Anda di halaman 1dari 4

Nama : Gurda

NIM : 120******

Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia yang berfokus pada peran
dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi melalui rangsangan
berdasarkan yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif hukum-hukum mekanistik.
Pandangan tentang Manusia, teori dan pendekatan behavior ini menganggap bahwa pada
dasarnya manusia bersifat merespon kepada lingkungan dengan kontrol yang terbatas, hidup
dalam alam deterministik dan sedikit berperan aktif dalam menentukan martabatnya. Manusia
memulai kehidupannya dan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini
menghasilkan pola-pola perilaku yang akan membentuk kepribadian. Perilaku seseorang
ditentukan oleh intensitas dan beragamnya jenis penguatan yang diterima dalam situasi
hidupnya.
Behaviorisme memusatkan perhariannya pada wilayah objektivitas. Pradigma objektif
menekankan secara faktual dan berdasarkan pengalaman . Oleh karena itu rumusan tingkah
laku bagi behaviorisme merupakan hubungan stimulus respon. Menurut behaviorisme pada
dataran faktual-objektif ini tingkah laku manusia tidak berbeda dengan tingkah laku binatang.
Inilah yang menyebabkan behaviorisme meneliti tingkah laku binatang untuk memahami,
merumuskan, bahkan untuk memperediksi tingkah laku manusia.

Behaviorme memfokuskan diri pada sebuah pola perilaku baru yang diulangi samapai prilaku
tersebut menjadi otomatis atau menjadi suatu kebiasaan. Teori behaviorisme
mengkonsentrasikan pada kajian tentang prilaku nyata yang bisa diteliti dan diukur. Teori ini
memandang pikiran sebagai sebuah kotak hitam, dalam artian bahwa respon terhadap stimulus
bisa diamati secara kuantitatif, apa yang ada dalam pikiran menjadi diabaikan karena proses
pemikiran tidak bisa diamati secara jelas perubahan prilakunya. Tokoh-tokoh dalam
perkembangan teori behavioristik diantaranya adalah Ivan Pavlov, Throndike, Waston, dan B.F
Skinner.

Ivan Petrovich Pavlov

Ivan Petrovich Pavlov lahir di Ryazan, Rusia 26 September 1849 dan wafat pada 27 Februari
1936. Dia adalah seorang dokter yang pernah meraih nobel dalam bidang fisiologi pada tahun
1909. Pada tahun 1927, Pavlov mengadakan percobaan yang dikenal sebagi bunyi bel. Hal ini
dikarenakan Pavlov melakukan eksperimen dengan melibatkan makanan, anjing dan bel.
Makanan yang diberikan kepada anjing disebut perangsang tak bersyarat , sementara bel
disebut perangsang bersyarat . Baik terhadap perangsang bersyarat maupun tak bersyarat,
anjing memberikan respon berupa keluarnya air liur .
Dari eksperimen ini dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk membentuk tingkah laku tertentu
harus dilakukan berulang-ulang dengan pengkondisian tertentu. Pengkondisian itu adalah
dengan melakukan semacam pancingan dengan sesuatu yang dapat menumbuhkan tingkah
laku tersebut. Karena itu teori Pavlov dikenal dengan responded conditioning atau teori classical
conditioning. Menurut Pavlov, pengkondisian yang dilakukan pada anjing tersebut dapat juga
berlaku pada manusia.

Edward Lee Thorndike


Tokoh yang dikenal sebagai «Father of modern educational psychology» ini adalah seorang
Guru besar di Columbia University. Lahir di Massachusetts pada 31 Agustus 1874 dan wafat
pada 9 Agustus 1949. Thorndike menyatakan bahwa pembelajaran merupakan formasi sebuah
koneksi antara stimulus dan respons. Teorinya dikenal dengan nama koneksionisme. Dalam
teori koneksionisme, Thorndike mengungkapkan beberapa hukum yaitu sebagai berikut:
• Hukum Kesiapan , yaitu keberhasilan belajar seseorang sangat bergantung dari ada atau
tidaknya kesiapan.
• Hukum Akibat yang implikasinya adalah apabila diharapkan agar seseorang akan mengulangi
respon yang sama, maka diupayakan untuk menyenangkan dirinya, misalnya dengan hadiah
atau pujian.
• Hukum Latihan , yaitu bahwa hubungan stimulus dan respon akan semakin kuat apabila terus
menerus dilatih dan diulang. Sebaliknya hubungan akan akan semakin lemah jika tidak pernah
diulang. Maka makin sering pelajaran diulang, maka akan semakin dikuasailah pelajaran itu.
Teori belajar Thorndike juga disebut sebagai aliran «connectionism».

John Broadus Watson

Psikolog asal Amerika Serikat ini adalah salah satu murid dari John Dewey. Lahir pada 9
Januari 1878 di South Carolina USA, dan meninggal di New York 25 September 1958. Tokoh ini
lahir di tengah keluarga miskin, bahkan ibunya seorang pemabuk. Tapi semangat belajarnya
luar biasa, sehingga pada usia 22 tahun sudah menulis buku tentang Psikologi.
Teori belajar behavioristik yang dikemukan oleh Watson diangkat dari gagasan Pavlov. Watson
mengungkapkan manusia dilahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi emosional, cinta, dan
kemarahan. Semua prilaku dibentuk melalui asosiasi stimulus-respons dengan jalan
pengkondisian. Eksperimen Watson yang terkenal adalah dengan melibatkan seorang anak dan
tikus, dimana seorang anak yang awalnya tidak takut dengan seekor tikus dengan
pengkondisiaan tertentu dapat berubah menjadi takut. Hal ini menunjukan pengkondisoan
sangant mempengaruhi perilaku seseorang.

Burrhus Frederic Skinner

B.F. Skinner adalah tokoh yang terkenal dengan teori Operant Conditioning. Teori Skinner ini
berbeda dengan teori pengkondisian klasik dari Pavlov, jika pada teori Pavlov yang diberi
kondisi adalah stimulusnya. Maka pada Operant Conditioning yang diberi kondisi adalah
respon. Misalnya, karena seorang anak belajar dengan giat maka dia mampu menjawab
banyak, bahkan semua pertanyaan dalam ulangan. Lalu guru memberi penghargaan kepada
anak tersebut dengan nilai tinggi, pujian, atau hadiah. Berkat pemberian penghargaan ini maka
anak itu akan belajar lebih rajin lagi.

Teori ini juga mempunyai mekanisme pengkondisian operant behavior yaitu

• Penguatan atau imbalan positif; respons yang diberi imbalan kemungkinan akan diulangi.
• Penguatan negatif; respons yang membuat lari dari rasa sakit atau situasi yang tidak
diharapkan kemunkinan akan diulangi.
• Penghentian atau tidak ada penguatan; respons yang tidak diperkuat kemungkinan tidak akan
diualangi.
• Hukuman; respon yang membawa rasa sakit atau konsekuensi yang tidak diharapkan akan
ditekan.

Eni Fariyatul mengemukakan asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori behavioristik,
bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan, dan bisa ditentukan.
Kemudian, seseorang terlibat dalam tingkah laku tertentu karena mereka telah mempelajarinya,
melalui pengalaman-pengalaman terdahulu, menghubungkan tingkah laku tersebut dengan
hadiah. Seseorang menghentikan suatu tingkah laku, mungkin karena tingkah laku tersebut
belum diberi hadiah atau telah mendapat hukuman. Karena semua tingkah laku yang baik
bermanfaat ataupun yang merusak, merupakan tingkah laku yang dipelajari.
Steven Jay Lynn dan John P. Garske Semua tingkah laku manusia harus diukur berdasarkan
proses psikometri dan dimaknai berdasarkan perubahan fisikal dan neurologi Faktor lingkungan
sebagai faktor utama yang bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian manusia.

Pendidikan Penguatan, yakni hal yang menguatkan timbulnya suatu respons, merupakan faktor
penting dalam belajar. Karena mempengaruhi perkembangan perilaku siswa ke arah yang lebih
baik.

Teori behavioristik memiliki paradigma bahwa tingkah laku manusia itu stimulus, yang
dimana determinan tingkah laku tidak berada di dalam diri manusia tetapi berada di
lingkungan. Para tokoh behavioristik seperti Pavlov, Skinner, dan Watson melakukan
beberapa eksperimen untuk meneliti dan menunjukkan betapa besarnya pengaruh
lingkungan terhadap tingkah laku.

Ketiga asumsi tersebut adalah

Pertama, tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu . Ilmu adalah usaha untuk
menbemukan keteraturan, menunjukkan bahwa peristiwa tertentu berhubungan secara
teratur dengan peristiwa lain.
Kedua, tingkah laku dapat diramalkan . Ilmu bukan hanya menjelaskan tetapi juga
meramalkan. Bukan hanya menangani peristiwa masa lalu tetapi juga masa yang akan
datang. Teori yang berdaya guna adalah yang memungkinkan dilakukannya prediksi
mengenai tingkah laku yang akan dating dan menguji prediksi itu.
Ketiga, tingkah laku dapat dikontrol Tingkah laku responden , adalah respon yang
dihasilkan Tingkah laku operan , adalah respon yang dimunculkan organisme tanpa
adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu.
Bagi Skinner, faktor motivasional dalam tingkah laku bukan elemen struktural. Dalam
situasi yang sama tingkah laku seseorang bias berbeda-beda kekuatan dan keringan
munculnya. Dan itu bukan karena kekuatan dari dalam diri individu atau motivasi.
Menurut Skinner variasi kekuatan tingkah laku tersebut disebabkan oleh pengaruh
lingkungan.
Adapun mengenai dinamika kepribadian, Skinner beranggapan bahwa kepribadian
manusia akan selalu berkembangan sesuai dengan lingkungan sosial. Kepribadian
akan terbentuk dengan pendidikan melalui belajar. Kepedulian utama Skinner
berkenaan dengan kepribadian adalah mengenai perubahan tingkah laku. Hakikat toeri
Skinner adalah teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah laku baru, menjadi
lebih terampil, menjadi lebih tahu, mampu dan lainnya. Menurut Skinner kepribadian
dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan tingkah laku dalam
hubungannya yang terus-menerus dengan lingkungannya. Cara yang efektif untuk
mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah dengan melakukan penguatan .

Anda mungkin juga menyukai