Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“GANGGUAN PSIKOLOGI PADA PERSALINAN”


MATA KULIAH PSIKOLOGI KEHAMILAN,
PERSALINAN, DAN NIFAS

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DANIAH FITRI


KELAS : LUBUK ALUNG 4
DOSEN : WELLY HANDAYANI, S.ST, M.Keb

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Gangguan Psikologi pada Persalinan ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Gangguan Psikologi pada
Persalinan ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang Pariaman, 24 Desember 2022

DANIAH FITRI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ..................................................................... ..................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... ...........1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................2
1. Pengertian Psikologi Persalinan...............................................................................2
2. Perubahan Psikologi Pada Ibu Bersalin....................................................................2
3. Gangguan Psikologi pada Ibu Bersalin....................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan .............................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibudan keluarga.
Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah memberikan
bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan
petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman, baik bagi ibu maupun
bayi yang dilahirkan (askeb persalinan,2020).
Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologi dan psikologis pada ibu. Ibu hamil
memerlukan informasi dan dukungan pelayanan kesehatan yang memadai untuk
mengoptimalkan kesehatannya sehingga mampu menghadapi proses persalinan dengan
baik agar janin dan si ibu dalam keadaan sehat. Buruknya kematangan psikologis
(kesehatan mental) seorang wanita juga akan memperngaruhi proses persalinannya.
Anggapan-anggapan bahwa persalinan itu sakit selalu membayangi si calon ibu. Nah,
anggpapan inilah yang menyebabkan sistem syaraf simpatetik seperti sistem saraf
endokrin dimana kebanyakan akan membuat ibu hamil yang sedang menuju proses
persalinan lebih mudah marah atau tersinggung, sering melamun dan gelisah (Nurul,
2019). Dengan demikian dalam makalah ini akan membahas tentang Deteksi Dini
Gangguan Psikologis pada Persalinan.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah yang di maksud psikologi persalinan?
2. Bagaimana perubahan psikologi pada ibu bersalin?
3. Apa saja gangguan psikologi pada ibu bersalin?

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Psikologi Persalinan


Psikologi adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui
prosedur ilmiah. (Wikipedia.org)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari janin turun
kedalam jalan lahir (Sarwono, 2002). Sedangkan persalinan Menurut Depkes RI (2008)
adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Jadi persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun kedalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan di susul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa
bantuan kekuatan sendiri. (Sulfianti dkk, 2020).

2. Perubahan Psikologi Pada Ibu Bersalin


2.1. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin Kala I
Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus, umumnya ibu dalam
keadaan santai, tenang dan tidak terlalu pucat. Kondisi psikologis yang sering terjadi
pada wanita dalam persalinan kala I adalah :
 Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan sendiri.
Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang akan dilahirkan dalam
keadaan cacat, serta takhayul lain. Walaupun pada jaman ini kepercayaan pada
ketakutan-ketakutan gaib selama proses reproduksi sudah sangat berkurang
sebab secara biologis, anatomis, dan fisiologis kesulitan-kesulitan pada peristiwa
partus bisa dijelaskan dengan alasan-alasan patologis atau sebab abnormalitas
(keluarbiasaan). Tetapi masih ada perempuan yang diliputi rasa ketakutan akan
takhayul.
 Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan konflik batin. Hal ini
disebabkan oleh semakin membesarnya janin dalam kandungan yang dapat
mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak nyaman badan, dan tidak bisa tidur
2
nyenyak, sering kesulitan bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya
diwaktu kehamilannya.
 Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan serta tidak
sabaran sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya menjadi
terganggu. Ini disebabkan karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan
timbulnya kontraksikontraksi pada rahim sehingga bayi yang semula diharapkan
dan dicintai secara psikologis selama berbulan-bulan itu kini dirasakan sebagai
beban yang amat berat.
 Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan bayi yang
merupakan hambatan dalam proses persalinan :
 Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat dan tanpa sebab
sebab yang jelas.
 Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung berdebar-debar.
 Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat persalinan
 Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat dan takikardi.
 Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.
Relasi ibu dengan calon anaknya terpecah, sehingga popularitas AKU-KAMU
(aku sebagai pribadi ibu dan kamu sebagai bayi) menjadi semakin jelas.
Timbullah dualitas perasaan yaitu Harapan cinta kasih dan Impuls
bermusuhan/kebencian.
 Sikap bermusuhan terhadap bayinya:
 Keinginan untuk memiliki janin yang unggul
 Cemas kalau bayinya tidak aman di luar rahim
 Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu
 7. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi:
 Takut mati
 Trauma kelahiran
 Perasaan bersalah
 Ketakutan riil

2.2. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin Kala II


Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga akan
kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut. Adapun perubahan psikologis
yang terjadi adalah sebagai berikut:
3
 Panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap
 Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap
 Frustasi dan marah
 Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar bersalin
 Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
 Fokus pada dirinya sendiri

3. Gangguan Psikologi pada Ibu Bersalin


Berikut ini adalah beberapa macam gangguan psikologi yang bisa kita identifikasi
pada saat masa persalinan:
3.1 Kecemasan
Kecemasan adalah hal yang biasanya terjadi menjelang persalinan. Ibu hamil
yang menantikan proses kelahiran pertama kali biasanya akan mulai gugup dan
cemas. Ia tidak berhenti memikirkan hal-hal yang menurutnya berbahaya. Tentu
saja, apabila kecemasan ini tidak dikelola dengan baik, maka kondisi psikis ibu
tersebut akan semakin memburuk. Tidak menutup kemungkinan pula ia bisa
sampai mengalami gangguan obsesif kompulsif. Untuk mengatasi kecemasan ini,
maka dukungan dari orang terdekat (suami atau keluarga) benar-benar dibutuhkan.
Cara menghilangkan kecemasan ini efektif. Mendengar pengalaman yang
menenangkan akan lebih baik, sebab bagaimana pun juga seringkali ibu yang akan
melahirkan justru terpapar oleh informasi- informasi yang semakin membuatnya
khawatir.

3.2 Ketakutan
Ketakutan berbeda dengan kecemasan. Kecemasan merupakan suatu bentuk
kekhawatiran pada objek yang tidak jelas (hanya ada di pikiran dan tidak jelas
bentuknya seperti apa). Sementara itu, ketakutan merupakan bentuk kekhawatiran
pada sesuatu yang jelas objeknya. Dalam masa persalinan, seorang wanita bisa saja
menjadi takut pada proses persalinan normal. Ia membayangkan apakah janin yang
akan dilahirkannya selamat atau tidak. Atau kesakitan yang ada pada saat bersalinan
apakah ia sanggup jalani atau tidak. Untuk mengatasi ketakutan, maka seorang
wanita perlu ditenangkan terlebih dahulu. Mendengarkan apa yang menjadi
keluhannya adalah hal yang baik yang bisa dilakukan. Sikap menggurui atau
memintanya berhenti takut justru tidak akan membantu mengurangi ketakutannya.
4
3.3 Sikap Pasif
Sikap pasif timbul manakala seorang wanita hamil memiliki keengganan pada
saat akan melahirkan. Ini juga didorong dengan dukungan yang lemah dari
lingkungan sekitar. Perhatian suami dan keluarga yang kurang akan menimbulkan
sikap yang pasif dari seorang wanita hamil. Oleh karenanya, penting untuk
memberikan dukungan kepadanya. Untuk mengatasi sikap pasif ini, kita bisa
memberikan sistem dukungan yang baik berupa bentuk perhatian dan kasih sayang
kepadanya. Bagaimana pun juga, hal ini akan sangat berpengaruh pada kelancaran
proses persalinannya nanti.

3.4 Hipermaskulin
Kondisi hipermaskulin menggambarkan bagaimana seorang calon ibu merasa
goyah keinginannya antara ingin atau tidak punya anak. Padahal, ia sudah berada di
saat-saat menjelang persalinannya. Akibatnya, emosinya menjadi tidak stabil. Ini
biasanya terjadi pada wanita yang memang berkarir. Pikirannya menjadi buyar
karena ia ingin mempertahankan cara dia bekerja, tetapi di sisi lain juga merindukan
kehadiran anak. Gangguan psikologi pada masa reproduksi bisa menjadi salah satu
penyebabnya. Lagi, untuk mengatasi hal ini maka kita bisa memberikan sistem
dukungan yang baik. Mendengarkan keluhannya dan sama-sama mencari
penyelesaian bersama adalah hal yang tepat untuk dilakukan.

3.5 Hiperaktif
Menjelang persalinan, seorang wanita juga bisa menjadi lebih hiperaktif
karena ia ingin segera melaksanakan proses persalinan. Oleh karenanya, ia menjadi
lebih banyak beraktivitas demi proses persalinan yang berlangsung sesegera
mungkin. Menenangkan ibu hamil dengan cara memberikan pengertian- pengertian
tentang proses persalinan adalah hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi
permasalahan ini. Psikologi konseling juga bisa dilakukan agar wanita menjadi lebih
siap.

3.6 Kompleks maskulin


Kompleks maskulin adalah bentuk dari hiperaktif yang tidak tertangani. Pada
saat persalinan, seorang wanita menjadi lebih agresif lagi. Sikapnya menunjukkan
bahwa proses persalinan yang ia alami harus segera selesai dan tidak ingin
5
membuang-buang waktu. Sikapnya menjadi lebih pengatur pada orang-orang di
sekitarnya. Untuk mengatasi gangguan psikologi pada masa persalinan ini, maka ada
baiknya tenaga medis yang membantu persalinan menghadirkan orang paling
terdekatnya (suami).

3.7 Halusinasi hipnagonik


Pada saat akan bersalin, seorang wanita pasti akan mengalami
kontraksikontraksi. Ada fase istirahat selama kontraksi tersebut. Seorang ibu bisa
mengalami kondisi tidur semu. Di sinilah terjadi kondisi halusinasi hipnagonik. Ia
akan menjadi tidak tenang karena muncul pikiran-pikiran yang tidak-tidak. Bahkan,
kadang bisa juga muncul gangguan psikosomatis. Untuk mengatasinya, maka kita
bisa tetap mempertahankan interaksi pada ibu menjelang persalinan.

3.8 Sindrom Baby Blues


Biasanya terjadi setelah proses persalinan. Bounding attachment yang kurang
baik menyebabkan seorang ibu justru menolak kehadiran bayinya. Oleh karenanya,
dukungan berupa pemberian motivasi dan juga langkah-langkah untuk siap
mengalami perubahan status menjadi ibu bisa diberikan supaya sindrom ini tidak
terjadi. Itulah beberapa macam masalah kesehatan mental yang dapat terjadi pada
masa persalinan. Kita memang harus tahu apakah seorang wanita yang akan
melahirkan memiliki suatu permasalahan atau tidak. Harapannya, proses persalinan
bisa berjalan dengan lancar dan juga baik. Mengatasi gangguan psikologi dalam
masa persalinan memang membutuhkan keterampilan dan juga kepekaan tersendiri.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikologi adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui
prosedur ilmiah.
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan di susul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa
bantuan kekuatan sendiri.
Gangguan psikologi pada ibu bersalin dapat berupa kecemasan, ketakutan, sikap
pasif, hipermaskulin, hiperaktif, kompleks maskulin, halusinasi hipnagonik, dan juga
sindrom baby blues.

B. Saran
Dalam proses menghadapi persalinan untuk menghindari terjadinya gangguan
psikologi maka di perlukan dukungan keluarga atau suami untuk memberikan sentuhan
kasih sayang , meyakinkan ibu bahwa persalinan dapat berjalan lancar, mengikut
sertakan keluarga untuk memberikan dorongan moril , cepat tanggap terhadap keluhan
ibu atau keluarga serta memberikan bimbingan untuk berdoa sesuai agama dan
keyakinan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Lolli Nababan, 2010. Modul ajar Psikologi Kehamilan, Persalinan dan Nifas.

Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Kemenkes RI

Husaidah, Siti, dkk. 2018. Proses Adaptasi Masa Bersalin dan Nifas. Makalah. Universitas

Muslim Indonesia Makasar.

Wikipedia.org. 2015. Diakses tanggal 24 desember 2022.

http://repository.unimus.ac.id/2535/5/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai