Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

OBJEK DAN METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu :

M. Syahrul Munir, M.Pd.I

Disusun oleh:
1. Achmad Ibnu Syukron
2. Latifatul Mahmudah

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL MUSLIHUUN
TLOGO KANIGORO BLITAR
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Alhamdulillah Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmat
kepada penulis khususnya dan umumnya untuk kita semua, karena berkat hidayah dan inayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “OBJEK DAN METODE
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN” dalam pembelajaran Psikologi Perkembangan. Penulis menyadari
bahawa makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Habib Bawafi, M.HI. selaku ketua STIT AL-MUSLIHUUN TLOGO
KANIGORO BLITAR.
2. Bapak M. Syahrul Munir M.Pd.I. selaku dosen pengampu mata kuliah
Psikolog. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh
dari kata sempurna.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
menghasilkan karya yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Blitar, 30 September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................… iii
BAB I...................................................................................................................… 1
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Objek Psikologi Perkembangan...................................................................…. 2
B. Macam-Macam Metode Penelitian dalam Psikologi Perkembangan...............… 4
BAB III................................................................................................................. 9
PENUTUP............................................................................................................ 9
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 9
B. SARAN......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan di dunia ini manusia hidup bersosial dengan manusia yang lain. Hal itu dituntut untuk
memahami karakter masing-masing individu. Karakter erat kaitannya dengan keadaan kejiwaan
seseorang. Dalam memahami atau mempelajari kejiwaan manusia dibutuhkan satu disiplin ilmu yaitu
Psikologi, Psiko = jiwa, logos = ilmu, jadi Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa
manusia. Sebagai displin ilmu pengetahuan, psikologi dipandang memenuhi syarat-syarat keilmuan.
Objek studi psikologi dipelajari secara sistematik menggunakan metode yang menjamin keobjektifitas
pengambilan kesimpulan.Suatu metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan yang
mutlak. Apalagi kalau ilmu itu telah berdiri sendiri, ini harus ditandai oleh adanya metode-metode
tersendiri untuk menyelidiki terhadap suatu objek. Objek psikologi adalah penghayatan dan perbuatan
manusia, yaitu perbuatan manusia dalam alam yang komplek dan selalu berubah. Jiwa bukanlah suatu
benda ynag mati, tetapi sesuatu yang hidup dinamis, selalu berubah untuk menuju kesempurnaannya.
Oleh karena itu penggunaan untuk sesuatu metode yang mutlak. Sebab dalam berbagai metode terdapat
kelemahan-kelemahan disamping kebaikan-kebaikannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud objek psikologi perkembangan ?
2. Bagaimana pengertian metode dalam psikologi perkembangan ?
3. Apa saja metode-metode dalam psikologi perkembangan ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui maksud objek psokologi perkembangan.
2. Mengetahui pengertian metode dalam psikologi perkembangan.
3. Mengetahui apa saja metode-metode dalam psikologi perkembangan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Obyek Psikologi Perkembangan


Dalam suatu disiplin keilmuan pasti mempunyai objek kajiannya. Objek kajian tersebut terbagi menjadi 2
macam, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari,
diselidiki atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran. Sedangkan obejk formal adalah cara
memandang, cara meninjau yang dillakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta
prinsip-prinsip yang digunakannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa objek formallah yang membedakan
antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Objek formal dapat dilihat dari definisi ilmu tersebut,
sehingga satu cabang ilmu hanya memiliki satu obejk formal.1

Psikologi sendiri menjadikan manusia sebagai obyek material dalam pengakajiannya. Hal itu karena
Psikologi merupakan cabang ilmu yang memeplajari tentang kejiwaan manusia. Selain itu Psikologi juga
menjadikan tingkah laku manusia sebagai objek formalnya.

Menurut Linda L Daidoff, Psikologi Perkembangan adalah cabang Psikologi yang mempelajari
perubahan dan perkembangan struktur jasmani, perilaku dan fungsi mental manusia sejak terbentuknya
makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang pagi.2

Manusia sendiri adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Menyadari posisi manusia yang
demikian, maka secara lebih jelas yang menjadi objek kajian psikologi modern adalah manusia serta
aktivitas-aktivitas mentalnya dan tingkah laku dalam interaksi dengan lingkungannya. 3

Tingkah laku yang dimaksud adalah suatu aktivitas yang meliputi proses berpikir, beremosi dan
mengambil keputusan.4

Aktivitas yang ada tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat dilihat dari tingkah laku yang
terlihat, misalnya ketika seorang anak yang terlihat berpandangan fokus ke depan ketika gurunya
mejelaskan materi, maka bisa dipastikan bahwa anak tersebut sedang memperhatikan penjelasan guru
agar dapat memahami materi yang disampaikan atau dia sedang mencari di mana letak materia atau bab
yang tidak dia mengerti. Setiap aktivitas tersebut atau tingkah laku terjadi bukan tanpa sebab, semua itu
pasti ada penyebabnya. Hal itu tidak hanya diakibatkan oleh satu sebab, tetapi terdapat beberapa sebab
yang kesemuanya dipengaruhi lingungan luar individu tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Harlow, Mc Gauchand Thompson dalam Elida Prayitno, bahwa tidak
pernah terjadi suatu tingkah laku yang disebabkan oleh satu penab. Tetapi selalu disebabkan oleh jalinan
penyebab yang sangat kompleks.5

B. Metode Penelitian dalam Psikologi Perkembangan


Metode berasal dari kata method. Dalam bahasa Indonesia metode artinya cara yang teratur
dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, atau cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan yang ditentukan.6

Dalam kepustakaan, istilah metode mempunyai pengertian yang sama dengan prosedur,
1
Alex Sobur, Psikologi Umum dan Lintasan Sejarah, cetakan I (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), halaman 41.
2
Nur Afni, “Pengertian Psikologi Perkembangan”, http://boscakdi.blogspot.com (diakses pada 1 Februari 2016).
3
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, cetakan V (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), halaman 4.
4
Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan, cetakan I (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005), halaman 2.
5
Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan, cetakan I (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005), halaman 3.
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1989, hlm 580-581
5
tata cara, alat dan teknik. Maksud dari metode atau prosedur disini lebih menekankan pada usaha
untuk mendapatkan, mengembangkan atau menguji pembuktian atau teori, hipotesis atau dugaan.
Sedangkan istilah cara, alat atau teknik lebih menekankan pada usaha untuk mendapatkan, atau
membuktikan fakta atau data. Teknik lebih bersifat operasional, sedangkan metode lebih bersifat
teoritis.7

Usaha untuk mempelajari tingkah laku manusia, psikologi menggunakan beberapa metode
tersendiri untuk menyelidiki terhadap suatu objeknya. Objek psikologi adalah penghayatan dan
perbuatan manusia, yaitu perbuatan manusia yang bersifat kompleks dan selalu berubah. Jiwa
bukanlah suatu benda yang mati, tetapi sesuatu yang hidup dinamis selalu berubah untuk maju
menuju kesempurnaannya. Metode penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian
tentang bagaimana para psikolog perkembangan melakukan tugas mereka dalam mendapatkan
lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan
dalam proses. perkembangan. Oleh karena itu, penggunaan untuk suatu metode yang bagaimana
baiknya pasti tidak dapat menghasilkan kebenaran yang mutlak sebab tiap-tiap metodepasti
punya kelemahan-kelemahan di samping kebaikannya.

7
Ahmad Fauzan, Psikologi Umum, Bandung, CV Pustaka Setia, 2008, hlm 31
6
B. Macam-macam Metode Penelitian dalam Psikologi Perkembangan
a.Metode Observasi
Observasi adalah suara cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang terlihat
pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan tertentu. Metode
observasi ini dapat di bedakan atas dua yaitu :

1.Observasi alami (natural observasi)


Observasi alami adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari secara
alamiah/wajar. Jadi dalam observasi alami peneliti melakukan semua pencatatan terhadap
kehidupan anak tanpa mengubah suasana atau mengontrol dalam situasi- situasi yang
direncanakan. Misalnya observasi yang dilakukan terhadap kehidupan anak dari jam sekian sampai
jam sekian, apa saja yang dilakukan, misalnya yang berhubungan dengan perkembangan tertentu
dilhat dari aspek kepribadiannya. Hal ini bisa dilakukan di mana saja, di rumah, di kebun atau di
sekolah.
2. Observasi Terkontrol (Controlled Observation)
Observasi terkontrol dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah sedemikian
rupa sesuai dengan tujuan peneliti, sehingga bermacam-macam reaksi tingkah laku anak
diharapkan akan timbul. Misalnya seorang anak yang ingin diketahui reaksi dan sikapnya
terhadap lingkungan pergaulannya akan diobservasi pada lingkungan sosial yang sudah
direncanakan. Demikian juga untuk mengetahui sebab- sebab seorang anak yang agresif, ia
dimasukkan kedalam ruangan main yang sudah tersusun sedemikian rupa (misalnya ruangan
yang ada bermacam-macam boneka/mainan) sehingga reaksi-reaksi dan perubahan-perubahan
yang akan diperlihatkan anak timbul karena rangsangan-rangsangan khusus dari lingkungannya.
Dengan demikian dalam observasi terkontrol ini dilakukan manipulasi terhadap sekelompok
anak yang sama umurnya atau sama jenis kelaminnya dan pada waktu tertentu.
Kedua jenis observasi ini bisa dilakukan dengan alat-alat modern serta dengan
kuantifikasi secara statistik dan pengolahan-pengolahan dengan komputer. Jenis observasi yang
kedua dianggap lebih objektif dan hasilnya lebih akurat dari pada yang pertama. Karena itu
observasi terkontrol dapat dilakukan dengan tujuan-tujuan eksperimental. Misalnya untuk
menyelidiki timbulnya fhobia anak-anak terhadap anjing dapat dilakukan dengan observasi
terkontrol dan dengan metode-metode yang ditinjau dari sudut eksperimental, seperti dengan
membagi sekelompok anak sebagai kelompok pengontrol.
b.Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak. Penggunaan metode eksperimen dalam
penelitian terhadap anak-anak tidaklah mudah, karena anak-anak sangat sugestibel, mudah
dipengaruhi, bertingkah laku semaunya, sering sulit diberikan pengertian, dan sukar diketahui
dengan jelas apa yang dimaksudkan oleh anak itu. Ini menunjukkan bahwa dalam penelitian
psikologi perkembangan, penggunaan metode

7
eksperimen tidak bisa mengubah lingkungan-lingkungan tertentu sebebas-bebasnya. Sehingga
merangsang timbulnya reaksi-reaksi tertentu.

Untuk itu dalam suatu eksperimen perlu diketahui variabel-variabel seteliti mungkin, yaitu
variabel-variabel bebas ( independet variable) yang mempengaruhi variable terikat ( dependent-
variable).8

Penelitian dengan memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan hasilnya


dibandingkan dengan kelompok control (tidak diberi perlakuan). Dalam suatu eksperimen maka
semua variable kecuali satu dibuat konstan, kemudian memanipulasi(variable bebas) yang dapat
diketahui pengaruhnya terhadap efek yang ditimbulkannya (variable tergantung).9

c. Metode Klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaaan orang- orang
yang jiwanya terganggu (abnormal). Pada umumnya metode ini digunakan oleh para ahli
psikologi klinis. Kelemahan metode ini seakan-akan memberikan kesan bahwa subjeknya orang-
orang yang jiwanya tidak normal, hingga hasil yang dicapai kurang menggambarkan keadaan
jiwa pada umumnya.10

Metode klinis adalah suatu metode penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak
dengan cara mengamat-amati, mengajak bercakap-cakap dan tanya-jawab. Penggunaan metode
klinis ini merupakan penggabungan eksperimen dan observasi. Pelaksanaannya dilakukan dengan
cara mengamat-amati atas pertimbangan bahwa anak itu belum mampu mengungkapkan isi
pikiran dan perasaannya dengan bahasa yang lancar.
Untuk memudahkan tanya jawab dalam pelaksaannya digunakan daftar pertanyaan
yang memberi petunjuk kepada si peneliti tentang apa saja yang harus diperhatikan. Metode
klinis ini bersumber dan psikiatri, yang menganggap anak sebagai orang yang sakit. Dalam
klinik-klinik khusus dengan situasi dan kondisi khusus orang berusaha mengamati kemampuan
anak-anak untuk tujuan media atau tujuan pedagogis. Kemudian Jean Peaget menggunakan
metode klinis untuk meneliti cara berpikir dan perkembangan bahasa dan anak-anak.

d. Metode Tes
Metode tes adalah metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu terhadap
objeknya. Tes merupakan instrumen penelitian yang penting dalam psikilogi kontemporer,
yang digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan, minat, sikap dan hasil kerja. Dalam
hal ini, para peneliti biasanya menggunakan tes-tes psikologi yang sudah distandarisasi. Tes
standar (standarndizet test) memiliki dua ciri penting. Pertama, pakar psikologi biasanya
memjumlahkan semua skor individu untuk menghasilkan satu skor tunggal, atau serangkaian
skor, yang mencerminkan sesuatu
tentang individu. Kedua, para pakar psikologi membandingkan skor individu dengan skor
sejumlah besar kelompok yang sama untuk menentukan bagaimana individu menjawab dalam
kaitannya dengan orang lain. Diantara tes tesstandar dalam psikologi yang paling luas digunakan adalah
Standfort-Binet Intelligence Test dan Minnesota Multiphasic Personality Inventory.11
8
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA, 2015, hlm 60.
9
Muzdalifah M Rahman, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media Interprise, 2011, hlm 10
10
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogjakarta, ANDI, 2002, hlm 26.
11
Ahmad Choiron, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media Enterprise, 2010, hlm 103-104
8
Metode ini merupakan metode penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-
pertanyaan, atau tugas-tugas lain yang telah distandarisasikan. Dilihat dari caranya orang
mengerjakan tes seakan-akan seperti eksperimen, namun kedua metode ini berbeda.

Pada eksperimen, orang dengan sengaja mengetrapkan treatment tersebut. Pada test, orang ingin
mengetahui kemampuan-kemampuan ataupun sifat-sifat lain dari testee. Pada tes yang penting
adalah telah adanya standarisasi dan ini tidak terdapat dalam eksperimen.

Tes dapat dibedakan atas bermcam-macam jenis yaitu :


a. Menurut banyaknya orang yang dites, tes dapat dibedakan atas:
1) Tes perorangan atau juga disebut tes individual yaitu tes yang diberikan secar
perorangan. Misalnya tes Binet, tes Rorschach, tes Wechsler.

2) Tes kelompok yaitu merupakan tes diberikan seara kelompok. Misanya Army Alpha
dan Army Bethatest, Army Army General Classification test (AGCT), tes SPM.
b. Berdasarkan tes peristiwa-peristiwa kejiwaan yang diselidiki, maka tes dapat
dibedakan atas:

1) Tes pengamatan
2) Tes perhatian
3) Tes ingatan
4) Tes inteligensi,dan sebagainya.
c. Berdasarkan atas caranya orang menjawab atau mengerjakan, maka tes dapat
dibedakan:

1) Tes bahasa (verbal test) yaitu testee (orang yang dites) dalam mengerjakan tes
menggunakan bahasa. Misalnya tes Binet, tes Rorschach, tes TAT.
2) Tes peraga (perfomance tes) yaitu testee dalam mengerjakan tes tidak perlu menggunakan
bahasa, cukup dengan perbuatan-perbuatan, misalnya menyusun, menggambar dan sebagainya.
Misalnya tes William Healy, tes SPM, tes Goodenough. Di samping itu apabila tes digunakan
untuk menyelidiki tentang bakat seseorang, tes itu disebut aptitude test atau tes bakat. Kalau tes
digunakan untuk mengetahui tentang kecepatan orang mengerjakan sesuatu, tes itu disebut speed
test atau tes kecepatan. Kalau tes digunakan untuk mengetahui power atau kemampuan
seseorang, tes itu

disebut power test. Kalau tes digunakan untuk mengetahui sampai di mana kemampuan individu
di dalam mengadakan perfomance terhadap sesuatu training atau sesuatu yang telah pernah
diterimanya, maka tes ini merupakan achievement test.

e.Metode Kuesioner
Kuesioner atau sering pula disebut angket merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari
penyelidikan tersebut. Dengan angket orang akan dapat memperoleh fakta ataupun opini (opinion).

9
Angket pada hakekatnya adalah wawancara juga. Hanya saja pada angket, kuesioner itu langsung
diberikan pada responden untuk dibaca sendiri pertanyaan-pertanyaan dan responden menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu dengan tertulis pula.12

Pertanyaan dalam angket bergantung kepada maksud serta tujuan yang ingin dicapai. Hal ini akan
mempunyai pengaruh terhadap materi serta bentuk pertanyaan angket itu. Pada garis besarnya
angket terdiri dari dua bagian yang besar yaitu :

a. Bagian yang mengandung data identitas.


b. Bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan yang ingin memperoleh jawaban. Bagian
yang mengandung data identitas yaitu merupakan bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan
untuk mengungkap data identitas dari orang yang dikenai angket.

12
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta, PRENADA MEDIA, 2004, hlm 43-44.

10
Misalnya nama, tempat, dan tanggal lahir, bangsa, agama, sekse, alamat dan sebagainya.
Tetapi kadang-kadang ada angket yang tidak menggunakan nama, sekalipun identitas
yang lain diungkap. Ini disebut angket anonim.

Bagian yang mengandung pertanyaan-pertanyaan dapat untuk memperoleh fakta dan


juga dapat untuk memperoleh opini. Pertanyaan itu ada beberapa macam bentuk atau jenis yang
sekaligus memberikan bentuk atau jenis angket yaitu:

1) Pertanyaan yang tertutup (closed questions) yaitu bentuk pertanyaan, orang yang dikenai angket
(responden) tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan dalam angket tersebut. Jadi
jawaban telah terikat , responden tidak dapat memberikan jawaban seluas-luasnya, yang mungkin
dikehendaki oleh responden yang bersangkutan. Bentuk angket yang mengandung pertanyaan-
pertanyaan yang demikian coraknya disebut angket yang tertutup ((closed questionnaire).
Biasanya kalau persoalannya telah jelas dipakai angket bentuk ini.

2) Pertanyaan yang terbuka (open questions) yaitu bentuk pertanyaan yang


responden masih diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan jawaban. Angket
yang mengandung pertanyaan semacam ini disebut angket terbuka (open questionnaire). Pada
umumnya apabila akan mendapatkan opini dipakai angket bentuk ini.

3)Pertanyaan yang terbuka dan tertutup yaitu campuran dari kedua macam
pertanyaan tersebut di atas. Angket yang mengandung pertanyaan-pertanyaan tersebut disebut
angket terbuka-tertutup (open and closed questionnaire).

Angket dalam pelaksanaannya ada dua cara :


a. Angket langsung yaitu daftar itu langsung diajukan dan dijawab oleh orang-orang yang
bersangkutan.

b. Angket tidak langsung yaitu daftar itu diajukan dan dijawab atau diisi oleh seseorang,
sedang isi persoalannya mengenai orang-orang lain, persoalan mengenai anak-anak yang
menjawab orang tuanya, untuk mengenai murid-murid yang menjawab angket guru atau kepala
sekolah.

f. Metode Interviu atau wawancara


Interviu merupakan metode penyelidikan dengn menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Kalau
pada angket pertanyaan-pertanyaan diberikan secara tertulis, maka pada interviu pertanyaan-
pertanyaan diberikan secara lisan. Karena itu antara interviu dan angket terdapat hal-hal yang
sama di samping adanya perbedaan-perbedaan. Baik angket maupun interviu kedua-duanya
menggunakan pertanyaan-pertanyaan, tetapi berbeda dalam penyajiannya.

Wawancara digunakan untuk menggali pendapat, perasaan, sikap pandangan, proses penginderaan,
dan berbagai hal yang merupakan tingkah laku covert yang tidak bisa ditangkap melalui metode
observasi. Serta dapat dipakai sebagai interview treatment, yang berfungsi sebagai katharis (terapi
pencucian dan pembersihan jiwa), guna penyembuhan gangguan-gangguan psikis serta konflik-
konflik batin.13

Adapun tehnik wawancara ada beberapa jenis, yaitu:

13
Elvi Yuliana Rochmah, Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: TERAS, 2005), h. 16-18.
11
a. Wawancara bebas, pewawancara bebas memberikan pertanyaan dan subjek pun bebas
memberikan jawabannya.

b.ssWawancara terarah, pewawancara hanya menanyakan hal-hal tertentu yang


sudah ditetapkan terlebih dahulu, akan tetapi dalam pertanyaan pewawancara tidak terikat
dengan aturan tertentu.

12
c. Wawancara terbimbing, pewawancara harus mengikuti sebuah daftar pertanyaan
yang sudah tersusun terlebih dahulu.

Suatu hal yang penting pada interviu ialah membuat pertanyaan-pertanyaan


sedemikian rupa hingga yang diinterviu tidak merasa diinterviu dengan hal-hal yang
telah disiapkan terlebih dahulu. Data interveu kemudian dianalisis hingga
mendapatkan hasilnya.

13
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam ilmu psikologi tentu terdapat objek kajiannya. Objek kajian tersebut terbagi
menjadi 2 macam, yaitu objek material dan objek formal.

Metode mempunyai pengertian yang sama dengan prosedur, tata cara, alat dan
teknik. Maksud dari metode atau prosedur disini lebih menekankan pada usaha
untuk mendapatkan, mengembangkan atau menguji pembuktian atau teori, hipotesis
atau dugaan. Sedangkan istilah cara, alat atau teknik lebih menekankan pada usaha
untuk mendapatkan, atau membuktikan fakta atau data. Teknik lebih bersifat
operasional, sedangkan metode lebih bersifat teoritis.

Macam-macam psikologi perkembangan diantaranya yaitu Metode observasi adalah


suara cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang terlihat pada
suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan tertentu, Metode
eksperimen adalah metode penelitian dalam psikologi perkembangan dengan
melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak, Metode klinis adalah suatu metode
penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak dengan cara mengamat-amati,
mengajak bercakap-cakap dan tanya-jawab, Metode tes adalah metode yang digunakan
untuk mengadakan pengukuran tertentu terhadap objeknya, Metode Kuesioner atau
sering pula disebut angket merupakan metode penyelidikan dengan menggunakan
daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek
dari penyelidikan tersebut, Interviu merupakan metode penyelidikan dengn
menggunakan pertanyaan- pertanyaan secara lisan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Penulis menyadari dalam penulisan makalah
ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
kami perlukan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi
pembacanya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta, PRENADA MEDIA, 2004
Ahmad Choiron, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media Enterprise, 2010
Ahmad Fauzan, Psikologi Umum, Bandung, CV Pustaka Setia, 2008
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogjakarta, ANDI, 2002
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA, 2015
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1989
Muzdalifah M Rahman, Psikologi Perkembangan, Kudus, Nora Media Interprise, 2011
Jahja, Yudrik. Psikologi perkembangan. Kencana, 2011.
JAHJA, Yudrik. Psikologi perkembangan. Kencana, 2011.
SUMANTO, M. A. Psikologi perkembangan. Media Pressindo, 2014.

15
16

Anda mungkin juga menyukai