Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Gilang Ilahi

Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan


Kelas : 1A
PERLINDUNGAN HUKUN DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

LEGAL PRAKTEK KEPERAWATAN


2.1 Definisi Peranan legal praktek keperawatan
Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit,
luka dan usia lanjut (di kutip oleh Ellis, Harley, 1980). Peran perawat adalah menjaga pasien
mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya (Florence
Nigthingale dalam bukunya What it is and What it is not). Keperawatan adalah fungsi unik dari
perawat membantu individu sakit atau sehat dalam melaksanakan segala aktivitasnya untuk mencapai
kesehatan atau untuk meninggal dunia dengan tenang yang dapat dapat ia lakukan sendiri tanpa
bantuan apabila cukup kekuatan, harapan dan pengetahuan (Virginia Handerson, 1958). Praktik
keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan
kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status, menentukan diagnosa,
merencanakan dan mengimplementasi strategi keperawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respon terhadap perawatan dan pengobatan.
2.2 Pengertian Legal
Legal adalah sesuat yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
2.3 Dimensi Legal Dalam Keperawatan
Perawat perlu tahu tentang hukum yang mengatur prakteknya untuk:
1. Memberikan kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat yang di lakukan konsisten dengan
prinsip prinsip hokum
2. Melindungi perawat dari liabilitas
2.4 Batas Tanggung Jawab Dalam Keperawatan
1. Menjalankan Pesanan Dokter
Menurut Becker (Dlm Kozier,Erb 1990) empat hal yg hrs di tanyakan perawat untuk melindungi
mereka secara hukum:
a. Tanyakan pesanan yang di tanyakan pasien
b. Tanyakan setiap pesanan setiap kondisi pasien berubah
c. Tanyakan dan catat pesan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi.
d. Tanyakan pesanan (Standing Order ), terutama bila perawat tidak berpengalaman.
2. Melaksanakan Intervensi Keperawatan Mandiri atau yang di Delegasi
Dlm Melaksanakan intervensi keperawatan ,perawat memperhatikan beberapa prekausi:
a. Ketahui pembagian tugas ( Job Deskrption) mereka Ikuti kebijakan & prosedur yg di tetapkan di
tempat kerja
b. Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama.
c. Pastikan bahwa obat yang benar di berikan dengan dosis, rute, waktu dan pasien yg benar.
d. Lakukan setiap prosedur secara tepat
e. Catat semua pengkajian dan perawatan yang di berikan dengan cepat dan akurat.
f. Catat semua kecelakaan yang mengenai pasien
g. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik (rapport) dengan pasien.
h. Pertahankan kompetisi praktik keperawatan.
i. Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat.
j. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawab keperawatan, pastikan bahwa orang yang di berikan
delegasi tugas mengetahui apa yang harus di kerjakan dan orang tersebut memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang di butuhkan.
k. Selalu waspada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan secara penuh setiap tugas yang
di laksanakan.
2.5 Berbagai Aspek Legal dalam Keperawatan
Fungsi Hukum Dalam Praktek Keperawatan :
a. Hukum memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan
hukum
b. Membedakan tujuan perawat dengan tujuan profesi yang lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
d. Membantu dalam mempertahankan standar praktik keperawatan dengan meletakan posisi perawat
memiliki akuntabilitas di bawah hukum (Kozier,Erb)
Aspek Legal Dalam Keperawatan
1. UU no 23/1992 tentang Kesehatan diganti UU No. 36/1996
2. PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. UU No, 38/2014 tentang keperawatan
4. Kepmenkes No. 1239/2001 tentang Registrasi dan praktik Keperawatan
5. PMK 46/2014: Registrasi Nakes
Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam Kepmenkes 1239 dan
Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010, terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan
kegiatan keperawatan. Adapun kegiatan yang secara langsung dapat berhubungan dengan aspek
legalisasi keperawatan :
1. Proses Keperawatan
2. Tindakn keperawatan
3. Informed Consent
4. Dll
Hak dan kewajiban perawat ditentukan dalam Kepmenkes 1239/2001 dan Keputusan Direktur
Jenderal Pelayanan Medik Nomor Y.M.00.03.2.6.95
1. Kewajiban Perawat

● Mempunyai izin untuk melakukan pekerjaan maupun untuk melakukan praktik

keperawatan (Pasal 1, 3, 6, 8)

● Membantu Program Pemerintah di bidang kesehatan (Pasal 18)

● Meningkatkan mutu pelayanan profesi (Pasal 19)

● Mencantumkan Surat Izin Praktik Perawat di ruang praktiknya ( untuk praktik

perorangan) (Pasal 21)

● Memenuhi persyaratan mutu layanan dalam bentuk ketersediaan sarana dan prasarana minimal

bagi perawat (pasal 22, 23) dan berpraktik sesuai dengan peraturan perundangan (Pasal 30)

● Menjalankan fungsi keperawatan berdasarkan ketentuan

● Mengumpulkan sejumlah angka kredit (Ketentuan MenPAN 94/2001)

2. Hak Perawat
Dalam Kepmenkes 1239/2001 hak perawat tidak dijelaskan secara eksplisit tetapi dapat kita lihat
pada pasal 15 dan 20 sebagai berikut
Pasal 15 : dalam melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk :

● Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,

perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

● Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir (1) meliputi : intervensi keperawatan,

observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan.

● Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud angka (1) dan (2) harus sesuai

dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi

● Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaaan tertulis dari dokter

2.6 Perlindungan Legal Untuk Perawat


Untuk menjalankan praktiknya secara hukum perawat hrs di lindungi dari tuntutan mal
praktik dan kelalaian pada keadaan darurat.

Perlindungan Hukum Dalam Praktik Keperawatan


Perawat sebagai tenaga professional memiliki akuntabilitas terhadap keputusan dan
tindakannya. Untuk menjalankan praktiknya, maka secara hukum perawat harus dilindungi
terutama dari tuntutan malpraktik dan kelalaian pada keadaan darurat. Di Indonesia, dengan
telah terbitnya UU kesehatan No.23 tahun 1992 memberikan suatu jalan untuk mengeluarkan
Peraturan Pemerintah termasuk disini UU yang mengatur praktik keperawatan dan
perlindungan dari tuntunan malpraktik.

Perlindungan rakyat terdiri dari perlindungan hukum preventif dan perlindungan


hukum represif.
1. Perlindungan hukum preventif
Perlindungan hukum preventif adalah perlindungan hukum ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya sengketa. Sehingga upaya yang dilakukan lebih difokuskan untuk
meminimalisir terjadinya masalah yang sekaligus untuk menghindari munculnya akibat dari
suatu masalah.
a. Perlindungan hukum dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Perlindungan terhadap perawat berlandaskan pada Undang_undang Dasar 1945,
Pembukaan, Alinea keempat berbunyi:
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia”.

FUNGSI HUKUM DALAM KEPERAWATAN


1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan yang
sah dalam asuhan klien.
2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga propesional kesehatan lain.
3. Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri.
TUJUAN HUKUM DALAM KEPERAWATAN :
mengendalikan cakupan praktek keperawatan, ketentuaan, perizinan bagi perawat,
dan standar asuhan adalah melindungi
PERLINDUNGAN HUKUM :
Hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur sekelompok
masyarakat dengan demikian hukum dibuat oleh masyarakat dan untuk mengatur semua
anggota masyarakat
Landasan hukum lainnya terdapat pada ketentuan termuat dalam Pasal 27 ayat 2 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945yang berbunyi:
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”.
b. Perlindungan hukum dalam Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan
Undang-Undang ini berisi tentang sejumlah ketentuan yang bertujuan untuk
memberikan dan memenuhi perlindungan hukum pada perawat. Tujuan dari Undang-
Undang tersebut adalah untuk meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan, memberikan
pelindungan meningkatkan mutu Perawat, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
serta kepastian hukum kepada Perawat dan Klien.
Dalam ketentuan diatas dijelaskan bahwa setiap perawat berkewarganegaraan asing yang tekah dan
sudah melalui proses evaluasi kompetensi dan serta yang akan melaksanakan praktek di Indonesia
wajib memiliki SIPP dan STR sementara. STR sementara untuk perawat berkewarganegaraan asing
hanya berlaku sampai satu tahun dan akan dapat diperpanjang untuk satu tahun yang akan datang.
Perawat berkewarganegaraan asing melaksanakan praktek keperawatan di Indonesia berlandaskan
atas kemauan pengguna perawat berkewarganegaraan asing. Surat Tanda Registrasi (STR)
merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh konsil keperawatan. Surat Izin Praktik Perawat (SIPP)
adalah bukti atau dokumen tertulis yang didapatkan dari Pemerintah Daerah kota/kabupaten kepada
setiap perawat sebagai yang memeberikan kewenangan kepada perawat dalam menjalankan praktek
keperawatan.

c. Perlindungan hukum dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan
Dalam Pasal 11 ayat (1) Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam: a. tenaga
medis, b. tenaga psikologi klinis, c. tenaga keperawatan, d. tenaga kebidanan, e. tenaga
kefarmasian, f. tenaga kesehatan masyarakat, g. tenaga kesehatan lingkungan, h. tenaga gizi,
i. tenaga keterapian fisik, j. tenaga keteknisian medis, k. tenaga teknik biomedika, l. tenaga
kesehatan tradisional dan
m. tenaga kesehatan lain. Dari klasifikasi ini keperawatan termasuk dalam kualifikasi tenaga
kesehatan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan ini. Sehingga perawat
Indonesia juga dilindungi oleh UU tenaga kesehatan dalam menghadapi ASEAN Economic
Community (AEC).

Bentuk perlindungan hukum terhadap perawat Indonesia yang diberikan oleh


Undang-Undang ini hampir sama dengan ketentuan dalam Undang-Undang tentang
Keperawatan khususnya yang mengatur tentang perawat warga negara asing yang akan
bekerja di Indonesia.Akan tetapi terdapat pasal yang berbeda dan tidak diatur dalam
ketentuan Pasal 53 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga kesehatan yaitu:
Dalam ketentuan diatas dijelaskan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan dapat
mendayagunakan tenaga kesehatan warga negara asing sesuai dengan persyaratan.
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan warga negara asing dilakukan

dengan mempertimbangkan alih teknologi dan ilmu pengetahuan dan ketersediaan tenaga
kesehatan setempat.

d. Perlindungan hukum dalam Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit
Bentuk perlindungan hukum terhadap perawat Indonesia yang diberikan oleh Undang-
Undang ini hampir sama dengan ketentuan dalam Undang-Undang tentang Tenaga
Kesehatan khususnya yang mengatur tentang perawat warga negara asing yang akan bekerja
di Indonesia yang diatur dalam pasal 14 Undang- Undang Nomor 36 tentang Rumah Sakit
yaitu: Dalam ketentuan diatas dijelaskan bahwa rumah sakit akan mempekerjakan tenaga
kesehatan berkewarganeraan asing disesuai melalui kebutuhan pelayanan yang ada di rumah
sakit.
2. Perlindungan hukum represif
Perlindungan bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan atau sengketa yang
timbul. Perlindungan ini baru akan dilakukan pada saat pelaksanaan perjanjian berlangsung.

Dengan demikian perlindungan yang diberikan lebih ditekankan pada upaya untuk mencari
penyelesaian sengketa dalam rangka mempertahankan hak-hak yang dimiliki para pihak.
A. Bentuk Perlindungan Hukum terhadap Perawat dalam Menghadapi ASEAN
Economic Community (AEC)

Dengan adanya perjanjian ASEAN Economic Community (AEC) 2015 merupakan


salah satu bentuk pembangunan di bidang ketenagakerjaan.
Pengaturan tentang keperawatan dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC)
belum memenuhi prinsip-prinsip perlindungan hukum perlindungan hukum baik preventif
dan represif terhadap perawat.
Bentuk perlindungan hukum terhadap perawat dalam menghadapi ASEAN Economic
Community (AEC) 2015 dengan cara perawat warga negara asing dilarang menjalankan
praktik mandiri dan/atau membuka kanntor jasa perawat atau perwakilannya di Indonesia;
Kantor praktik keperawatan mandiri dan fasilitas pelayanan kesehatan dapat
mempekerjakan perawat warga negara asing sebagai karyawan atau tenaga ahli perawat atas
izin pemerintah dengan rekomendasi organisasi profesi perawat; Perawat warga negara
asing wajib memberikan jasa perawat secara cuma-cuma untuk suatu waktu tertentu kepada
dunia pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai