) yang didapatkan saat periode non re
breathing dengan yang didapatkan saat periode rebreathing selanjutnya. Perubahan
rasio pada eliminasi pada eliminasi etCO2 dan eliminasinya setelah periode singkat
rebreathing parsial (biasanya 50 detik) memberikan perkiraan CO non invasive.
Teknik ini menggunakan sensor CO2 inframerah. Dengan ujungnya yang dapat
menilai perbedaan tekanan, katub rebreathing yang menilai eliminasi CO2 melalui
integrasi dari konsentrasi antara aliran darah dan CO2 tiap 3 menit setelah periode
singkat dari re-breathing parsial untuk menghitung aliran darah pulmonary.
5. Bioimpedansi Elektris Thorakal
Impedannsi plethysmografi berdasarkan perubahan pulsatil pada resistensi yang
terjadi pada siklus ventrikel systole dan diastole. Bioimpedansi elektrik menggunakan
stimulasi elektrik untuk identifikasi variasi impedensi thoraks atau tubuh yang
menghasilakn perubahan siklik pada aliran darah yang disebabkan oleh denyut
jantung. CO dapat diperkirakan secara berkelanjutan dengan eletroda yang
ditempatkan pada leher dan thoraks. CO dapat dihitung menggunakan SV dan waktu
ejeksi ventrikel.
d. Non-Invasive Monitoring Hemodynamics
Tekanan darah arteri adalah tekanan darah yang dihasilkan oleh ejeksi ventrikel
kiri ke aorta dan ke arteri sistemik 3,4 . Tekanan arteri sistemik terdiri dari3,4: 1.
Tekanan sistolik adalah tekanan darah maksimal ketika darah dipompakan dari ventrikel
kiri. Range normal berkisar 100- 130 mmHg 2. Tekanan diastolik adalah tekanan darah
pada saat jantung relaksasi, tekanan diastolik menggambarkan tahanan pembuluh darah
yang harus dihadapi oleh jantung. Range normal berkisar 60-90 mmHg 3. Mean Arterial
Pressure atau tekanan arteri rata-rata selama siklus jantung. MAP dapat diformulasikan
dengan rumus : Sistolik + 2. Diastolik x 1/3. MAP menggambarkan perfusi aliran darah
ke jaringan Pengukuran tekanan darah arteri secara invasif dilakukan dengan
memasukkan kateter ke lumen pembuluh darah arteri dan disambungkan ke sistem
transducer.
Tekanan intra arteri melalui kateter akan dikonversi menjadi sinyal elektrik oleh
tranducer lalu disebar dan diteruskan pada osciloskope, kemudian diubah menjadi
gelombang dan nilai digital yang tertera pada layar monitor3 . 2.1.2 Indikasi dan
kontraindikasi Indikasi 1. Monitor tekanan darah invasif diperlukan pada pasien dengan
kondisi kritis atau pada pasien yang akan dilakukan prosedur operasi bedah mayor
sehingga apabila ada perubahan tekanan darah yang terjadi mendadak dapat secepatnya
dideteksi dan diintervensi, atau untuk evaluasi efek dari terapi obat-obat yang telah
diberikan1,3,4 . a) prosedur operasi bedah mayor seperti : CABG, bedah thorax, bedah
saraf, bedah laparotomy, bedah vascular 2 3 b) pasien dengan status hemodinamik tidak
stabil c) pasien yang mendapat terapi vasopressor dan vasodilator d) pasien yang tekanan
intrakranialnya dimonitor secara ketat e) pasien dengan hipertensi krisis, dengan
overdiseksi aneurisma aorta 2. Pemeriksaan serial Analisa Gas Darah3 a) pasien dengan
gagal napas b) pasien yang terpasang ventilasi mekanik c) pasien dengan gangguan asam
basa (asidosis/ alkalosis) d) pasien yang sering dilakukan pengambilan sampel arteri e)
secara rutin Kontra indikasi relatif3 1. Pasien dengan perifer vascular disease 2. Pasien
yang mendapat terapi antikoagulan atau terapi trombolitik 3. Penusukan kanulasi arteri
kontraindikasi relatif pada area yang mudah terjadi infeksi, seperti area kulit yang
lembab, mudah berkeringat, atau pada area yang sebelumnya pernah dilakukan bedah
vascular.
e. Invasive Monitoring Hemodynamics
Berdasarkan video ini ada empat poin yang teradapat pada pemantauan invasive yang ada
di ICU. Beberapa jenis pemantauan invasive yaitu :
1. CVP. CVP akan memberi kita gambaran tentang tekanan atrium kanan kita atau
pada dasarnya aliran balik vena ke jantung. CVP merupakan Presentasi tekanan
yang memiliki central berbeda ketika tonus arteri diubah yaitu jika ditambah bisa
overload atau jantung nya menjadi tidak berfungsi dan jika dikurangi bisa
menyebabkan dehidrasi kekurangan volume atau venodetion.
2. Arterial line atau garis arteri yaitu biasanya garis arteri radial dipergelangan
tangan, tetapi juga dapat dimasukkan kedalam arteri brakialis di siku, ke arteri
femoralis di selangkangan, ke arteri dorsalis pedis di kaki, atau ke arteri ulnaris
dipergelangan tangan. Sirkulasi kolateral ke area yang dipengaruhi oleh arteri
yang akan dipilih sehingga sirkulasi perifer akan dipertahankan oleh arteri lain
bahkan ketika sirkulasi di arteri terganggu.
3. Flotrac yaitu monitor yang hemodinamik tidak terkalibrasi. foltrack merupakan
pemantauan hemodinamik tingkat lanjut yang secara otomatis menghitung
parameter aliran utama setiap 20 detik. Sistem flotrac memiliki dukungan
keputusan proaktif untuk mengelola ketidakstablian hemodinamik dan
memastikan perfusi yang memadai.
4. Swan atau pa catri adalah central temperature yang memiliki PA tekanan yang ada
dalam bentuk RAP/CVP da nada juga PAP. Kateter sangat panjang yang
dimasukkan melalui pengantar yang akan masuk melalui vena cava akan melewati
atrium kanan jantung ke ventrikel kanan dan keluar sampai ke arteri pulmonalis.
swan catheter akan ada empat nilai utama yang dapat diperoleh dari kateter itu
sendiri yang pertama adalah tekanan atrium kanan atau CVP, yang berikutnya
akan menjadi tekanan arteri pulmonalis setelah itu akan menjadi tekanan baji
kapiler paru dan akhirnya yang terakhir adalah curah jantung dan indeks jantung.

Anda mungkin juga menyukai