Anda di halaman 1dari 3

Wanita Pilihan Allah

I. Pendahuluan
Berbicara tentang perempuan haruslah dimulai dengan menempatkan mereka, pertama-tama sebagai
manusia. Pada dasarnya perempuan dan laki-laki sama cerdas otaknya, sama mulia budinya dan sama luhur
cita-citanya. Mereka juga sama-sama memiliki impian dan harapan. Juga sama-sama didera oleh
kekhawatiran dan ketakuan. Keduanya mempunyai beban alamiah untuk memenuhi kebutuhan dasar sebagai
mahluk hidup. Sama-sama butuh makan dan minum, tidur dan pergaulan, cinta dan penghargaan. Mereka
tentu memiliki potensi untuk memimpin, termasuk aktuaisasi potensi kepemimpinan sebagai individu dan
sebagai mahluk sosial.1
II. Penjelasan
Jauh sebelum tokoh-tokoh wanita  memperjuangkan gerakan persamaan hak antara pria dan wanita,
yang disebut dengan gerakan emansipasi wanita, Allah sudah memakai para wanita untuk menjalankan
rencana-Nya. Banyak tokoh-tokoh wanita yang dipakai Tuhan secara luar biasa sebagai pemimpin-pemimpi
seperti ratu, nabiah bahkan pedagang-pedagang yang hebat. Ada banyak tokoh perempuan di dalam Alkitab
yang dipakai oleh Tuhan untuk menjadi tokoh di dalam kehidupan kita. Untuk menjadi perempuan pilihan di
hadapan Tuhan bukanlah suatu hal yang mudah.
Sikap ajaran Yesus tentang Perempuan sangat berbeda dengan ajaran Yudaisme tentang Perempuan
pada masa Yesus hidup di dunia. Ajaran Yudaisme didominasi oleh kaum laik-laki yang kurang
menghormati kaum perempuan. Perbedaan antara laik-laki dan perempuan sedemikian besar sehingga
perempuan tidak dapat bergabung dengan laki-laki setaraf dalam Pendidikan agama atau dalam ibadah.
Sedangkan ajaran Yesus mengakui harkat dan martabat perempuan, bahkan perempuan menjadi rekan kerja
Yesus di sepanjang pelayanan-Nya. Bahkan perempuan juga menjadi rekan kerja Rasul Paulus dalam
pelayanannya, sehingga tidak dapat disangkal bahwa perempuan juga dapat mengambil peran dan
kedudukan yang sangat penting di dalam gereja dengan porsi masing-masing. Dalam Perjanjian Baru bagi
orang Yahudi perempuan adalah kaum yang lemah, sehingga tindakan mereka dibatasi, hak dan kewajiban
serta peran mereka juga dikurangi bahkan tidak jarang perempuan juga diperbudak dan diperlakukan secara
tidak adil. Tetapi Yesus Kristus hadir untuk membawa perubahan yang besar bagi kaum Marginal termasuk
perempuan, yaitu pembebeasan dari belenggu dan sikap diskriminatif. Kini mereka diberikan hak dan
kesempatan yang sama untuk melakukan hal-hal positif termasuk kesempatan untuk melayani Tuhan.2
Maka dari itu, perempuan harus bersyukur untuk kebebasan ini. Terkhusus bagi perempuan Kristen.
Kebebasan dari belenggu deskriminasi harus disambut dengan tanggung jawab dan prinsip yang sesuai
dengan ajaran Kristus. Perempuan harus memperlihatkan bahwa dia adalah ‘wanita yang di pilih Tuhan’ di
tengah-tengah keluarga, masyarakat maupun gereja. Berikut adalah kriterianya:
A. Perempuan yang ‘Cantik’ di Mata Tuhan
Dalam stereotip masyarakat kita, masih menuntut bahwa perempuan harus selalu tampil cantik
secara fisik. Menjadi cantik dan menarik mungkin menyebabkan perempuan lebih mudah mendapatkan
pasangan, pujian, atau bahkan pekerjaan.Tetapi apakah kecantikan fisik selalu berakibat baik? Malah kita
melihat banyak perempuan yang memang aslinya sudah cantik mempunyai tekanan yang lebih besar
daripada perempuan yang kurang, atau tidak cantik. Mengapa? Mereka sering mengalami tekanan untuk
mempertahankan kecantikannya, tekanan karena takut tua, takut menjadi gemuk sehingga menyiksa diri
dengan sangat membatasi nutrisi yang dimakan. Kadang kadang seorang yang cantik itu mempunyai
tekanan, bahwa kecantikannya itu akan menjadi sasaran pelecehan seksual. Tetapi bagi Perempuan Kristen,
kecantikan lahiriah itu tidak terlalu penting, karena ada kecantikan lain yang bernama “inner beauty”.

1
Toety Heraty Noerhadi, Perempuan Indonesia, (Jakarta: CV. Tomassu, 1991), 13
2
Geine A. Getz, Citra Wanita Kristen (Jakarta; BPK Gunung Mulia, 1987), 108.
Konsep kecantikan tidak selalu mengarah kepada kecantikan fisik. perempuan harus mengasah berbagai
potensi yang dipunyai didalam dirinya, baik itu fisik, emosional, maupun spiritual, agar menjadi suatu
keutuhan yang menciptakan individu yang solid. (Amsal 31:10 Isteri yang cakap siapakah akan
mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata; Amsal 31:30 Kemolekan adalah bohong dan
kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji).
Sikap yang cantik dari seorang perempuan dari tercermin dari sikapnya yang rendah hati dan tutur
katanya yang lembut (Efesus 4:2 “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.
Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu; 1 Timotius 2:9-10 “Demikian juga hendaknya
perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan
berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,tetapi hendaklah
ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah’).
B. Perempuan yang “Pintar” di Mata Tuhan
Saat ini, banyak perempuan yang memiliki intelektualitas diatas rata-rata. Didalam masyarakat kaum
perempuan membuktikan bahwa mereka mempunyai intelektualitas yang setara dengan laki-laki. Tetapi
kecerdasan tidak boleh dipandang dari segi intelektual saja namun juga dipandang dari segi emosional (IQ-
EQ). Perempuan lebih mempunyai spesifikasi perasaan yang halus. Kesabaran adalah kunci kecerdasan
emosional. Emosi sangat mempengaruhi kehidupan manusia ketika dia mengambil keputusan. Tidak jarang
suatu keputusan diambil melalui emosinya. Tidak ada sama sekali keputusan yang diambil murni dari
permikiran rasio saja, karena seluruh keputusan manusia memiliki warna emosional. Kita memperhatikan
keputusan-keputusan dalam kehidupan ini, ternyata keputusannya lebih banyak ditentukan oleh emosi
daripada akal sehat. Emosi yang begitu penting itu sudah lama ditinggalkan oleh para peneliti padahal
kepada emosi itulah bergantung suka, duka, sengsara, dan bahagianya manusia. Bukan kepada rasio semata.
Maka antara kecerdasan otak dan kecerdasan emosi harus berimbang. Orang yang paling sabar adalah orang
yang paling tinggi dalam kecerdasan emosionalnya. Seorang penyabar biasanya tabah dalam menghadapi
kesulitan. Ketika belajar/bekerja/ mengurus sesuatu mereka akan tekun. Ketika menghadapi masalah mereka
akan menyelesaikannya dengan hati yang sabar dan kepala yang dingin. Orang-orang yang demikian akan
selalu berhasil mengatasi berbagai gangguan karena mereka tidak selalu memanjakan emosinya. Dengan
demikian mereka dapat mengendalikan emosinya.
C. Perempuan yang ‘bijak’ di Mata Tuhan
Perempuan yang bijak mementingkan kecantikan yang abadi. Perempuan yang bijak memfungsikan dirinya
sebagai “penolong”, itu sangat mulia. Perempuan bijak selalu berkata-kata penuh hikmat, kata-kata yang
bijak mungkin singkat dan mudah diucapkan tetapi gemanya tiada henti. Dalam catatan Alkitab, peran
wanita banyak dikaitkan dengan usaha penyelematan, contohnya dari suatu malapetaka, penyakit, kelaparan,
kematian, rasa malu, dosa, dlsb. Wanita adalah PENYELAMAT. Marilah kita lihat berbagai contoh tokoh
wanita didalam Alkitab:
1. Rut: Menjadi penyelamat keturunan
Rut 1:16
Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti
engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di
situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;”
2. GADIS PELAYAN ISTRI NAAMAN : Menjadi penyelamat tuannya dari penyakit. 2Raja-raja
5:3,14
“Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu,
maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya. Maka turunlah ia membenamkan
dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah
tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.”
3. ESTER: Karena pembelaannya, ia menjadi penyelamat sebuah bangsa
Ester 7:3-4
“ Maka jawab Ester, sang ratu: "Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau baik pada
pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan
bangsa hamba atas keinginan hamba.Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk
dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan. Jikalau seandainya kami hanya dijual sebagai budak laki-laki
dan perempuan, niscaya hamba akan berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara
bencana yang menimpa raja."
4. ABIGAIL: Kebijaksanaannya, menjadi penyelamat suaminya dari kematian.
1 Samuel 25:3,32-33
“Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki
itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.
Lalu berkatalah Daud kepada Abigail: "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau
menemui aku pada hari ini;
terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari
pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan.”
5. MARIA IBU YESUS: Ketaatannya mengikuti rencana Tuhan telah melahirkan Juru Selamat
manusia dari dosa. Maria menjadi simbol dari ketaatan/ simbol Gereja yang taat.
Matius 1:21
“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang
akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

III. Penutup
Tuhan menciptakan wanita dengan sifat dan karakter yang unik, dan Ia memberi mereka jalan hidup
yang berbeda-beda. Pada sebagian wanita, Allah memberikan hikmat; pada yang lain, Ia memberikan iman,
kekuatan doa, keberanian, dan kerendahan hati. Tetapi kemauan dan kerinduan mereka sendirilah yang
menentukan apakah mereka berhasil bertumbuh di dalam iman dan kebenaran untuk mampu menjalankan
apa pun peran mereka dengan baik. Banyak di antara kita memiliki potensi rohani yang luar biasa, tetapi kita
tidak menyadarinya. Tuhan telah memberi kita karunia rohani, semangat, kemampuan, kepribadian dan
pengalaman. Tuhan tidak maksudkan semuanya itu digunakan hanya untuk diri sendiri. Biarlah kita boleh
menyerahkan diri kita untuk dipakai Allah secara luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai