Anda di halaman 1dari 27

”GAMBARAN PERILAKU IBU DALAM MENERAPKAN PROTOKOL

KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DI KECAMATAN TAMPAN


KELURAHAN SIALANG MUNGGU RW 22 RT”

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:

YOLA AFIRDA

NIM: 17031012

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes HANG TUAH PEKANBARU

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia saat ini digemparkan sebuah virus baru yang bernama Coronavirus Disease 2019.
COVID-19 diidentifikasi belum pernah menyerang manusia sebelumnya dan ditemukan pada
tahun 2019 ( World Health Organization, 2019). COVID-19 pertama kali diidentifikasi di
Wuhan, China dan COVID-19 ini sangat mudah menular dengan waktu yang sangat singkat, dan
menjadi pandemic global. Penyebab COVID-19 di dukung oleh virus yang cepat, baik dari
manusia ke hewan ataupun antar manusia (Shereen, Khan, Kazmi, Bashir, & Siddique, 2020:
Wei et al., 2020)

COVID-19 telah menyebar sangat cepat dan semakin meningkat. Kasus di Dunia secara Global
30 Januari 2021 terkonfirmasi 101.406.059 dan 2.191.898 yang meninggal. Amerika menduduki
kasus terbesar di dunia yaitu 45.052.791 terkonfirmasi, dan posisi kedua yaitu Eropa dengan
jumlah kasus 33.929.775 terkonfirmasi (WHO, 2020). Peningkatan COVID-19 yang signifikan
juga terjadi di Indonesia tanggal 30 Januari 2021 terdapat jumlah kasus 1.066.313 terkonfirmasi,
dan 29.728 terkonfirmasi meninggal. DKI Jakarta menduduki kasus pertama di Indonesia yaitu
259,305 kasus terkonfirmasi, dan posisi kedua Jawa Barat 139,052 kasus terkonfirmasi
(Covid19.go.id)

Penyebaran COVID-19 juga ada di wilayah Indonesia termasuk Provinsi Riau. Kota Pekanbaru
adalah Ibu kota Provinsi Riau yang terdiri dari beberapa Kecamatan, dan Kecamatan Tampan
merupakan salah satu Kecamatan dengan kasus terbanyak pada tanggal 30 Januari 2021 yaitu
2.450 terkonfirmasi dan 42 terkonfirmasi meninggal (Corona.riau.go.id).

Indonesia harus mempertimbangkan segala hal dalam meminimalisir kasus COVID-19 yang
terjadi. Karena tidak hanya memberi rasa takut pada masyarakat, tetapi juga mempertimbangkan
keberlanjutan terkhusus pada bidang pendidikan termasuk aktivitas yang terkait dengan
pendidikan. Karena sejak Maret, Indonesia telah melaksanakan pembelajaran daring baik dari
perkuliahan, sekolah dasar, dan pendidikan anak usia dini (Wulandari & Purwanta, 2020)

1
Banyaknya kasus terkonfirmasi di Pekanbaru menyebabkan kasus Covid meningkat dan
mengharuskan masyarakat untuk menerapkan protokol Kesehatan. Tidak hanya di masyarakat
para kalangan orang tua juga mempertimbangkan keberlanjutan terkhusus bidang pendidikan
termasuk aktivitas yang terkait dengan pendidikan anak usia sekolah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku kesehatan yaitu, predisiposising factor, mencakup pengetahuan dan
sikap terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi. Enabling
factor, mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan. Dan personal
control merupakan sebuah kepercayaan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu
mempengaruhi kejadian yang tidak diinginkan (Green dalam Priyoto, 2014).

Tersebarnya COVID-19 membuat para orangtua cemas terhadap anaknya, setiap orang tua pasti
menginginkan anaknya selalu dalam keadaan sehat, apalagi dengan kondisi pada masa pandemi
COVID-19 tentu saja orang tua menjadi semakin khawatir akan hal itu.Orang tua memiliki peran
yang sangat penting dalam hal mendidik anak, salah satunya adalah menjadi dan memberikan
contoh yang baik untuk anak, selain itu memberikan peringatan dan nasihat pada anak juga
merupakan hal penting yang harus dilakukan orang tua agar selalu hidup bersih kepada anak.
Salah satu yang dapat di lakukan orang tua adalah mengingatkan anak nya untuk selalu
menerapkan pola hidup sehat dan bersih agar terhindar dari berbagai penyakit dan dengan
mengajarkan anak untuk mengikuti protokol kesehatan (Rompas et al., 2018).

Protokol kesehatan adalah aturan dan ketentuan yang perlu diikuti oleh segala pihak agar dapat
beraktivitas secara aman pada saat pandemic COVID-19. Selama masa pandemi protokol
kesehatan wajib diterapkan oleh masyarakat (Buana,2020). Protokol kesehatan yang harus ditaati
oleh masyarakat guna melawan adanya peningkatan kasus COVID-19 dengan menerapkan upaya
perilaku 3M, yaitu:
Memakai masker
Masker pelindung wajah merupakan salah satu bentuk self protection selama masa pandemic
Corona virus. Pernyataan tersebut juga telah diperkuat oleh World Health Organization (WHO)
melalui panduan sementara yang diumumkan pada tanggal 06 April 2020 mengenai anjuran

2
mengenaikan masker (World Health Organization, 2020b). Masker pelindung wajah terdiri
beberapa jenis yaitu: masker medis, yaitu mampu melindungi diri dari virus dan tidak beresiko
memunculkan penyakit lain (Szarpark et al., 2020b), kemudian masker respiratori, adalah salah
satu media penyaring dalam topeng dan berfungsi sebagai salah satu alat pelindung petugas
kesehatan yang terpapar virus. Masker pelindung wajah sangat penting digunakan karena tidak
hanya berfungsi sebagai pelindung, tapi juga sebagai pencegah penyebaran infeksi virus Corona
(Shen et al., 2020). Melalui penggunaan masker pelindung wajah, proses penyebaran virus
Corona juga dapat dikendalikan (Cheng et al., 2020). Masalah masker medis dan masker
respiratori sangat terbatas. Menanggapi hal tersebut maka masyarakat mulai menggunakan
masker kain sebagai masker non-medis melalui panduan interm 05 Juni 2020, World Health
Organization (WHO) juga telah menghimbau penggunaan masker medis ataupun non-medis bagi
masyarakat umum (World Health Organization, 2020a).
Mencuci Tangan
Menjaga kebersihan tangan adalah salah satu langkah yang perlu dilakukan. World Health
Organization (WHO) juga telah menjelaskan bahwa kebersihan tangan dapat menyelamatkan
nyawa manusia dari infeksi COVID-19 (World Health Organization), 2020d). Namun, mencuci
tangan tidak bisa dilakukan dengan sembarangan oleh masyarakat Mencuci tangan dengan
menggunakan sabun cair dilakukan selama 20 detik atau lebih menggunakan air mengalir dan
sangat dianjurkan untuk diterapkan oleh masyarakat. (Khedmat, 2020).
Menjaga Jarak (Social Distancing)
Sosial Distancing adalah salah satu kebijakan pemerintah yang diterapkan masyarakat Dunia
selama masa COVID-19. Kebijakan pemerintah Indonesia menerapkan beberapa kegiatan sosial
distancing dengan menerapkan kegiatan seperti:
1. Belajar dan bekerja dirumah
2. Tetap dirumah
3. Tidak melakukan kegiatan diluar
4. Membatasi jam operasional di tempat umum (Yanti et al., 2020).
Selain itu juga menerapkan upaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ((Di Gennaro et al.,
2020). Selanjutnya penerapan protokol kesehatan juga wajib diterapkan bagi masyarakat
ditempat dan fasilitas umum.

3
1.1 Rumusan Masalah

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana gambaran perilaku ibu dalam menerapkan protokol kesehatan
pada anak usia sekolah di Kecamatan Tampan Kelurahan Sialang Munggu, RW.22 RT.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamain,
Pendidikan terakhir, dan pekerjaan.
2. Mengetahui bagaimana upaya menerapkan protokol kesehatan dengan melakukan
3M: memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
1.3 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat
dalam beberapa manfaat, yaitu:
1.3.1 Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terkait Covid-19, dan
bagaimana upaya menerapkan protokol kesehatan pada masa pandemic Covid-19 di
Kecamatan Tampan Kelurahan Sialang Munggu, RW.22 RT.
1.3.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil ini dapat sebagai acuan serta bahan masukan yang dapat menjadi sumber informasi
dalam penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang khususnya terkait upaya
menerapkan protokol kesehatan pada masa pandemic Covid-19 Kecamatan Tampan
Kelurahan Sialang Munggu, RW.22 RT.

4
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Telaah Pustaka
2.1.1 Konsep COVID-19
2.1.1.1 Pengertian COVID-19
Corona virus merupakan virus yang menyebabkan infeksi COVID-19. Infeksi pertama kali
diidentifikasi di Wuhan, China pada bulan Desember 2019 yang mempunyai sifat mudah
menular dengan cepat dalam waktu singkat menyebar ke seluruh dunia dan menimbulkan
pandemi global (Wu, Chen, & Chan, 2020). Mengikuti hasil penyelidikan epidemiologi,
kasus tersebut diduga berhubungan dengan pasar seafood di Wuhan. Pemerintahan China
pada tanggal 7 Januari 2020 mengumumkan bahwa penyebab kasus tersebut adalah Corona
virus jenis baru yang kemudian diberi nama COVID-19, virus ini berasal dari family yang
sama dengan virus penyebab SARS dan MERS, tetapi COVID-19 lebih cepat penularannya.
Thailand merupakan negara diluar China yang melaporkan adanya COVID-19, setelah itu
negara berikutnya adalah Jepang dan Korea Selatan kemudian berkembang ke negara-negara
lainnya (Kemenkes RI, 2020)

Proses penularan yang cepat WHO menetapkan COVID-19 pada tanggal 30 Januari 2020
sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia ( KKMMD) atau Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC). Negara yang paling banyak kasus
COVID-19 adalah Amerika Serikat, Brazil, Rusia, India, dan United Kingdom. Angka
kematian berbagai rupa, tergantung negara, populasi yang terpengaruh, perkembangan wabah
di negara nya, dan adanya ketersediaan pemeriksaan laboratorium (Kemenkes RI, 2020)

2.1.1.2 Etiologi COVID-19


Penyebab dari COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam keluarga coronavirus, yaitu
virus RNA strain tunggal positif, berkapsul tetapi tidak bersegmen. Ada 4 struktur protein
utama coronavirus, yaitu: N ( nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein duri S
(duri), protein E (selubung), coronavirus termasuk ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Virus ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4 genus, yaitu
alpha coronavirus, beta coronavirus, gamma coronavirus, dan delta coronavirus. Sebelum

5
adanya COVID-19, ada 6 jenis Coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu HCoV-
229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus), HCoVNL63 (Coronavirus),
HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV (betacoronavirus), dan MERS-CoV
(betacoronavirus) (Kemenkes, 2020)

Gambar 1. 1. Struktur Coronavirus

Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus, biasanya
berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis
filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus
yang menyebabkan wabah SARS pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Setelah itu
International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab COVID-
19 sebagai SARS-CoV-2.

6
Gambar 1. 2. Gambaran Mikroskopis SARS-CoV-2

Saat ini belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan dengan suhu diatas
permukaan, tetapi perilaku virus ini sama dengan jenis-jenis coronavirus lainnya. Lamanya
coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis
permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan). Penelitian (Doremalen et al, 2020) menunjukkan
bahwa COVID-19 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel,
kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain,
COVID-19 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif yang dapat dinonaktifkan dengan
pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan yang mengandung klorin,
asam peroksiasetat, dan khloroform (kecuali khlorheksidin). (Doramalen et al., 2020)

2.1.1.3 Penularan COVID-19


Coronavirus adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia) Penelitian mengatakan
bahwa SARS ditularkan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia, sedangkan MERS dari unta
ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum
diketahui. Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1-14 hari

7
namun, kemungkinan dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari
pertama, penyakit ini disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang
terinfeksi dapat langsung menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala
(presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah onset gejala. Penelitian yang dilakukan oleh
Du Z et. al, (2020) melaporkan bahwa 12,6% menunjukkan penularan presimptomatik. periode
presimptomatik ini sangat penting untuk diketahui karena memungkinkan virus menyebar
melalui droplet atau kontak dengan benda yang terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa
terdapat kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat
rendah akan tetapi masih ada kemungkinan kecil untuk terinfeksi (Kemenkes RI, 2020).

Mengikuti studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa COVID-19 utamanya
ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui
droplet. Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10 μm. Penularan droplet
terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang
memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai
mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda
dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu,
penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang
terinfeksi (seperti, stetoskop atau termometer) (Kemenkes RI, 2020)

Dalam kasus COVID-19, penularan terjadi melalui udara dan mungkin dalam keadaan khusus
dimana prosedur atau perawatan suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal,
bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi manual sebelum
intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan
positif noninvasif, trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner. Masih diperlukan melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai penularan melalui udara (Kemenkes RI, 2020)

2.1.1.4 Manifestasi Klinis


Gejala yang dialami biasanya ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang
terinfeksi tidak menimbulkan gejala apapun dan merasa sehat. COVID-19 memiliki gejala umum

8
seperti demam, batuk,kering, dan merasa lelah. Beberapa pasien juga mungkin merasakan gejala
rasa nyeri, sakit, flu, hidung tersumbat, nyeri kepala, kongjungtivitis, sakit tenggorokan, diare,
hilangya rasa penciuman, dan pembauan, serta adanya ruam kulit. Data-data yang didapatkan
dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemic COVID-19 40% kasus akanmengalamai
gejala ringan, 40% akan mengalami gejala sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan
mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien dengan gejala
ringan dikatakan sembuh setelah 1 minggu. Pasien dengan kasus berat akan mengalami Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multiorgan, termasuk
gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan
orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan
jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan. (Kemenkes RI,
2020)

2.1.1.5 Dampak COVID-19


a. Dampak Ekonomi
Dampak Ekonomi secara global dapat dilihat dari kegiatan ekspor dan impor. Kegiatan ini
terhenti akibat adanya COVID-19. Banyak negara (terutama yang terpapar COVID-19)
menghentikan barang-barang yang akan masuk maupun yang akan keluar. Dampak COVID-19
tidak hanya dirasakan oleh elit global, tetapi juga dirasakan oleh penggerak ekonomi kalangan
bawah.
b. Dampak Sosial
adanya pembatasan kontak fisik yang diterapkan di berbagai negara terjangkit termasuk di
Indonesia menyebabkan kehidupan sosial tak lagi sama. Beberapa sekolah, kantor, juga
diliburkan sampai batas waktu yang telah ditentukan. COVID-19 membatasi kehidupan sosial
dengan lingkungan bahkan keluarga. Pembatasan ini dilakukan agar penyebaran COVID-19
tidak semakin meluas.
c. Dampak Lingkungan
Adanya pandemi COVID-19, menyebabkan perubahan pada lingkungan. Terutama perubahan ini
mengarah ke positif yaitu kualitas udara dan berkurangnya emisi.

9
2.1.2 Konsep Protokol Kesehatan
2.1.2.1 Pengertian Protokol Kesehatan
2.1.2.2 Pencegahan COVID-19
Ada beberapa Upaya yang diterapkan pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan
(Swaesti, 2020)
1. Menggunkakan masker
Menggunakan masker saat keluar rumah adalah salah satu cara pencegahan COVID-19.
Masker dapat membatasi droplet yang keluar dari mulut atau mencegah masuknya droplet
didalam mulut. Penggunaan masker terbukti efektif untuk memutus penyebaran COVID-19.
Ada beberapa jenis masker yang digunakan saat ini.
- Masker kain
Masker kain dapat digunakan masyarakat ditempat umum, dah harganya juga cukup
terjangkau serta banyak diperjual belikan. Kelebihan dari masker kain adalah dapat dicuci
dan digunakan kembali.
- Masker bedah
Masker ini biasa digunakan oleh tenaga medis difasilitas layanan kesehatan, naun juga
dapat digunakan oleh masyarakat.
- Masker N95
Biasanya masker ini dugunakan oleh tenaga medis yang kontak langsung dengan pasien.
Masker N95 memiliki pori-pori yang kecil sehingga mampu menyaring partikel besar
maupun kecil di udara. Masker ini juga sangat ketat, sehingga jika orang yang
mempunyai penyakit tertentu akan merasakan kesulitan bernapas.

2. Mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer


Kebiasaan mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas sudah diterapkan sejak dahulu.
Namun, sejak adanya COVID-19 kegiatan mencuci tangan semakin gencar diterapkan. WHO
juga merekomendasikan untuk rutin mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh benda
apupun. Saat ini hampir semua tempat-tempat pelayanan umum juga menyediakan tempat
cuci tangan didepan pintu masuk.

10
Hand sanitizer atau antiseptik ini berfungsi sama dengan sabun yaitu membunuh kuman yang
ada ditangan meskipun tidak 100 persen. Dr. dr. Dewi Sumaryani Soemarko MS. SpOK,
Ketua Magister Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengingatkan
bahwa menggunakan hand sanitizer terlalu sering dapat berpotensi membuat kulit menjadi
kering. Hand sanitizer dapat dibeli di apotek atau di swalayan. Namun, juga dapat dibuat
sendiri menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan disekitar lingkungan.

3. Menjaga jarak
Menghindari jarak saat ini sangat penting demi meluasnya penyebaran COVID-19.

4. Tetap dirumah
WHO mengumumkan bagi negara yang terkena pandemmi COVID-19 untuk tetap tinggal
dirumah demi terlindungnya dari bahaya COVID-19. Pemerintah Indonesia sudah ada
kebijakan dan mewajibkan untuk tetap berada di dalam rumah dan mengurangi aktivitas
diluar rumah jika tidak perlu.

2.1.3 Konsep Perilaku Kesehatan


2.1.3.1 Definisi Perilaku
Perilaku berasl dari kata “peri” dan “laku” peri yang berarti cara berbuat kelakuan perbuatan,
sedangkan laku berarti perbuatan, kelakuan, cara menjalankan (Irwan, 2017)

Dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup yang
bersangkutan. Oleh sebab itu semua makhluk hidup mulai dari binatang sampai dengan
manusia mempunyai aktivitas masing-masing. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup
mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas. Seorang ahli psikologi yaitu Skiner
mengatakan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhdap stimulus
(rasngsangan dari luar) dan perilaku manusia terjadi melalui proses
Stimulus→Organisme→Respons, dan disingkat menjadi SOR. Berdasarkan teori SOR, maka
perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Perilaku tertutup (covert behavior)

11
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus masih belum dapat diamati oleh
orang lain( dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk
perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan. Bentuk “covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan
sikap.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan
atau praktik ini dapat diamati orang lain dan dari luar.

2.1.3.2 Ilmu-ilmu Dasar Perilaku


2.1.3.2.1 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati
maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan
lain,meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah
kesehatan. Oleh sebab itu, perilaku kesehatan dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat (healthy behavior), yang
mencangkup perilaku-perilaku (overt dan convert behavior) dalam mencegah atau
menghindari penyakit dan penyebab penyakit atau penyebaab masalah kesehatan
(perilaku preventif), dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan
(perilaku promotif).
2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk memperoleh
penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatan. Perilaku ini disebut perilaku pencarian
pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencangkup tindakan-
tindakan yang diambil seseorang bila terkena masalah kesehatan untuk memperoleh
kesembuhan atau terlepasnya dari masalah kesehatan.

2.1.3.3 Ranah Perilaku


Berdasarkan pembagian domain oleh Bloom, dikembangkan menjadi tiga tingkat rana
perilaku, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)

12
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya. Sebagian besar
pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-
beda. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi enam tingkat, yaitu:
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
2. Sikap (attitude)
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang
sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang,
setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya. Seperti halnya dengan pengetahuan,
sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, yaitu:
a. Menerima (receiving)
b. Menanggapi (responding)
c. Menghargai (valuing)
d. Bertanggung jawab (responsible)
3. Tindakan atau Praktik (practice)
Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu:
a. Praktik terpimpin (guided response)
b. Praktik secara mekanisme (mechanism)
c. Adpsi (adoption)
2.1.4 Konsep Anak Usia Sekolah
2.1.4.1 Definisi Anak Usia Sekolah

2.1.4.2 Perkembangan Anak Sekolah


Perkembangan dalam bahasa inggris disebut development. Menurut Santrock perkembangan
merupakan perubahan pola yang dimulai sejak masa konsepsi dan berlanjut sepanjang
kehidupan. Perkembangan berorientasi pada proses mental, sedangkan pertumbuhan lebih

13
berorientasi pada peningkatan ukuran dan struktur. Jika Perkembangan berkaitan dengan hal
yang bersifat fungsional, sedangkan pertumbuhan bersifat biologis. Misalnya, jika dalam
perkembangan mengalami perubahan pasang surut mulai lahir sampai mati. Tetapi jika
pertumbuhan cotohnya seperti, pertumbuhan tinggi badan dimulai sejak lahir dan berhenti
pada usia 18 tahun (Desmita, 2015)
2.1.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Sekolah
Proses perkembangan pada anak dapat terjadi secara cepat maupun lambat tergantung dari
individu atau lingkungannya. Proses tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
perkembangan anak, yaitu:
1. Faktor Herediter
Merupakan warisan atau pemindahan karakteristik biologis individu dari pihak kedua
orang tua ke anak atau karakteristik biologis individu yang dibawa sejak lahir yang tidak
diturunkan dari keduaorangtua (Lestari, 2011)
2. Faktor Lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam perkembangan anak. Faktor
lingkungan secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu factor prenatal dan postnatal.
Lingkungan postnatal secara umum dapat digolongkan menjadi lingkungan biologis
(ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon), lingkungan fisik (cuaca,
musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi), Lingkungan
Psikososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stress,
sekolah), dan lingkungan keluarga (Candrasari, et al. 2017)

2.2 Penelitian Terkait


Keterangan Penelitian Yehuda&
sekarang Imanuel
Topik Penelitian Gambaran Tingkat
Perilaku Ibu Pengetahuan
Dalam Dengan Perilaku
Menerapkan Warga Dalam

14
protokol Menjalankan
Kesehatan Pada Protokol
Anak Usia Kesehatan Di
Sekolah Masa New
Kelurahan Normal Pandemi
Sialang Munggu Corona
RW.22 RT.
Desian Deskriptif Deskriktif
Kuantitatif Kuantitatif
Variabel Gambaran Pengetahuan dan
Perilaku Ibu Perilaku
Dalam
Menerapkan
protokol
Kesehatan Pada
Anak Usia
Sekolah
Subjek Ibu yang Masyarakat
mempunyai anak
usia sekolah
Tempat Kelurahan Kota Ambon,
Sialang Munggu Kelurahan Batu
RW. 22 RT. Gntung, SK
14/31
Analisis Univariat Univariat,
Bivariat

2.3 Kerangka Teori

BAB 3

15
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
sebuah penelitian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan yang
dilkaukan mencakup segala hal yang berhubungna dengan objek penelitian, fenomena serta
korelasi yang ada diantaranya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk memperoleh penjelasan
dari suatu teori dan hukum-hukum realitas. Penelitian kuantitatif dikembangkan dengan
menggunakan model-model matematis, teori-teori, dan hipotesis (Hermawan, 2019)

3.1.2 Desain Penelitian


Desain penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian Deskriptif. Penelitian deskriktif
hanya menggambarkan variabel-variabel yang diteliti tanpa menganalisa hubungan antar variabel
(Kusuma, 2011)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tampan, Kelurahan Sialang Munggu, RW.22 RT
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai dari pengajuan proposal yaitu dari bulan Januari sampai Maret
2021, dan melakukan penelitian hingga seminar hasil dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni
2021.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Popuulasi merupakan seluruh objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
yang sudah ditentukan oleh peneliti sebelumnya (Doli, 2016). Populasi dalam penelitian ini
adalah Ibu yang mempunyai anak usia sekolah yang ada di Kecamatan Tampan, Kelurahan
Sialang Munggu, RW.22. RT.
3.3.2 Sampel

16
Sampel merupakan bagian jumlah dari populasi (Doli, 2016). Sampel dari penelitian ini adalah
Ibu yang mempunyai anak usia sekolah yang ada di Kecamatan Tampan, Kelurahan Sialang
Munggu, RW.22, RT.

3.4 Besar Sampel


Menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu penelitian tergantung pada dual hal, yaitu:
pertama, adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari
besarnya sampel. Kedua, kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal dari
besarnya sampel (Notoatmodjo, 2018)
Rumus yang digunakan pada penelitian ini adalah rumus

3.5 Teknik Sampling


Teknik sampling merupakan suatu cara yang dilakukan oleh peneliti untuk menentukan atau
memilih sampel dari populasi yang ada. Tujuan digunakannya teknik sampling yaitu agar hasil
sampel mewakili populasi (Sugiyono, 2018). Penelitian ini menggunakan teknik simple random
sampling, yaitu metode pengambilan sampel secara acak sederhana dengan asumsi bahwa
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh populasi tidak dipertimbangkan dalam penelitian
(Kusuma, 2011).

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


3.6.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimilki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu
(Notoatmodjo, 2018).
3.6.1.2 Variabel Independen
Variabel Independen atau bebas merupakan karakteristik dari subjek yang dengan keberadaannya
menyebabkan perubahan pada variabel lainnya (Kusuma, 2011). Variabel independen pada
penelitian ini adalah Gambatan Perilaku anak Ibu dengan anak usia Sekolah dalam menerapkan
protokol kesehatan.
3.6.2 Definisi Operasional

17
Definisi operasional merupakan definisi variabel berdasarkan konsep teori namun bersifat
operasional agar variabel tersebut dapat diukur atau diuji oleh peneliti atau peneliti lain. Definisi
operasional dibuat secara naratif, namun ada juga yang membuatnya dari bentuk table yang
terdiri dari beberapa kolom (Swarjana, 2015).

3.7 Jenis dan Cara Pengumpulan Data


3.7.1 Jenis Data
Jenis data merupakan
3.7.1.1 Data Primer
Jenis data yang digunakan untuk mengumpulkan suatu data adalah menggunakan kuesioner yang
terdapat beberapa pertanyaan sesuai dengan variabel yang suda baku dan di modif oleh peneliti,
yang berisikan pertanyaaan terkait bagaimana masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan
pada masa pandemi COVID-19.
3.7.1.2 Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian digunakan sebagai data pendukung dengan didapatkan berbgai
sumber seperti: Dinas Kesehatan, buku, berita, dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.7.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini berupa lembar kuesioner. Kuesioner merupakan metode
pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis dengan
beberapa pilihan jawaban kepada responden (Kusuma, 2012).
3.7.2.1 Izin pengambilan Data
Penelitian ini dimulai dengan permintaan izin kepada pihak terkait dengan memasukkan surat
izin dari STIKes Hang Tuah pekanbaru melalui website yang disediakan kampus untuk
mahasiswa. Setelah surat selesai, surat akan di kirim ke bagian Prodi Program Studi
Keperawatan STIKes Hang Tuah Pekanbaru, setelah surat dikonfirmasi dan boleh dilakukan
maka peneliti memasukkan surat ke Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik, setelah surat selesai
peneliti mengantarkan surat ke Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dan setelah itu surat
dikirimkan ke Puskesmas Sidomulyo Rawat Jalan, kemudian setelah selesai surat diberikan
kepada Kelurahan Sialang Munggu.
3.7.2.2 Instrumen Penelitian

18
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengobservasi,
mengukur, atau menilai suatu fenomena. Pada penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner,
yang mrupakan bentuk atau dokumen yang berisi bebrapa item pertanyaan atau pernyataan yang
dibuat berdasarkan indicator-indikator atau variabel (Dharma, 2018).
3.7.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
3.7.3.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu pengukuran yang digunakan pada masing-masing alat ukur yang
akan digunakan pada saat penelitian ini dilaksanakan. Alat ukur yang sudah dinyatakan valid
dapat digunakan untuk mengukur variabel yang seharusnya diukur (Notoatmodjo, 2018). Uji
validitas ini diperlukan untuk menentukan kelayakan dan juga kualitas dari alat ukur yang
hendak digunakan. Pehitungan pada uji validitas penelitian ini menggunakan rumus korelasi
pearson product moment atau yang biasa disebut dengan korelasi pearson dengan taraf
signifikansi 0,05%, pernyataan dikatakan valid apabila nilai r hasil ≥ r tabel (r = 0,443). Pada
penelitian ini akan dilakukan uji validitas pada masyarakat Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.
3.7.3.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan kesesuaian alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Alat ukur dikatakan reabilitas apabila alat ukur menunjukkan hasil yang sama walauoun
digunakan pada waktu yang beda. Reabilitas dilakukan dengan melihat alpha > 0.60 maka alat
ukur dikatakan reabiable (Donsu, 2017).

3.8 Pengolahan Data


3.8.1 Editing (Pemeriksaan)
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing)
terlebih dahulu. Editing merupakan kegiatan untuk pengecekkan dan perbaikan isian formulir
atau kuesioner.
3.8.2 Coding (Pengkodean)
Coding merupakan pengubahan data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau
bilangan. Misalnya jenis kelamin: 1= laki-laki, 2= perempuan. Pekerjaan Ibu: 1= tidak bekerja,
2= bekerja selain Ibu rumah tangga. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam
memasukkan data (data entry).
3.8.3 Data Entry (Memasukkan Data)

19
Setelah data dikumpulkan, kemudian peneliti meng entry data untuk diolah selanjutnya kedalam
analisis data. Peneliti melakukan entry dengan memasukkan data-data isian kuisioner kedalam
program komputer dengan menggunakan aplikasi SPSS agar mempermudah dalam pengolahan
data selanjutnya. Apabila semua data telah di entry peneliti melakukan modifikasi atau
transformasi pada data karakteristik responden, variabel independen dan dependen.
3.8.4 Cleanning (Pembersihan Data)
Semua data yang telah dimasukkan harus di cek kembali untuk melihat kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam memasukkan kode-kode, ketidaklengkapan data atau hal-hal lainnya, kemudian
dilakukan koreksi data dan memperbaiki kode yang sesuai.
3.8.5 Processing
Semua data yang telah dimasukkan dan telah dikoreksi serta diperbaiki sehingga tidak ada lagi
kesalahan data, akan diproses dengan mengkelompokkan data yang sesuai dengan variabel.
Kemudian data yang telah dikelompokkan akan diproses dengan menggunakan program software
computer.

3.9 Analisa Data


3.9.1 Analisa Univariat
Analisi univariat ini bertjuan untuk menjabarkan serta mendeskrispikan karakterestik setiap
variabel yang diteliti. Bentuk analisis univariat akan berhubungan dengan jenis data. Untuk data
numerik akan menggunakan rata-rata (mean), nilai tengah (median), dan standar deviasi. Analisi
ini biasanya akan menjabarkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel yang
diteliti (Notoatmodjo, 2012)
3.10 Etika Penelitian
a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek subjek penelitian untuk mendapatkan
informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut, disamping itu peneliti juga
memberikan kebebasan kepada subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan
informasi (berpatisipasi). Peneliti menghormati harkat dan martabat subjek penelitian, peneliti
sebaiknya mempersiapkan formulir persetujuan subjek (inform concent) yang mencakup:
1. Penjelasan manfaat penelitian.
2. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

20
3. Penjelasan manfaat yang didapatkan.
4. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukkan subjek berkaitan
dengan prosedur penelitian.
5. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek penelitian kapan saja.
6. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi yang diberikan oleh
responden.
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu dalam
memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya
kepada orang lain. Oleh karena itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai
identitas dan kerahasiaan identitas subjek.
c. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan, dan
kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip
keterbukaan, yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian prinsip keadilan ini menjamin
bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa
membedakan jender, agama, etnis, dan sebagainya.
d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits)
Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat pda
umumnya dan subjek penelitian pada khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminumalisasi
dampak yang merugikan bagi subjek. Mengacu pada prinsip-prinsip dasar penelitian tersebut,
maka setiap penelitian oleh siapa saja, hendaknya;
1. Memenuhi kaidah eilmuan dan silakukan berdasarkan hati nurani, moral, kejujuran,
kebebasan, dan tanggung jawab.
2. Merupakan upaya untuk mewujudkan ilmu pengetahuan, kesejahteraan, martabat, dan
peradaban manusia, serta terhindar dari segala sesuatu yang menimbulkan kerugian atau
membahayakan subjek penelitian atau masyarakat umumnya (Notoadmojo, 2018)

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Buana, D. R. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus
Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. Salam: Jurnal Sosial dan Budaya
Syar-i, 7(3), 217-226.

Cheng, V. C., Wong, S., Chuang, V. W., So, S. Y., Chen, J. H., Sridhar, S., To, K. K., Chan, J.
F., Hung, I. F., Ho, P., & Yuen, K. (2020). The Role of Community-Wide Wearing of Face Mask
For Control of Coronavirus Disease 2019 ( COVID-19 ) Epidemic Due to SARS-CoV- 2.
Journal of Infection, 81, 107–114. https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.04.024

Covid 19.go.id. (2020). WHO Coronavirus Disease (COVID-19). Diakses dari


https://covid19.who.int/?
gclid=Cj0KCQjw6uT4BRD5ARIsADwJQ18EYcW_fhlkfO58HqkObfPXVST_ywbMZFJfQIIQ
CvOVsSTUWMcfU9YaAuWhEALw_wcB.

Detik.Com https://news.detik.com/berita/d-5196806/dua-pekan-psbk-pemkot-pekanbaru-catat

1538-pelanggaran-di-tampan

Di Gennaro, F., Pizzol, D., Marotta, C., Antunes, M., Racalbuto, V., Veronese, N., & Smith, L.

(2020). Coronavirus diseases (COVID-19) current status and future persepctives: A Nnarrative

review. International Journal of Envirinmental Research and Public Health, 17 (8).

https://doi.org/10.3390/ijerph17082690

Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2020). Data Sebaran Suspek & Konfirmasi COVID-19 Provinsi

Riau. Diakses dari https://corona.riau.go.id/inhil/

Goriau. Com https://m.goriau.com/berita/baca/51-pelanggar-protokol-kesehatan-terjaring-di-

kota-pekanbaru.html

Hermawan, I. (2020). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan Mixed

Methode. Kuningan: Hidayatul Qur’an Kuningan.

Izzaty. (2020). Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Panic Buying Akibat COVID-19. Info
Singkat, 12(1), 20–30.
23
Kemenkes RI. (2020). Tanya jawab seputar virus corona. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Khedmat, L. (2020). New Coronavirus (2019-nCoV): An Insight Toward Preventive Actions and
Natural Medicine. International Travel Medicine Center of Iran, 8(1), 44–45.
https://doi.org/10.34172/ijtmgh.2020.07

Kompas, com. https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/11/11/10090931/ lemahnya-

kepatuhan-masyarakat-terhadap-protokol-kesehatan-yang-picu-lonjakan

Kompas.com https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/04/204700765/kasus-covid-19-terus-

menanjak-apa-penyebab-masyarakat-semakin-abai-protokol?amp=1&page=2

Shen, K., Yang, Y., Wang, T., Zhao, D., Jiang, Y., Jin, R., Zheng, Y., Xu, B., Xie, Z., Lin, L.,
Shang, Y., Lu, X., Shu, S., Bai, Y., Deng, J., Lu, M., Ye, L., Wang, X., Wang, Y., & Gao, L.
(2020). Diagnosis , treatment , and prevention of 2019 novel coronavirus infection in children :
experts ’ consensus statement. World Journal of Pediatrics, February.
https://doi.org/10.1007/s12519-020-00343-7

Shereen, M. A., Khan, S., Kazmi, A., Bashir, N., & Siddique, R. 2020. COVID-19 infection:

Origin, trnasmissions, and characteristics of human coronaviruses. Journal of Advanced

Research, 24 (1), 91-98. https://doi.org/1016/j.jare.2020.03.005

Szarpak, L., Smereka, J., & Filipiak, K. J. (2020). Cloth Masks Versus Medical Masks for
COVID- 19 Protection. Cardiology Journa, 27(April), 10–12.
https://doi.org/10.5603/CJ.a2020.0054

World Health Organization. 2019. Coronavirus. Retrieved from World Health Organization:
https://www.who.int/health-topics/coronavirus

World Health Organization. (2020a). Anjuran Mengenai Penggunaan Masker dalam Konteks

24
COVID-19. World Health Organization. https://www.who.int/infectionprevention/
campaigns/clean-hands/en/

World Health Organization. (2020b). Anjuran Mengenai Penggunaan Masker dalam Konteks
Covid. In World Health Organization (Issue April). https://www.who.int/docs/defaultsource/
searo/indonesia/covid19/anjuran-mengenai-penggunaan-masker-dalam-kontekscovid- 19.pdf?
sfvrsn=8a209b04_2

World Health Organization. (2020d). Hand Hygiene in Health Care First Global Patient Safety
Challenge Clean Care is Safer Care. In World Health Organization (Vol. 30, Issue 1).
https://doi.org/10.1086/600379

Wu, Y. C., Chen, C. S., & Chan, Y. J. (2020). The outbreak of COVID-19: An overview. Journal of the
Chinese Medical Association, 83(3), 217–220. https://doi.org/10.1097/JCMA.0000000000000270

Yanti, B., Mulyadi, E., Wahiduddun, Novika, R. G. H., Ariana, Y. M. D., Martani, N. S., &
Nawan. (2020). Community Knowledge, Attitudes, and Behavior Towards Social Distancing
Policy As Prevention Transmission of Covid-19 in Indonesia. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia, 8(1), 4–14. https://doi.org/10.20473/jaki.v8i2.2020.4-14

25
26

Anda mungkin juga menyukai