Anda di halaman 1dari 52

PEDOMAN

KLINIK SANITASI

Direktorat Penyehatan Lingkungan


Kemenkes 2014
TRIPLE BURDEN
Indonesia menghadapi berbagai masalah
penyakit
• Evolusi dari microbial
• Penyakit infeksi New Emerging agent (variasi genetik atau
(penyakit menular baru mutasi)
/penyakit yang belum • Hubungan microbial agent
diketahui : SARS, avian flu, dengan hewan perantara
etc) dan Re-Emerging (zoonotic encounter)
(penyakit menular lama yang • Perubahan iklim dan
menimbulkan masalah baru : lingkungan,
kolera ,etc) • Perubahan perilaku
• Penyakit Menular belum manusia (penggunaan
teratasi. pestisida, etc)
• Penyakit tidak menular • Perpindahaan penduduk
cenderung naik • Perkembangan industri dan
ekonomi.
G
E
N

LING DERAJAT
KUNGAN KESEHATAN
YAN

PERI
KES
LAKU
UPAYA YANG DIBUTUHKAN

• Perlu Integrasi Upaya Preventif, Kuratif


dan promotif melalui Klinik Sanitasi.
• Upaya untuk mengetahui/menemukan
faktor risiko lingkungan dari
pasien/klien yg akan ditindaklanjuti dg
pengendalian faktor risiko yg dpt
mempengaruhi morbiditas penyakit. 
AWAL KLINIK SANITASI

SEJAK NOVEMBER 1995


DI PUSKESMAS WANASABA,
LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT.

TAHUN 2005
Jumlah Klinik Sanitasi, dalam urutan 5 (lima) besar :

-Tertinggi Propinsi = Bali ( 97,2%)


- Nusa Tenggara Barat (72 %)
-Bangka Belitung (74,4%)
- Sulawesi Tenggara (53,8%)
- Sumatera Utara (46,8%)
Jumlah

0
200
400
600
800
1000
Sumut
1200

Sumbar

Riau

Kepulauan Riau

Jambi

Sumsel

Bengkulu

Lampung

Bangka Belitung

DKI Jakarta

Jabar

Jateng

DIY

Jatim

Kalbar

Jml Puskesmas
Kalteng

Kalsel

Kaltim

Sulut

Sulteng

Sulsel

Sultra

Bali

NTB
Jumlah klinik sanitasi

NTT

Maluku
Jumlah Puskesmas yg melaksanakan klinik sanitasi tahun 2005

Banten
GAMBARAN KLINIK SANITASI TAHUN 2013
DI BEBERAPA PROVINSI DAN KABUPATEN

Provinsi
 Jawa Timur = 956 puskesmas yang melaksanakan klinik
sanitasi 516,
 Jawa Barat = 1.048 puskesmas (klinik sanitasi 552)
 Jawa Tengah = 873 puskemas (klinik sanitasi 514) , dan

Kabupaten/kota;
 Kab.Lombok Tengah = 25 (100 %),
 Kota Mataram = 11 (100 %),
 Kota Bogor = 24 (100 %),
 Kab. Lumajang = 24 (100 %),
 Kab.Subang = 40 (100 %)
Pengertian KLISAN
• Klinik sanitasi adalah suatu kegiatan yang
mengintegrasikan pelayanan kesehatan
Pencegahan, Promosi, dan Pengobatan
 yang difokuskan pada penduduk yang
berisiko tinggi untuk mengatasi masalah
penyakit berbasis lingkungan dan masalah
kesehatan lingkungan, yang dilaksanakan
oleh petugas puskesmas bersama
masyarakat di dalam dan di luar gedung
Puskesmas.
Tujuan KLISAN

Umum
Meningkatkan derajat kes masy melalui upaya Preventif, Kuratif
& Promotif yg dilakukan terpadu, terarah & terus menerus.

Khusus
a) Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan & meningkatnya kondisi
kesehatan lingkungan.
b) Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan & perilaku masy
untuk mengendalikan penyakit berbasis lingkungan serta masalah kesehatan
lingkungan..
c) Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat
Sasaran
Pasien :
Penderita penyakit berbasis lingkungan yg dikirim oleh
petugas BP
Penderita yg ditemukan di lapangan

Klien :
Masyarakat yg berkunjung ke puskesmas atau
menemui petugas Klisan untuk konsultasi masalah
kesling

Lingkungan penyebab masalah bagi pasien atau klien


Ruang Lingkup

a) Pengendalian faktor risiko biologi, kimia, fisika,


sosial dalam rangka pengendalian penyakit
berbasis lingkungan
b) Peningkatan kualitas lingkungan termasuk air
bersih dan sanitasi.
c) Peningkatan perilaku hygiene dan sanitasi
d) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat dalam rangka pengendalian penyakit
berbasis lingkungan
Klinik Sanitasi Framework
1. Inventarisasi Masalah (Base Line Data)
2. Skala Prioritas
3. Integrasi
4. Peran serta masyarakat/ Kemitraan
STRATEGI dengan MPA-PHAST
5. STBM
6. Dukungan Dana
7. Pemasaran Sanitasi
KEGIATAN
Dalam Gedung Luar Gedung
1. Pasien 1. Konseling 1. Kunjungan Rumah
2. Klien 2. Persiapan 2. Penemuan Penderita (aktif)
(Pengunjung non Kunjungan 3. Penemuan Populasi Berisiko
penderita)

Analisis Data, Analisis Risiko Kesling


Rekomendasi : Rencana Tindak Lanjut
Baseline Data

1. Rumah Sehat
2. Gambaran Status Sanitasi Dasar Rumah termasuk PHBS
3. Peta Kesehatan Lingkungan Wilayah
4. Peta Sanitasi Tempat Tempat Umum
5. Peta Sanitasi Pengelolaan Makanan
6. Peta Sanitasi Industri
.
Kegiatan dalam gedung
• Merupakan Upaya kesehatan perorangan (UKP)
• Pelayanan Pasien diduga menderita penyakit
berbasis lingkungan dengan pertimbangan jenis
penyakit prioritas yang disepakati puskesmas utk
intervensi; penyakit yang menjadi program
prioritas daerah/nasional; Pasien sudah berulang-
ulang datang dengan penyakit yang sama;
penyakit yang potensial menimbulkan KLB;
penyakit yang baru terjadi.
• Pelayanan Klien.
Kegiatan Luar Gedung
Merupakan upaya kesehatan masyarakat (UKM)
a. Kunjungan Rumah dan lingkungan
b. Penemuan Penderita Melalui Pencarian Aktif
c. Penemuan Populasi berisiko melalui
pengumpulan data di lapangan
d. Pemetaan populasi berisiko
e. Intervensi Rencana Tindak Lanjut
– Penetapan Prioritas Penyakit yg akan diintervensi
– (Kegawatan, Prioritas Nasional/Daerah, Tk Kesulitan)
Sumber Daya
1. Tenaga Pelaksana
2. Prasarana & Sarana
a. Ruangan (Lakesling & bengkel)
b. Peralatan Penunjang
c. Transportasi
d. Alat Peraga & Media Penyuluhan
e. Formulir Pencatatan dan Pelaporan
f. Buku Pedoman
3. Dana
Peranan Dinkes Propinsi
Dukungan politis, NSPK
Dukungan Teknologi
Fasilitasi kemitraan : Pemerintah – Swasta &
Masyarakat
Melibatkan Organisasi profesi (HAKLI, IAKMI)
Meningkatkan SDM
Mengembangkan SIM
Peranan Dinkes Kab/Kota
Melaksanakan Perencanaan, Penggerakan, Pengawasan,
Pengendalian & Penilaian
Koordinasi dg Bappeda
Menetapkan strategi & Kebijakan operasional
Mengembangkan indikator, penetapan standar
keberhasilan, SIM, TTG
Menyusun buku Juknis tk Puskesmas ttg tugas-tugas
khusus
Mendorong puskesmas dlm pelaksanaan &
pengembangan Klisan
Meningkatkan mutu SDM (Capacity Building)
Peranan Puskesmas
Menyusun perencanaan
Melaksanakan dan menilai
Menyiapkan Tenaga, Ruang, Bengkel Klisan dan perlatan penunjang
Pengumpulan, pengolahan, analisis data
Pengawasan, penilaian dan perbaikan kualitas lingkungan
Mobilisasi sumber pembiayaan
Pencegahan dan penanggulangan kasus
Pelatihan & bantuan teknis bagi TOMA, Kader, dll
Pembinaan masy melalui penyuluhan dan konseling
Membantu/ Mendampingi Masy dlm RKM Masy
Mendayagunakan tenaga lapangan & bidan desa
Koordinasi LS & LP
Pencatatan & Pelaporan
Peranan Masyarakat
1. Membina keluarga binaan
2. Ikut dalam kegiatan inventarisasi data
3. Menyusun Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM)
4. Menggali & memanfaatkan Sumber Daya
5. Pengorganisasian dan pendanaan masy
6. Mengembangkan pemantauan dan penilaian oleh
masy
Indikator Keberhasilan
Indikator Input
Tersedia Tenaga, Ruang/tempat konseling, Bengkel sanitasi,
Biaya, Pedoman, Peralatan, Transportasi
Indikator Proses
Antara lain : Jumlah rujukan, jumlah konseling terhadap
pasien, jumlah konseling terhadap klien, jumlah kunjungan
petugas ke rumah/lingkungan pasien/klien, jumlah
penemuan penderita, jumlah pasien/klien yang
melaksanakan saran, adanya pencatatan dan pelaporan.
Indikator Output : meningkatnya jumlah kunjungan klien,
menurunnya jumlah kunjungan kinik sanitasi
Indikator Dampak : Menurunnya angka kejadian penyakit
berbasis lingkungan.
Indikator antara lain :
1. Jumlah kunjungan klien ke Puskesmas atau
ruang klinik sanitasi
2. Jumlah Kunjungan pasien penyakit berbasis
lingkungan ke Puskesmas berdasarkan jenis
penyakit.
3. Proporsi kunjungan pasien penderita penyakit
berbasis lingkungan dibandingkan dengan
seluruh kunjungan pasien Puskesmas, yaitu:
Jumlah kunjungan pasien berbasis lingkungan
Jumlah kunjungan seluruh pasien ke Puskesmas
Indikator antara lain :
4. Persentase penderita yang di konseling yaitu:
Jumlah penderita yang di konseling x 100 %
Seluruh Jumlah pasien berbasis lingkungan

5. Persentase kunjungan rumah/ lingkungan yaitu :


Jumlah rumah pasien dan klien yang dikunjungi x 100%
Seluruh Jumlah pasien/klien yang di konseling

6. Persentase pasien/klien yang melaksanakan saran/


rekomendasi yaitu:
Jumlah Pasien/klien yang melaksanakan saran/rekomendasi x 100%

Jumlah pasien/klien yang dilakukan konseling

7. Persentase pasien/klien yang melaksanakan saran/


rekomendasi
Pencatatan & Pelaporan
1. Pencatatan kegiatan di dalam & Luar gedung :
– Kartu register, Kartu status kesling, Kartu Rumah,
formulir lain
2. Mengolah data dan Analisa data dari dalam dan
luar gedung.
3. Menyajikan dalam bentuk : Peta, Grafik atau
tabel.
4. Membuat Rekomendasi
5. Melaporkan kepada Dinkes Kab/Kota
Pemantauan & Penilaian

• Pemantauan utk mengetahui hambatan & peluang.


Dilaksanakan setiap bulan melalui Minlok
puskesmas. Untuk perbaikan pelaksanaan Klisan
& untuk peningkatan kinerja petugas.

• Evaluasi dilaksanakan secara LP, LS pada akhir


tahun. Hasilnya digunakan untuk penyusunan
program kerja tahun berikutnya
MANAGEMEN FAKTOR RISIKO DI
KLISAN

CONTOH KASUS MALARIA


EPIDEMIOLOGI MALARIA

HOST PARASITE

ENVIRONMENT

28
HOST (Pejamu)

• Manusia
(host intermediate)
• Nyamuk Anopheles
(host definitive)

29
GEJALA MALARIA TANPA KOMPLIKASI
Gejala Klasik Malaria :
• Periode dingin
Menggigil, kulit dingin kering, pucat, sianosis,
berlangsung 15-60 menit.
• Periode panas
Muka merah, kulit panas kering, nadi cepat, respirasi
meningkat, nyeri kepala, muntah-muntah, syok,
delirium sampai kejang, berlangsung hingga 2 jam
atau lebih
• Periode berkeringat
Temporal sampai seluruh tubuh, temperatur turun,
kelelahan, tertidur, bangun, sehat melakukan
aktivitas biasa
Dapat disertai juga oleh gejala lain
Mual atau muntah atau gejala khas daerah setempat,
seperti diare (Papua), nyeri otot atau pegal-pegal
(NTT) pucat dan menggigil (Yogyakarta )
30
ENVIRONMENT (Lingkungan)

• Lingkungan Fisik

• Lingkungan Kimiawi

• Lingkungan Biologik

• Lingkungan Sosial Budaya

31
An.barbirostris, An. maculatus An. balabacensis
An.sundaicus & An.subpictus An.aconitus An.farauti
Muara sungai Mata air, salak
Sawah Rawa-rawa

Lagon Genangan air


Saluran air
sungai

Lingkungan
32
Tempat Perindukan Nyamuk
SKEMA ALUR KEGIATAN INTEGRASI PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO
MALARIA DENGAN KLINIK SANITASI
D
AL
A
M
Apotik
G
L E
o D
Pasien k Poliklinik Klinik Pasien Pulang U
e Sanitasi N
t G
Laboratorium malaria P
LU U
A S
R K
G E
E S
D M
U A
N S
G
P
U Breeding places
S
K
E
S
M
A Rumah pasien
S
33
OBSERVASI LINGKUNGAN & PERILAKU PASIEN
KEGIATAN DALAM GEDUNG PUSKESMAS

 Pasien datang ke Puskesmas


 Hasil pemeriksaan di Poliklinik
dinyatakan suspek malaria
 Hasil Laboratorium POSITIF
malaria
 Di Klinik Sanitasi, dilakukan
wawancara oleh petugas Klinik
Sanitasi dan perjanjian kunjungan
rumah oleh petugas Klinik Sanitasi
 Memperoleh Obat Anti Malaria
34
FORMULIR INVESTIGASI KASUS
Nama :…………, Tanggal wawancara : ………….
Kabupaten ………..Kecamatan……….Desa…… Dusun…….
Untuk menentukan kemungkinan periode infeksi:
1. Kapan pertama kali mulai terjadi demam (gejala-gejala malaria) ?
2. Apakah pasien mengalami malaria (gejala) dalam beberapa bulan terakhir ini atau tahun lalu ?
3. Apakah pasien mendapatkan pengobatan malaria ? Kapan dan di mana ?
4. Darimana memperoleh obat-obatan tersebut, siapa yang memberikannya?
5. Apa jenis obatnya, berapa jumlahnya, bagaimana cara minumnya dan dalam berapa hari minumnya ?
*Mungkinkah infeksi yang terjadi saat ini merupakan akibat dari kegagalan pengobatan yang tidak
efektif?
*Kesimpulan: kapan kemungkinan periode infeksi ?
Untuk menentukan kemungkinan tempat infeksi (daerah berisiko):
1. Di mana pasien bermalam kira-kira 12 hari sebelum demam (gejala malaria) ?
2. Apa tujuan kedatangan ke daerah yang diduga berisiko?
3. Jika infeksi kelihatannnya terjadi di lingkungan desa, kapan dan berapa jam pasien tersebut berkunjung:
• kebun, pondok di kebun (untuk tidur), dan pondok (untuk nelayan) di tepi pantai?
• tempat mandi, cuci dan pengambilan air? (senja hari dan pagi-pagi sekali)
• sosialisasi, pertemuan, yang rutin di luar rumah, dan menonton TV umum, dll
*Jika infeksi kelihatannya terjadi di rumah, berapa jarak dari daerah yang diduga sebagai tempat
perindukan dan istirahat vector?
*Kesimpulan. Tempat yang paling mungkin terjadi penularan: 35
KEGIATAN LUAR GEDUNG PUSKESMAS

 Penyelidikan lingkungan

 Pencidukan jentik

 Penangkapan nyamuk dewasa

 Observasi perilaku berisiko

36
PETA PERMASALAHAN POTENSIAL MALARIA

Keterangan : Rumah pendeita Pf


37
Tempat perindukan nyamuk
ANALISIS FAKTOR RISIKO
Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah
sampai timbulnya gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel
darah merah yang matang dan masuknya merosoit darah ke aliran darah,
waktu ini meliputi waktu yang dibutuhkan oleh fase eksoeritrositer ditambah
dengan siklus sisogoni )
- P. falciparum = 9 – 14 hari (12)
- P. vivax = 12 – 17 hari (15)
- P. ovale = 18 - 40 hari (28)
- P. malariae = 16 – 18 hari (17)

38
ANALISA FAKTOR RISIKO
• Tempat terjadi penularan :
1. Penularan terjadi di dalam rumah
atau penularan setempat
(indigenous)
1

2. Penularan terjadi di tempat lain


(import)

3. Penularan di luar rumah tetapi di


2
lingkungan pemukiman
3
4...Penularan campuran indigenous
dan import 39
Contoh : ANALISA FAKTOR RISIKO
• Lingkungan paling berisiko terjadinya
penularan :
- Tempat perindukan nyamuk
(breeding places) dengan ditemukan
jentik Anopheles
- Tempat ditemukan nyamuk
Anopheles
• Perilaku berisiko terjadinya
penularan :
- Rumah tanpa kawat nyamuk
- Melakukan kegiatan diluar rumah
pada malam hari
- Tidur tanpa menggunakan kelambu
- dll 40
FAKTOR RISIKO PENELITI THN LOKASI RISIKO
Kebiasaan Buang Air Besar di Luar Werawan 2000 Sumba 10,74 x
Rumah Timur
Kebiasaan Tidur di Luar Rumah Werawan 2000 Sumba 3,54 x
Timur
Rumah Dekat Tempat Genangan Air Werawan 2000 Sumba 13,68 x
Timur
Hadi 2001 Jawa 3,3
Tengah
Pemilikan Kandang Ternak Werawan 2000 Sumba 4,09 x
Timur
Bekerja di Ladang Tanpa Baju Werawan 2000 Sumba 8,17 x
Lengan Panjang Timur
Lingkungan Rumah di Sabana atau Werawan 2000 Sumba 17,57 x
Stepa Timur
Pemukiman dekat Sawah Werawan 2000 Sumba 1,44 x
Timur
Nahak (< 2000 Timur 1,43 x
5 km) Tengah
41
Selatan
FAKTOR RISIKO PENELITI THN LOKASI RISIKO
Kebiasaan Tidur Malam Hari Tidak Memakai Suharmasto 2000 OKU 19,79 x
Obat Anti Nyamuk
Kebiasaan Keluar Rumah Malam Hari Budarja 2001 Kupang 2,04 x
Suharmasto 2000 OKU 2,82 x
Sulistyo 2001 Donggala 2x
Bendru 2006 Bengkulu 2x
Masra 2002 Bandar 2,56 x
Lampung
Ventilasi rumah yang tidak memenuhi syarat Winardi 2004 Bengkulu 2,74 x
Dinding rumah yang tidak memenuhi syarat Suwadera 2003 Sumba Timur 2,74 x
Kondisi rumah tempat tinggal penduduk Bendru 2006 Bengkulu 4x
yang kurang baik
Masra 2002 Bandar 1,57 x
Lampung
Kondisi fisik rumah yang kurang baik yang Frits 2003 Fakfak 4,44 x
diukur dari keadaan dinding, ventilasi,
jendela, atap rumah, dan lain-lain

42
CONTOH : REKOMENDASI
(Perubahan Perilaku Penduduk)
1. Membangun Samijaga di dalam rumah atau
kegiatan mencuci, mandi dan BAB di tempat
MCK diluar rumah agar diupayakan hanya
dilakukan pada saat sebelum matahari
terbenam atau setelah matahari terbit

2. Dimasyarakatkan pemasangan kawat nyamuk


di rumah penduduk

3. Dimasyarakatkan tidur memakai kelambu


berinsektisida

4. Apabila penduduk terpaksa kegiatan keluar


malam (diluar rumah) hendaknya memakai
pakaian yang menutup sebagian besar badan,
(baju lengan panjang & celana panjang dan
rok/kain panjang sampai ke mata kaki) atau 43

memakai repelent/ pencegah gigitan nyamuk


CONTOH : REKOMENDASI
(Pemberantasan Vektor)
Kegiatan dilakukan masyarakat
sendiri/perorangan :
• Kegiatan rutin menghilangkan
tempat perindukan nyamuk dengan
kegiatan kerja bakti/Jum’at bersih
• Pembersihan tanaman air di badan
air
• Pembersihan vegetasi (mata air,
rembesan kanal irigasi, bawah
tanaman salak dll)
• Pembukaan lagon untuk
mengalirkan air laut
• Penanaman padi serempak
44
CONTOH : REKOMENDASI
(Pemberantasan Vektor)
Kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah :
• Larvaciding pada tempat
perindukan nyamuk
• Penyemprotan rumah
• Pembagian kelambu
berinsektisida
• Pembagian ikan pemakan
jentik ke tempat perindukan
nyamuk
• Cattle barier (penempatan
kandang ternak besar)
45
CONTOH : REKOMENDASI
(Mitra Potensial)
 DPRD :
- Legislasi dalam penyusunan Perda
- Penganggaran, dll
 BAPPEDA :
- Perencanaan program
- Penganggaran, dll
 Sektor Pariwisata :
Penggerakan sektor pariwisata untuk
meniadakan tempat perindukan nyamuk
di lingkungan masing-masing, dll
 Sektor Informasi/Humas :
- Penyebar luasan upaya penghindaran
diri dari gigitan nyamuk
- Penyebar luasan upaya pencarian
pengobatan, dll
46
CONTOH : REKOMENDASI
(Mitra Potensial)
 Sektor Kimpraswil :
- Penyediaan air bersih dan MCK
- Program sungai bersih, dll
 Sektor Peternakan :
Penyuluhan penempatan kandang
sebagai “cattle barier”, dll
 Sektor Pertanian :
Penanaman padi serempak dan sanitasi
kebun, dll
 Sektor Perikanan & Kelautan :
- Budi daya ikan (ikan pemakan jentik) di
badan air
- Penanaman kembali pohon bakau, dll
47
CONTOH : REKOMENDASI
(Mitra Potensial)
 Sektor Pendidikan Nasional :
Pengetahuan upaya pengendalian malaria sebagai materi
pelajaran Muatan Lokal (MULOK), dll
 Sektor Agama :
- Pengetahuan upaya pengendalian malaria sebagai materi
pelajaran Muatan Lokal (MULOK)
- Penyebar luasan materi penanggulangan malaria melalui
khutbah Jum’at atau kebaktian Minggu, dll
 PKK :
Penggerakan ibu rumah tangga dalam pencegahan gigitan
nyamuk dan upaya pencarian pengobatan, dll
 Lintas Sektor/Lintas Program dan Lembaga Swadaya
Masyarakat :
Berperan sesuai TUPOKSI/peran masing-masing yang
berdampak positip terhadap pengendalian malaria, dll
48
PELUANG BOK
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK):
• Permenkes No.210/Menkes/Per/I/2010, Bab II A. Upaya
Kesehatan di Puskesmas point 6 Pengendalian Penyakit, pada
kegiatan :
o Nomor 2 Surveilans (Penyakit Menular, Vektor);
o Nomor 3 Kunjungan Rumah/Lapangan (Pendampingan Minum
Obat/PMO, dll);
o Nomor 5 Pelacakan, Penemuan Kasus (Surveilans Migrasi,
Active Case Detection, Kunjungan Rumah Penderita);
o Nomor 6 Pengambilan Spesimen, yaitu Pengambilan Sediaan
Darah Massal (Mass Blood Survey), Pengambilan Sediaan Darah
Penderita Positif (Contact Survey), Skrining Ibu Hamil
terintegrasi dengan Ante Natal Care;
o Nomor 7 Pengendalian dan Pemberantasan Vektor (spraying,
pemeriksaan jentik, pembagian kelambu);
o Nomor 8 Kegiatan Promosi Kesehatan (penyuluhan,
pembinaan Posmaldes).
o Nomor 9 Kegiatan Pemantauan (Sanitasi Air Bersih, rumah dll)
PELUANG BOK

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK):


• Permenkes No.210/Menkes/Per/I/2010,
Bab II B. Penunjang Pelayanan Kesehatan,
pada kegiatan :
o Point b. Orientasi Kader Kesehatan;

o Point c. Rapat Koordinasi dengan Lintas


Sektor/tokoh masyarakat/tokoh
agama/kader kesehatan.
PELUANG DAK & JKN
Dana Kesehatan Alokasi Khusus

Dana BPJS untuk Kapitasi Upaya Kesehatan Perorangan di


Puskesmas
52

Anda mungkin juga menyukai