Psyche : Jiwa
Logos : Ilmu
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu
maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Satu cabang penyiasatan saintifik untuk tingkah laku dan aktiviti. William (1960)
Psikologi adalah sains tingkah laku. Wittaker (1970)
Satu kajian yang sistematik terhadap tingkah laku dan mental seseorang. Henry
L.Roediger (1984)
Kajian sistematik tentang tingkah laku manusia dan pengalaman manusia. Kalat
(1999)
Perilaku?
Overt : senyum, tertawa, menangis
Covert : berfikir, motivasi, konsep diri, percaya diri
Perilaku ditemukan
Nativisme keturunan
Empirisme lingkungan
Konvergensi gabungan
Islam?
“Seorang bayi tak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian
(fitrah)”
Sudut Pandang
Neurologi
hubungan antaraperilaku dengan kejadian yang berlangsung dalam tubuh (otak
dan syaraf) karena perilaku diatur oleh kegiatan otak dan sistem syaraf
Behaviouristik
perilaku yang nampak dan perilaku dapat dibentuk dengan pembiasaan dan
pengukuhan melalui pengkondisian stimulus
Kognitif
individu tidak hanya menerima stimulus yang pasif tetapi mengolah stimulus
menjadi perilaku baru
Psikoanalisis
perilaku individu didorong oleh insting bawaan dan sebagian besar perilaku itu
tidakdisadari
Humanistik
individu mampu mengarahkan perilaku dan memberikan warna pada lingkungan.
Fungsi Psikologi
Fungsi deskriptif :
fungsi psikologi dalam menggambarkan objek formalnya secara lengkap, benar,
dan jelas.
Fungsi prediktif :
fungsi psikologi dalam membuat perkiraan yang dapat terjadi di kemudian hari
berkenaan dengan perilaku manusia.
Fungsi pengendalian :
psikologi untuk mengarahkan perilaku-perilaku manusia pada hal-hal yang
diharapkan dan menghindari hal-hal yang tidak diharapkan
Perkembangan Psikoanalisa
Psikoanalisis bermula dari keraguan Freud terhadap kedokteran. Pada saat itu
kedokteran dipercaya bisa menyembuhkan semua penyakit, termasuk histeria yang
sangat menggejala di Wina (Freud, terj.,1991:4). Sejak itu Freud dan doktor Josef
Breuer menyelidiki penyebab histeria. Pasien yang menjadi subjek penyelidikannya
adalah Anna O. Selama penyelidikan, Freud melihat ketidakruntutan keterangan
yang disampaikan oleh Anna O. Seperti ada yang terbelah dari kepribadian Anna O.
Penyelidikan-penyelidikan itu yang membawa Freud pada kesimpulan struktur psikis
manusia: Id, ego, superego dan ketidaksadaran, prasadar, dan kesadaran.
Freud menjadikan prinsip ini untuk menjelaskan segala yang terjadi pada manusia,
antara lain mimpi. Menurut Freud, mimpi adalah bentuk penyaluran dorongan yang
tidak disadari. Dalamkeadaan sadar orang sering merepresi keinginan-keinginannya.
Karena tidak bisa tersalurkan pada keadaan sadar, maka keinginan itu
mengaktualisasikan diri pada saat tidur, ketika kontrol ego lemah.
Penyebab Perilaku
Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot)
maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental
sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun
bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar
(unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang ibarat
gunung es dari kepribadian kita.
Pengertian
ID adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari
dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang
segera.
EGO berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan
mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego
saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral.
SUPEREGO merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas
tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego
dengan menimbulkan rasa salah.
Asumsi Dasar
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku
yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan
perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik.
Stimulans adalah lingkungan belajar anak yang menjadi penyebab belajar.
Respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans.
Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R
(stimulus-Respon).
Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat
dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning).
Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive
behaviour atau perilaku menyimpang.
Salah satu contoh adalah ketika Pavlov melakukan eksperimen terhadap seekor
anjing.
Eksperimen Behavioristik
“Di depan anjing eksperimennya yang lapar, Pavlov menyalakan lampu. Anjing
tersebut tidak mengeluarkan air liurnya. Kemudian sepotong daging ditaruh
dihadapannya dan anjing tersebut terbit air liurnya. Selanjutnya begitu terus setiap
kali lampu dinyalakan maka daging disajikan. Begitu hingga beberapa kali
percobaan, sehingga setiap kali lampu dinyalakan maka anjing tersebut terbit air
liurnya meski daging tidak disajikan. Dalam hal ini air liur anjing menjadi conditioned
response dan cahaya lampu menjadi conditioned stimulus”
Percobaan yang hampir sama dilakukan terhadap seorang anak berumur 11 bulan
dengan seekor tikus putih. Setiap kali si anak akan memegang tikus putih maka
dipukullah sebatang besi dengan sangat keras sehingga membuat si anak kaget.
Begitu percobaan ini diulang terus menerus sehingga pada taraf tertentu maka si
anak akan menangis begitu hanya melihat tikus putih tersebut. Bahkan setelah itu
dia menjadi takut dengan segala sesuatu yang berbulu: kelinci, anjing, baju berbulu
dan topeng Sinterklas.
Proses tersebut dinamakan pelaziman dan untuk mengobatinya kita bisa melakukan
apa yang disebut sebagai kontrapelaziman (counterconditioning).
Stimulus → Respons
Makan → lapar
Kegiatan makan bukan karena naluri tetapi karena adanya stimulus dan respon.
Misalnya, jika seorang anak bayi kecil mengatakan minta susu dan orangtuanya
memberinya susu, maka operant dikuatkan.
Ada seorang anak kecil menangis meminta es kepada ibunya. Tetapi, karena
ibunya yakin dan percaya bahwa es itu menggunakan pemanis buatan maka sang
ibu tidak meluluskan permintaan anaknya. Sang anak terus menangis. Tetapi,
sang ibu bersikukuh untuk tidak menuruti permintaan anaknya. Lama kelamaan
tangis ana tersebut reda dengan sendirinya dan dilain waktu tidak meminta es itu
lagi kepada ibunya, apalagi dengan menangis.
Seandainya anak itu kemudian dituruti keinginannya oleh ibunya, apa yang akan
terjadi?
o Pada kesempatan lain anak tersebut akan meminta es lagi. Apabila ibunya
tidak meluluskannya, maka ia akan menangis dan terus menangis karena
dengan menangis ia akan mendapatkan es.
o Kalau ibunya memberikan es lagi, maka perbuatan menangis itu dikuatkan.
o Pada kesempatan lain, anak tersebut akan menangis manakala ia meminta
sesuatu pada ibunya.
Viktor Frankl
Salah satu bagian dari humanistik adalah logoterapi. Adalah Viktor Frankl yang
mengembangkan teknik psikoterapi yang disebut sebagai logotheraphy
(logos=makna). Pandangan ini berprinsip:
Hidup memiliki makna, bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan
sekalipun.
Tujuan hidup kita yang utama adalah mencari makna dari kehidupan kita itu
sendiri.
Kita memiliki kebebasan untuk memaknai apa yang kita lakukan dan apa yang
kita alami bahkan dalam menghadapi kesengsaraan sekalipun.
Frankl
mengembangkan teknik ini berdasarkan pengalamannya lolos dari kamp
konsentrasi Nazi pada masa Perang Dunia II, dimana dia mengalami dan
menyaksikan penyiksaan-penyiksaan di kamp tersebut. Dia menyaksikan dua
hal yang berbeda, yaitu para tahanan yang putus asa dan para tahanan yang
memiliki kesabaran luar biasa serta daya hidup yang perkasa. Frankl menyebut
hal ini sebagai kebebasan seseorang memberi makna pada hidupnya.
Logoterapi ini sangat erat kaitannya dengan SQ, yang bisa kita kelompokkan
berdasarkan situasi-situasi berikut ini:
a. Ketika sesorang menemukan dirinya (self-discovery). Sa'di (seorang penyair
dari Iran) menggerutu karena kehilangan sepasang sepatunya di sebuah
masjid di Damaskus. Namun di tengah kejengkelannya itu ia melihat bahwa
ada seorang penceramah yang berbicara dengan senyum gembira. Kemudian
tampaklah olehnya bahwa penceramah tersebut tidak memiliki sepasang kaki.
Maka tiba-tiba ia disadarkan, bahwa mengapa ia sedih kehilangan sepatunya
sementara ada orang yang masih bisa tersenyum walau kehilangan kedua
kakinya.
b. Makna muncul ketika seseorang menentukan pilihan. Seseorang yang
mendapatkan tawaran kerja bagus, dengan gaji besar dan kedudukan tinggi,
namun ia harus pindah dari Yogyakarta menuju Singapura. Mendapatkan
kelimpahan materi namun di sisi lainnya ia kehilangan waktu untuk berkumpul
dengan anak-anak dan istrinya. Dia menginginkan pekerjaan itu namun
sekaligus punya waktu untuk keluarganya. Hingga akhirnya dia putuskan
untuk mundur dari pekerjaan itu dan memilih memiliki waktu luang bersama
keluarganya. Pada saat itulah ia merasakan kembali makna hidupnya.
c. Ketika seseorang merasa istimewa, unik dan tak tergantikan. Misalnya:
seorang rakyat jelata tiba-tiba dikunjungi oleh presiden langsung di rumahnya.
Ia merasakan suatu makna yang luar biasa dalam kehidupannya dan tak akan
tergantikan oleh apapun. Demikian juga ketika kita menemukan seseorang
yang mampu mendengarkan kita dengan penuh perhatian, dengan begitu
hidup kita menjadi bermakna.
d. Ketika kita dihadapkan pada sikap bertanggung jawab. Seperti contoh di atas,
seorang bendahara yang diserahi pengelolaan uang tunai dalam jumlah
sangat besar dan berhasil menolak keinginannya sendiri untuk mamakai
sebagain uang itu untuk memuaskan keinginannya semata. Pada saat itu si
bendahara mengalami makna yang luar biasa dalam hidupnya.
Perilaku Manusia
Both Determine
Our Experience
of the World
Penentu Perilaku Manusia
Baron & Byrne
• Tindakan & karakteristik orang lain
• Proses kognitif
• Variabel ekologis
• Konteks budaya
• Faktor biologis
Brigham
1. Genetic/Biological vs Social factors
2. Egoistic vs Altruistic motives
3. Personality vs situasional forces
Menyesuaikan Diri
o Alloplastis
o Autoplastis
o Kompromi
Behavior : perilaku
Predisposing Factors : faktor-fkator predisposisi yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai dst.
Enabling Factors : faktor-faktor yang memungkinkan yang terwujud dalam,
fasililitas, lingkungan, dst.
Reinforcing Factors : faktor-faktor pendorong terjadinya perilaku.
B : behavior
)
f : function
BI : behavior intention
SS : social support
AI : accessibiliy of information
PA : personal autonomy
AS : action situation
Behavior : perilaku
Behavior Intention : niat / motif untuk berperilaku
Social Support : dorongan dari orang-orang tertentu.
Accesebility of Information : informasi yg dapat diperoleh
Personal Autonomy : otonomi / kemandirian pribadi
Action Situation : situasi yang memungkinkan tindakan dilakukan
3. Teori WHO
B = f (TF, PR, R, C)
)
B : behavior
f : function
TF : thought and feeling
PR : personal reference
R : resource
C : culture
Behavior : perilaku
Thought and Feeling : apa yang dipikirkan dan dirasakan
Personal Reference : orang-orang tertentu yang dijadikan panutan
Resources : sumber dana yg dibutuhkan
Culture : kebudayaan masyarakat sekitar
Definisi Sikap
Bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert,
dan Charles Osgood)
Perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau
tidak memihak (Berkowitz)
Konsepsi Skematik Rosenberg & Hovland Mengenai Sikap
Definsi Perilaku
Pengertian
Perkembangan adalah perubahan yang dialami individu menuju kedewasaan
(maturity) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan
baik fisik maupun psikis
Pertumbuhan adalah perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi
jasmani/fisik, misalnya bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular.
Perkembangan Optimal
terjadi apabila potensi yang ada pada diri anak dapat dikembangkan dan dibina
sehingga tercapai suatu kemampuan tertinggi yang dapat dicapai sesuai dengan
taraf, ragampotensi, dan usia masing-masing individu.
Internal :
Kondisi Individu
Individu berkembang sangat dipengaruhi kondisi kesehatan fisik dan
psikisnya. Kondisi fisik yang kurang baik, misalnya anak mengalami cacat
tubuh akan mempengaruhi tempo perkembangannya. Begitu juga, jika anak
mengalami kondisi psikis kurang baik, misalnya emosi yang kurang stabil
akan mempengaruhi kualitas perkembangannya juga. Termasuk juga dalam
factor ini factor herediter, yaitu factor keturunan dari mana individu itu berasal
sangat menentukan perkembangannya.
Kemampuan Penyesuaian Pribadi Dan Sosial Individu
Kemampuan penyesuaian diri berkaitan dengan bagaimana individu itu
menempatkan diri dalam lingkungannya. Jika individu itu dapat diterima di
lingkungannya, akan membuat perkembangannya optimal.Begitu juga jika
anak di tolak oleh lingkungannya akan menjadikan anak bermasalah
sehingga menghambat perkembangannya
Kesimpulan
Tiga aspek yang mempengaruhi perkembangan
1. faktor pembawaan/heredity yang bersifat alamiah,
2. faktor lingkungan dan
3. faktor waktu yaitu munculnya masa peka atau kematangan.
Baik faktor internal maupun faktor eksternal akan dapat mempengaruhi tempo atau
kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan individu. Tetapi sejauh mana
pengaruh kedua faktor tersebut sulit untuk ditentukan, lebih-lebih lagi untuk
dibedakan mana yang penting dan kurang penting.
B. Otonomi vs Ragu-Ragu dan Malu (Autonomy vs Shame & Doubt) - Todler (1-3
Tahun)
Indikator positif : kontrol diri tanpa kehilangan harga diri
Indikator negatif : terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah
Anak mulai mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju,
berjalan, mengambil, makan sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.
Jika kemandirian todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak memiliki
kepribadian yang ragu-ragu
Jika anak dibuat merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan
menjadi pemalu.