KLINIK SANITASI
LING DERAJAT
KUNGAN KESEHATAN
YAN
PERI
KES
LAKU
UPAYA YANG DIBUTUHKAN
TAHUN 2005
Jumlah Klinik Sanitasi, dalam urutan 5 (lima) besar :
0
200
400
600
800
1000
Sumut
1200
Sumbar
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumsel
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jabar
Jateng
DIY
Jatim
Kalbar
Jml Puskesmas
Kalteng
Kalsel
Kaltim
Sulut
Sulteng
Sulsel
Sultra
Bali
NTB
Jumlah klinik sanitasi
NTT
Maluku
Jumlah Puskesmas yg melaksanakan klinik sanitasi tahun 2005
Banten
GAMBARAN KLINIK SANITASI TAHUN 2013
DI BEBERAPA PROVINSI DAN KABUPATEN
Provinsi
Jawa Timur = 956 puskesmas yang melaksanakan klinik
sanitasi 516,
Jawa Barat = 1.048 puskesmas (klinik sanitasi 552)
Jawa Tengah = 873 puskemas (klinik sanitasi 514) , dan
Kabupaten/kota;
Kab.Lombok Tengah = 25 (100 %),
Kota Mataram = 11 (100 %),
Kota Bogor = 24 (100 %),
Kab. Lumajang = 24 (100 %),
Kab.Subang = 40 (100 %)
Pengertian KLISAN
• Klinik sanitasi adalah suatu kegiatan yang
mengintegrasikan pelayanan kesehatan
Pencegahan, Promosi, dan Pengobatan
yang difokuskan pada penduduk yang
berisiko tinggi untuk mengatasi masalah
penyakit berbasis lingkungan dan masalah
kesehatan lingkungan, yang dilaksanakan
oleh petugas puskesmas bersama
masyarakat di dalam dan di luar gedung
Puskesmas.
Tujuan KLISAN
Umum
Meningkatkan derajat kes masy melalui upaya Preventif, Kuratif
& Promotif yg dilakukan terpadu, terarah & terus menerus.
Khusus
a) Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan & meningkatnya kondisi
kesehatan lingkungan.
b) Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan & perilaku masy
untuk mengendalikan penyakit berbasis lingkungan serta masalah kesehatan
lingkungan..
c) Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat
Sasaran
Pasien :
Penderita penyakit berbasis lingkungan yg dikirim oleh
petugas BP
Penderita yg ditemukan di lapangan
Klien :
Masyarakat yg berkunjung ke puskesmas atau
menemui petugas Klisan untuk konsultasi masalah
kesling
1. Rumah Sehat
2. Gambaran Status Sanitasi Dasar Rumah termasuk PHBS
3. Peta Kesehatan Lingkungan Wilayah
4. Peta Sanitasi Tempat Tempat Umum
5. Peta Sanitasi Pengelolaan Makanan
6. Peta Sanitasi Industri
.
Kegiatan dalam gedung
• Merupakan Upaya kesehatan perorangan (UKP)
• Pelayanan Pasien diduga menderita penyakit
berbasis lingkungan dengan pertimbangan jenis
penyakit prioritas yang disepakati puskesmas utk
intervensi; penyakit yang menjadi program
prioritas daerah/nasional; Pasien sudah berulang-
ulang datang dengan penyakit yang sama;
penyakit yang potensial menimbulkan KLB;
penyakit yang baru terjadi.
• Pelayanan Klien.
Kegiatan Luar Gedung
Merupakan upaya kesehatan masyarakat (UKM)
a. Kunjungan Rumah dan lingkungan
b. Penemuan Penderita Melalui Pencarian Aktif
c. Penemuan Populasi berisiko melalui
pengumpulan data di lapangan
d. Pemetaan populasi berisiko
e. Intervensi Rencana Tindak Lanjut
– Penetapan Prioritas Penyakit yg akan diintervensi
– (Kegawatan, Prioritas Nasional/Daerah, Tk Kesulitan)
Sumber Daya
1. Tenaga Pelaksana
2. Prasarana & Sarana
a. Ruangan (Lakesling & bengkel)
b. Peralatan Penunjang
c. Transportasi
d. Alat Peraga & Media Penyuluhan
e. Formulir Pencatatan dan Pelaporan
f. Buku Pedoman
3. Dana
Peranan Dinkes Propinsi
Dukungan politis, NSPK
Dukungan Teknologi
Fasilitasi kemitraan : Pemerintah – Swasta &
Masyarakat
Melibatkan Organisasi profesi (HAKLI, IAKMI)
Meningkatkan SDM
Mengembangkan SIM
Peranan Dinkes Kab/Kota
Melaksanakan Perencanaan, Penggerakan, Pengawasan,
Pengendalian & Penilaian
Koordinasi dg Bappeda
Menetapkan strategi & Kebijakan operasional
Mengembangkan indikator, penetapan standar
keberhasilan, SIM, TTG
Menyusun buku Juknis tk Puskesmas ttg tugas-tugas
khusus
Mendorong puskesmas dlm pelaksanaan &
pengembangan Klisan
Meningkatkan mutu SDM (Capacity Building)
Peranan Puskesmas
Menyusun perencanaan
Melaksanakan dan menilai
Menyiapkan Tenaga, Ruang, Bengkel Klisan dan perlatan penunjang
Pengumpulan, pengolahan, analisis data
Pengawasan, penilaian dan perbaikan kualitas lingkungan
Mobilisasi sumber pembiayaan
Pencegahan dan penanggulangan kasus
Pelatihan & bantuan teknis bagi TOMA, Kader, dll
Pembinaan masy melalui penyuluhan dan konseling
Membantu/ Mendampingi Masy dlm RKM Masy
Mendayagunakan tenaga lapangan & bidan desa
Koordinasi LS & LP
Pencatatan & Pelaporan
Peranan Masyarakat
1. Membina keluarga binaan
2. Ikut dalam kegiatan inventarisasi data
3. Menyusun Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM)
4. Menggali & memanfaatkan Sumber Daya
5. Pengorganisasian dan pendanaan masy
6. Mengembangkan pemantauan dan penilaian oleh
masy
Indikator Keberhasilan
Indikator Input
Tersedia Tenaga, Ruang/tempat konseling, Bengkel sanitasi,
Biaya, Pedoman, Peralatan, Transportasi
Indikator Proses
Antara lain : Jumlah rujukan, jumlah konseling terhadap
pasien, jumlah konseling terhadap klien, jumlah kunjungan
petugas ke rumah/lingkungan pasien/klien, jumlah
penemuan penderita, jumlah pasien/klien yang
melaksanakan saran, adanya pencatatan dan pelaporan.
Indikator Output : meningkatnya jumlah kunjungan klien,
menurunnya jumlah kunjungan kinik sanitasi
Indikator Dampak : Menurunnya angka kejadian penyakit
berbasis lingkungan.
Indikator antara lain :
1. Jumlah kunjungan klien ke Puskesmas atau
ruang klinik sanitasi
2. Jumlah Kunjungan pasien penyakit berbasis
lingkungan ke Puskesmas berdasarkan jenis
penyakit.
3. Proporsi kunjungan pasien penderita penyakit
berbasis lingkungan dibandingkan dengan
seluruh kunjungan pasien Puskesmas, yaitu:
Jumlah kunjungan pasien berbasis lingkungan
Jumlah kunjungan seluruh pasien ke Puskesmas
Indikator antara lain :
4. Persentase penderita yang di konseling yaitu:
Jumlah penderita yang di konseling x 100 %
Seluruh Jumlah pasien berbasis lingkungan
HOST PARASITE
ENVIRONMENT
28
HOST (Pejamu)
• Manusia
(host intermediate)
• Nyamuk Anopheles
(host definitive)
29
GEJALA MALARIA TANPA KOMPLIKASI
Gejala Klasik Malaria :
• Periode dingin
Menggigil, kulit dingin kering, pucat, sianosis,
berlangsung 15-60 menit.
• Periode panas
Muka merah, kulit panas kering, nadi cepat, respirasi
meningkat, nyeri kepala, muntah-muntah, syok,
delirium sampai kejang, berlangsung hingga 2 jam
atau lebih
• Periode berkeringat
Temporal sampai seluruh tubuh, temperatur turun,
kelelahan, tertidur, bangun, sehat melakukan
aktivitas biasa
Dapat disertai juga oleh gejala lain
Mual atau muntah atau gejala khas daerah setempat,
seperti diare (Papua), nyeri otot atau pegal-pegal
(NTT) pucat dan menggigil (Yogyakarta )
30
ENVIRONMENT (Lingkungan)
• Lingkungan Fisik
• Lingkungan Kimiawi
• Lingkungan Biologik
31
An.barbirostris, An. maculatus An. balabacensis
An.sundaicus & An.subpictus An.aconitus An.farauti
Muara sungai Mata air, salak
Sawah Rawa-rawa
Lingkungan
32
Tempat Perindukan Nyamuk
SKEMA ALUR KEGIATAN INTEGRASI PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO
MALARIA DENGAN KLINIK SANITASI
D
AL
A
M
Apotik
G
L E
o D
Pasien k Poliklinik Klinik Pasien Pulang U
e Sanitasi N
t G
Laboratorium malaria P
LU U
A S
R K
G E
E S
D M
U A
N S
G
P
U Breeding places
S
K
E
S
M
A Rumah pasien
S
33
OBSERVASI LINGKUNGAN & PERILAKU PASIEN
KEGIATAN DALAM GEDUNG PUSKESMAS
Penyelidikan lingkungan
Pencidukan jentik
36
PETA PERMASALAHAN POTENSIAL MALARIA
38
ANALISA FAKTOR RISIKO
• Tempat terjadi penularan :
1. Penularan terjadi di dalam rumah
atau penularan setempat
(indigenous)
1
42
CONTOH : REKOMENDASI
(Perubahan Perilaku Penduduk)
1. Membangun Samijaga di dalam rumah atau
kegiatan mencuci, mandi dan BAB di tempat
MCK diluar rumah agar diupayakan hanya
dilakukan pada saat sebelum matahari
terbenam atau setelah matahari terbit