PENDAHULUAN
1
memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, sarana dan metode tatalaksana
yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan.
2
Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif. 3. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti
pelayanan kesehatan dalam gedung. 4. Pemanfaatan data dan informasi
dari profil kesehatan keluarga untuk pengorganisasian/pemberdayaan
masyarakat dan manajemen Puskesmas.
3
penderita Hipertensi dan Tuberkulosis, tepat mendapatkan obat dan
patuh dalam mengkonsumsinya, dengan demikian diharapkan anggota
rumah tangga penderita hipertensi dapat berobat secara teratur sehingga
resiko-resiko penyakit hipertensi dapat dihindari dan penderita
Tuberkulosis dapat berobat sesuai standar dalam waktu yang telah
ditentukan selama pengobatan 6 bulan.
4
Kurangnya petugas farmasi Di UPTD Puskesmas Toili III,
jumlah tenaga farmasi yang hanya satu orang, menyebabkan pelayanan
kefarmasian di UPTD Puskesmas Toili III belum bisa berjalan secara
maksimal, sehingga banyak petugas kesehatan yang Non farmasi
(Perawat dan Bidan) didelegasikan untuk melaksanakan pelayanan
kefarmasian, terutama petugas Pustu, Polindes, dan Poskesdes.
Pendelegasian tersebut berdasarkan adanya kunjungan pasien berobat ke
Pustu, polindes dan Poskesdes, sehingga petugas pustu, Polindes dan
Poskesdes harus memberikan obat kepada pasien.
I.III. TUJUAN
5
a. Untuk meningkatkan pengetahuan bagi petugas kesehatan
Non Farmasi yang mendapat pendelegasian melaksanakan
pelayanan kefarmasian, tentang Penggunaan Obat Rasional.
b. Untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya medication
error yang dapat membahayakan pasien
c. Untuk Mencegah atau meminimalisir terjadinya resiten Anti
Biotik, akibat penggunaan Anti Biotik yang tidak tepat.
d. Untuk meningkatkan Persentase capaian Penggunaan Obat
Rasional (POR).
6
BAB II
ISI
Beberapa kasus medication error dan potensi Resisten Anti Biotik yang
pernah terjadi di UPTD Puskesmas Toili III diantaranya yaitu :
7
sehingga keluhan terus berulang, efek samping lainnya juga biasa
terjadi yang menyebabkan pasien berhenti melanjutkan minum
obat. Pasien juga terkadang tidak tepat waktu dalam mengambil
obat TBC untuk periode minum obat selanjutnya sehingga pasien
harus mengulang dari awal kembali minum obatnya untuk
mencapai 6 bulan.
2. Pasien TBC mengalami muntah darah, menurut pengakuan pasien
bahwa hal tersebut terjadi karena minum OAT, dan pasien sampai
meninggal. Berdasarkan yang pernah terjadi, efek samping OAT
tidak menyebabkan muntah darah, yang banyak terjadi adalah
neuritis perifer, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan
terjadi interaksi obat mana kala pasien mengkonsumsi jenis obat
tertentu lainnya. Hal ini terjadi diduga karena pasien tidak patuh
minum OAT, sehingga kondisi penyakit pasien semkin parah
hingga menyebabkan muntah darah.
3. Laporan Penggunaan Obat Rasional (POR) perbulan, dari petugas
Pustu, Polindes dan Poskesdes pada kasus penyakit Ispa Non
pneumonia dan Diare Non spesifik 100% menggunakan antibiotik,
Dimana ke dua penyakit ini seharusnya tidak menggunakan Anti
Biotik, karena Ispa Non Pneumonia dan Diare Non spesifik bukan
disebabkan oleh bakteri melainkan disebabkan oleh virus, sehingga
penggunaan Antibiotik justru dapat menyebabkan bakteri yang
baik didalam tubuh akan terbunuh, dan lebih berbahayanya dapat
menyebabkan resisten terhadap antibiotik. Hal ini juga
menyebabkan Persentase laporan Penggunaan Obat Rasional
(POR) bulanan tidak mencapai target.
4. Pasien mengalami muntah darah, dan dirujuk oleh petugas Pustu
ke UPTD Puskesmas Toili III, diduga karena efek samping obat
akibat penggunaan golongan NSAID dan Kortikosteroid dalam
jangka waktu lama. Pasien sering berobat ke pustu dengan keluhan
nyeri di lutut dan tulang-tulangnya, dan pasien diberikan obat anti
nyeri dan deksametason, pasien memiliki riwayat penyakit
gastritis. Efek samping penggunaan NSAID dan Kortikosteroid
8
menyebabkan iritasi lambung. Pemberian obat yang tidak tepat,
kurangnya pengetahuan tentang efek samping obat menyebabkan
hal ini terjadi.
I. KEGIATAN INOVASI
9
2. Secara formal
Kegiatan yang secara formal dilakukan dengan
mengundang seluruh petugas Pustu, Polindes, dan
Poskesdes, untuk hadir di UPTD Puskesmas Toili III,
dengan menghadirkan nara sumber yang terdiri dari dokter
dan Apoteker. Kegiatan ini dilakukan secara aktif dan
interaktif berupa pemaparan materi dan selanjutnya sesi
tanya jawab. Kegiatan secara formal ini dilakukan sejak
tahun 2018.
10
Materi Medication Error disampaikan oleh Apoteker,
membahas tentang kesalahan-kesalahan petugas
kesehatan dalam memberikan obat, Pemilihan materi
pada pertemuan ini berdasarkan hasil diskusi pengelola
obat dengan petugas Pustu, Polindes dan poskesdes. Dari
hasil diskusi bahwa kesalahan–kesalahan yang sering
terjadi adalah 5 hal, yaitu meliputi:
11
memberikan obat yang sesuai dengan kondisi keluhan
pasien.
1. PIS PK
12
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan keluarga
( The health care Function ) adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
13
kebersihan badan dan olah raga teratur, tidak/berhenti
merokok, serta pola makan yang teratur dan seimbang
asupan gizinya untuk menjaga kesehatan.
2. Apabila keluarga memiliki Ibu hamil atau bayi dan
balita, maka pentingnya bersalin di fasilitas kesehatan
sangat saya tekankan, dan pentingnya memberikan
ASI eklusif untuk bayi, serta melakukan imunisasi
dasar lengkap dan pemantauan tumbuh kembang bayi
dan balita melalui posyandu secara rutin setiap bulan.
Edukasi dan informasi tentang penggunaan obat,
terutuma penggunaan Antibiotik untuk bayi dan balita
juga saya sampaikan, agar anggota keluarga terutama
ibu, tidak sembarangan dalam menggunakan obat
antibiotik. Diketahui bahwa bayi dan balita sangat
rentan dengan penyakit ISPA dan Diare, oleh karena
itu anjuran untuk berhati-hati dalam menggunakan
antibiotik sangat saya tekankan, dengan memberikan
informasi dan sharing tentang kegunaan antibiotik,
dan dampak resisten apabila antibiotik digunakan
dengan tidak tepat.
3. Melakukan pengukuran Tekanan darah, apabila saya
peroleh hasil dari pengukuran tekanan darah masuk
dalam kategori hipertensi, maka edukasi tentang
bagaimana selalu mengontrol tekanan darah agar
selalu pada nilai normal sangat saya anjurkan,
memberikan informasi tentang resiko-resiko penyakit
komplikasi akibat tekanan darah tinggi agar anggota
keluarga selalu menjaga kesehatan dengan pola hidup
sehat, dan selalu minum obat tekanan darah tinggi
secara teratur, menganjurkan untuk rutin mengikuti
posyandu lansia yang di adakan didesa setempat. Diet,
olahraga, berhenti merokok, dan hindari stress selalu
14
menjadi advice untuk anggota keluarga dalam
menjaga dan mengontrol tekanan darah.
4. Mengidentifikasi anggota keluarga, manakala ada
yang merasakan gejala-gajala penyakit TBC dan DM.
apabila menemukan anggota keluarga yang
merasakan gejala-gejala dari penyait-tersebut maka
saya anjurkan untuk memeriksakan kesehatan ke
UPTD Puskesmas Toili III.
5. Pentingnya kepesertaan keluarga dalam anggota JKN
juga menjadi anjuran. Bagi anggota keluarga yang
belum masuk anggota JKN disarankan untuk masuk
dalam anggota JKN.
15
disampaikan dalam kegiatan Gema Cermat adalah sebagai
berikut :
4. Lima O
16
Lima O merupkan 5 pertanyaan minimal yang harus
terjawab sebelum seseorang mengkonsumsi obat.
17
cara penggunaannya, sehingga tidak salah saat
mengaplikasikan sediaan obat yang di terima.
18
satu kecamatan. Sasaran kegiatan Gema Cermat
adalah masyarakat, Kader kesehatan, dan siswa
Sekolah Menengah Atas.
2. PAPA MOBAASI
19
habis, mengingatkan agar segera mengambil obat TB untuk
jadwal minum obat selanjutnya. Melalui komunikasi ini pasien
atau keluarga pasien juga diberi kesempatan untuk
berkonsultasi tentang keluhan-keluhan yang dirasakan selama
minum obat, selanjutnya keluhan-keluhan tersebut didiskusikan
bersama Dokter, apoteker dan pengelola program TB untuk
menentukan tindakan yang akan diberikan kepada pasien,
sehingga masalah-masalah keluhan yang disampaikan pasien
dapat teratasi.
20
Tabel 1. Persentase penggunaan Antibiotik pada penyakit Ispa
Non pneumonia dan Diare Non Spesifik
21
Grafik 1. Grafik Persentase penggunaan antibiotik pada Ispa
Non Pneumonia dan diare non spesifik
22
Berdasarkan Grafik di atas menunjukkan bahwa,
persentase capaian POR dari tahun 2016 hingga 2019
mengalami fluktuasi, tetapi semakin meningkat. Fluktuasi ini
terjadi karena tingkat keparahan penyakit yang menyebabkan
pasien diberikan antibiotik dan faktor petugas kesehatan yang
terkadang lupa, bahwa penyakit ispa non pneumonia dan diare
non spesifik tidak perlu menggunakan antibiotik. Oleh sebab
itulah maka kegiatan Shafari Antik ini setiap tahun selalu
dilakukan secara berkala guna untuk selalu updating
pengetahuan tentang kerasionalan dalam pemberian obat.
23
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan
capaian dari beberapa indikator. Menitik berat pada indikator
nomor 7, pada triwulan 1 penderita hipertensi ada 20 orang dan
yang berobat teratur hanya 14 orang sehingga persentase
capaian hanya 70%, setelah dilakukan intervensi pada triwulan
ke 2, penderita hipertensi yang berobat teratur sudah mencapai
100%,. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat dapat
memahami dan menerima edukasi serta informasi tentang
pentingnya Penggunaan Obat yang Rasional, yang telah
disampaikan ketika intervensi PIS PK, juga menunjukan
peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup
sehat.
24
yang bersih dan bergizi, berhenti merokok dan istirahat
yang cukup.
7. Pemberitahuan jadwal pengambilan obat selanjutnya.
25
Pada kartu kontrol tersebut, kolom tanggal pengambilan
obat menunjukkan saat pasien datang mengambil obat,
selanjutnya kolom tanggal permberitahuan pengambilan
obat merupakan tanggal dimana petugas farmasi
menelepon pasien untuk mengingatkan agar segera
mengambil obat TBC. Kartu kontrol diatas menunjukkan
bahwa pasien atas nama Mustofa Djalali pada tanggal 04
bulan 09 tahun 2019 datang mengambil obat, resep yang
diperoleh adalah obat OAT kategori satu sebanyak 2
papan dengan aturan minum sehari satu kali sebanyak 3
tablet di minum malam hari. Dalam 1 papan obat OAT
kategori 1 berisi 28 tablet, sehingga bila 2 papan yang
diperoleh maka jangka waktu minum obat adalah selama
18 hari. Batas tanggal obat habis yaitu tanggal 22
september 2019, dan tanggal pemberitahuan untuk
mengingatkan pasien adalah tangal 20 september, tetapi
ternyata pasien sebelum di telepon sudah mengambil obat
di tanggal 19 september. Ini menunjukkan bahwa pasien
patuh dan mengikuti PIO yang di berikan apoteker kepada
pasien. Anjuran untuk mengambil obat 2 atau 3 hari
sebelum obat habis selalu disampaikan oleh Apoteker
guna untuk mengantisipasi manakala terjadi kekosongan
obat karena keterlambatan penjemputan obat dari Instalasi
Farmasi kabupaten atau kemungkinan petugas baik
pengelola program TBC atau petugas Farmasi tidak
ditempat.
26
Kegiatan Papa Mobaasi yang dilakukan didalam
gedung ini dapat membantu tercapainya indikator PIS PK
poin ke-6, yaitu Penderita TB Paru berobat sesuai standar.
27
Mobaasi, diharapkan kedepannya wilayah UPTD
Puskemas Toili III bebas dari TBC.
28
BAB III
III.I. Kesimpulan
III.II. Saran
29
Antibiotik, untuk itu disarankan perlu untuk pengadaan alat cek jumlah
leukosit darah, sehingga peresepan Antibiotik berdasarkan hasil
pemeriksaan leukosit darah.
30
BAB IV
PENUTUP
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
meredakan penyakit, atau menghilangkan gejala, atau mengubah proses kimia
dalam tubuh. Obat merupakan bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
fisik dan psikis pada manusia dan hewan
1. Tepat diagnosa
2. Tepat pemilihan obat
3. Tepat indikasi
4. Tepat pasien
5. Tepat dosis
6. Tepat cara dan lama pemberian
7. Tepat harga
8. Tepat informasi
9. Kepatuhan pasien
10. Waspada efek samping obat
31
Lampiran : Dokumentasi kegiatan Inovasi
32
33
2. Dokumentasi kegiatan intervensi PIS PK
34
3. Dokumentasi kegiatan Gema Cermat
35
2. Gema cermat masyarakat di area terbuka car free day teluk
lalong
36
3. Gema Cermat bersama masyarakat usia lanjut
37
4. Gema Cermat bersama Kader Pembangunan Manusia
(KPM)
38
5. Dokumentasi Pelayanan Konseling Minum Obat TBC
Implementasi Inovasi Papa Mobaasi
39
7. Dokumentasi Pemasangan poster tentang penyakit TBC di
setiap rumah yang dikunjungi
40
8. Dokumentasi Sk Penanggung jawab pelayanan Obat
41
42
9. Dokumentasi Surat Tugas Home Visite Pasien TBC
43
g
Menurut PP DAFTAR PUSTAKA
44