Anda di halaman 1dari 48

DISUSUN OLEH :

Intan Saputri D. I. (19624025) Sulastri Ayunanda (19624031)


Nunuk Dwi L. (19624026) Iqbal Rusdiansyah (19624032)
Evi Puspita S. (19624027) Mariany Marselina G (19624033)
Ronni B. Sitohang (19624028) Patresia Talliu (19624034)
Bagus Wisnu W. (19624029) Yuniken Verginia (19624035)
Muh. Sulhajji (19624030) Wulandari (19624036)
FRIDAY
27.11.2020

A. Pengertian Keperibadian
Kepribadian atau personality secara etimologis
berasal dari bahasa Latin persona (kedok)
dan personare (menembus). Kepribadian adalah
perwujudan Lahiriah {bukan keadaan pribadi yang
sebenarnya }, watak atau drama yang diperankan
dalam drama, dan sifat-sifat khusus yang dimiliki
oleh seseorang warga negara yang bebas.
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau
sifat- sifat khas diri kita yang bersumber dari bentukan-bentukan yang
kita terima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil kita
dan juga bawaan-bawaan kita sejak lahir. Jadi yang disebut
kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat
psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik. Kepribadian adalah
semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam
dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap
segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku
dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada
seseorang.
Kepribadian adalah penampilan dan tingkah
laku (cara bicara, cara berjalan, dll) yang
menggambarkan perilaku (pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan, beauty and behavior) seseorang
yang dapat diamati secara langsung maupun tak
langsung, yang dapat diamati secara langsung
maupun tak langsung, yang dapat dijadikan
sebagai tolok ukur kualitas diri yang
bersangkutan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kepribadian merupakan bawaan dari setiap individu
sejak lahir (kejiwaan, dan fisik), dan kepribadian
dapat berubah seiring pertumbuhan seseorang.
Dimana seseorang tersebut dalam perjalanan
hidupnya akan menerima rangsangan baik dari luar
maupun dari dalam, dan orang tersebut akan
menanggapi rangsang itu dan kemungkinan akan
berpengaruh pada sikapnya.
B. Pengertian Teori
Keperibadian
Teori dapat diartikan sebagai sekumpulan asumsi
(dugaan, perkiraan, atau anggapan) yang relevan, dan
secara sistematis saling berkaitan dengan hipotesis atau
spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui
kebenarannya secara pasti, sebelum diverifikasi
kebenarannya dam sekumpulan asumsi tentang
keterkaitan antara peristiwa-peristiwa empiris
(fenomena).
Sedangkan definisi lainnya menjelaskan bahwa teori
sebagai model tentang kenyataan yang membantu kita untuk
memahami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol
tentang kenyataan tersebut.Boeree
(Yusuf dan Juntika, 2007). Teori merupakan salah satu unsur
penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk
psikologi kepribadian. Tanpa teori kepribadian usaha
memahami perilaku dan kepribadian manusia pasti sulit
untuk dilaksanakan.
Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5), teori
kepriadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep
yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu
saja berbeda, yakni :
- teori kepribadian psikoanalisis,
- teori-teori sifat (trait),
- teori kepribadian behaviorisme, dan
- teori psikoligi kognitif.
C. Teori Keperibadian
Behavorisme
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang
diperkenalkan oleh John B.Watson (1878 – 1958), seorang ahli psikologi
berkebangsaan Amerika. Di Amerika Serikat, Witson dikenal sebagi
Bapak Behaviorisme karena prinsip-prinsip pembelajaran barunya
berdasarkan teori Stimulus – Respons Bond.
Menurut behaviorisme yang dianut oleh Watson, tujuan utama
psikologi adalah membuat prediksi dan pengendalian terhadap perilaku
dan sedikitpun tidak ada kaitannya dengan kesadaran. Menurut teori ini
yang dapat dikaji oleh psikologi adalah benda-benda atau hal-hal
yang dapat diamati secara langsung, yaitu rangsangan (stimulus), dan
gerak balas (respons), sedangkan hal-hal yang terjadi pada otak tidak
berkaitan dengan kajian. Maka dalam proses pembelajaran menurut
Watson, tidak ada perbedaan antar manusia dan hewan.
Teori behaviorisme hanya menganalisis perilaku yang tampak
pada diri seseorang yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan.
Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada
dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan
berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan
sekitar. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia yang
buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik.
Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang
benar-benar objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah
mereka, tentang semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti
sensasi, persepsi, hasrat,tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi
secara subjektif.A
Oleh karena kesadaran tidak termasuk benda yang dikaji oleh
behaviorisme, maka psikologi ini telah menjadikan ilmu
mengenai perilaku manusia menjadi sangat sederhana dan mudah
dikaji. Mengapa? Karena semua perilaku menurut behaviorisme,
termasuk tindak balas (respons) yang ditimbulkan oleh adanya
rangsangan (stimulus). Jadi, jika gerak balas telah diamati dan
diketahui, maka rangsangan dapat diprediksikan. Begitu juga jika
rangsangan telah diamati dan diketahui, maka gerak balas pun
dapat diprediksikan. Dengan demikian, setiap perilaku itu dapat
diprediksikan dan dikendalikan. Watson juga dengan tegas
menolak pengaruh naluri (instinct) dan kesadaran terhadap
perilaku. Jadi semua perilaku dipelajari menurut
hubungan stimulus – respons.
Untuk membuktikan kebenaran teori behaviorismenya
terhadap manusia, Watsonmengadakan eksperimen terhadap
Albert seorang bayi berumur 11 bulan. Pada mulanya Albert
adalah seorang bayi yang gembira yang tidak takut terhadap
binatang seperti tikus putih berbulu halus. Albert senang sekali
bermain bersama tikus putih yang berbulu cantik itu. Dalam
eksperimen ini, Watson memulai proses pembiasaannya dengan
cara memukul sebatang besi dengan sebuah palu setiap kali
Albert mendekati dan ingin memegang tikus putih itu, dan juga
terhadap kelinci putih. Dengan eksperimen itu, Watson
mengatakan bahwa dia telah berhasil membuktikan bahwa
pelaziman dapat mengubah perilaku seseorang secara nyata.
Dalam pembelajaran yang didasarkan pada hubungan
stimulus – respons ini, Watson mengemukakan dua
prinsip penting yaitu
1).  recency principle ( prinsip kebaruan), dan
2).  frequency principle (prinsip frekuensi).
Menurut recency principle jika suatu stimulus baru
saja menimbulkan respons, maka kemungkinan stimulus
itu untuk menimbulkan respons yang sama apabila
diberikan umpan lagi akan lebih besar daripada
kalau stimulus itu diberikan umpan setelah lama
berselang.
Menurut frequency principle apabila suatu stimulus
dibuat lebih sering menimbulkan respons, maka
kemungkinan stimulus itu akan menimbulkan respons
yang sama pada waktu yang lain akan lebih besar.
Terdapat 3 Prinsip dalam aliran
behaviorisme:
(1).
Menekankan respon terkondisi Sebagai elemen
atau Pembangun pelaku. Kondisi adalah
lingkungan external yang hadir di
kehidupan.Perilaku muncul sebagai respons dari
kondisi yang mengelilingi manusia dan hewan.
Terdapat 3 Prinsip dalam aliran
behaviorisme:
(2).
Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi
dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya
perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan
terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang
baru saja, materi fisik dan sosial. Lingkungan
yang akan memberikan contoh dan individu akan
belajar dari semua itu.
Terdapat 3 Prinsip dalam aliran
behaviorisme:
(3).
Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan
hewan sama, jadi mempelajari perilaku hewan
dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku
manusia.
Tokoh-Tokoh Aliran Teori Belajar
Ivan Petrovich
Behaviorisme:
Pavlov

Thorndike

Skinner
a. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849


di Ryazan Rusia. Ia mengemukakan bahwa
dengan menerapkan strategi ternyata individu
dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami
dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan
pengulangan respon yang diinginkan, sementara
individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan
oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Belajar menurut teori ini adalah suatu proses
perubahan yang terjadi karena adanya syarat-
syarat yang menimbulkan reaksi.Yang
terpenting dalam belajar menurut teori ini
adalah adanya latihan dan pengulangan.
Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah
terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan
pribadi dihiraukan.
b. Thorndike (1874-1949)
Menurut Thorndike belajar merupakan
peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi
antara peristiwa yang disebut stimulus dan
respon. Thorndike menggambarkan proses
belajar sebagai proses pemecahan masalah.
Thorndike menemukan hukum-hukum
belajar :
1. Hukum kesiapan (Law of Readiness)
Jika suatu organisme didukung oleh
kesiapan yang kuat untuk memperoleh
stimulus maka pelaksanaan tingkah laku
akan menimbulkan kepuasan individu
sehingga asosaiasi cenderung diperkuat.
2. Hukum latihan
Hukum latihan akan menyebabkan
makin kuat atau makin lemah hubungan S-
R. Semakin sering suatu tingkah laku
dilatih atau digunakan maka asosiasi
tersebut semakin kuat. Hukum ini
sebenarnya tercermin dalam perkataan
repetioest mater studiorum atau practice
makes perfect.
3. Hukum akibat ( Efek )
Hubungan stimulus dan respon cenderung
diperkuat bila akibat menyenangkan dan
cenderung diperlemah jika akibatnya tidak
memuaskan. Rumusan tingkat hukum akibat
adalah, bahwa suatu tindakan yang disertai
hasil menyenangkan cenderung untuk
dipertahankan dan pada waktu lain akan
diulangi. Jadi hokum akibat menunjukkan
bagaimana pengaruh hasil suatu tindakan bagi
perbuatan serupa.
c. Skinner (1904-1990)
Skinner menganggap reward dan
reinforcement merupakan faktor penting dalam
belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan
psikologi adalah meramal, mengontrol tingkah
laku. Pada teori ini guru memberi penghargaan
hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan
lebih rajin.
Prinsip belajar Skinners adalah :
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan
pada siswa jika salah dibetulkan jika benar
diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama
dari yang belajar. Materi pelajaran
digunakan sebagai sistem modul.
3. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan
aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk
itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari
hukuman.
4. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi
hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan
digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.
5. dalam pembelajaran digunakan shapping.
Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu
ditujukan pada penemuan pola yang khas dari kaitan
antara tingkah laku organisme dan berbagai
konsekuensi yang diperkuatnya.
Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik
yang digunakan untuk mengontrol perilaku. Tekhnik
tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1) Pengekangan fisik (psycal restraints)
2) Bantuan fisik (physical aids)
3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus
conditions)
4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional
conditions)
5) Melakukan respons-respons lain (performing
alternativeresponses)
6) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)
6) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)
D. Jenis-Jenis Keperibadian
Setiap orang memiliki tipe kepribadiannya masing
masing. Kepribadian merupakan sifat yang dinilai dari
cara orang berinteraksi, cara pikir, cara bertindak, cara
bereaksi dan lain sebagainya. Setiap kepribadian bisa
dilihat dan memiliki pola sifat yang berbeda. Perbedaan
setiap sifat ini bisa dipelajari dan memungkinkan orang
untuk memiliki kepribadian yang sama. Setiap
kepribadian memiiliki kelebihan dan kekurangan.
Jenis-jenis keperibadian menurut
para ahli yaitu;

A. Kepribadian Menurut Hipocrates

Hipocrates mengungkapkan ada 4 kepribadian


mungkin dimiliki oleh manusia, diantaranya:
1). Koleris Manusia dengan kepribadian koleris
memiliki kemampuan membuat keputusan dengan
baik
2). Melankolis Orang dengan tipe kepribadian
melankolis memiliki sifat yang perfeksionis, peduli
dengan sekitar, sangat detail, berfikir analisis, dan
suka diperhatikan.
3). Plegmatis Plegmatis merupakan jenis
kepribadian dimana seseorang yang memiliki sifat
cinta damai dan netral dalam setiap situasi.
Sanguinis Orang dengan kepribadian
4). sanguinis  memiliki sifat yang mudah bergaul dengan
orang lain, suka berbicara di depan publik, suka
diperhatikan, dan cenderung mendominasi dalam
kelompok.
B. Kepribadian Menurut Carl Gustav

Carl Gustav juga mengungkapkan beberapa tipe


kepribadian manusia, antara lain:
1). Introvert, Kepribadian introvert merupakan tipe
kepribadian yang berfokus pada diri sendiri dan lebih suka
menyendiri.
2). Ekstrovert, Orang yang memiliki tipe kepribadian
ekstrovert cenderung menyukai kehidupan di luar. Orang
ekstrovert suka berinteraksi dengan orang lain dan lebih
terbuka.
3). Ambivert, Tipe kepribadian ini memiliki perpaduan
antara tipe introvert dan ekstrovert. Orang ambivert
menjalani kehidupannya lebih sembang karena dia tahu
kapan akan menjadi tipe ekstrovert dan ketika dia
menginginkan waktu untuk dirinya sendiri akan menjadi
tipe introvert.
C. Kepribadian Menurut Florence Littauer

Florence Littauer mencoba menggolongkan tipe


kepribadian dengan menggunakan teori Hipocrates.
Tipe Kepribadian itu antara lain:
1. Campuran Alami
Tipe kepribadian yang termasuk campuran alami
Ada 2 tipe, yaitu
- paduan antara kepribadian sanguinis-koleris, dan
- kepribadian melankolis-plegmatis.
2. Campuran Pelengkap
Tipe ini adalah tipe campuran :
- Tipe kepribadian koleris-melankolis
- Tipe kepribadian sanguinis-phlegmatis.

3.Campuran Berlawanan
campuran yang berlawanan yaitu
- Tipe kepribadian Sanguinis- melankolis
- Tipe kepribadian koleris- plegmatis.
D. Kepribadian Menurut  John L. Holland

Berikut jenis kepribadian menurut John L. Holland,


antara lain:
1). Tipe Sosial
Jenis kepribadian ini menggambarkan seseorang
yang sangat suka berinteraksi sosial dengan orang
di sekitarnya.
2). Tipe Realistik
Kepribadian ini menggambarkan seseorang yang
berorientasi terhadap pekerjaan, ketrampilan fisik, dan
kekuatan, nammun kurang pandai dalam berkata verbal.
3). Tipe Konvensional
Tipe kepribadian ini memiliki kemampuan verbal,
suka angka, dan memiliki tujuan yang jelas.
4). Tipe Intelektual
Orang dengan tipe ini memiliki minat pada akademis
yang tinggi. Mereka suka mempelajari banyak hal,
suka berfikir, beracu pada penyelesaian tugas, namun
kurang bisa bersosialisasi.
5). Tipe Artistik
Tipe kepribadian ini cenderung memiliki ketertarikan
dengan hal yang berhubungan dengan seni, memiliki
tingkat kreativitas tinggi
6). Tipe Wirausaha
Tipe kepribadian ini memiliki ketrampiland alam
berkomunikasi, mempengaruhi orang lain,
Memiliki jiwa kepemimpinan, dan cenderung
dominan. Cocok untuk profesi pedagang,
pengusaha, dan lainnya.
E. Kepribadian Menurut Enneagram

menurut Enneagram, ada beberapa jenis kepribadian


yang ada di dalam diri manusia, antara lain:
1). Reformer
Orang dengan kepribadian ini memiliki sifat rasional
dan idealis. Mereka memiliki aturan dan prinsip hidup
sendiri yang menurut mereka baik.
2). Lover/ Giver/ Helper
Tipe kepribadian ini memiliki sifat yang peduli dengan
orang lain dan sekitarnya.
3). Achiever
Manusia dengan tipe kepribadian ini memiliki
keinginan terhadap pencapaian pencapaian hidupnya.
4). Individualist
Tipe kepribadian ini bersifat romantis namun
individualist. Pribadi ini memiliki jiwa seni yang tinggi,
kreatif, namun suka menyendiri.
5). Thinker
Jenis kepribadian ini memiliki sifat suka berfikir,
selalu ingin tahu, dan suka belajar. Mereka
menganggap hal yang rumit sebagai suatu tantangan
yang menarik.
6). Security Seeker/ Pessimist
Security seeker adalah tipe kepribadian yang bersifat
pekerja keras namun kerap pesimis. Tipe ini kurang
suka tantangan dan lebih memiliki aman dan normal.
7). Adventurer
Tipe kepribadian adventurer ini memiliki sifat yang
terbuka dengan orang lain. Tipe ini suka dengan
jadwal yang sibuk dan banyak kegiatan.
8). Leader
Manusia dengan tipe kepribadian leader memiliki sifat
yang percaya diri, optimis, bersemangat, memiliki pengaruh
besar, mampu mendominasi
9). Peacemaker
Orang dengan jenis kepribadian ini memiliki rasa
cinta damai, tidak suka keributan. Menyukai
ketenangan,perdamaian, dan kondisi yang akur,
toleran. Dalam hidupnya sabar dan selalu
mengamati kepentingan bersama.
F. Kepribadian Menurut Myers- Briggs Type Indicator
(MBTI)
tipe kepribadian MBTI secara garis besar, diantaranya:

1). Extraversion (E) – Introversion (I)


Indikator ini mengindikasikan respon seseorang
dalam interaksi dengan lingkungannya. Ekstravert
memiliki minat terhadap interaksi sosial sedangkan
introvert lebih suka berkreasi saat sendiri.
2). Sensing (S) – Intuition (N)
Indikator ini menggambarkan karakter manusia
dalam mengumpulkan informasi dari luar. Mereka
memiliki sensing dalam melihat hal nyata dengan
indera dan berorientasi pada detail fakta.
Sedangkan N lebih menilai informasi pada
kemungkinan atau prediksi dan juga senang berfikir
abstrak.
3). Thinking (T) – Feeling (F)
Indikator ini menggambarkan seseorang dalam
mengambil keputusan dari informasi yang
didapatkan. Pemikiran ditentukan oleh fakta
informasi. Sedangkan indikator perasa akan lebih
mengutamakan emosi dalam menentukan sesuatu.
4). Judging (J) – Perceiving (P)
Indikator ini berbicara mengenai sikap individu pada
lingkungan luar. Orang tipe J akan tegas dalam
melakukan sesuatu atau mengambil keputusan
sedangkan tipe P lebih bersifat fleksibel.
KESIMPULAN
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai