PENDAHULUAN
Behaviorisme merupakan salah satu aliran dalam psikologi. Penekanan
objektif dalam mempelajari manusia sebagai suatu upaya elaboratif yang ilmiah dan
akuntabel. Behaviorisme dalam sejarah psikologi, tumbuh menjadi satu aliran yang
kuat dan implikatif dalam psikologi praktis, bahkan dalam psikologi kontemporer.1
Perilaku atau behavior dari peserta didik dan pendidik merupakan masalah
penting dalam psikologi pendidikan. Perilaku peserta didik agar dapat menguasai
behavioris. Perilaku dapat berupa sikap, ucapan, dan tindakan seseorang sehingga
perilaku ini merupakan bagian dari psikologi dinamis. Psikologis adalah psikologi
1
Muh. Syafir, dkk, Teori Belajar Skinner, Jurnal Sigma Vol 3, Ed 1 2011, h.57
2
yang khusus menggarap masalah tenaga batin, dorongan, dan motif yang
stimulus, tetapi suaatu tindakan yang disengaja atau operant. Dengan demikian,
tingkah laku dapat diubah dengan cara mengubah antecedent, konsekuensi, atau
kedua-duanya.
didik mengolah sendiri pengetahuan atau informasi yang diperoleh dari pengamatan
PEMBAHASAN
operant yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau
belajar. Menurutnya tujuan dari psikologi adalah meramal dan mengontrol tingkah
laku.4
adanya stimulus dari lingkungannya, dan setiap manusia pasti akan bersinggungan
RK Rusli dan MA Kholik, Teori Belajar dalam Psikologi Pendidikan, Jurnal Sosial
2
1. Biografi Skinner
Pennsylvania, Amerika Serikat. Dia adalah anak pertama dari pasangan William
Skinner dan Grace Mange Burrhus. Ayahnya seorang pengacara merangkap sebagai
2. Eksperimen Skinner
keyakinan dari Skinner bahwa hanya sedikit perilaku yang dapat dipelajari dengan
suatu kotak yang sudah ia desain untuk percobaanya. Tikus itu bergerak kesana
kemari mencari jalan keluar. Lalu secara kebetulan ia akan menginjak alat penekan
5
Tri Marfiyanto, Ahmad Syafi’i, and Hermawan Hermawan, Implementasi Teori Operant
Conditioning Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidkan Agama Islam Melalui Pendampingan
Guru Al-Qur’an, CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1.2 SE- (2019), 180–88
<https://doi.org/10.31960/caradde.v1i2.108>.
6
George Boeree, Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog
Dunia, (Yogyakarta: Prismasophie, 2008), h. 226-229.
7
Nurdyansyah Rais, Pandi, Media pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo: UMSIDA Press,
2019), h. 10–11
4
yang terdapat dalam kotak itu. Kemudian Skinner memasukkan makanan (stimulus
percobaan ini diulang, tikus akan tahu bahwa dengan menekan alat dia bisa
memperoleh makanan. Maka ia akan dengan sengaja menekan alat setiap kali ia
membutuhkan makanan. Perbuatan tikus itu menekan alat disebut tingkah laku
operant, karena tikus itu sengaja melakukannya untuk mengubah situasi demi
menekan alat tersebut. Pada tingkat lebih lanjut, Skinner hanya memberikan
memperkuat respon.8
menggunakan paruh mereka, lalu pada saat lampu padam yang berarti tidak ada
makanan, terjadi sebaliknya. Dalam eksperimen ini, para burung itu telah belajar
8
Adnan Achiruddin S, Pengantar Psikologi, (Makassar: Aksara Timur, 2018), h. 185
9
Setyo Pambudi, Penerapan Teori Operant Conditioning B.F. Skinner Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Pai) Di Sekolah’, Al-Hikmah : Jurnal Studi Islam, 1.2 SE-
5
3. Teori Skinner
tetap. Artinya setiap ada stimulus sepert itu maka akan muncul respons tertentu.
diinginkannya.
Operant response atau instrumental response adalah respon yang timbul dan
karena itu kecil peluang untuk dimodifikasi. Sebaliknya operant response atau
tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh
Articles(2020),128–43
Http://Ejournal.Kopertais4.Or.Id/Sasambo/Index.Php/Alhikmah/Article/View/3922>.
10
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2006), H. 119
6
Yaitu jika timbulnya tingkah laku operant diiringi dengan stimulus penguat,
maka kekuatan tingkah laku tersebut akan meningkat. Artinya tingkah laku
yang ingin dibiasakan akan meningkat dan bertahan apabila ada reinforcer.
Yaitu jika timbulnya tingkah laku operant tidak diiringi dengan stimulus
penguat, maka kekuatan tingkah laku tersebut akan menurun atau musnah. ini
bermakna bahwa tingkah laku yang ingiin dibiasakan tidak akan eksis apabila
Dalam hal ini Skinner memberikan konsekuensi dari tingkah laku ada yang
antara lain:
utama agar seorang guru bisa menentukan sikap, keterampilan serta tingkat
11
Izzatur Rusuli, Refleksi Teori Belajar Behavioristik Dalam Perspektif Islam, 8.1 (2014),
38–54 <https://doi.org/10.13170/jp.8.1.2041>.
7
b. Evaluasi formatif
diinginkan.12
Alberta, Canada. Dia mendapatkan gelar B.A. dari University of British Columbia,
kemudian M.A. pada 1951 dan Ph.D. pada 1952 dari University of Lowa. Dia ikut
bergabung di Stanford University. Pada tahun 1969-1970 dia sempat di Center for
the Advanced Study in the Behavioral Science. Bandura kini menjabat sebagai
Stanford.13
Seperti Skinner, Bandura tumbuh di kota yang sagat kecil, sekolah menengah
umumnya saja hanya memiliki 20 orag murid. Di tahun 1953 Bandura bergabung
dengan fakultas psikologi, Bandura sudah membangun reputasi yang demika tinggi
12
Muh. Yaumi, Prinsip-Prinsip desain Pembelajaran, (Jakarta, Kencana Prenadamedia
group,2013), h.30
13
B.R Hergenhahn dan Mattew H. Olson, The Ories of Learning, (Jakarta: Kencana, 2015),
h.355
8
sehingga pada tahun 1974 dia dipercaya menjavbat sebagai Presiden Asosiasi
generalis modern, seorang pria dengan pengetahuan sangat luas di banyak biang
ilmu pengetahuan.14
Secara etimologi, psikologi berasal dari kata Psiche yang maksudnya jiwa
serta kata logos yang berarti ilmu ataupun pengetahuan, psikologi kerap dimaksud
Psikologi ataupun jiwa adalah ilmu yang menekuni tingkah laku serta tanda-
Teori belajar social adalah teori belajar yang berfokus pada proses belajar
yang berasal dari observasi dan modeling. Teori belajar social ini berawal dari
Albert Bandura yang mencetuska versi baru dalam Behaviorisme yang disebut
tidak ditentukan oleh factor personal atau pun stimulis yang ada di lingkungan
melalui pengamata langsung terhadap perilaku orang lain, dan bagaimana akibatnya
terhadap dirinya.17
menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif. Bandura mengatakan bahwa self-
14
William Crain, Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi terj. Yudi Santoso (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007), h.302
15
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h.1
16
Kartina Kartono, Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.35
17
Imam Nurcholis, Penugasan Makalah Teori Belajar Sosial Albert Bandura, Universitas
Psikologi, 2020, h.4-5
9
efficacy berpengaruh besar terhadap perilaku. Misalnya, seorang murid yang self-
efficacy-nya rendah mungkin tidak mau berusaha belajar akan bisa membantunya
mengerjakan soal.18
Salah satu asumsi paling awal mendasari teori pembelajaran social Bandura
belajar dari pengalaman langsung, namun lebih banyak yang mereka pelajari dari
yang mengatur diri sendiri. Proses fundamentalnya meliputi penetapan arah tujuan,
evaluasi asumsi hasil dari sebuah Tindakan, evaluasi kemajuan pencapaian tujuan,
dan pengaturan diri terhadap pikiran, emosi dan Tindakan. Bandura menjelaskan
bahwa ciri khas lain dari teori kognitif social adalah bahwa ia memainkan peran
utama dalam pengaturan diri. Sebagian besar perilaku mereka dimotivasi dan diatur
oleh standar internal, dan tanggapan mereka terhadap perilaku mereka terikat
Manusia cenderung meniru apa yang sudah diperbuat oleh orang lain, perihal
ini adalah watak biologis manusia. Tiap orang tentunya mempunyai kecendrungan
serta kemauan yang kokoh buat menyamai apalagi melebihi aksi orang lain di
perkembangan teori imitasi yang alamiah tersebut secara bertahap, pakar psikologi
18
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h.286
19
Herly Janet Lesilolo, Penerapan Teori Belajar Sosial Albert Bandura dalam Proses
belajar Mengajar di Sekolah, Jurnal Kenosis Vol 4 No 2, 2018, h.190
20
Muhammad Nurul Mubin, Pendekatan Kognitif Sosial Perspektif Albert Bandura Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Edureligia Vol 5 No 1 2021, h.93
10
berkata kalau kecendrungan buat meniru orang lain merupakan suatu yang
bahwa sebagian besar dari pada tingkah laku manusia adalah diperoleh dari
tingkah laku berkembang. Akan telapi, teori- teori sebelumnya kurang memberi
perhatian pada konteks social dimana tingkah laku ini muncul dan kurang
orang lain.. Maksudnya semakin melihat tingkah laku orang lain. individu akan
belajar meniru tingkah laku tersebut dan dalam hal tertentu menjadikan orang lain
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Bandura didasarkan pada
a. Reciprocal determinism
timbal balik secara terus menerus, antara kognitif, tingkah laku, dan lingkungan.
lingkungan tersebut.
21
Intan Budiana Putri dan Abdul Muhid, Metode Pendidikan Keteladanan Relevansi
Antara Qasidah Burdah dengan Teori Belajar Sosial Albert Bandura, Jurnal Pendidikan Islam, Vol
14 No 2 2021, h.172
22
Rizma Fithri, Psikologi Belajar, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014, h.104
23
Zalyana, Psikologi Pembelajaran Bahasa Arab, Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press, 2010.
Riyanto, Agus, Teori Belajar Bandura dan Implementasinya dalam Pembelajaran, Publikasi 19
Maret 2019, https://www.amongguru.com/teori-belajar-bandura dan-implementasinya-dalam-
pembelajaran/, [02 April 2023]
11
b. Beyond reinforcement
Bandura memandang bahwa jika setiap unit respon sosial yang kompleks
harus dipilah-pilah untuk dibangun kembali satu per satu, maka bisa jadi orang
tersebut malah tidak belajar apa pun. Menurutnya reinforcement penting dalam
menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus menerus atau tidak, akan tetapi
hal ini bukanlah satu-satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar
melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang
dilihatnya, belajar melalui observasi tanpa ada reinforcement yang terlibat berarti
c. Self regulation
diri sendiri (self regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur
tingkah lakunya sendiri. Dalam praktiknya, teori belajar tradisional sering kali
Teori belajar social menyatakan bahwa hal yang kita pelajari berasal dari
observasi dan modeling dari apa yang orang lain lakukan. Seseorang bisa belajar
banyak mengenai cara melakukan sesuatu dengan mengamati orang lain. Namun,
orag tersebut juga bisa belajar banyak dengan diberitahu mengenai hal-hal lainnya
lewat pengamatan terhadap sikap model, walaupun pengamatan itu tidak dicoba
terus menerus. Teori social Learning berkata kalau, interaksi antara klien dengan
24
Imam Nurcholis, Teori Belajar Sosial Albert Bandura, Universita Diponegoro, 2020, h.7
12
area bisa memodifikas sesuatu sikap. Metode modeling merupakan salah satu
metode konseling yang sudah disusun cocok teori Albert Bandura. Metode
modeling ini digunakan apabila tujuan konseling merupakan membentuk sikap baru
untuk klien Prinsip dasar dari metode modeling merupakan klien hendak
ataupun sebagian orang model. Tetapi bagi Hansen, dengan memakai jenis model
tertentu modeling bisa pula buat melenyapkan ataupun kurangi sikap tertentu.25
Models”. Pada tulisan ini akan disarikan inti dari laporan eksperimen tersebut.
meja kecil dan diberikan permainan yang menarik untuknya (stickers dan potato
prints) di sudut ruangan. Model diminta berada di sudut lain ruangan yang telah
terdapat beberapa peralatan seperti palu, boneka Bobo dan mainan rakitan. Subjek
dan model dibiarkan berdua dalam ruangan dalam kurun waktu 10 menit.
Pada perlakuan model agresif, model akan merakit mainan selama satu menit.
tersebut. Selain itu model juga mengucapkan ucapan agresif seperti pukul dia di
hidung, banting dia, lemparkan ke udara, tendang dia, dan sebagainya. Tindakan
25
Tarsono, Implikasi Teori Belajar Sosial dari Albert Bandura dalam Bimbingan dan
Konseling Vol 3 No 1 2010, h. 32
13
Pada perlakuan model nonagresif, model hanya akan merakit mainan selama
didesain mirip dengan bangunan sekolahnya. Subjek dan peneliti akan bersama-
sama berada di ruangan tersebut. Subjek diberikan permainan yang menarik seperti
truk, boneka, dan gasing. Setelah 2 menit, peneliti akan melarang subjek untuk
eksperimen yang berisi boneka Bobo, palu, dan sebagainya tadi. Selanjutnya,
perilaku agresif dari model, memberikan respon tindakan yang agresif pula (seperti
yang model lakukan). Subjek yang diperlihatkan perilaku agresif akan bertindak
agresif yang ditiru oleh subjek yakni fisik dan juga verbal. Perilaku meniru tindakan
model laki-laki.26
Setiap proses belajar dalam hal ini belajar sosial terjadi dalam urutan tahapan
peristiwa. Tahap-tahap ini berawal dari adanya peristiwa stimulus atau sajian
26
Evi Baiturohmah, Bobo Doll Experiment, Publikasi 24 Juli 2017,
https://sahabatkapas.org/bobo-doll-experiment-sebuah-studi-tentang-perilaku-imitasi-anak-anak/,
[02 April 2023].
14
perilaku model dan berakhir dengan penampilan atau kinerja (performance) tertentu
sebagai hasil atau perolehan belajar seorang siswa. Tahap-tahap dalam proses
Pada tahap pertama ini para siswa atau para peserta didik pada umumnya
memusatkan perhatian (sebab para siswa atau peserta didik tidak bisa mengimitasi
sebuah model tanpa memberikan perhatian yang cukup kepada model tersebut)
pada obyek materi atau perilaku model yang lebih menarik terutama karena
keunikannya dibanding dengan materi atau perilaku lain yang sebelumnya telah
mereka ketahui. Untuk menarik perhatian para peserta didik, guru dapat
mengekspresikan suara dengan intonasi khas ketika menyajikan pokok materi atau
Pada tahap kedua ini, informasi berupa materi dan contoh perilaku model itu
ditangkap, diproses dan disimpan dalam memori. Para peserta didik lazimnya akan
lebih baik dalam menangkap dan meyimpan segala informasi yang disampaikan.
Tahap ketiga ini, segala bayangan atau citra metal atau kode-kode simbolos
yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah tersimpaan alam memori
peserta didik, guru dapat menyuruh mereka membuat atau melakukan apa-apa yang
segala informasinya dalam memori para peserta didik. Pada tahap ini guru
dianjurkan untuk memberi pujian,hadia, atau nilai tertentu kepaa peserta didik yang
15
kinerja yang memuaskan perlu diyakinkan akan arti penting penguasaan materi atau
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori belajar social adalah
2) Mementingan bagian-bagian
respon
KESIMPULAN
Hal Yang membedakan teori Skinner dari tokoh lain adalah bahwasanya ia
Teori belajar social adalah teori belajar yang berfokus pada proses belajar
yang berasal dari observasi dan modeling. Bandura dengan teorinya menganggap
bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh factor personal atau pun stimulis
yang ada di lingkungan Bandura justru beranggapan bahwa perilaku manusia lebih
banyak diperoleh melalui pengamata langsung terhadap perilaku orang lain, dan
27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995, h.112
28
Elga Yanjuardiato, Teori Kognitif Albert Bandura, Jurnal Auladuna Vol 1 No 2 2019, h.99
16
DAFTAR PUSTAKA
Achiruddin Adnan S, Pengantar Psikologi, Makassar: Aksara Timur, 2018.
Baiturohmah Evi, Bobo Doll Experiment, Publikasi 24 Juli 2017,
https://sahabatkapas.org/bobo-doll-experiment-sebuah-studi-tentang-perilaku-
imitasi-anak-anak/, [02 April 2023].
Boeree George, Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog
Dunia, Yogyakarta: Prismasophie, 2008.
Dalyono M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997.
Fithri Rizma, Psikologi Belajar, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014.
Hergenhahn B.R dan Mattew H. Olson, The Ories of Learning, Jakarta: Kencana, 2015.
Izzatur Rusuli, Refleksi Teori Belajar Behavioristik Dalam Perspektif Islam, 8.1 (2014),
38–54 <https://doi.org/10.13170/jp.8.1.2041>.
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010.
Kartina Kartono, Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2002.
Lesilolo Herly Janet, Penerapan Teori Belajar Sosial Albert Bandura dalam Proses belajar
Mengajar di Sekolah, Jurnal Kenosis Vol 4 No 2, 2018
Marfiyanto Tri, Ahmad Syafi’i, and Hermawan Hermawan, Implementasi Teori Operant
Conditioning Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidkan Agama Islam Melalui
Pendampingan Guru Al-Qur’an, CARADDE: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 1.2 SE- (2019), 180–88
<https://doi.org/10.31960/caradde.v1i2.108>.
Mubin Muhammad Nurul, Pendekatan Kognitif Sosial Perspektif Albert Bandura Pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Edureligia Vol 5 No 1 2021
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1995.
Nurcholis Imam, Penugasan Makalah Teori Belajar Sosial Albert Bandura, Universitas
Psikologi, 2020
Pambudi Setyo , Penerapan Teori Operant Conditioning B.F. Skinner Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Pai) Di Sekolah’, Al-Hikmah : Jurnal Studi Islam, 1.2 SE-
Articles(2020),128–43
Http://Ejournal.Kopertais4.Or.Id/Sasambo/Index.Php/Alhikmah/Article/View/3922
>.
Putri Intan Budiana dan Abdul Muhid, Metode Pendidikan Keteladanan Relevansi Antara
Qasidah Burdah dengan Teori Belajar Sosial Albert Bandura, Jurnal Pendidikan
Islam, Vol 14 No 2 2021
Rais Nurdyansyah, Pandi, Media pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: UMSIDA Press, 2019.
17
Rusli & Kholik, Teori Belajar dalam Psikologi Pendidikan, Jurnal Jurnal Sosial Humaniora
ISSN 2087-4928 Volume 4 Nomor 2, Oktober 2013.
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana, 2006.
Syafir Muh., dkk, Teori Belajar Skinner, Jurnal Sigma Vol 3, Ed 1 2011
Walgito Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.
William Crain, Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi terj. Yudi Santoso, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007.
Yanjuardiato Elga, Teori Kognitif Albert Bandura, Jurnal Auladuna Vol 1 No 2 2019.
Yaumi Muh, Prinsip-Prinsip desain Pembelajaran, Jakarta, Kencana Prenadamedia group,
2013
Zalyana, Psikologi Pembelajaran Bahasa Arab, Pekanbaru: Al-Mujtahadah Press, 2010.
Riyanto, Agus, Teori Belajar Bandura dan Implementasinya dalam Pembelajaran,
Publikasi 19 Maret 2019, https://www.amongguru.com/teori-belajar-bandura dan-
implementasinya-dalam-pembelajaran/, [02 April 2023]