Anda di halaman 1dari 17

B. F.

Skinner
Kelompok 5
Psikologi Kepribadian
Biografi
1. Latar Belakang Keluarga:
Burrhus Frederic Skinner lahir pada 20 Maret 1904 di Susquehanna, Pennsylvania.
Orangtuanya, William Skinner dan Grace Mange Burrhus Skinner, menciptakan lingkungan
keluarga yang bahagia dan nyaman.
2. Perkembangan Awal:
Skinner tumbuh dalam keluarga Presbiterian, tetapi kehilangan imannya selama sekolah
menengah dan tidak lagi mempraktikkan agama.
Skinner memiliki adik laki-laki, Edward, yang meninggal selama tahun pertama Skinner di
perguruan tinggi.
3. Pertimbangan Karir:
Awalnya tertarik pada musik dan sastra, Skinner bermimpi menjadi penulis profesional.
Setelah "Tahun Gelap" yang tidak berhasil sebagai penulis, ia beralih ke psikologi setelah
membaca karya Watson dan Pavlov.
Biografi
4. Pendidikan dan Awal Karir di Psikologi:
Meskipun belum pernah mengambil kursus psikologi sebagai sarjana, Skinner diterima di Harvard
sebagai mahasiswa pascasarjana di bidang psikologi.
Skinner sepenuhnya mendukung radikal behaviorism dan melibatkan diri dalam penelitian di
laboratorium Harvard.
5. Proyek-Proyek Inovatif:
Skinner menghabiskan waktu di University of Minnesota, menerapkan prinsip-prinsip
behavioristiknya dalam proyek-proyek seperti "Project Pigeon" dan menciptakan "baby-tender"
untuk putrinya.
6. Perubahan Karier dan Kesuksesan:
Setelah menulis novel utopis "Walden Two" pada tahun 1945, Skinner kembali ke Harvard pada
tahun 1948 dan mulai mengaplikasikan analisis perilaku pada perilaku manusia.
Pensiun dari mengajar pada tahun 1964, tetapi terus menulis dan melakukan penelitian hingga
tahun 1974.
Biografi
7. Prestasi dan Penghargaan:
Skinner mendapatkan berbagai penghargaan selama kariernya, termasuk Penghargaan Ilmiah
Terkemuka APA tahun 1958 dan Medali Sains Presiden.
Pada 18 Agustus 1990, Skinner meninggal karena leukemia, setelah memberikan pidato emosional
di konvensi APA.
8. Warisan dan Pengaruh:
Warisannya termasuk penulisan buku-buku penting tentang perilaku manusia dan peranannya
sebagai pendukung radikal behaviorism.
Diakui sebagai salah satu psikolog terkemuka Amerika, Skinner memperoleh Penghargaan untuk
Kontribusi Seumur Hidup yang Luar Biasa pada Psikologi dari APA.
Psikologi Behaviorisme
Sejarah Sebelum Behaviorisme Ilmiah
Edward L. Thorndike:
Studi pertama tentang konsekuensi perilaku dilakukan oleh Edward L. Thorndike.
Hukum efeknya menyatakan bahwa respons yang diikuti oleh kepuasan cenderung
dikuatkan, sedangkan respons yang diikuti oleh pengganggu cenderung dihambat.
Skinner mengakui pentingnya hukum efek dalam mengontrol perilaku.
Pengaruh John B. Watson:
Watson menekankan bahwa perilaku manusia dapat dipelajari secara objektif
tanpa memperhatikan konsep kesadaran atau introspeksi.
Menyerang konsep-konsep seperti naluri, persepsi, motivasi, dan pikiran.
Skinner terinspirasi oleh pandangan Watson untuk membatasi psikologi pada studi
objektif tentang kebiasaan melalui hubungan stimulus-respons.
Psikologi Behaviorisme
Behaviorisme Ilmiah Skinner
Pendekatan Skinner:
Skinner menekankan bahwa perilaku manusia harus dipelajari secara ilmiah.
Ilmu perilaku Skinner menyatakan bahwa perilaku dapat dipelajari tanpa merujuk
pada kebutuhan, naluri, atau motif.
Pengetahuan tentang motivasi dianggap tidak perlu dan menyelamatkan psikologi
dari ranah kosmologi atau filsafat sebab-akibat.
Keadaan Internal dan Perilaku:
Skinner menolak atribusi motivasi internal sebagai penjelasan perilaku.
Contoh: Orang tidak makan karena lapar, tetapi pengamatan variabel terkait
makanan dan kelaparan lebih relevan dan dapat diamati.
Menekankan bahwa ilmu perilaku harus menghindari faktor mental internal dan
membatasi diri pada peristiwa fisik yang dapat diobservasi.
Psikologi Behaviorisme
Filsafat Sains Skinner:
Kumulatif: Sains berkembang secara kumulatif, berbeda dengan humaniora.
Pandangan Empiris: Sikap ilmiah memprioritaskan observasi empiris.
Pencarian Ketertiban: Sains mencari pola dan hubungan hukum.
Karakteristik Sains:
Prediksi, Kontrol, dan Deskripsi: Metode ilmiah melibatkan observasi, hipotesis,
eksperimen terkontrol, dan modifikasi teori berdasarkan hasil empiris.
Sikap Ilmiah: Penolakan otoritas, kejujuran intelektual, dan penangguhan penilaian.
Conditioning
Classical Condotioning
1. Proses Kondisioning Klasik
Stimulus netral dipasangkan dengan stimulus tak
bersyarat.
Respons tak bersyarat menjadi respons
terkondisioning.
2. Contoh Kondisioning Klasik
Reflex seperti kontraksi pupil, saliva, atau refleks
bersin.
Contoh eksperimen Little Albert menunjukkan
pembentukan fobia.
Conditioning
Operant Conditioning
1. Kunci Kondisioning Operan
Perilaku diperkuat secara langsung.
Penguatan meningkatkan probabilitas perilaku terulang.
2. Pembentukan (Shaping)
Proses penguatan bertahap untuk membentuk perilaku yang diinginkan.
Contoh: Pelatihan anak yang berkebutuhan khusus untuk berpakaian sendiri.
3. Kondisi Operan
Anteseden (A), perilaku (B), dan konsekuensi (C).
Persekitaran memainkan peran penting dalam membentuk dan mempertahankan perilaku.
Diskriminasi operan dan generalisasi stimulus.
4. Generalisasi Stimulus
Merespons situasi baru mirip dengan yang telah diperkuat sebelumnya.
ORGANISME MANUSIA
Menurut Skinner, perilaku dan kepribadian manusia
ditentukan oleh seleksi alam, praktik budaya dan sejarah
atas penguatan yang diterimanya. Skinner memandang
kepribadian manusia adalah hasil dari sejarah evolusi
yang panjang. Seleksi juga menawari praktik budaya
yang telah bertahan sebagaimana seleksi memiliki peran
kunci dalam sejarah evolusi manusia dan juga dengan
faktor-faktor penguatan.
KONDISI INTERNAL
B.F. Skinner mengatasi masalah kondisi internal dalam analisis perilaku
manusia dengan menolak penjelasan perilaku berdasarkan konstruk
hipotetis yang tidak dapat diamati. Meskipun demikian, Skinner tidak
mengabaikan kondisi internal individu. Ia memandang bahwa kondisi
internal, seperti keadaan batin individu, merupakan bagian dari
lingkungan dalam diri individu, namun tidak dapat langsung
dikomunikasikan kepada orang lain. Meskipun Skinner yakin bahwa kondisi
internal berada di luar domain ilmu pengetahuan, ia tidak menolak
keberadaannya. Kondisi seperti rasa lapar, emosi, dan dorongan tetap
diakui, namun Skinner lebih fokus pada perilaku yang dapat diamati dan
dipelajari secara ilmiah.
PERILAKU KOMPLEKS
B.F. Skinner mengatasi masalah perilaku kompleks dengan
menekankan bahwa perilaku manusia dapat dipelajari
secara ilmiah tanpa harus mengacu pada konsep
kebutuhan, insting, atau motif, dan bahwa psikologi harus
menghindari faktor-faktor kejiwaan internal dan
membatasi diri hanya kepada peristiwa fisik yang bisa
diamati
PERILAKU KOMPLEKS

Skinner juga menyarankan penerapan cara memberi


reinforcement tingkah laku seperti menunjukkan
perhatian kepada stimulus dan memilih metode pendekatan
yang tepat. Meskipun seleksi alam membantu pembentukan
sejumlah perilaku manusia, mungkin dia bertanggung jawab
hanya bagi sejumlah kecil tindakannya
KONTROL PERILAKU DARI
MANUSIA
Faktor-faktor lingkungan merupakan pengontrol
perilaku baik melalui masyarakat, orang lain maupun
individu itu sendiri. Namun lingkungan dan bukan
keinginan bebas lah yang bertanggung jawab atas
suatu perilaku. Jadi ada dari dua aspek yang
pertama dari kontrol sosial, yang kedua kontrol diri
manusia.
The Unhealthy Personality
Kepribadian yang Tidak Sehat adalah dampak buruk dari teknik kontrol sosial dan
pengendalian diri yang mengakibatkan perilaku tidak pantas dan perkembangan
kepribadian tidak sehat.

Ketika kontrol sosial berlebihan, masyarakat dapat menggunakan tiga strategi


dasar untuk melawannya, yaitu melarikan diri (anti sosial), memberontak, atau
menggunakan perlawanan pasif (Skinner, 1953).

Perilaku tidak pantas muncul dari teknik-teknik yang merugikan dalam melawan
kontrol sosial atau dari upaya kontrol diri yang tidak berhasil.
Psychotherapy

Psikoterapi dalam teori behavioral Skinner menekankan pada konsep reinforcement (penguatan)
dan punishment (hukuman) untuk mengubah perilaku. Pendekatan ini, dikenal sebagai behavior
modification atau behavior therapy, fokus pada perubahan perilaku yang tidak diinginkan melalui
manipulasi stimulus dan respons. Skinner percaya bahwa perilaku dapat dipahami dan dimodifikasi
melalui pengalaman belajar.
Terapis perilaku telah mengembangkan berbagai teknik selama bertahun-tahun, sebagian besar
didasarkan pada pengondisian operan (Skinner, 1988), meskipun beberapa di antaranya dibangun
berdasarkan prinsip pengondisian klasik (responden). Secara umum, terapis ini berperan aktif dalam
proses pengobatan, menunjukkan konsekuensi positif dari perilaku tertentu dan efek permusuhan
dari perilaku lain, serta menyarankan perilaku yang, dalam jangka panjang, akan menghasilkan
penguatan positif
Mutual Influence Between
Personality and Conditioning
Teori sensitivitas penguatan oleh B.F. Skinner mencakup konsep bahwa conditioning
memengaruhi kepribadian dan sebaliknya, dengan adanya bukti saling mempengaruhi. Dalam
teori neuropsikologis kepribadian yang muncul dalam behaviorisme, dikenal sebagai
Reinforcement Sensitivity Theory (RST), terdapat tiga sistem emosional-motivasi:
Behavioral Approach System (BAS) dan dua Behavioral Inhibition System (BIS) serta Fight-
Flight-Freeze System (FFFS).

BAS responsif terhadap hadiah dan pengalaman menyenangkan, sedangkan BIS responsif
terhadap hukuman dan kecemasan. FFFS responsif terhadap ketakutan dan ancaman. Ketiga
sistem ini berkaitan dengan emosi positif (BAS) dan negatif (BIS dan FFFS), menjelaskan
pengembangan dan pemeliharaan beberapa fitur kepribadian

Anda mungkin juga menyukai