Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“PANDANGAN BEHAVIORISTIK TENTANG TINGKAH LAKU”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

SRI PRADIKA SALSABILA 200404502015

NURHAFIDZAH INDARTI 200404501019

ISMUNANDAR 200404502028

RIZKY AULIA AMANDA 200404500019

DESI RATNA SARI 200404500020

ANNISA SUARNO 200404502019


KELAS B)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN


KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang lebih mengutamakan pada perubahan
tingkah laku siswa sebagai akibat adanya stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya yang bertujuan
merubah tingkah laku dengan cara interaksi antara stimulus dan respon. Menurut Watson
tingkah laku siswa merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh lingkungan,
sedangkan menurut Pavlov merujuk pada sejumlah prosedur pelatihan antara satu stimulus dan
rangsangan muncul untuk menggantikan stimulus lain dalam mengembangkan respon, terakhir
menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respons terjadi karena melalui interaksi dengan
lingkungan yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku. Dengan demikian, teori
belajar behavioristik lebih memfokuskan untuk mengembangkan tingkah laku siswa ke arah
yang lebih baik. Teori behavioristik ini juga merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku
Individu. Belajar merupakan hal yang sangat penting dan harus di jalani oleh setiap manusia.
Dengan Pendidikan seseorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dengan
pendidikan seseorang bisa membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, dan
dengan Pendidikan juga seseorang bisa merumuskan tujuan hidup. Belajar yang di lakukan oleh
masing-masing Individu bisa di lakukan dengan banyak gaya. Penggunaan gaya di maksudkan
agar tujuan belajar dapat tercapai dengan baik. Dalam hal ini teori juga bisa di kategorikan
dalam gaya belajar seseorang. Ada banyak teori yang berbicara tentang belajar yang salah
satunya adalah teori belajar Behavioristik. Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya
perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai
hukuman. Teori belajar behavioristik adalah teori yang memiliki konsep kunci bahwa setiap
perilaku manusia bisa di manipulasi dan di kreasikan. Sangat banyak para ahli yang berbicara
mengenai teori ini, di antaranya Ivan Pavlov, Skinner, Bandura, Thorndike,dll. Sebagai calon
Pendidik sudah seharusnya kita menguasai secara mendalam teori belajar ini. Oleh sebab itu
kami menulis sebuah makalah yang berjudul Teori belajar behavioristik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah pemahaman tingkah laku menurut behaviorisme?

2. Apa saja pokok-pokok pikiran dari BF Skinner?


BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMAHAMAN TINGKAH LAKU MENURUT BEHAVIORISME


Behavioristic adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku yang didirikan oleh
John.B.Watson pada tahun 1930. Asumsi dasa mengenai tingkah laku menurut teoi ini
adalah bahwa tingkah laku sepnuhnya ditentukan oleh aturan-aturan, bisa diramalkan, dan
bisa dikendalikan. Gagasan utama dalam aliran ini adalah bahwa untuk memahami tingkah
laku dipelukan pendekatan yang objektif, mekanistik, dan materialistik sehingga perubahan
tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian. Tokoh-
tokoh yang tegabung dalam aliran ini adalah: Skinner, Pavlov dan Thorndike. Diantara
tokoh- tokoh yang tergabung dalam behaviorisme tersebut, Skinner merupakan tokoh
behaviorisme yang paling produktif mengemukakan gagasan dan penlitian, paling
berpengaruh, serta paling tegas dalam menjawab tantangan dan kritik-kritik atas
behaviorisme. Bahkan menurut kalangan psikologi, tokoh yang pengaruhnya terbesar
kedua setelah Sigmund Freed adalah B.F.Skinner (Atkinson, 1993).
Oleh karena itu, untuk uraian pemahaman tingkah laku menurut Behaviorisme, penulis
mengambil pokok-pokok pikiran Skinner sebagai wakil tokoh dari aliran Behaviorisme.

B. PEMAHAMAN TINGKAH LAKU MENURUT B.F.SKINNER

1. RIWAYAT HIDUP BURRHUS FREDERIC SKINNER

Dilahirkan pada tanggal 20 Mei 1904 di Susquehanna, Pennsylvania, Amerika Serikat.


Masa kanak-kanaknya dilalui dengan kehidupan yan penuh kehangatan namun cukup ketat
dalam disiplin. Meraih sarjana muda di Hamilton College New York dalam bidang sastra
Inggris. Tahun 1928 Skinner mulai memasuki kuliah psikologi di Universitas Harvard
dengan mengkhusukan diri pada bidang tingkah laku hewan dan meraih doctor pada tahun
1931.

Dari tahun 1931 smpai dengan tahun 1936 Skinner bekerja di Hravard. Penelitian yang
dilakukannya difokuskan pada penelitian mengenai system saraf hewan. Pada tahun 1936
sampai 194 Skinner meniti kariernya sebagai tenaga pengajar pada Universitas Minnesota.
Dalam kariernya Skinner menunjukkan produktivitas yang tinggi sehingga ia dikukuhkan
sebagai pemimpin Behaviorisme yang terkemuka di Amerika Serikat.

Gagasan –gagasan dan karya-karya jenius Skinner tertuang dalam sejumlah bukunya yang
meliputi judul-judul The Behavior Of Organisme (1938), walden two (1948), Science and
Human Behavior (1957), Cumulative Record (1961), The Technology of Teaching (1968),
About Behaviorisme (1974), dan Particulars of My Life (1976)

Bidang psikologi yang didalami Skinner adalah analisis experimental atas tingkah laku. Ia
melakukan penyelidikan terutama pada organisme infrahuman, biasanya tikus atau merpati.
Di samping itu Skinner juga menerapkan prinsip-prinsip pengkondisian operan (operant
conditioning) pada penyelidikan tentang psikotik pada orang-orang dewasa, anak autistic,
analisis bahasa, dan perancangan mesin-mesin pengajaran. Di antara peralatan yang paling
terkenal yang dirancangnya adalah kotak Skinner (Skinner Box). Skinner telah memberikan
sumbangan yang berarti kepada pemahaman tingkah laku, khususnya menyangkut belajar.

2. POKOK-POKOK PIKIRAN SKINNER

Skinner mendasarkan ajarannya pada perbuatan yang tampak, bukan kesadaran.


Adapun unsur utama perbuatan berupa refleks.

Skinner berpandangan bahwa manusia dibentuk oleh lingkungan. Manusia lahir


dengan potensi yang bisa dikembangkan ke arah mana saja. Melalui proses
pembentukan (shaping) manusia menjadi sosok tertentu dan dengan kepribadian
tertentu. Pada prinsipnya, manusia bukanlah organisme yang pasif, akan tetapi ia aktif
mencari akibat-akibat atau konsekuensi yang menyenangkan. Karena memandang
bahwa manusia itu pada dasarnya bebas menentukan perilakunya secara aktif, maka
teori Skinner disebut operant Conditioning. Hal ini berbeda dengan pandangan dari
tokoh behavioris lain misalnya Pavlov dan Watson yang menempatkan manusia sebagai
pihak yang pasif, sedangkan lingkungan merupakan pihak yang aktif. Skinner justru
mengambil sikap sebaliknya, manusia yang aktif, ia membentuk lingkungannya sendiri
atau yang aktif menciptakan dunianya sendiri (Rogers, 1983). Jadi teori Skinner
beranggapan bahwa manusia mampu melakukan tindakan-tindakan atas inisiatif sendiri
dalam lingkungannya, bukan sebagai objek dan relatif pasif. Namun demikian, dalam
hal ini lingkungan mempunyai posisi yang lebih kuat, karena lingkungan menyediakan
penguatan atau pengukuhan (re- inforcement).

Asumsi-asumsi dasar yang mendasari teori operan conditioning yang


dikemukakan oleh Skinner (dalam Kazdin, 1994) adalah :

a. Perilaku adalah keteraturan (behavior is lawful). Dengan menganalisisnya akan


diketahui hubungan kausalitas antara sebab dan akibat, antara variabel bebas dan
variabel tergantung, variabel bebas merupakan input atau masukan, sedangkan variabel
tergantung merupakan output atau hasil.
b. Manusia bagaikan kotak tertutup yang penuh isi. Di dalam kotak a terjadi proses
pengolahan input yang akan menghasilkan output. Manipulasi terhadap input secara
cermat akan menentukan output yang sangat menguntungkan.
c. Faktor genetik tidak menjadi penekanan karena faktor genetik merupakan faktor
internal yang tidak dapat diketahui secara pasti gsehingga sulit untuk menempatkannya
di bawah kontrol perilaku.
d. Prediksi, penjelasan, dan pengontrolan dapat dijelaskan dengan melihat bagaimana cara
kerja prinsip reinforcement respon-respon In sebelumnya.
e. Perilaku pada situasi non sosial tidak berbeda secara prinsip dengan perilaku situasi
sosial.

Teori-teori utama Skinner (Weiten 1992) adalah sebagai berikut :

1) Tipe Respon dan Kondisioning

Untuk memahami teori Skinner harus diperhatikan pandangannya tentang tipe


respons dan tipe kondisioning. Ada dua jenis respon pada organisme yaitu :

a) Respondent Behavior, yaitu respon yang diperoleh atau dibangkitkan oleh adanya
stimulus. Contoh : menyempitnya mata jika ada sinar ns tajam, keluarnya air ludah
kalau ada makanan, dan sebagainya.
b) Operant Behavior, yaitu perilaku yang dikeluarkan tanpa adanya stimulus yang jelas.
Sebagian besar perilaku manusia adalah operant behavior. Perilaku ini disebabkan
karena adanya stimulasi sebelumnya.

Sesuai dengan 2 jenis respons, Skinner mengemukakan 2 jenis kondisioning:

a. Tipe S, yaitu kondisioning untuk respondent behavior karena rein- forcement


dikaitkan dengan stimulus. Stimulus yang hendak dikondisikan (misal sinar atau
bel) dikaitkan dengan stimulus tak a. terkondisi (misal makanan).
b. Tipe R, yaitu kondisioning untuk operant behavior. Huruf R dimaksudkan untuk
menekankan pentingnya respons dalam rangka mendatangkan reinforcement.
Pandangan Skinner tentang kondsioning operant behavior ini sesuai dengan
pandangan Thorndike tentang Law of Effect. Jadi reinforcement tergantung
pada apa yang dilakukan oleh organisme.
Ada 2 prinsip kondisioning respon operan (dari kata Latin. operate
=melakukan), yaitu: (1) setiap respon yang diikuti dengan stimu- lus penguat
(reward) cenderung diulang, dan (2) setiap penguat (reward) adalah segala
sesuatu yang dapat meningkatkan dan dimunculkannya respon operan. Dari 2
prinsip ini tampak bahwa datangnya penguat tergantung pada perilaku yang
ditunjukkan oleh organisme. Istilah yang digunakan untuk menyebut
ketergantungan penguat respons ini adalah contingent reinforcement.
Oleh Skinner kepribadian dipandang sebagai kumpulan pola perilaku
yang telah terbukti memperoleh penguat. Dengan demikian kepribadian tidak
lebih dari sekadar kumpulan pola perilaku yang konsisten yang berisi ringkasan
sejarah penguatan.
2) Jenis-jenis Penguatan (reinforcement)
Dalam teori Skinner, penguatan dianggap sangat penting untuk membentuk
perilaku. Karena itu, sebelum membicarakan proses kondisioning menurut Skinner,
pertama-tama akan dilihat jenis penguatan terlebih dahulu.
Skinner menerangkan penguatan berdasarkan dampaknya untuk meningkatkan
atau menguatkan dorongan untuk dilakukannya suatu respons. Ada dua jenis
reinforcement :
a. Reinforcement Positif, yaitu stimulus yang pemberiannya terhadap operan behavior
menyebabkan perilaku tersebut akan semakin diperkuat atau dipersering
kemunculannya. Dampaknya adalah menyenangkan, misalnya makanan, minuman, dan
sebagainya.
b. Reinforcement Negatif, yaitu stimulus yang penghilangannya untuk stimulus-stimulus
yang tidak menyenangkan akan menyebabkan dinerkuat atau diperseringnya perilaku.
Stimulus yang tidak menyenangkan disebut juga dengan istilah aversive stimulus. Di
dalam reinforcement negative ini stimulus yang tidak menyenangkan akan dihilangkan
sehingga orang melakukan perilaku yang diinginkan.
Sebagai seorang behavioris, Skinner juga membahas stimulus netral (CS) yang
dikaitkan dengan penguat primer (UCS). Berdasarkan kedekatannya dengan objek yang
dapat memuaskan kebutuhan, Skinner membedakan beberapa penguat (reinforcer),
yaitu :
a. Primary reinforcer yaitu penguat yang secara langsung berkaitan dengan pemenuhan
organisme, seperti makanan, minuman, dan sebagainya.
b. Secondary reinforcer adalah setiap stimulus netral yang dikaitkan in dengan penguat
primer sehingga mempunyai kualitas penguat primer. Ini erat kaitannya dengan
discriminative stimulus (stimulus pembeda) yang mengawali datangnya penguat primer.
Stimulus tersebut akan dijelaskan para pembentukan perilaku.
c. Generalized reinforcer adalah penguat sekunder yang berkaitan dengan lebih dari satu
penguat primer. Misalnya uang. Kalau organisme lapar, ia membutuhkan makanan,
namun dengan uang, 9a individu dapat membeli nasi, mie, roti, air, susu, es, teh, dan
sebagainya.
3) Pembentukan Perilaku dan Perilaku Berantai
Dalam melatih suatu perilaku, Skinner mengemukakan istilah sha- Ping, yaitu
upaya secara bertahap untuk membentuk perilaku, mulai dari Dentuk yang paling
sederhana (elementer) sampai bentuk yang paling kompleks. Terdapat 2 unsur dalam
pengertian shaping:
a. adanya penguatan secara berbeda-beda (differential reinforce- ment), yaitu ada
respon yang diberi penguatan dan ada respon yang tidak diberi penguatan.
b. Successive approximation (upaya mendekat terus-menerus) yang mengacu pada
pengertian bahwa hanya respon yang sesuai dengan harapan eksperimenter yang
akan diberi penguat.
Dengan shaping tersebut, perilaku manusia sedikit demi sedikit dibentuk
sehingga pada akhirnya dapat melakukan perilaku yang kompleks.
4) Penjadwalan Reinforcement (Schedules of Reinforcement)
Pembentukan perilaku dan daya tahan perilaku sangat ditentukan oleh
penjadwalan dalam pemberian reinforcement. Secara garis besar ada dua kategori
jadwal pemberian reinforcement :
a. Penguatan terus menerus (continuous), yaitu pemberian engauatan secara terus
menerus, setiap kali perilaku yang benar diperbuat oleh individu.
b. Pemberian tidak secara terus menerus (intermitten reinforcement), yaitu
pemberian penguatan hanya pada saat-saat tertentu (yang diperhatikan adalah
soal waktu), dan hanya pada jumlah perilaku tertentu (yang diperhatikan
hanyalah jumlah perilaku).
Berdasarkan unsur waktu dan unsur jumlah perilaku seperi tersebut,
dikenal beberapa penjadwalan :
a) waktu dan jumlah tetap (fixed schedules reinforcement)
1. penguatan dalam waktu tetap (fixed interval schedule) yaitu merupakan
penguatan dalam jangka waktu tertentu secara tetap dan teratur misalnya seminggu
sekali, sebulan sekali.
2. penguatan dalam jumlah tetap (fixed ratio schedule) yaitu pemberian pengauatan
setelah dilakukannya respon benar dalam jumlah tertentu dan tetap.

b) waktu dan jumlah berubah-ubah (variable schedules of reinforce- ment)

1. Penguatan dalam waktu berubah-ubah (variable interval sche- dule), yaitu


pemberian penguatan dalam jangka waktu yang berubah-ubah.

2. penguatan dalam jumlah berubah-ubah (variable ratio sche- dule), yaitu


pemberian penguatan setelah dilakukannya respon benar dalam jumlah yang
berubah-ubah.
Pada awal pembentukan perilaku, biasanya paling efektif kalau ditempuh cara
pemberian penguatan secara terus menerus, namun untuk mempertahankan daya
tahan dan semangat tetap tinggi, maka sebaiknya ditempuh cara yang berubah-ubah.

Urutan keefektifan dari yang paling efektif sampai yang paling kurang efektif
untuk mempertahankan perilaku adalah :

1. Jumlah berubah-ubah

2. Waktu berubah-ubah

3. Jumlah tetap

4. Waktu tetap

5. Terus menerus.

C. PENERAPAN TEORI SKINNER DALAM PEMAHAMAN TINGKAH LAKU


Skinner memberikan sumbangan yang berarti dalam pemahaman perilaku dalam bentuk :

1. Pandangan Skinner terhadap manusia yang dipandang sebagai pribadi aktif, sehingga
menghargai manusia sebagai individu yang berinisiatif ha dan memiliki prakarsa diri dan
keinginan untuk maju.

2. Strategi pengubahan sikap dan perilaku secara jelas melalui ketegasan dalam
menghubungkan variable bebas dan tergantung. Strategi ini dapat berhasil apabila cara
pengubahan sikap dan perilaku dilakukan secara cermat, misalnya dengan cara :

a. Menetapkan terlebih dahulu sikap yang akan ditanamkan.

b. Mengetahui sikap yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan sebelum diberi
perlakuan.

c. Memilih pengukuh primer atau sekunder secara tepat.

d. Menetapkan jadwal pemberian pengukuhan terlebih dahulu. N

Secara praktis, teori behaviorisme yang dikemukakan oleh Skin- ner ini cukup
banyak. Di bidang pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai strategi dalam meningkatkan
motivasi belajar melalui pemberian penghargaan bagi siswa berprestasi. Di bidang
klinis, dapat dimanfaatkan untuk pengubahan perilaku yang maladjustment dengan cara
memperkuat perilaku yang diharapkan, meniadakan perilaku yang tidak diharapkan,
serta membantu menemukan cara-cara berperilaku secara tetap. Di bidano industri,
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan dan mengurangi pemborosan. Di keluarga,
teori behaviorisme yang dikemukakan oleh Skinner dapat digunakan untuk mengelola
perilaku anak-anak melalui pemberian reinforsemen positif dan reinforsemen negatif.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori behaviorisme adalah bahwa
tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh aturan-aturan, bisa diramalkan, dan bisa
dikendalikan.
2. Gagasan utama aliran behaviorisme adalah bahwa untuk memahami tingkah laku
diperlukan pendekatan yang objektif, mekanistik, dan materialistik sehingga perubahan
tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian.
3. Teori Skinner beranggapan bahwa manusia mampu melakukan tindakan-tindakan
atas inisiatif sendiri dalam lingkungannya, bukan sebagai objek dan relatif pasif. Namun
demikian, dalam hal ini lingkungan mempunyai posisi yang lebih kuat, karena
lingkungan menyediakan penguatan atau pengukuhan (reinforcement).
4. Dalam teori Skinner strategi pengubahan sikap dan perilaku dilakukan secara jelas
melalui ketegasan dalam menghubungkan variable bebas dan tergantung.
SUMBER BACAAN

Farozin, Muh.,danFathiyahKartika N. 2004. PemahamanTingkahLaku. Jakarta: PT


RinekaCipta

Atkinson RL, Atkinson RC, Smith E.E dan Bem DJ. 1998. Pengantar Psikologi Jilid 2. Edisi
Sebelas. (terjemah). Batam : Interaksa

Hall dan Lindzey. 1993. Teori-Teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakara: Kanisius.

Hartanti. 2000. Operant Conditioning (Burrhus Frederic Skinner). Yogyakarta: Pasca sarjana
UGM.

Kazdin, A.E. 1994. Behavior Modification in Applied Setting. 5th ed. Cali- fornia: Brooks/Cole
Publishing Company.

Koswara.E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresco

Meichati. 1977. Psikologi Kepribadian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

Sujanto A; Lubis H; dan Hadi Taufik. 1999. Psikologi Kepribadian.Jakarta: Bumi Aksara.

Weiten, W. 1992. Psychology: Themes and Variations. California: Brooks/ Cole Publishing
Company. molic

Anda mungkin juga menyukai