Anda di halaman 1dari 12

Latar Belakang Teori Skinner

          Seorang aliran Behavioris yaitu IvanP. Pavlov sangat memusatkan perhatiannya
pada masalah reflex, karena itujuga Psikologi Pavlov sering disebut sebagai psikologi
reflex ataupsychoreflxology. Eksperimen Pavlov yaitu dengan menggunakan anjing
sebagaibahan uji coba, melahirkan sebuah teori mengenai pengkondisian klasik
atausering disebut Classical Conditioning. Mekanismenya yaitu denganmemasangkan
Unconditioned Stimulus bersama Conditioned Stimulusyang pada akhirnya
menciptakan Conditioned Response. Hal yangdikemukakan oleh Pavlov ini sedikit
banyak mempunyai pengaruh terhadapketertarikan Skinner mengenai pengkondisian
tingkah laku.

         Para pengamat perilaku manusia sudahtahu kalau manusia umumnya melakukan
hal-hal yang memiliki kosekuensimenyenangkan dan menghindar dari melakukan hal-
hal yang memiliki konsekuensitidak menyenangkan. Orang yangpertama kali
mempelajari perilaku secara sistematis adalah Edward L.Thorndike, yang awalnya
bekerja dengan hewan, dan kemudian dilanjutkandengan manusia. Thorndike dalam
percobaanya tersebut mendapatkan kesimpulanmengenai perilaku yang teorinya
tersebut disebut sebagai law of effect.Seperti, dikatakan oleh Thorndike bahwa perilaku
law of effect memilikidua bagian; pertama menyatakan bahwa respon-respon terhadap
stimuli yanglangsung diikuti rasa puas cenderung "dilekatkan terhadap diri" ;sementara
bagian kedua menyatakan stimuli yang langsung diikuti rasa kecewa "cenderung
dilekatkan dari luar". Jika penghargaan (rasa puas) memperkuathubungan antara
stimulus dan respon, maka hukuman (rasa kecewa) tidak lantasmenghilangkan
hubungan ini. Artinya, menghukum sebuah perilaku sama saja dengan menghambat
perilaku tersebut, Bukannya "melekatkan dari luar".

          Kemudian 
pengaruh ketiga dan yang lebih langsung terhadap Skinner adalah pekerjaan JhonB.
Watson. Watson berpendapat bahwa perilaku manusia, seperti halnya hewandan
mesin, dapat dipelajari dengan objektif. Manusia menyerang bukan hanyakesadaran
dan instrospeksi namun, juga konsep insting, sensasi, persepsi,motivasi, kondisi-
kondisi mental, jiwa dan imajinasi, Watson berpendapat bahwatujuan psikologi adalah
memprediksi dan mengontrol perilaku, dan tujuan inibisa dicapai hanya dengan
membatasi psikologi sebagai studi yang objektiftentang kebiasaan yang terbentuk
melalui Stimulus-Respon
Seperti halnyaThorndike dan Watson sebelumnya, Burrhus Federic Skinner atau yang
lebihdikenal dengan Skinner menekankan bahwa perilaku manusia mestinya
dipelajarisecara ilmiah. Kemudian Skinner menemukan sebuah konsep perilaku
yangdisebutnya dengan Operant Conditioning. Skinner adalah Seorang
psikologkelahiran Susquehanna, Pennsylvania 20 Maret 1904 dan wafat tahun
1990dikarenakan penyakit Leukimia. Skinner berasal dari keluarga sederhana,
Ibunyasebagai ibu rumah tangga dan Ayahnya seorang jaksa. Skinner
mendapatgelar Sarjana Psikologi dan gelar Doktor dari Universitas Harvard. .
Padatahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior
ofOrganism dan buku itupun menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunanyang
dimulai tahun 1946 dalam masalah "The Experimental an Analysis ofBehavior".  Hasil
konferensi dimuat dalam jurnal berjudul Journal ofthe Experimental Behaviors yang
disponsori oleh Asosiasi Psikologi diAmerika. Tahun 1945, ia menjadi ketua fakultas
psikologi di UniversitasIndiana, tiga tahun kemudian beliau mengajar dan berkarir di
UniversitasHarvard hingga wafat. Disamping tertarik dengan psikologi, Skinner
jugatertarik menjadi novelis, bahkan pergi ke Inggris untuk belajar menjadipenulis, dan
sempat bekerja di Greenwich Village, New York. B.F. Skinnermengemukakan
pendapatnya bahwa lingkungan (orang tua,guru, dan teman sebaya)memberikan reaksi
terhadap prilaku kita baik dengan cara menguatkan ataumenghapus prilaku tersebut.
Lingkungan mempunyai pengaruh yang jauh lebih besardalam belajar dan prilaku kita. 
Lingkungan memegang peranan kunci untuk memahamiprilaku ( Bales,1990).

Konsep TeoriSkinner
        Skinner bekerjadengan tiga asumsi dasar, dimana asumsi pertama dan kedua
pada dasarnya menjadi asumsi psikologi pada umumnya, bahkan menjadi merupakan
asumsi semua pendekatan ilmiah.
  Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (behavior ofl awful). Ilmu adalah
usaha untuk menemukan keteraturan, menunjukkan bahwaperistiwa tertentu
berhubungan secara teratur dengan peristiwa lain.
  Tingkahlaku dapat diramalkan (behavior can be predicted). Ilmu bukan hanya
menjelaskan, tetapi juga meramalkan.Bukan hanya menangani peristiwa masa lalu
tetapi juga peristiwa yang akan datang.Teori yang berdaya guna adalah yang
memungkinkan dapat dilakukannya prediksimengenai tingkah laku yang akan datang
dan menguji prediksi itu.
  Tingkahlaku dapat dikontrol (Behavior can be controlled). Ilmu dapat
melakukkan antisipasi dan menentukan/membentuk(sedikit-banyak) tingkah laku
seseorang. Skinner bukan hanya ingin tahubagaimana terjadinya tingkah laku, tetapi
dia sangat berkeinginan untukmemanipulasinya. Pandangan ini bertentangan dengan
pandangan tradisional yangmenganggap manipulasi sebagai serangan terhadap
kebebasan pribadi. Skinnermemandang tingkah laku sebagai produk kondisi anteseden
tertentu, sedangkanpandangan tradisional berpendapat tingkah laku merupakan produk
perubahan dalamdiri secara spontan.
Skinner membedakan perilaku atas :
 Perilaku alami (innate behavior), yang kemudiandisebut juga sebagai clasical
ataupun respondent behavior, yaitu perilaku yangdiharapkan timbul oleh stimulus yang
jelas ataupun spesifik, perilaku yangbersifat refleksif.
 Perilaku operan (operant behavior), yaitu perilakuyang ditimbulkan oleh stimulus
yang tidak diketahui, namun semata-mataditimbulkan oleh organisme itu sendiri setelah
mendapatkan penguatan.
      Skinner yakin jika ke banyakan perilaku manusia dipelajari lewat Operant
Conditioning atau pengkondisian operan, yang kuncinya adalah penguatan segera
terhadap respons. OperantConditioning adalah suatu proses penguatan perilaku yang
dapatmengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang
sesuaidengan keinginan.
        Skinner membuatmesin untuk percobaanya dalam Operant Conditioning yang
dinamakan dengan"Skinner Box" dan tikus yang merupakan subjek yang sering
digunakandalam percobaanya.

          Dalam percobaannya tersebut yang dilakukan oleh Skinner dalam Laboratorium,
seekor tikus yang lapar diletakkan dalam Skinner Box, kemudian binatang tersebut
akan akanmenekan sebuah tuas yang akan membukakan dulang makanan, sehingga
diperolehpenguatan dalam bentuk makanan. Di dalam setiap keadaan, seekor binatang
akanmemperlihatkan bentuk perilaku tertentu; tikus tadi misalnya, akanmemperlihatkan
perilaku menyelidik pada saat pertama kali masuk kedalam Box,yaitu dengan
mencakar-cakar dinding dan membauinya sambil melihat-lihat kesekelilingnya. Secara
kebetulan, dalam perilaku menyelidik tersebut tikusmenyentuh tuas makanan dan
makanan pun berjatuhan. Setiap kali tikus melakukanhal ini akan mendapatkan
makanan; penekanan tuas diperkuat dengan penyajian makanan tersebut, sehingga
tikus tersebut akan menghubungkan perilaku tertentudengan penerimaan imbalan
berupa makanan tadi. Jadi, tikus tersebut akanbelajar bahwa setiap kali menekan tuas
dia akan mendapatkan makanan dan tikustersebut akan sering kali mengulangi
perilakunya, sampai ada proses pemadamanatau penghilangan dengan menghilangkan
penguatannya.

      Dalam eksperimen Skinner tersebut terdapat istilah Penguatan atau dapat disebut
sebagai reinforcementyaitu, setiap kejadian yang meningkatkan ataupun
mempertahankan kemungkinan  adanya respon terhadap kemungkinan respon yang
diinginkan. Biasanya yangberupa penguat adalah sesuatu yang dapat menguatkan
dorongan dasar (basicdriver, seperti makanan yang dapat memuaskan rasa lapar atau
air yang dapatmenuatkan rasa haus) namun tidak harus selalu demikian.

          Pada manusia,penguatan sering salah sasaran sehingga pembelajaran menjadi


tidak effisien. Masalah lain dengan pengkondisian manusia adalah penentuan
manakahkonsekuansi-konsekuensi yang menguatkan dan manakah yang melemahkan.
Karena bergantung pada sejarah individu, penguatan dan disiplin terkadang
dapatmenjadi penguatan sedangkan ciuman dan pujian dapat menjadi hukuman.

           Dalam penguatantersebut dibedakan antara pengutan positif dan negatif.


Penguatan positif adalah stimulus yang apabila diberikan sesudaht erjadinya respon,
meningkatkan kemungkinan respon tersebut.
                              ->          Respon 1
                           /
S (Rangsang)  --->              Respon 2       -->          Penguatan
                           \
                             ->          Respon 3
Menjadi :

S(Rangsang)   -->              Respon 2 berulang-ulang

Penguatan negatif adalah stimulus yang dihapuskan sesudah responnyatimbul,


meningkatkan kemungkinan adanya respon; shock elektrik dan bunyi yangmenyakitkan
digolongkan sebagai penguat negatif dan sebagai penguat negatifjika penguat itu dapat
ditiadakan ketika timbul respon yang diinginkan.
                               ->        Respon 1     -->                Shock elektrik
                             /
S (Rangsang)    -->            Respon2
                            \
                             ->          Respon3      -->               Shock elektrik
Menjadi :

S (Rangsang)        -->             Respon2

Adapun Jenis-Jenis Penguat Skinner dikategorikan, sbb;


 Penguat utama(Primary reinforcers) adalah  penguat yang memengaruhi
perilaku tanpa perlu belajar, seperti: makanan, minuman, seks. Ini disebut penguat
alami.
 Penguat sekunder(Secondar reinforcers). Adalah penguat yang membutuhkan 
tenaga penguat karena sudah diasosiasikan dengan penguat utama, seperti memuji
seseorang.
        Tadi telahdiuraikan bahwa bagaimana seekor tikus dalam Skinner Box yang
menekantuas akan menerima butir-butir makanan setiap kali tikus tersebut
melakukannya.Apabila kita menghentikan pemberian penguatan ini, perilaku
penekanan tuaspunsecara bertahap akan menghilang, biasanya hanya beberapa menit
setelahpenghentian penguatan. Apa yang membuat Operant Conditioning ini
pentinguntuk menjelaskan belajar adalah pengembangan jadwal penguatan yang
dilakukanoleh Skinner. Jadwal ini merupakan bentuk lain dari penyajian penguatan
yangdihasilkannya perbedaan pada taraf respons (respons rate), yaitutaraf penekanan
tuas oleh tikus tadi, maupun pada taraf penghapusan (extinctionrate), yaitu terhapusnya
perilaku penekanan tuas. Jadwal penguatan inilahyang membuat Operant Conditioning
menjadi bentuk belajar yang sangatFleksibel. Setiap respons yang pada suatu saat
dapat dibiasakan dan dapat jugadiakhiri sesuai dengan keinginan kita, dan ini tercapai
dengan melalui beragamjadwal pengautan.

         Penguatan dapat dialakukkan kepada perilaku entah melalui jadwal yang
berkesinambunganatau sebentar-sebentar. Dalam jadwal-penguatan-
berkesinambungan (continous schedule), organisme diperkuat untuk setiap
responnya. Jenis penjadwalanini dapat meningkatkan frekuensi respons sekalipun
pemakaian penguatkadang-kadang tidak efisien. Skinner kemudian
mengusulkan jadwal-penguatansebentar-sebentar (intermittent schedules) yang
bukan hanya lebiheffisien menggunakan penguat, tetapi juga menghasilkan respons
yang lebihresisten terhadap pemadaman. Melaui intermittent schedule Skinner
mengidentifikasi dua macam penguatan yaitu penguatan berjangka (Interval
reinforcement ) dan penguatan berbanding ( ratio reinforcement).

         Interval reinforcement adalah penguatan  yang dijadwalkan  atau  yang muncul


pada intervalwaktu yang telah ditentukan. Contoh: seseorang memutuskan untuk
memberikanpermen  hanya jika orang tersebut  tetap diam  selama limamenit. Setelah
itu baru diberikan permen, tidak ada penguatan tambahan yangdiberikan sampai berlalu
lima menit berikutnya.

          Ratio reinforcement adalah penguatan yang muncul setelah sejumlah respon


tertentu. Contoh: seseorang akan memberikan permen pada seoranganak apabila anak
tersebut menampilkan perilaku patuh, setelah anak tersebutpatuh kemudian diberikan
permen tersebut dan terus seperti itu sehingga anaktersebut benar-benar patuh.

Penjadwalan tersebut terbagi lagi menjadi 4 jenis penguatan jadwal, yakni :


 Rasio tetap (Fixed ratio), dimana penguatan tergantungpada sejumlah respon
yang terbatas. Artinya, mengatur pemberian reinforcementsesudah respon yang
dikehendaki muncul yang kesekian kalinya. Misalnya, Pekerja diberikan bonus apabila
mampu menghasilkan produk sesuai target dengan kualitas produk yang sesuai dengan
standar (mampu mengikuti prosedur)
Tujuan , membentuk perilaku bekerja yang efektif dan dengan tetap memperhatikan
kualitas
Reinforcement, bonus
 Rasio yang dapatberubah (variable ratio),dimana sejumlah respon yang
dibutuhkan  untuk penguatan yangberbeda-berbeda dari satu penguatan ke penguatan
berikutnya.Misalnya, Pemberian bonus pada pekerja dilakukan secara acak yaknipada
periode tertentu pekerja diberikan bonus apabila mampu memberikan performakerja
yang ramah dan menghasilkan produk berjumlah 1000 unit, namun padaperiode yang
lain pekerja diberikan bonus apabila telah mampu menghasilkanproduk 2000 unit, dan
pada waktu yang lain pekerja mendapatkan bonus saat mampumenghasilkan produk
2500 unit. 
Tujuan, membentuk perilaku bekerja dengan tidak selalu bergantung kepada bonus
karena bonus akan diberikan sewaktu-waktu sehingga pekerja cenderung akan
menampilakan performa kerjanya yang paling maksimal. 
Reinforcement, bonus
 Interval tetap (fixed interval), dimana  suatu responmenghasilkan penguatan
setelah jangka waktu tertentu (khusus).Misalnya, Ujian tengah semester diberikan
pada pertengahan semester (waktu telah ditentukan). Mahasiswa akan belajar lebih
sungguh-sungguh saat menjelang ujian agar mendapat nilai yang baik  
Tujuan, membentuk perilaku belajar  
Reinforcement,  nilai yang baik (A)
 Interval yang dapatberubah (variable interval)dimana penguatan tergantung pada
waktu dan  suatu respon, tetapiwaktu antara penguatan berbeda-beda. Artinya,
reinforcement diberikkandalam waktu yang tidak menentu, tetapi jumlah atau rata-rata
penguat yangdiberikkan sama dengan pengaturan tetap.Misalnya, dosen yang
memberikan kuis tiba-tiba dalam perkuliahansehingga mahasiswa diharapkan selalu
belajar agar apabila diadakan kuismendadak mereka akan siap dan dapat meraih nilai
yang baik 
Tujuan, membentuk perilaku belajar mahasiswa  
Reinforcement, nilai yang baik (A)

                              /-->      Fixed Ratio


                       Ratio
                      /        \ -->     Variable Ratio
                     /
Reinfocement
                    \
                     \            /-->      Fixed interval
                      Interval
                                  \-->       Varable Interval

Shaping (pembentukan) Perilaku dengan Reinforcement Positif


           Prinsip dari shapingadalah pembentukan respon. Dalam pengkondisian operan,
individu bebas untukmelakukan respon. Oleh karena itu dalam pengkondisian operan
perilakudapat  "dibentuk" (shaping) melalui penggunaan reinforcementyang tepat.
Eksperimenter yang ahli dapat "membentuk" perilaku denganreinforcer yang seminimal
mungkin dan dalam waktu yang singkat. Jadi halyang utama dalam shaping adalah
mengarahkan individu untuk melakukanrespon yang diinginkan melalui rangkaian
proses belajar yang sederhana sampaikepada respon yang ingin dicapai, atau dapat
juga dikatakan bahwa individudapat melakukan aproksimasi respon akhir melalui
rangkaian suksesif. Oleh karenaitu teknik shaping disebut juga dengan
metode successiveapproximations.

             Penerapan metodeshaping ini dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya dalam halpengasuhan anak. Dalam melatih anaknya agar dapat memakai
pakaiannya sendirisecara keseluruhan dengan lengkap. Orangtua harus membagi-bagi
peilaku kompleksberpakaian menjadi beberapa langkah sedehana. Pertama, orangtua
memberi anaksebuah hadiah, katakanlah permen, jika si anak sanggup menekuk siku
kiri denganbenar ke arah lengan baju kiri. Sekali perilaku ini sudah cukup
mendapatkanpenguatan beberapa kali, orang tua bisa menahan secara bertahap untuk
tidakmemberikan hadiah sampai si anak dapat memasukkan dengan benar tangan kiri
ituke lengan bajunya tanpa mengharapkan hadiah. Kemudian orang tua
dapatmemberikannya hadiah sesekali hanya jika dia memasukkan seluruh lengan
kirinyake lengan baju sebelah kiri dengan cepat dan benar. Dengan cara yang sama
orangtua dapat menuntun anaknya memasukkan lengan kanan kearah lengan baju
sebelahkanan, kemudian mengancing baju, mngenakkan celana, mngenakan kaos
kaki, danakhirnya sepatu. Setelah anak dapat belajar mengenakan baju dengan
lengkap,penguatan ini mesti diberikkan setiap kali dia berhasil melakukkannya.
Padatitik ini, kemampuan mengenakkan pakainnya sendiri secara keseluruhan
sudahmenjadi hadiah tersendiri. Yang jelas bahwa, anak baru dapat mencapai
perilakufinal yang ditargetkan setelah orangtua memecah-mecahkan perilaku
kompleksmenjadi bagian-bagian kecil dan kemudian memperkuat pendekatan bertahap
setiapresponnya.

Extinction (pemadaman)
       Meskipun sudah dipelajari, respons masih dapat padam karena empat alasan
berikut :
1. Respons bisa dilupakkan dalam beberapa waktu
2. Respons dapathilang jika ada campur tangan dari proes pembelajaran lain
sebelum atausesudahnya
3. Respon dapat hilang akibat penghukuman
4. Kecenderungan respon yang sudah diperoleh sebelumnyauntuk menjadi
progresif dan melemahkan respon sesudahnya yang sudah tidak lagimendapatkan
penguatan
    Prinsip dari extinction dalampengkondisian operan adalah penahanan pemberian
reinforcement ataupenghentian pemberian reinforcement, artinya bila respon yang
diinginkanterjadi, maka respon tersebut tidak diikuti dengan pemberian
reinforcement.Pada percobaan Skinner diatas, penekanan tuas tidak lagidiikuti dengan
munculnya makanan, maka secara bertahap perilaku menekan tuaspada tikus akan
hilang.

Generalisasi Stimulus
       Unconditional Response dalampengkondisian klasikal, cenderung untuk muncul
bila dihadapkan pada US (UnconditionedStimulus) yang mirip.

      Demikian jugahalnya dengan Pengkondisian Operan. Bila stimulus atau event yang
mengawalisuatu respon itu mirip, maka perilaku (respon) yang sama cenderung
untukmuncul. Contohnya dapat kita lihat dalam penelitian Skinner terhadap
seekorburung merpati dalam kotak. Dalam kotak tersebut ada "kunci" yangdapat
diterangi oleh lampu. Saat lampu dinyalakan (dan menerangi"kunci") burung mematuk
"kunci" tersebut, maka makanan akanmengalir dari lubang di bawah kunci. Untuk
kepentingan penelitian generalisasistimulus, lampu yang menerangi "kunci" diubah-
ubah intensitasnya.Besar kecilnya peningkatan tergantung dari kedekatan atau
kemiripan stimulusatau situasi yang menimbulkan respon.

Stimulus Diskriminasi
       Diskriminasistimulus bertujuan agar subjek dapat melakukan perbedaan terhadap
stimulus atausituasi yang dihadirkan agar subjek hanya melakukan respon terhadap
stimulusatau situasi yang sesuai. Dalam pengkondisian operan, diskriminasi
stimulusdilakukan dengan pemberian reinforcement terhadap respon yangdiinginkan
dalam suatu situasi atau stimulus yang sesuai dan tidakmemberikan reinforcement bila
respon tersebut muncul dalamsituasi yang tidak sesuai. Contohnya pada percobaan
burung merpati tadi.Makanan sebagai reinforcer hanya diberikan bila yang
menyalalampu hijau. Sedangkan bila yang menyala lampu
merah, reinforcer tidakdiberikan. Pemasangan lampu merah dan hijau ini dilakukan
secaraberturut-turut, hijau-merah-hijau-merah, dst, atau makanan-tidakada-makanan-
tidak ada, dst. Oleh karena itu teknik ini disebut dengan prosesdikriminasi "go-no-go".

Reinforcement Negative dan Escape Learning


       Escapelearning adalah prosesbelajar yang didasarkan pada pengkondisian operan
dengan teknik pemberianreinforcer negatif. Contohnya dapat kita lihat melalui penelitian
terhadapseekor tikus di dalam kotak percobaan yang terdiri dari sebuah kandang
yangmemiliki dua tingkat tempat tikus berdiri. Bila tikus turun dari tingkat keduake
tingkat pertama, maka tikus akan mengalami kejutan listrik. Oleh sebab itutikus
berusaha untuk naik kembali ke tingkat dua. Perilaku seperti itulah yangdisebut dengan
proses belajar escape (melarikan diri) yangdidasarkan pada
pemberian reinforcer negatif padapengkondisian operan.

Avoidance Learning
     Avoidance learning adalah prosesbelajar untuk menghindari reinforcement negatif.
Caranya denganmenghadirkan suatu stimulus sebelum
pemberian reinforcer negatif.Pada contoh percobaan di atas, tikus diberi sebuah bel
atau buzzer sebelumdiberi kejutan listrik. Setelahterjadi proses belajar, dengan
mendengar buzzer saja tikussudah berusaha naik ke tingkat dua agar tidak terkena
kejutan listrik. Olehkarena itu proses belajar yang demikian disebut
dengan avoidancelearning (proses belajar untuk menghindarkan diri
dari reinforcer negatif)

Punishment
     Punisher adalah stimulus atau kejadian dimana jika diberikan padasuatu respon
akan menurunkan kemungkinan respon tersebut akan muncul kembali.
Punishment adalah penggunaan punisher untuk menekan ataumenghentikan suatu
trespon agar tidak muncul kembali.
     Positive Punishment (juga disebut"Hukuman dengan rangsangan tidak terduga")
muncul ketika suatuprilaku (respon) diikuti oleh suatu rangsangan tidak menyenangkan,
sepertimemperkenalkan setruman atau suara keras, menghasilkan prilaku yang
tidakdiinginkan berkurang atau seseorang dipukul karena salah.
    NegativePunishement (juga disebut "Hukuman dengan pengambilan tidakterduga"
muncul ketika suatu perilaku (respon) diikuti dengan membuangrangsangan yang
menyenangkan, seperti mengambil mainan anak-anak bersamaperilaku yang tidak
diinginkan, menghasilkan perilaku yang tidak diinginkanberkurang, pemotongan uang
jajan.

EFEKTIVITASPUNISHMENT
  Intensity,  Semakin tinggi intensitas, semakin efektif. Hal inidisebabkan karena
hukuman yang ringan umumnya hanya mengubah perilaku yangsifatnya sementara
saja. Misalnya menghukum kesalahan yang ringan dengankonsekuensi yang ringan jika
besar konsekuensinya besar.
 Frequency, semakin seringdihukum maka semakin efektif. Misalnyasetiap kali
anak melakukan kesalahan dia akan selalu diberikan hukuman.
 Immediacy, semakin cepat semakinefektif. Misalnya seoranganak melakukan
kesalahan, pada saat itu juga langsung diberikan hukuman.
 Suddenness, efektif jika cepat mencapai intnsitas puncak cepat.Misalnya
seorang anak melakukan kesalahan walaupun ringan dia mendapatkanhukuman yang
cukup berat sehingga mendapatkan efek jera.
 Brevity, semakin sebentarsemakin baik. Misalnya seoranganak yang melakukan
kesalahan dia di hukum sekali atas kesalahannya.
Kondisi-kondisi batin
      Meskipun menolakpenjelasan tentang perilaku berdasarkan konstrak hipotetis yang
tidak bisa diamati namun, skinner tidak menyangkal keberadaan kondisi-kondisi batin,
sepertirasa cinta, rasa cemas, atau rasa takut. Kondisi batin dapat dipelajari
sepertiperilaku laninnya tapi, pengobservasiannya memang agak terbatas. Dalam
suratpribadinya Skinner menulis, "Saya yakin agak mustahil membicarakkanperistiwa-
peristiwa peribadi, apa lagi menuliskan batas-batas akurat untukmenelitinya. Saya yakin
dari sinilah makna 'tidak bisa diamati' muncul". Apakahperanan kondisi-kondisi batin
tersebut?? 

         1. Kesadaran diri


      Skinner yakin bahwamanusia bukan hanya memiliki kesadaran tetapi juga sadar
akan keberadaankesadaran tersebut. Mereka tidak hanya sadar akan lingkungannya
tetrapi sadarbahwa dirinya merupakan bagian dari lingkungan tersebut
       Perilaku adalahfungsi dari lingkungan, dan bagian dari lingkungan itu sendiri.
Fungsi universal ini khas milik seseorang dan karenanya bersifat peribadi 

        2. Dorongan-dorongan
       Bagi Skinner,dorongan dapat memperlihatkan efek-efek dari kondisi kekurangan
dankeberlilmpahan, dan kepada probabilitas bahwa organism akan
meresponnya.Terhadap kondisi lapar 'kekurangan' seseorang dapat meningkatkan
kesukaan padamakanan; terhadap kondisi kekenyangan 'keberlimpahan', seseorang
dapatmengurangi seseorang pada makanan. Faktorfaktor lain yang meningkatkan
ataumenurunkan probabilitas makan adalah kondisi lapar ketersediaam yang
bisadiamati secara internal, ketersediaan makanan dan pengalaman sebelumnya
demnganmakanan sebagai penguat.

        3. Emosi
        Skinner mengakuikeberadaan emosi-emosi subjektif namun, dia menekankan
bahwa perilaku tidakharus diletakkan padanya. Skinner menerima keberadaan emosi
berdasarkankebutuhan kuat terhadapperjuangan mempertahankan hidupdan
kebutuhan kuatterhadap penguatan. Disepanjang millennia, individu yang paling berani
melawanrasa takut ataun rasa marah adalah orang-orang yang sanggup melepaskan
diri danmenaklukkan bahaya, karena itu dapat menurunkan ciriciri itu
kepadaketurunannya 'anaknya'

       4. Tujuan dan Niat


       Skinner mengakuikonsep tujuan dan niat, namun lagi-lagi dia tidak setuju jika kita
melekatkanperilaku kepadanya. Tujuan dan niat hadir dalam diri bukan factor utama
yangmengarahkan perilaku ke luar melainkan berfungsi sebagai penguat. Tujuan
dapatmenjadi pengauat. Contohnya,  jika anda percaya tujuan melkukan joggingadalah
menjadi sehat dan hidup lama. Dari sini kita akan berjoging lantarantujuan perse sudah
menjadi stimulus penguat. Apalagi ketika kita mendapatkanmanfaat dari jogging itu atau
menjelaskan alas an berjoging kepada mereka yangtidak melakukannya.

        Yang disebut dengantujuan atau niat adalah stimuli yang dirasakan secara fisik
dalam diriorganism, bukannya peristiwaperistiwa mental yang memunculkan
perilakutertentu.

        5. Perilaku komnpleks


       Perilaku manusiadapat terus bergerak menjadi kompleks namun, Skinner percaya
bahkann perilaku yangpaling abstrak  dan komnmpleks dibentuk oleh seleksi alam,
evolusi budaya,atau sejarah penguatan individu.

        Sekali lagi Skinnertidak menyangkal keberadaan proses-proses mental lebih tinggi
seperti kognitif,rasio, dan rekoleksi namun dia juga tidak mengabaikan perilaku
kompleksmanusia, seperti kreativitas, perilaku yang tidak disadari, mimpi, dan
perilakusosial.

         6. Psikoterapi
      Skinner mengklaimbahwa psikoterapi tradisonal merupakan salah satu penghalang
utama psikologimenjadi ilmiah. Namun gagasannya tetang membentuk perilaku bukan
hanya memilikipengaruh signifikan bagi terapi perilaku, tetapi meluas sampai
deskripsibagaimana semestinya terapi bekerja.
      
     Para terapisbehavioristik sudah mengembangkan beragam teknik selama bertahun-
tahun, kebanyakandidasarkan kepada pengondisian operan meskipun beberapa
dibangun dengandisekitar prinsip pengondisian klasik (responden). Pada umumnya,
para terapisbehavioral ini berperan aktif dalam proses perawatan, memfokuskan diri
padakonsekuensi positif perilaku tertentu dan efek-efek yang tidak dikehendaki
olehorang lain, dan yakin kalau perilaku dalam hangka waktu tertentu
akanmenghasilkan penguatan positif.
        
        Pembentukan perilaku apapun memerlukan waktu, dan perilaku terapi tanpa
terkecuali. Seorangterapis membentuk perilaku yang diinginkan dengan memperkuat
perubahan perilakumenjadi lebih baik. Terapis nonbehavioral mungkin akan
memengaruhi perilakusecara kebetulan atau tanpa diketahui, sedangkan terapis
behavioral secarakhusus memfokuskan diri kepada tekhnik ini (Skinner,1953).
Aplikasi teori
         Skinner melaluimodifikasi perilaku (B-mod)  yaitu teknik terapi yang didasakan
padakarya-karya Skinner. Cara kerjannya sangat sederhana yakni, dengan
menghentikanperilku yang tidak diinginkan (dengan cara menghilangkan penguat)
danmenggantinya dengan perilaku yang dihasrati dengan penguatan. Teknik ini
telahdigunakan disemua persoalan psikologis seperti kecanduan, neurosis, sifatpemalu,
autis, bahkan skizofrenia, dan lebih efektif jika ditujukkan pada anak-anak.Salah satu
cabang b-mod adalah ekonomi tanda (token economy), teknik ini banyakdipakai
dilembaga-lembaga seperti rumah sakit jiwa, panti untuk remajabermasalah dan
penjara. Ada aturan-aturan tertentu yang berlaku di sebuahinstitusi scara eksplisit, dan
mereka yang menaati peraturan tersebut akandiberikan hadiah-hadiah tertentu. Cara ini
sangatlah efektif dalam menciptakkanketeratura di lembaga-lembaga yang kacau
seperti rumah sakit jiwa atau penjara.

Ktiktik terhadap Skinner


       B.F. Skinner denganpandangnnya yang radikal, banyak salah dimengerti dan
mendapat kritik yangtidak proporsional. Berbagai ide-fikirannya dikembangkan orang
dalam bentukyang lebih halus ternyata diterima luas. Betapapun orang harus mengakui
bahwateori behaviorisme paling berhasil dalam mendorong penelitian dibidangpsikologi
disbanding dengan pendekatan teoritik lainnya. Berikutlima kritik terpenting terhadap
teori skinner.

      Teori Skinner tidak menghargai harkat kemanusaiaan.Manusia bukan mesin


otomat, yang diatur oleh lingkungan semata. Manusia bukanrobot, tetapi organisme
yang memiliki kesadaran untuk bertingkah laku denganbebas spontan.

     Generalisasi dari tingkah laku merpati mematuk makananmenjadi tingkahlaku


manusia yang sangat kompleks, terlalu jauh/luas. Kondisioningmenjadi terlalau
menyederhanakan permasalahan.

     Gabungan pendekatan nomonetik dan idiografik dalampenelitian dan


pengembangan teori banyak menimbulkan masalah metodologis

     Pendekatan Skinner dalam terapi tingkah laku secara umumdikritik hanya mengobati
symptom dan mengabaikan penyebab internal mental danfisiologik. Kritik itu mengklaim
bahwa serng terjadi subtitusi simtom;munculnya simtom baru mengganti simtom
(tingkah laku yang tidak dikehendaki)yang hilang.

Kesimpulan
         Dalam teorinyaSkinner dipengaruhi oleh tiga tokoh Behavioris yang paling utama
adalah Pavlov,J.B. Watson, Thorndike, yang kemudian melahirkan Teori Operant
Conditoningmelalui percobaannya terhadap binatang dan alatnya tersebut dinamakan
dengan Skinner Box.

       Operant Conditioning adalah suatu prosespenguatan perilaku yang dapat


mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulangkembali atau menghilang sesuai
dengan keinginan. Dalam konsep teorinya Skinnermembahas tentang reinfocement,
penjadwalan reinforcmen, shaping, extinction,generalisasi stimulus, diskriminasi
stimulus, esape learning, avoidancelearning, dan punishment, dalam usahanya untuk
menjadikan psikologi sebagaistudi yang objetif.

       Skinner bekerjadengan tiga asumsi dasar, dimana asumsi pertama dan kedua
pada dasarnya menjadiasumsi psiklogi pada umumnya, bahkan menjadi merupakan
asumsi semua pendekatanilmiah.
 Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (behavior oflawful). Ilmu adalah usaha
untuk menemukan keteraturan, menunnjukkan bahwaperistiwa tertentu berhubungan
secara teratur dengan peristiwa lain.
 Tingkah laku dapat diramalkan (behavior can bepredicted). Ilmu bukan hanya
menjelaskan, tetapi juga meramalkan
 Tingkahlaku dapat dikontrol (Behavior can be controlled). Ilmu dapat melakukkan
antisipasi dan menentukkan/membentuk(sedikit-banyak) tingkah laku seseorang.
Daftar Pustaka

       Feist,Jest. Feist, Gregory., (2008), Theories of Personality, Edisi keenam,


CetakanPertama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
      Hardy, Mlacolm. Heyes, Steves.,(1988), PengantarPikologi, Edisi kedua, Cetakan
pertama, P.T. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
      Boeree,George.,(2008), Personality Theories, Edisi baru, Cetakan prtama, Ar-
RuzzMedia, Yogyakarta.
      http://74.125.153.132/search?
q=cache:Ie45tx1F9FwJ:elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_umum_1
       http://www.oceank9training.com/articles.php?
from=detail&ee85b62281ba8c77e8a83721683b5bcc=337

Anda mungkin juga menyukai