Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN INTERNAL PROGRAM

KESEHATAN TRADISIONAL
PUSKESMAS PABUARAN
TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PABUARAN
Jl. Raya Puncak Tugu N0 .08 Telepon (0266) 6345942
Email : puskesmaspabuaran66@gmail.com
Kecamatan Pabuaran-Sukabumi 43173
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM KESEHATAN TRADISIONAL
PUSKESMAS PABUARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan dan
atau perawatan cara lain dari diluar ilmu kedokteran dan atau keperawatan
yang banyak dimanfaatkan dalam mengatasi masalah kesehatan .Untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Pengobatan Tradisional
(BATTRA) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat maka dilakukan
monitoring evaluasi kegiatan battra.
Kegiatan ini sebagai implementasi dari Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional (BATTRA) dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
penyelengaraan Pengobatan Komplomenter Alternatif di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan pelayanan Pengobatan
Tradisional (BATTRA) terhadap masyarakat lebih bermutu sehingga terhindar
dari hal-hal yang diinginkan.Sehubungan dengan hal tersebut, adalah sangat
beralasan bilamana harus tersusun Pedoman Pelayanan kesehatan
tradisional. Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan
dalam melaksanakan kegiatan di Puskesmas Pabuaran.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan pengobat tradisional dan derajat kesehatan
masyarakat dengan penggunaan obat-obat tradisional.

2. Tujuan Khusus
a. Membangun sistem pelayanan kesehatan tradisional yang bersinergi
dengan pelayanan kesehatan konvensional;
b. Membangun system pelayanan kesehatan tradisional Komplemter yang
bersinergi dan dapatberintegrasi dengan pelayanan kesehatan
konvensional di fasilitas pelayanan kesehatan;
c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat;
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tradisional ;dan
e. Memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan pemberi pelayanan
kesehatan tradisional.

A. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan yang diatur dalam pedoman ini meliputi:
1. Pelayanan di dalam gedung
Adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan didalam gedung
Puskesmas
yang meliputi penyuluhan
2. Pelayanan diluar gedung
Adalah Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar gedung Puskesmas
yang
meliputi pembinaan dan pendataan.
B. Batasan Operasional
Program Kesehatan Tradisional merupakan suatu program yang
menangani semua yang berhubungan dengan pengobatan tradisional
1. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris
Merupakan penerapan pelayanan kesehatan tradisional yang manfaat dan
keamanannya terbukti secara empiris ( turun temurun).
2. Pelayanan Keshatan Tradisional Komplementer
Merupakan pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan ilmu
biokultural dan ilmu biomedis yang manfaat dan keamanannya terbukti
secara ilmiah.
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi
Merupakan pelayanan kesehatan yang mengombinasikan pelayanan
kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan tradisional
komplementer.
4.Fasilitas Yankestrad adalah fasilitas yankes yang menyelenggarakan
pengobatan
/ perawatan yankestrad komplenter.
5.Penyehat tradisional ramuan adalah hatra yang mampu mengidentifikasi
keluhan
klien sehingga mampu membuat kesimpulan pada klien untuk diberikan
ramuan.
Ramuan bisa dibuat hatra sendiri atau bisa dibeli di apotik.
C. Landasan Hukum.
1. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1076 , tahun 2003 tentang
penyelenggraan pengobatan tradisional
2. Peraturan menteri kesehatan nomor 37 tahun 2017 tentang pelayanan
kesehatan tradisional integrasi
3. Peraturan pemerintah nomor 103 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan
tradisional
4. Peraturan menteri kesehatan nomor 61 tahun 2016 tentang pelayanan
kesehatan tradisional empiris
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Semua karyawan di lingkungan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP)/Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan program Batra mulai
dari Kepala Puskesmas, Penanggungjawab Program dan seluruh karyawan.
Penanggungjawab Program Kesehatan Tradisional merupakan koordinator
dalam penyelenggaraan program di Puskesmas Pabuaran.
Dalam upaya pelaksanaan Program kesehatan Tradisional perlu
melibatkan sektor terkait yaitu
1. Kecamatan
2. Kelurahan
3. Polsek dan Koramil
4. Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat
5. PKK
6. Kader Posyandu
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan kegiatan dikoordinir oleh Penanggungjawab
Program Kesehatan tradisional sesuai dengan kesepakatan.
C. Jadwal Kegiatan
1. Jadwal pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan tradisional disepakati dan
disusun bersama dengan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini
Puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan tradisional dibuat untuk jangka waktu
satu
tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan tri bulanan dan
dikoordinasikan
pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan upaya kesehatan
dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Pabuaran.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan Program kesehatan tradisional dilakukan
oleh penanggungjawab program yang masih berintegrasi dengan ruangan
promkes.

B. Standar Fasilitas
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya kesehatan tradisional di
Puskesmas Pabuaran memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut:
Kegiatan pelayanan kesehatan Sarana prasarana
tradisional
- Materi tentang kesehatan
Pembinaan / Pendataan tradisional
- Blangko pendataan dan
pembinaan Hatra
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Mengadakan pendataan penyehat tradisional
2. Menyelenggarakan pembinaan penyehat tradisional guna meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat.
3. Peningkatan dukungan politis bagi upaya pembinaan kesehatan tradisional
dengan mendayakan perundangan yang mendukung dan
menyebarluaskan
informasi, arahan, dan kerjasama lintas program, lintas sektor.

B. Metode
Pembinaan kesehatan tradisional dilaksanakan sebagai berikut :
1. Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan tradisional dalam
perencanaan Puskesmas.
2. Menyesuaikan dengan kegiatan pokok lainnya dalam lokakarya mini
Puskesmas.
3. Pembinaan dilakukan dengan kunjungan rumah (home visite) ke penyehat
tradisional.

C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan
a.Menginformasikan pembinaan kesehatan tradisional kepada staf
Puskesmas
b. Membuat kesepakatan diantara staf Puskesmas tentang penatalaksanaan.
c. Membuat rencana kegiatan yang diintegrasikan dalam rencana tahunan
Puskesmas.
d. Kerja sama dengan lintas sektor untuk memberi informasi dan
menjelaskan
peran upaya kesehatan tradisional.
e. Melakukan pembinaan bersama sektor terkait.
f. Mendorong Pembentukan dan pembinaan kesehatan tradisional di
masyarakat
secara mandiri.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Promotif
Bertujuan meningkatkan gairah hidup masyarakat, misal penyuluhan
kesehatan tradisional.
b. Kegiatan Preventif
Bertujuan meningkatkan derajat kesehatan penyehat tradisional dan
derajat
kesehatan masyarakat dengan menggunakan oabt-obat tradisioanal.
c. Kegiatan Kuratif
Upaya yang dilakukan adalah pengobatan dan perawatan.
d. Kegiatan Rehabilitatif
Upaya yang dilakukan bersifat medic, psikososial, edukatif, dan
pengembangan ketrampilan.
e. Kegiatan Rujukan
Upaya yang dilakukan untuk mendapat pelayanan kuratif dan
rehabilitative
yang memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan ke fasilitas yang lebih
lengkap.
3. Pemantauan dan Pembinaan
Pemantauan dan Pembinaan Kesehatan Tradisional dilakukan melalui
pencatatan dan pelaporan yang sesuai dengan pengamatan langsung.
Pencatatan untuk melihat keberhasilan kegiatan, dengan menggunakan format
pencatatan kegiatan pelayanan untuk memantau kemajuan kegiatan.
Pemantauan dapat digunakan untuk mengendalikan proses pelaksanaan agar
sesuai rencana, mengendalikan hubungan antar petugas lintas program dan
lintas sektor agar saling mendukung dan tidak tumpang tindih.
BAB V
PENYEDIAAN LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan kesehatan


tradisional direncanakan dalam mini lokakarya puskesmas sesuai dengan tahapan
dan metode yang akan dilaksanakan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Program kesehatan
tradisional perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Tahapan-tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi resiko
Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atu dampak dari pelaksanaan kegiatan
dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi
dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksankan.
2. Analisa Resiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan anlisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan dan Meminimalisasi Resiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisa resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau
dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atu
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukan. Hal iniperlu dilakukanuntuk menentukan langkah yang tepat dalam
mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Program kesehatan


tradisional perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas
sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan terhadap resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian Mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan
upaya untuk menjaga agar kegiatan dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilakan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan Program kesehatan tradisional dimonitor dan dievaluasi
dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metode yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Permasalahn yang timbul dibahas pada pertemuan lokakarya mini setiap 1
(satu) bulan, Pada pertemuan Lintas Sektoral setiap 3 (tiga) bulan.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan Program kesehatan tradisional dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan Program kesehatan tradisional tergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
kemandirian masyarakat dan peran aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.
REFERENSI

1. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1076 , tahun 2003 tentang


penyelenggraan
pengobatan tradisional
2. Peraturan menteri kesehatan nomor 37 tahun 2017 tentang pelayanan
kesehatan
tradisional integrasi
3. Peraturan pemerintah nomor 103 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan
tradisional
4. Peraturan menteri kesehatan nomor 61 tahun 2016 tentang pelayanan
kesehatan
tradisional empiris

Anda mungkin juga menyukai