BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengobatan Tradisional
2.2 Apa yang dibicarakan dalam aturan tersebut yang spesifik membahas tentang
Pengobatan Tradisional
b. Dalam Bab II “Tanggung Jawab dan wewenang pemerintah dan pemerintah daerah
“ Pasal 3 – 6 PP No 103 Tahun 2014
Membahas Tentang tanggung jawab dan wewenang pemerintah dan pemerintah
daerah dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional, dalam hal ini
pemerintah memiliki wewenang dalam membuat kebijakan pelayanan kesehatan
tradisional tingkat nasional termasuk dalam metodologi, saintifikasi, dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan tradisional. Pemerintah juga dapat melakukan pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian terhadap pelayanan kesehatan tradisional. Pada
pemerintah daerah provinsi memiliki wewenang dalam mengusulkan pengkajian
terhadap jenis pelayanan kesehatan tradisional yang ada spesifik daerah lokal kepada
pemerintah untuk dilakukan penelitian, pengembangan dan penerapan pelayanan
pengobatan tradisional tersebut.
c. Dalam Bab III “ Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional” Pasal 7 – 16 PP No 103
Tahun 2014
Membahas tentang jenis pelayanan kesehatan tradisional yang meliputi,
kesehatan tradisional empiris, pada pasal 8 ayat (1) peraturan pemerintah Nomor 103
tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanannya
terbukti secara empiris(yang mengacu pada bukti yang diperoleh melalui pengalaman
nyata dan pengamatan langsung dalam penggunaan pelayanan kesehatan tradisional).
kesehatan tradisional komplementer merupakan metode penerapan pengobatan
tradisional yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural yang manfaat dan
keamanannya terbukti secara ilmiah. kesehatan tradisional integrasi merujuk pada
penggabungan dari pendekatan pengobatan kesehatan dari aspek tradisional dengan
pengobatan komplementer alternatif.
e. Dalam Bab IV Bagian Kedua “Alat dan Obat Tradisional” Pasal 23 – 27 PP No 103
Tahun 2014
Berkaitan dengan alat dan obat tradisional yang diatur pada pasal 23 sampai dengan pasal
yang 27 yang mengatur tentang alat dan obat yang akan digunakan dalam pengobatan
tradisional yang menetapkan tentang persyaratan, larangan, standar penggunaan dalam
alat kedokteran dan obat tradisional. pada pasal yang ke 23 mengatur tentang persyaratan
izin dalam penggunaan alat kedokteran, sedangkan pada pasal yang ke 27 membahas
tentang larangan penggunaan dan penjualan obat buatan sendiri tanpa adanya izin.
dengan tujuan memastikan hal keamanan dan kualitas sesuai dengan peraturan yang
sudah ditetapkan.
2.3 Pengobatan Tradisional seperti apa yang dibahas dan diatur dalam Peraturan
pemerintah No 103 Tahun 2014
Didalam peraturan yang dibahas dan diatur dalam peraturan pemerintan Nomor 103
Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan tradisional, ada tiga jenis pengobatan kesehatan
tradisional seperti;
1.Pengobatan kesehatan Empiris
2.Pengobatan kesehatan Komplementer
3.dan pengobatan kesehatan integrasi
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
[1] R. Rismadona, “Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Kota Prabumulih Propinsi
Sumatera Selatan,” J. Penelit. Sej. Dan Budaya, vol. 4, no. 2, pp. 1177–1188, 2019, doi:
10.36424/jpsb.v4i2.65.
[2] I. Indarto and A. Kirwanto, “Exprorasi Metode Pengobatan Tradisional Oleh Para
Pengobat Tradisional Di Wilayah Karesidenan Surakarta,” Interes. J. Ilmu Kesehat., vol.
7, no. 1, pp. 75–86, 2018, doi: 10.37341/interest.v7i1.76.
[3] N. P. S. Wahyuni, “Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional di Indonesia,” J. Yoga Dan
Kesehat., vol. 4, no. 2, p. 149, 2021, doi: 10.25078/jyk.v4i2.2234.
[4] I. M. O. A. Parwata, “Obat Tradisional,” J. Keperawatan Univ. Jambi, p. 218799, 2016.