Anda di halaman 1dari 3

1. Perkembangan pelayanan primer di beberapa negara. Australia.

1/3 level pemerintahan menentukan kebijakan kesehatan kota.


2 % income dipotong untuk asuransi kes/medicare.
Warga dapat mengambil manfaat untuk asuransi pribadi yang memudahkan mereka ke
layanan RS pribadi dgn pilhan dokter.
Gabungan private dan medicare sdh menjadi pilihan dan pelayanan kes melalui UU thn 1972.
1986 Australia bergabung dgn Ottawa Charter (1981) à new Public Health à kebutuhan pada
Negara industry dan Negara lain.
Prioritas : Cardiovaskuler disease, cancer, Mental Health, Injury, DM, Asthma dan penyakit2
Musculoskletal .
PHC di Australia, dilakukan oleh praktisi kesehatan dan mengalami kekurangan integrasi
pelayanan kesehatan dgn dokter swasta, pelayanan kesehatan lebih pada pelayanan oleh
pemerintah.
PHC : dokter umum (dokter keluarga)
Dokter umum adalah mayoritas pemberi layanan PHC & kontak pertama di sistem kes à 40
%.
Pasien tidak dapat langsung ke spesialis tanpa rujukan dokter umum.
Tidak ada batasan utk jumpa dgn dokter umum.
Biaya untuk dokter umum sesuai dgn medicare.
Pasien bias mengklaim 85 % dari fee medicare.
URGANDA
Layanan kesehatan dilakukan melalui tradisonal (TCMPs = Traditional and Complementary
Medical Praktitioners) , umum dan private.
TCMPs à lebih memahami tradisi masy dibanding cara Barat à dukun beranak, herbalist,
spritualis, pengobatan patah tulang, dll
Mereka mendapatkan keterampilannya dari magang (ikut dgn yang sudah ahli).
Pelayanan yg bermanfaat utk dukungan social dan konseling, namun ada juga yang
berbahaya spt; pemotongan, terbakar dll à dilatih, diberi ijin utk bisa mampu menjadi partner
dgn yang professional
Pemerintah membuat HSSP (Health Sector Strategic Plan) melalui UNMHCP (Uganda
Nasitional Minimum Health Care packge) yg di design utk memberikan pelayanan untuk
mencegah penyebab umum kematian dan kesakita è pelayanan KIA, pengendalalian CD dan
non CD, Health promotion, deases prevention, dan inisiatif/pemberdayaan kesehatan
komunitas.
Sistem kes ugandai Didasarkan pada :
PHC: asesiblity à pelayanan tersedia pada level local
Egutability à pelayanan terdistribusi kepada populasi
Pelayanan preventif, promotif, kuratif, ditargetkan pada kondisi umum
Komunity parsitpasion dgn penekanan melalui desentralisasi ke kabupaten dan
kepemimpinan lokal.

2. jelaskan perkembangan PHC di indonesia


Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO) sekitar
tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu
kerjasama multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat.
Menurut Deklarasi Alma Ata (1978) PHC adalah kontak pertama individu, keluarga, atau
masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisi Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah upaya
kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan
pelayanankesehatan. Menurut Menkes, dalam mendukung strategi PHC yang pertama,
Kementerian Kesehatan RI mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5 nilai
yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, yaitu pro-rakyat, inklusif,
responsif,efektif,danbersih.
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang baik untuk masyarakat, Pemerintah
terus berupaya memaksimalkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN). Program JKN telah
mulai dijalankan sejak awal tahun ini. Selaras dengan hal tersebut, pelayanan kesehatan
primer yang kuat menjadi faktor pendukung yang penting.

Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian Kesehatan, yaitu 1.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani; 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan; 3. Menjamin
ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan 4. Menciptakan tata kelola
kepemerintahanyangbaik.

Di Indonesia, penyelenggaraan PHC dilaksanakan di Puskesmas dan jaringan yang berbasis


komunitas dan partisipasi masyarakat, yaitu Poskesdes dan Posyandu yang ada di setiap
wilayah kecamatan dan kelurahan.

Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program yaitu
saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan akses dan
keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini memungkinkan jamu yang
merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat
Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan di dalam
pelayanan kesehatan formal.

untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama


baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara. 
3. jelaskan mengapa perlu pengembangan pelayanan primer.
Pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care) di Indonesia seperti
Puskesmas, Poskesdes, dan Posyandu masih perlu untuk terus
ditingkatkan. Khususnya dalam hal kualitas pelayanannya (Good Clinical
Governance), yang hingga saat ini masih lemah dan belum berjalan
maksimal. Hingga berdampak pada tidak meratanya pelayanan kesehatan
di kalangan masyarakat, terutama pada masyarakat pelosok yang jauh
dari rumah sakit. Padahal, keberadaan Primary Care seperti Puskesmas,
Poskesdes dan Posyandu merupakan solusi terdekat mereka untuk
bertahan hidup..

Anda mungkin juga menyukai