Anda di halaman 1dari 18

ANAK DALAM

PERSFEKTIF SOSIOLOGI
Pandangan Perkembangan Anak
Secara Tradisional
• Fokus pada perkembangan individual seperti tumbuh
menjadi lebih tua.
• Masa kanak-kanak digambarkan secara biologis.
• Masa kanak-kanak dibagi ke dalam tahap-tahap yang
relatif tetap secara universal.
• Pikiran dan perilaku anak dinilai sebagai bagian proses
menuju masa dewasa.
• Anak-anak dipandang deficient (tidak sempurna) dari
sudut kapabilitas orang dewasa.
• Anak-anak ‘dicetak’ melalui proses sosialisasi orang
dewasa.

(Hill and Tisdall, 1997: 13)


Kritikan Sosiologis
• Anak sebagai kelompok sosial yang memiliki power dan
status yang rendah dalam masyarakat.
• Masa kanak-kanak digambarkan sebagai kreasi sosial
• Masa kanak-kanak berkembang dengan cara-cara yang
beragam.
• Pikiran, perilaku, dan budaya anak dinilai dari hak-hak
mereka sendiri dan cara mereka sendiri.
• Kompetensi positif anak ditekankan.
• Anak-anak muda diakui sebagai peserta aktif dalam
proses sosialisasi yang timbal balik.
• Gambaran umur, jenis kelamin, status kekeluargaan, latar
belakang etnik dan status sosial dikaitkan dengan
kontruksi sosial yang tergantung pada makna dan
konteksnya.
(Hill and Tisdall, 1997: 13)
Anak dalam Konteks Sosial
• “Many other societes are collectistic, in that they place a
great emphasis upon group loyalties. Children are,
therefore, socialized to see themselves in terms of their
relation to both the physical and the social environment, to
relate inter­dependently or coexist with their environment.

• Kepribadian dan masa anak-anak dibentuk oleh budaya


kelompok yang meliputi beliefs, mythology, religion, ideas,
sentiments, institutions, and objects internalized in varying
degrees by its members, and which guides and regulates
their thoughts and conduct.
Bempah dalam Tunstill (1999: 20)
Jaringan Sosial Anak
(Hill, 1997: 4).

Nilai-nilai, kepercayaan,
dan kebijakan publik

Teman-teman,
tetangga, sekolah, dll

Keluarga

Anak
• Anak terkait dgn jaringan internal-kepribadian anak,
minat dan aktivitas anak terkait dengan interaksi anak
dengan jaringan atau sistem sosialnya
• Jaringan menyediakan konteks untuk aktivitas,
pengembangan serta sumber-sumber sosial, dukungan,
nilai-nilai dan kebijakan
• Jaringan pertama bg anak adalah keluarga
• Relasi sosial – relasi resiprokal
• Jaringan anak bervariasi, ukuran, struktur, dan fungsi
James and Prout (1990: 8 -9)
dalam Hill (1997: 12)
• Childhood is socially constructed, i.e. it is not
‘natural’, but shaped in crucial ways by the
cultural and structural context,
• Children’s social relationship and cultures are
worthy of study in their own right,
• Children are not passive subjects of social
structures and processes, but actively contribute
to their own social worlds, and
• Childhood is differentiated by factors like
gender, ethnicity and class.
James Prout
Childhood is socially constructed, i.e. it is not
‘natural’, but shaped in crucial ways by the
cultural and structural context,
(padang pandai berusaha, jawa kerja keras,
sunda manja)

Childhood is differentiated by factors like


gender, ethnicity and class.
Teori Reproduksi Interpretif –
William A Corsaro
Reproduksi
• Anak memiliki kapasitas khas untuk kelangsungan
masyarakat/orang dewasa (langsung/tidak
langsung) kontribusi anak terhadap perubahan
budaya
• Proses sosialisasi jauh lebih kompleks daripada
sekedar orang dewasa menjadi subyek
Interpretif
• Anak berpartisipasi aktif dan kreatif dalam budaya
sebaya
Theory – concepts of childhood

• 1990 `new sociology of childhood’

– Childhood not universal/ same (masa kanak-


kanak tidak universal/sama)
– Differences within childhood (perbedaan di
masa kanak-kanak)
– Children as social actors (anak-anak sebagai
aktor sosial)
HUBUNGAN
THEORY (Teori)
– Childhood not universal/ same (masa kanak-kanak tidak
universal/sama)
– Differences within childhood (perbedaan di masa kanak-
kanak)
– Children as social actors (anak-anak sebagai aktor sosial)

PRACTICE (Praktek)
– Non-discrimination (tanpa diskriminasi)
– Best interests (kepentingan terbaik)
– Participation (partisipasi)
Perspektif Sosiologis
• Dinamika sosial
• Dinamika budaya
• Dinamika ekonomi
• Dinamika politik
Dinamika Sosial
• Relasi anak dengan orang dewasa sering
bersifat hierarkis yang cenderung berujung pada
eksploitasi.
• Anak dianggap ‘milik’ orangtua (power yang tidak
sebanding antara orang dewasa terhadap anak).
• Proses diferensisasi sosial mengakibatkan
beralihnya tugas-tugas orangtua terhadap anak
pada institusi sehingga relasi sosial dan
emosional keduanya menurun.
Dinamika Sosial (lanjutan)
• Riwayat kekerasan masyarakat cenderung
menurun pada anak, terutama jika anak
mengalaminya. Jika tersimpan lama, tanpa
rehabilitasi sosial, cenderung menyebabkan
praktek kekerasan berlanjut.
• Kemiskinan merupakan faktor dominan
permasalahan anak. Anak kehilangan hak-
haknya dan muncul masalah lebih serius.
• Akses pendidikan masih dianggap sulit bagi
sebagian masyarakat.
Dinamika Budaya
• Anak adalah harapan bangsa, penerus generasi
bangsa, penyambung keturunan/keluarga.
• Anak dipandang sebagai manusia yang lemah,
“belum jadi”.
• Anak adalah sosok yang pasif, tanpa suara, dan
hanya diminta untuk menurut saja.
• Anak dianggap sosok yang irrasional (belum
mampu berpikir dan bertindak secara rasional),
sehingga tidak perlu terlibat dari “pergaulan”
orang dewasa.
• Budaya anak bekerja dan membantu orangtua.
Dinamika Ekonomi
• Dunia kerja sebagai faktor penarik anak-anak
terlibat dalam dunia kerja untuk mengatasi
kemiskinan.
• Tenaga kerja anak menguntungkan: dibayar
rendah, menurut, tidak menuntut, dan dapat di
PHK kapan saja.
• Pekerja anak: perbudakan modern?
• Kapitalisme mendorong kejahatan kemanusiaan
seperti dalam perdagangan anak.
Dinamika Politik
 Politik fokus pada distribusi dan alokasi power. Tidak
hanya soal ketatanegaraan, tetapi juga di keluarga,
ayah dan anak, dosen dan mahasiswa, dst.
 Power anak tidak sebanding dengan orang dewasa
dalam aspek kehidupan apapun: dalam kepartaian
maupun proses-proses politik, pemerintahan,
maupun di keluarga.
 Anak hanya penggembira pada saat kampanye atau
hanya menuruti keputusan orangtua.
 Pada Pemilu 2004, jumlah pemilih berumur 17 - 18
tahun sekitar 8% dari jumlah pemilih.
Dinamika Politik (lanjutan)
 Menurut KHA, anak mempunyai hak bersuara dan
berpartisipasi, termasuk terlibat dalam politik, sesuai
dengan kematangannya.
 Segala keputusan yang menyangkut orang dewasa
wajib memperhatikan pandangan anak, terutama
yang menyangkut kepentingan mereka.
 Advokasi jilid kedua untuk propinsi dan kabupaten
mengenai kesejahteraan dan perlindungan anak.

Anda mungkin juga menyukai