Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERATURAN PEMERINTAH NO 103 TAHUN 2014


“Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional”

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. BAGAS INDRA PERKASA 462018021


2. REPI T. KEMONG 462018418
3. JENNYFER MAYUMI KASEGER 462019058
4. KRISTINA A. MAPAREYAU 462019403
5. ODILLIA CHRISTINA CANDELARIA DOM 462021032
6. DICKY JEFTA KAPISA 672018346
7. APRILLIA STEFVANI TETIKAY 672020021
8. NOPAN 672020079
9. PRAGNANTA YOPIE PRAMASTYA 672020133
10. RIKO ADI SAPUTRA 672020332
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pengobatan tradisional di Indonesia pada masa sekarang masih banyak mendapatkan


perhatian baik dari kalangan masyarakat maupun pakar di bidang kesehatan, didalam
masyarakat pengobatan tradisional masih hidup dan masih banyak digunakan berdampingan
dengan pengobatan modern hingga sampai sekarang, pengobatan tradisional dianggap
sebagai alternatif dalam pengobatan atau pemulihan pada kesehatan manusia [1].
Pengobatan tradisional adalah salah satu fenomena sosial budaya yang telah menyatu
didalam kehidupan masyarakat di desa maupun kota-kota besar. Pengobatan tradisional
digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit dan terdapat banyak jenis dan cara dalam
pengobatan tradisional tesebut [2].
Pengobatan tradisional di Indonesia diatur pemerintah dalam Peraturan Pemerintah No
103 Tahun 2014 yang membahas tentang “Pelayanan Kesehatan Tradisional” , PP tersebut
membahas dan mengatur tentang aturan pelayanan kesehatan tradisional mulai dari aturan
pelayanan dan aturan pengobatan tradisional.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengobatan tradisional
2) Apa yang dibahas dan diatur dalam peraturan pemerintah terkait pengobatan
tradisional
3) Apa contoh kasus terkait batra dalam pengobatan tradisional tersebut

1.3 Tujuan Masalah


1) Untuk mengetahui pengertian pengobatan tradisional secara umum
2) Mengetahui apa saja yang dibahas dan diatur dalam peraturan pemerintah terkait
pengobatan tradisional
3) Mengetahui salah satu contoh kasus terkait dalam pengobatan tradisional.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional merupakan akumulasi dari pengetahuan, keterampilan dan praktek


yang didasarkan pada berbagai teori, kepercayan dan pengalaman yang dikembangkan oleh
berbagai kebudayaan. Pengobatan tradisional digunakan untuk mempertahankan kesehatan
tubuh dengan cara menjaga kesehatan, mendiagnosis dan mengobati penyakit fisik maupun
mental. Dalam pengobatan tradisional, penggunaan tanaman obat jauh lebih banyak
dibandingkan dengan penggunaan bahan-bahan dari hewani [3].
Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara
traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman [4]. Bagian dari obat
tradisional yang banyak digunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat adalah akar, rimpang,
batang, buah, daun dan bunga, contohnya seperti :
Akar alang-alang digunakan untuk obat penurun panas.
Rimpang temulawak dan rimpang kunyit digunakan untuk obat hepatitis.
Batang kina digunakan untuk obat malaria.
Kulit batang kayu manis digunakan untuk obat tekanan darah tinggi.
Buah mengkudu digunakan untuk obat kanker.
Dan masih banyak lagi yang dipergunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
obat tradisional baik dari hasil olahan seperti jamu ataupun langsung dengan daun atau
tanaman yang digunakan secara langsung sebagai obat.

2.2 Apa yang dibicarakan dalam aturan tersebut yang spesifik membahas tentang
Pengobatan Tradisional

Pelayanan kesehatan tradisional diatur pemerintah didalam Peraturan Pemerintah No 103


Tahun 2014, membahas tentang aturan-aturan terkait pelayanan dan pengobatan tradisional.
Peraturan Pemerintah No 103 Tahun 2014 terdiri dari 13 BAB dan 86 Pasal yang secara garis
besar membahas seperti dibawah :
a. Dalam Bab I “Ketentuan Umum” PP No 103 Tahun 2014
Membahas tentang pelayanan pengobatan tradisional yang mencakup berbagai
praktik dan metode terapi alternatif yang digunakan dalam mencegah masalah kesehatan
dalam masyarakat. pelayanan kesehatan tradisional dapat mencakup penggunaan
 ramuan herbal
 terapi akupuntur
 pijat refleksi
 spiritual healing, dan metode lainnya.
pelayanan kesehatan tradisional merupakan suatu pelayan pengobatan atau
perawatan masyarakat yang diberikan dengan cara dan obat yang mengacu pada
pengalaman dan keterampilan yang sudah ada sejak dulu yang dapat
dipertanggungjawabkan dan bisa diterapkan sesuai dengan norma yang ada dan berlaku
dalam masyarakat.

b. Dalam Bab II “Tanggung Jawab dan wewenang pemerintah dan pemerintah daerah
“ Pasal 3 – 6 PP No 103 Tahun 2014
Membahas Tentang tanggung jawab dan wewenang pemerintah dan pemerintah
daerah dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional, dalam hal ini
pemerintah memiliki wewenang dalam membuat kebijakan pelayanan kesehatan
tradisional tingkat nasional termasuk dalam metodologi, saintifikasi, dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan tradisional. Pemerintah juga dapat melakukan pembinaan,
pengawasan, dan pengendalian terhadap pelayanan kesehatan tradisional. Pada
pemerintah daerah provinsi memiliki wewenang dalam mengusulkan pengkajian
terhadap jenis pelayanan kesehatan tradisional yang ada spesifik daerah lokal kepada
pemerintah untuk dilakukan penelitian, pengembangan dan penerapan pelayanan
pengobatan tradisional tersebut.
c. Dalam Bab III “ Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional” Pasal 7 – 16 PP No 103
Tahun 2014
Membahas tentang jenis pelayanan kesehatan tradisional yang meliputi,
kesehatan tradisional empiris, pada pasal 8 ayat (1) peraturan pemerintah Nomor 103
tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanannya
terbukti secara empiris(yang mengacu pada bukti yang diperoleh melalui pengalaman
nyata dan pengamatan langsung dalam penggunaan pelayanan kesehatan tradisional).
kesehatan tradisional komplementer merupakan metode penerapan pengobatan
tradisional yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural yang manfaat dan
keamanannya terbukti secara ilmiah. kesehatan tradisional integrasi merujuk pada
penggabungan dari pendekatan pengobatan kesehatan dari aspek tradisional dengan
pengobatan komplementer alternatif.

d. Dalam Bab IV Bagian Pertama “Tata Cara Pelayanan Kesehatan Tradisional”


Pasal 17 – 22 PP No 103 Tahun 2014
Membahas tentang tata cara pelayanan kesehatan tradisional yang diatur dalam
peraturan pemerintah no 103 tahun 2014 dimuat di pasal 17 sampai pasal yang ke 22
terkait dengan pelayanan kesehatan tradisional. dalam pasal yang tercantum mencakup
tentang pelayanan preventif dan promotif, kewajiban pelaporan pelayanan kesehatan,
standar profesi serta prosedur operasional, kewajiban merujuk/menerima pasien,
mentaati kewajiban kode etik beserta sanksi dan penegakan dilaksanakan oleh
pemerintah bersama dengan asosiasi profesi tenaga kesehatan tradisional.

e. Dalam Bab IV Bagian Kedua “Alat dan Obat Tradisional” Pasal 23 – 27 PP No 103
Tahun 2014
Berkaitan dengan alat dan obat tradisional yang diatur pada pasal 23 sampai dengan pasal
yang 27 yang mengatur tentang alat dan obat yang akan digunakan dalam pengobatan
tradisional yang menetapkan tentang persyaratan, larangan, standar penggunaan dalam
alat kedokteran dan obat tradisional. pada pasal yang ke 23 mengatur tentang persyaratan
izin dalam penggunaan alat kedokteran, sedangkan pada pasal yang ke 27 membahas
tentang larangan penggunaan dan penjualan obat buatan sendiri tanpa adanya izin.
dengan tujuan memastikan hal keamanan dan kualitas sesuai dengan peraturan yang
sudah ditetapkan.

2.3 Pengobatan Tradisional seperti apa yang dibahas dan diatur dalam Peraturan
pemerintah No 103 Tahun 2014

Didalam peraturan yang dibahas dan diatur dalam peraturan pemerintan Nomor 103
Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan tradisional, ada tiga jenis pengobatan kesehatan
tradisional seperti;
1.Pengobatan kesehatan Empiris
2.Pengobatan kesehatan Komplementer
3.dan pengobatan kesehatan integrasi

2.4 Contoh Kasus terkait batra dalam pengobatan tradisional


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
[1] R. Rismadona, “Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Kota Prabumulih Propinsi
Sumatera Selatan,” J. Penelit. Sej. Dan Budaya, vol. 4, no. 2, pp. 1177–1188, 2019, doi:
10.36424/jpsb.v4i2.65.
[2] I. Indarto and A. Kirwanto, “Exprorasi Metode Pengobatan Tradisional Oleh Para
Pengobat Tradisional Di Wilayah Karesidenan Surakarta,” Interes. J. Ilmu Kesehat., vol.
7, no. 1, pp. 75–86, 2018, doi: 10.37341/interest.v7i1.76.
[3] N. P. S. Wahyuni, “Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional di Indonesia,” J. Yoga Dan
Kesehat., vol. 4, no. 2, p. 149, 2021, doi: 10.25078/jyk.v4i2.2234.
[4] I. M. O. A. Parwata, “Obat Tradisional,” J. Keperawatan Univ. Jambi, p. 218799, 2016.

Anda mungkin juga menyukai