Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN INTERNAL

PEL
PEL A YANAN KES
K ESEH
EHA
A TAN
TRA
TRA DISION
DISIONAA L (YA
(YA NKESTRA
NKESTRA D)

DINA
DINA S KESEHA
KESEHA TAN KAB
KA B UPATEN NGA
NGA WI
UPT PUSKESM
PUSKESMA
A S KEDU
K EDUNGG
NGGA
A LAR
LA R
BAB I
PENDAHULUAN

 A. LATAR
LA TAR BEL
B ELAK
AKANG
ANG
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia
yang produktif sebagai sosial dan ekonomi. Sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009. Oleh karena itu, pengobatan dan
perawatan yang diberikan kepada masyarakat harus dapat dipertanggung
 jawabkan manfaat
manfaat dan keamananya.
keamananya.
Pelayanan kesehatan tradisional sebagai sejarah budaya Indonesia.
Bersama pelayanan kesehatan konvensional diarahkan untuk menciptakan
masyarakat yang sehat, mandiri, dan berkedaulatan melalui pemanfaatan
tenaga dan keterampilan. Berdasarkan data tahun 2013 proporsi rumah
tangga yang memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisonal sebesar 30,4% ,
keterampilan sebanyak 17,8% dan ramuan sebesar 49%. Sedangkan aneka
ragam spesies tanaman terdapat lebih dari 1600 jenis tanaman obat yang
berpotensi sebagai produk ramuan kesehatan tradisional secara turun-
temurun, dan kondisi ini menggambarkan bahwa pelayanan kesehatan
tradisional banyak diminati untuk upaya penyembuhan.
Pelayanan kesehatan tradisional menggunakan cara dan jenis yang
mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun-temurun secara empiris
dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan norma agama dan budaya
masyarakat. Sedangkan kompetensi penyehat tradisional (Hattra)
dikembangkan melalui upaya saintifikasi produk dan prakteknya agar dapat
diterima dan diakui manfaat, mutu serta keamananya bagi masyarakat luas.
Dalam pengembangan pelayanan kesehatan tradisional empiris dan
pelayanan kesehatan tradisional komplementer harus dibina dan diawasa oleh
pemerintah, sehingga diperlukan landasan ,kepastian dan perlindungan
hukum (WHO complementary medicine 2014-2023).

.
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar dapat mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya melalui pelayanan kesehatan tradisional.
Tujuan Khusus :
1. Memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat.
masyarakat .
2. Menginventarisasi
Menginventarisasi jumlah pengobat tradisional jenis dan cara
pengobtanya.
3. Meningktakan mutu pelayanan
pelayanan kesehatan
kesehatan tradisional.
tradisional.
4. Membangun sistem pelayanan kesehatan tradisional yang bersinergi
dengan pelayanan kesehatan konvensional.
5. Memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan pemberi pelayanan
kesehatan tradisional.
C. SASARAN
1. Penyehat tradisonal / Hattra.
2. Masyarakat sebagai klien.
D. LANDASAN
LANDASA N HUKUM
1. Permenkes RI Nomor 61 Tahun 2016 Tentang
Tentang Pelayanan Kesehatan
Kesehatan
Tradisional Empiris.
2. UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3. UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
4. PP Nomor 103
103 Tahun
Tahun 2014 Tentang Yankestrad.
Yankestrad.
5. PP Nomor 72 Tahun 2012
2012 Tentang
Tentang SKN.
6. Permenkes Nomor
Nomor 1787/Menkes/Per/XII/201
1787/Menkes/Per/XII/2010
0 Tentang Iklan Dan
Publikasi Yankes.
7. Permenkes Nomor 7 Tahun 2012 Tentang
Tentang Registrasi
Registrasi Obat Tradisional.
Tradisional.
8. Permenkes Nomor
Nomor 90 Tahun 2013
2013 Tentang
Tentang SP3T.
9. Permenkes Nomor 64
64 Tahun 2015
2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kemenkes.
10. Kepmenkes Nomor 381/Menkes/SK/III/2007
381/Menkes/SK/III/2007 Tentang Kebijakan Obat
Tradisional Nasional.
E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Pelayanan Kesehatan Tradisional/Yankestrad
Tradisional/Yankestrad
Pengobatan dan atau perawatan tradisional yang mengacu pada
pengalaman dan keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun
dan dapat dipertanggung jawabkan serta diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat.
m asyarakat.
2. Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional
a) Yankestrad empiris.
b) Yankestrad komplementer.
c) Yankestrad integrasi.
3. Cara Pengobatan Yankestrad
a) Ramuan terdiri dari tumbuhan, hewan dan mineral dengan
metode herbal/jamu.
b) Keterampilan terdiri
terdiri dari tehnik manual, terapi olah pikir, terapi
energi dengan metode pijat, terapi patah tulang, bekam, rukyah,
hipnoterapi tenaga dalam serta roki.
c) Gabungan/ kombinasi memadukan metode keterampilan dan
ramuan berdasarkan teori.
4. Pembinaan dan Pengawasan
Dilakukan secara berjenjang mulai Menteri, Kadinkes Provinsi,
Kadinkes Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas dan kewenanganya.
kewenanganya.
5. Perizinan dan Pendaftaran
a) Setiap penyehat tradisional /Hattra
/H attra harus memiliki Surat
Terdaftar Penyehat Tradisional/STPT yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah atau Kabupaten/Kota.
Kabupaten/Kota.
b) Setiap Hattra yang
yang menjalankan
menjalankan praktek wajib memiliki STRTKT
dan SIPTKT.
BAB II
PEMBAHASAN

 A. DEFINISI
Pelayanan kesehatan tradisional/Yankestrad adalah gabungan
pengetahuan, keterampilan dan praktek yang berdasarkan teori, keyakinan
dan pengalaman dari kebudayaan tertentu, baik yang dapat dijelaskan
maupun tidak dan yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta
pencegahan, diagnosis, perbaikan atau pengobatan penyakit fisik dan mental
(Traditional Medicine, WHO) .
Yankestrad adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat
yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara
empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai norma
yang berlaku di masyarakat (UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).

B. JENIS PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL


TRADISIONAL
Pelayanan kesehatan
kesehatan tradisional terdiri dari 3 jenis yaitu :
1. Yankestrad Empiris
Penerapan kesehatan tradisional yang manfaat dan keamanya terbukti
secara empiris.
Ketentuan :
a) Dapat dipertanggung
dipertanggung jawabkan dan
dan digunakan secara
secara rasional.
b) Dalam rangka
rangka upaya
upaya promotif
promotif perventif.
perventif.
c) Digunakan dalam pendekatan holistik dan alamiah untuk
menyeimbangkan kembali antara kemampuan adaptasi dengan
penyebab gangguan kesehatan.
d) Tidak bertentangan dengan norma agama
(klenik,mistik/menggunakan bantuan gaib) dan norma yang
berlaku di masyarakat.
e) Tidak bertentangan dengan program pemerintah dalam upaya
kesehatan masyarakat.
Tabel 2.1 Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris

PENDAFTAR
UPAYA
SDM KEILMUAN
KEIL MUAN PENDIDIKAN  AN DAN TEMPAT
KESEHATAN
PERIZINAN

Penyehat Terbukti -informal Promotif dan STPT Mandiri atau


tradisional secara (kursus) preventif berlaku 2 praktik
empiris -non formal tahun dan berkelompok
(magang dapat di panti
pada Hattra diperbaharui sehat
senior)

2. Yankestrad Komplementer
Penerapan kesehatan tradisional yang memanfaatkan ilmu biomedis
dan biokultural dalam penjelasnya serta manfaat dan kemananya
terbukti secara ilmiah.
Jenis Yankestrad Komplementer ditetapkan oleh Menteri setelah
mendapat rekomendasi dari tim, yang terdiri dari Kemkes, OP, praktisi
dan pakar Kestrad.

Tabel 2.2 Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer


PENDAFTA
UPAYA
SDM KEILMUAN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN RAN DAN TEMPAT
KESEHATAN
PERIZINAN
Tenaga Biokultural Formal : Promotif, STR TKT Mandiri atau
kesehatan dan minimal D3 di preventif, dan SIP berkelompok
tradisional biomedis bidang kuratif, dan TKT di fasilitas
(Nakestrad) terbukti Yankestrad rehabilitatif pelayanan
secara kesehatan
ilmiah tradisional

3. Yankestrad Integrasi
Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang mengkombinasikan
pelayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan
tradisional komplementer, baik bersifat pelengkap atau pengganti.
Tabel 2.3 Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi
PENDAFTAR
UPAYA
SDM KEILMUAN
KEIL MUAN PENDIDIKAN  AN DAN TEMPAT
KESEHATAN
PERIZINAN
Dilakukan Kombinasi Formal : Promotif, STR dan SIP Fasilitas
secara Yankes minimal D3 preventif, pelayanan
bersama konvension kuratif, kesehatan
oleh al dan rehabilitatif
Nakes Yankestrad
komplement
er

C. TATACARA PELAYANAN, REGIST


REGISTRASI
RASI DAN PERIZINAN
PERIZINAN
1. Penyehat Tradisional (Hattra)
Syarat dan ketentuan :
a) Hattra hanya dapat menerima
menerima klien sesuai
sesuai keilmuan
keilmuan dan
keahlian.
b) Bila berhalangan
berhalangan praktik tidak dapat digantikan
digantikan oleh Hattra
Hattra
lainya.
c) Bila tidak mampu memberikan
memberikan pelayanan
pelayanan , wajib mengirimkan
mengirimkan
klien ke fasilitas pelayanan kesehatan.
d) Wajib memiliki STPT .
e) Tidak melakukan
melakukan intervensi
intervensi tubuh yang
yang bersifat invasif.
f) Hanya dapat memiliki 1 STPT dan 1 tempat praktik.
g) Izin praktik
praktik perseorangan
perseorangan melekat
melekat pada
pada STOT Hattra.
h) Setiap panti
panti sehat harus memiliki
memiliki izin sarana.
i) Wajib menaati kode etik hattra.

Syarat untuk mendapatkan STPT :


STPT hanya diberikan Hattra yang tidak melakukan intervensi terhadap
terhadap
tubuh yang bersifat invasif serta tidak bertentangan dengan konsep dan
ciri khas Yankestrad empiris. STPT berlaku 2 tahun dan dapat
diperpanjang. Persyaratanya yaitu :
a) Surat pernyataan mengenai metode atau tahnik pelayanan yang
diberikan.
b) Fotokopi KTP yang masih berlaku.
c) Pas foto terbaru 4x6 2 lembar.
d) Surat keterangan lokasi praktik dari kelurahan atau kantor desa.
e) Surat pengantar
pengantar dari Puskesmas.
f) Rekomendasi Dinkes Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota (dilakukan
(dilakukan setelah
penilaian teknis).
g) Surat rekomendasi
rekomendasi dari asosiasi
asosiasi terkait.
terkait.

Syarat untuk memperpanjang STPT :


a) Fotokopy STPT yang masih berlaku.
b) Rekomendasi Dinkes Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota (dilakukan
(dilakukan setelah
penilaian teknis).
c) Permohonan diajukan
diajukan paling
paling lambat 3 bulan sebelum
sebelum jangka
waktu STPT berakhir.

2. Tenaga Kesehatan
Kesehatan Tradisional (Nakestrad)
(Nakestrad)
Syarat dan ketentuan :
a) Pemberian Yankestradkom
Yankestradkom harus sesuai
sesuai dengan
dengan standar profesi,
profesi,
standar pelayanan dan SPO.
b) Bila berhalangan
berhalangan praktik dapat
dapat digantikan oleh Nakestrad lain
yang memiliki kompetensi dan kewenangan yang sama.
c) Bila tidak mampu memberikan
memberikan pelayanan
pelayanan wajib
wajib merujuk ke
ke
fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan
tradisional
d) Wajib memiliki
memiliki STR TKT dari konsil (berlaku
(berlaku 5 tahun).
e) Wajib memiliki SIP TKT.
f) Pembaharuan SIP TKT dilaksanakan
dilaksanakan sepanjang STRTKT masih
berlaku.
g) Wajib mematuhi etika profesi.

Persyaratan STRTKT DAN SIPTKT bagi Nakestrad :


STRTKT Diterbitkan oleh konsil/MTKI.
a) Ijazah Kestrad.
b) Sertifikasi kompetensi.
c) Surat keterangan sehat.
d) Pernyataan telah mengucapkan
mengucapkan sumpah profesi.
e) Pernyataan mematuhi
mematuhi dan melaksanakan
melaksanakan ketentuan etika
profesi.
f) SIPTKT diterbitkan
diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
atas Rekomendasi Pejabat Kesehatan yang berwenang di
Kabupaten/Kota.
g) STRTKT.
h) Surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat keterangan
dari Pimpinan Fasilitas Pelayanan
P elayanan Kesehatan.

D. SUMBERDAYA
SUMBERDAYA MANUSIA
MANUSIA PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
TRADISIONAL

DOKTER
PERAWAT, BIDAN FISIOTERAPI
(AKUPUNTUR,
(AKUPUNTUR, HERBAL )

Harus memiliki : Harus memiliki :


1. Sertifikasi kompetensi/CPD 1. Sertifikat pelatihan akupuntur.
yang dikeluarkan oleh PDAI, 2. Sertifikasi BPPSDMK
PERDAFKI. Kemenkes.
2. Sertifikasi BPPSDMK
BPPSDMK 3. Kurmod : terakreditasi
Kemenkes. BPPSDMK Kemenkes.
3. Kurmod : terakreditasi 4. Register dan ijin : STR
STR dan
dan SIP
BPPSDMK Kemenkes. profesi perawat/ bidan/
4. Register dan ijin : STR
STR dan
dan SIP fisioterapi.
profesi dokter.

E. PANTI SEHAT
1. Jenis-Jenis Panti Sehat
Panti sehat tidak boleh melaksanakan pelayanan rawat inap. Panti
sehat dapat dikelompokan menjadi dua yaitu terdiri dari :
a) Panti sehat perorangan yaitu : tempat Hattra
Hat tra melakukan
pelayanan secara perorangan. Sedangkan ijin penyelenggaraan
panti sehat perorangan melekat pada STPT yang dimiliki oleh
penyehat tradisional (Hattra).
b) Panti sehat berkelompok yaitu : tempat hattra melakukan
pelayanan secara bersama-sama yang dimiliki oleh perorangan
atau badan hukum dan harus memiliki penanggungjawab teknis
yang memiliki STPT.
2. Izin Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Panti Sehat
Mengajukan surat permohonan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota,
dengan melampirkan :
a) STPT masing-masing
masing-masing hattra.
b) Fotokopy pendirian
pendirian badan
badan usaha, kecuali
kecuali perorangan.
perorangan.
c) Identitas lengkap pemohon.
d) Surat keterangan
keterangan domisili dari kelurahan.
kelurahan.
e) Profil panti sehat
sehat (struktur
(struktur organisasi kepenguru
kepengurusan,
san, daftar
tenaga, sarana dan prasarana, jenis pelayanan yang diberikan).
f) Rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (setelah
dilakukan penilaian).

F. PENGGUNAAN
PENGGUNAAN ALAT
AL AT DAN TEKNOLOGI
 Alat dan teknologi kesehatan tradisional
tradisional dapat berupa instrumen, mesin dan
bahan lain yang tidak mengandung obat, yang digunakan untuk mencegah
dan meringankan keluhan, dan memulihkan kesehatan.
1. Penggunaan alat dan teknologi
teknologi Hattra
a) Hanya dapat menggunakan alat dan teknologi yang aman bagi
kesehatan dan sesuai dengan metode/ilmunya.
b) Dilarang menggunakan alat kedokteran dan penunjang
diagnostik kedokteran.
c) Penggunaan alat dan teknologi harus memiliki izin dari lembaga
kesehatan yang berwenang.
2. Penggunaan alat dan teknologi Nakestrad
a) Dilarang menggunakan alat kedokteran dan penunjang
diagnostik kedokteran kecuali bila sesuai dengan metode,
kompetensi dan kewenanganya.

G. OBAT TRADISIONAL
TRADISIONAL
Penggunaan obat tradisional
tradisional terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Sediaan jadi obat tradisional, obat herbal terstandar
terstandar dan fitofarmaka
yang memiliki nomor izin edar. Sedangkan cara pemberian sediaan jadi
obat tradisional harus sesuai dengan aturan pakai yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan keluhan.
2. Sediaan jadi obat tradisional
tradisional racikan
racikan sendiri contonya
contonya jamu yang dibuat
segar, ramuan simplisia kering dan obat ramuan luar. Pemberian obat
tradisional penyehat tradisional tidak boleh mencampur antara obat
tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang diproduksi oleh
industri dengan obat tradisional racikan sendiri.
BAB III

KEGIATAN PELAYANAN K ESEHATAN


ESEHATAN TRADISIONAL
TRADISIONAL

 A. PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYA AN MASYARAK
MASY ARAK AT

1. Pengertian
Menurut peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 pemerintah
bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam upaya pengembangan kesehatan tradisional.
Masyarakat diarahkan agar dapat melakukan perawatan kesehatan
secara mandiri dan benar, yang dilaksanakan melalui pemanfaatan
taman obat keluarga dan keterampilan melalui penyuluhan dan
pelatihan. Masyarakat secara perorangan dapat berperan aktif dalam
upaya pengembangan kesehatan keluarga.
2. Tujuan :
Menurut Permenkes Nomor 9 Tahun 2016 tentang upaya
pengembangan kestrad melalui asuhan mandiri pemanfaatan toga dan
akupresur, tujuan pemberdayaan masyarakat adalah untuk mengatasi
kesehatan ringan dan memelihara kesehatan individu maupun
keluarga.

B. PUBLIKASI
PUBLIKA SI DAN PERIKL
PERIKLANAN
ANAN
Publikasi dan periklanan dalam
dalam hal ini terdiri dari :
1. Penyehat Tradisional (Hattra)
Wajib memasang papan nama praktik yang berisi nama, tatacara
pelayanan, waktu pelayanan dan STPT . Tetapi Hattra dilarang
melakukan publikasi dan iklan baik melalui media cetak maupun
elektronik.

PENYEHAT
PENYEHAT TRADISIONAL (HATTRA)
NAMA :
BUKA :
JAM :
NOMOR STPT :
JENIS PELAYANAN :

Conton Papan Nama Praktik Hattra

2. Tenaga Kesehatan
Kesehatan Tradisional (Nakestrad)
(Nakestrad)
Wajib memasang papan nama praktik yang berisi nama, jenis, tempat
dan jam pelayanan serta gelar keahlian yang sesuai, SIPTKT. Dapat
melakukan iklan dan publikasi Yankestrad Komplementer sesuai
peraturan perundang-undangan.
TENAGA KESEHATAN TRADISIONAL
TRADISIONAL
NAMA :
BUKA :
JAM :
NOMOR SIPTKT :
JENIS PELAYANAN :

Contoh Papan Nama Praktik Tenaga Kesehatan Tradisional

C. SISTEM PELAPORAN
PELAPORA N
Hattra dan Nakestrad wajib melapor ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melalui Puskesmas setempat.
Laporan dilakukan setiap bulan yang memuat :
1. Jumlah dan jenis
jenis kelamin
kelamin klien.
klien.
2. Jenis keluhan.
3. Metode yang digunakan.
4. Cara pelayanan.

D. SANKSI ADMINISTRATIF
Sanksi administratif dapat diberikan apabila Hattra, Nakestrad,
Nakestrad, maupun
penyelenggara Fasyankestrad melakukan pelanggaran yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
perundang-undangan dan dapat merugikan klien. Sanksi
tersebut terdiri dari :
1. Penyehat Tradisional :
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis.
c) Pembatalan STPT
2. Tenaga Kesehatan Tradisional :
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis.
c) Pencabutan izin.
3. Penyelenggara
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Tradisional
Tradisional :
a) Teguran lisan.
b) Teguran tertulis.
c) Pencabutan izin.
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

1. Pembinaan dan pengawasan


pengawasan dilakukan secara
secara berjenjang mulai Menteri,
Kadinkes Provinsi, Kadinkes Kabupaten/Kota sesuai tugas dan
kewenanganya.
2. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dapat melibatkan institusi terkait
dan masyarakat.
3. Dalam melaksanakan
melaksanakan pengawasan (Menteri,
(Menteri, Kadinkes Provinsi, Kadinkes
Kabupaten/Kota) dapat mengangkat tenaga pengawas.
4. Tenaga pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelanggaran
pelayanan kesehatan tradisional empiris.
BAB V
TANGGUNG
TANGGUNG JAWA B DAN WEWENANG
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH

 A. PEMERINTAH
1. Membuat kebijakan
kebijakan penyelenggara
penyelenggaraan
an Yankestrad tingkat
tingkat nasional.
nasional.
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan.
pengawasan.
3. Mendorong penerapan, penelitian dan pengembangan Yankestrad.
4. Melakukan pemantauan, pengelolaan, kemitraan dan evaluasi
Yankestrad skala nasional.
5. Membuat sistem pelaporan yankestrad.
yankestrad.
6. Meningkatkan mutu penyelenggaraan.
penyelenggaraan.
7. Menjamin
Menjami n keamanan penyelenggaraan.
penyelenggaraan .
B. PROVINSI
1. Membuat kebijakan daerah mengacu pada kebijakan nasional.
2. Mengusulkan pengkajian spesifik daerah
daerah kepada pemerintah.
3. Melakukan pelaporan Yankestrad skala provinsi.
provinsi.
4. Mendayagunakan
Mendayagunakan Nakestrad.
C. KABUPATEN/KOTA
1. Membuat kebijakan daerah mengacu pada kebijakan provinsi dan
nasional.
2. Mengusulkan pengkajian spesifik daerah kepada pemerintah melalui
provinsi.
3. Melakukan pelaporan Yankestrad.
4. Memberikan perizinan
perizinan bagi
bagi Nakestrad.
Nakestrad.
5. Mendayagunakan
Mendayagunak an Hattra dalam rangka pelayanan kesehatan promotif
dan preventif.
BAB VI
PENUTUP

Dengan rahmat Tuhan YME bahwa pembangunan kesehatan ditujukan untuk


meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang
dalam rangka mewujudkan kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum, maka kami membuat buku pedoman pelayanan kesehatan
tradisional dengan tujuan :

1) Pedoman Pelayanan Kesehatan Tradisional ini diharapkan dapat menjadi


acuan untuk lebih memantapkan potensi dalam tatalaksana Kesehatan
Tradisonal bagi Masyarakat.
2) Buku pedoman ini merupakan dokumen hidup (livingdocument) yang akan
terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
3) Dokumen ini juga terbuka terhadap saran-saran untuk perbaikan dan
penyempurnaan.
4) Akhirnya semoga buku pedoman ini bermanfaat secara maksimal, dengan
tidak mengurangi kesempatan untuk berkonsultasi
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris .


………..Jakarta : Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradision
T radisional.
al.

Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi. 2017. Penguatan Yankestrad di Kabupaten.


………Ngawi.
Ngawi. Ngawi : Seksi Yankestrad Kabupaten Ngawi.
By Faizal Asegaf

Anda mungkin juga menyukai