Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MdMb TERHADAP TEKS MATIUS 15:21-28

Diajukan untuk memenuhi tugas Presentasi Kelompok Mata Kuliah Homiletika yang
diampuh oleh Pdt. Irene Umbu Lolo

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 8

1. Fedelitna T. Ndanga Ana Amah


2. Erna Putri Djawa Pangu
3. Jelani Konga Ana
4. Aris U. D. K. Praing

SEMESTER/PRODI: VI / S1 TEOLOGI-A

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI GEREJA KRISTEN SUMBA


(STT GKS)
PENGANTAR

Dalam nats ini membahas tentang Yesus yang ke daerah Tirus dan Sidon, disini ada
perempun yang datang kepada Yesus, dimana perempuan itu disebut tanpa nama, namun yang
disebutkan adalah status kebangsaannya,bahwa ia adalah seorang perempuan kanaan, dan bagi
orang Israel kanaan adalah orang kafir, mereka bukan bangsa pilihan Allah seperti halnya Israel,
dimana status perempuan kanaan sama sekali tidak masuk dalam hitungan baik secara sosial
maupun gender, di Israel ada kelompok masyarakat yang statusnya dipandang rendah yaitu kaum
perempuan, orang-orang cacat atau sakit dan orang asing, jadi disini perempuan kanaan ini, ia
adalah seorang perempuan, orang asing dan memiliki anak perempuan yang sakit kerasukan
setan. Meskipun status perempuan ini tidak dipandang tapi perempuan ini adalah perempuan
yang berjuang demi kesembuhan anaknya, karena setiap orang tua pasti akan berusaha keras
melakukan apa saja demi kesembuhan anaknya.

PENJELASAN TEKS

Matius 15:21-28 ( perempuan Kanaan yang percaya)

Ayat 21 : Keika Yesus pergi dari situ ( maksud kepergian Yesus dari situ karena Ia marah
terhadap orang-orang Farisi dan ahli taurat yang melanggar ajaran Yesus ) sehingga Ia memilih
untuk pergi ke pesisir kota Tirus dan Zidon atau lebih tepatnya ke bagian wilayah Israel yang
terletak di sekitar kota itu.

Ayat 22 : Dalam ayat ini terlihat bahwa ada seorang perempuan yang berteriak meminta
belas kasihan Tuhan untuk kesembuhan anaknya yang mengalami kerasukan setan. Wanita ini
bukanlah warga Israel melainkan Ia orang asing keturunan dari salah satu bangsa yang dikutuk.
Seturut perkataan dalam Alkitab,terkutuklah kanaan.

Seandainya Kristus pada saat itu tidak berkunjung ke daerah pantai ini, mungkin wanita
itu tidak akan pernah datang kepada-Nya, walaupun belas kasihan-Nya layak dicari kendati harus
menempuh perjalanan yang jauh. Perhatikanlah, iman dan semangat yang tidak aktif, sering kali
akan bangkit kembali ketika perempuan ini diberi kesempatan di depan mata untuk lebih
mengenal Kristus dan berada dekat dengan Sang Firman. Permintaannya sangatlah mendesak, Ia
berseru dengan sungguh-sungguh kepada Kristus. Ia berseru, agak jauh dari Yesus dan tidak
berani menghampiri-Nya terlalu dekat, sebab ia seorang Kanaan, takut jangan sampai membuat
orang lain marah.

Dalam ayat ini ada kalimat yang dikatakan oleh perempuan itu; kasihanilah aku,ya
Tuhan,anak Daud, Ia mengakui-Nya sebagai Mesias, dan inilah hal terbesar yang harus dipegang
oleh iman. Iman perlu pengakuan ini supaya mendapat penghiburan. Dari Tuhan kita bisa
mengharapkan perbuatan-perbuatan yang penuh kuasa, sebab Ia dapat memerintahkan kelepasan
bagi kita. Dari Anak Daud kita bisa mengharapkan segala belas kasihan dan anugerah yang telah
dinubuatkan tentang Dia. Meskipun bukan orang Yahudi, wanita Kanaan ini mengakui janji yang
dibuat kepada nenek moyang orang Yahudi dan kemuliaan yang dijanjikan bagi keturunan Daud.
Orang-orang bukan-Yahudi harus menerima Kekristenan bukan hanya sebagai perbaikan
terhadap agama asli mereka, melainkan juga sebagai penyempurnaan terhadap agama Yahudi,
dengan pandangan yang tertuju kepada Perjanjian Lama.

Ia memohon, "Kasihanilah aku." Ia tidak membatasi Kristus untuk memberi belas kasihan
khusus untuk ini atau itu, melainkan hanya meminta belas kasihan dan belas kasihan saja. Ia
tidak meminta kebaikan, melainkan hanya bergantung pada belas kasihan, "Kasihanilah aku.

Ayat 23 : dalam ayat ini Yesus tidak langsung memberikan respon yang baik terhadap apa
yang diinginkan oleh perempuan itu melainkan Yesus menyuruh murid-muridnya untuk
menyuruh ia pergi jangan berteriak-teriak.

Tanggapan yang ia terima untuk permohonannya ini sungguh dapat mematahkan semangat.
Dalam semua kisah pelayanan Kristus, kita tidak pernah menjumpai tanggapan yang seperti ini.
Biasanya Ia mendukung dan memberikan semangat kepada semua orang yang datang kepada-
Nya, entah dengan menjawab sebelum mereka memanggil atau mendengar sewaktu mereka
masih berbicara. Namun dalam kisah ini kita melihat seorang wanita yang diperlakukan
sebaliknya, dan apakah alasannya?

 Kristus memperlakukannya demikian untuk menguji dia. Ia mengetahui apa yang ada
dalam hatinya, mengetahui kekuatan imannya, dan seberapa mampu ia, dengan anugerah-
Nya, untuk mengatasi keadaan-keadaan yang dapat mematahkan semangat ini. Oleh
karena itu, Ia memberinya tanggapan seperti ini, supaya kemurnian imannya membawa
puji-pujian, kehormatan, dan kemuliaan (1Ptr. 1:6-7). Ini sama seperti Allah yang
menguji Abraham (Kej. 22:1), seperti malaikat yang bergulat dengan Yakub untuk
membuat Yakub bergulat (Kej. 32:24).
 Yesus tidak langsung mengabulkan permintaan wanita yang malang itu sebab Ia tidak
mau menyinggung perasaan orang-orang Yahudi dengan berbuat baik sebebas-bebasnya
dan seterang-terangnya kepada orang-orang bukan-Yahudi seperti yang dilakukan-Nya
kepada mereka sendiri. Sebelumnya Ia memerintahkan murid-murid-Nya untuk tidak
menyimpang ke jalan bangsa lain (10:5), dan karena itu Ia sendiri tidak mau terlihat
begitu condong kepada bangsa-bangasa lain itu seperti halnya kepada orang-orang
Yahudi. Dalam hal ini Ia lebih menahan-nahan keinginan-Nya untuk itu.

Ayat 24 : dalam ayat ini perempuan kenaan juga masih mengalami penolakan dari dari
Yesus secara tegas ia mengatakan bahwa Aku diutus hanya kepada domba-domba yang
hilang dari umat Israel. Engkau tahu bahwa Aku hanya diutus kepada mereka, dan wanita itu
bukan salah satu dari mereka. Maukah kamu supaya Aku berbuat sesuatu di luar tugas-Ku?"
Sebuah desakan jarang dapat menaklukkan akal budi orang bijak yang kukuh; penolakan
mereka mengatup mulut perempuan itu karena didukung dengan alasan yang sangat kuat. Ia
tidak hanya menjawab wanita itu, tetapi juga menantangnya, dan menyumbat mulutnya
dengan alasan kuat. Benar bahwa wanita itu adalah domba yang hilang, dan seperti halnya
orang lain, ia membutuhkan perhatian Kristus, tetapi ia bukan dari umat Israel, yang kepada
mereka Kristus pertama-tama diutus (Kis. 3:26), dan karena itu ia tidak bisa mendapat bagian
di dalam tugas Kristus atau berhak mendapatkan sesuatu dari tugas-Nya itu.

Ayat 25 dan 26 : ketika wanita itu terus memaksa, Kristus tetap pada pendirian-
Nya bahwa tidaklah pantas bagi-Nya untuk melakukan seperti yang dia minta, dan Kristus
bukan hanya menolaknya, melainkan juga tampak menegurnya (ay. 26), "Tidak patut
mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."
Perkataan ini sungguh dapat memupuskan segala harapannya dan membuatnya putus asa
seandainya dia tidak mempunyai iman yang benar-benar kuat.

Ayat 27 : Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh
dari meja tuannya." Nah, mari kita lihat:

 Ia mengakuinya dengan sangat rendah hati, "Benar Tuhan." Perhatikanlah, kita tidak
bisa merendahkan atau menghina orang percaya yang rendah hati, sebab ia sendirilah
yang akan berbicara dengan merendah tentang dirinya sendiri. Ada sebagian orang
yang sewaktu berbicara tampak mencela dan mencemooh diri mereka sendiri, tetapi
mereka akan tersinggung jika orang lain berbuat demikian kepada mereka. Namun
orang yang benar-benar rendah hati akan menerima ucapan-ucapan yang paling
menghina sekalipun, dan ia tidak akan menganggapnya sebagai suatu penghinaan.
"Benar Tuhan, aku tidak dapat menyangkalnya. Aku memang anjing, dan tidak
berhak memakan roti yang disediakan bagi anak-anak."
 Caranya dalam memanfaatkan perkataan ini menjadi suatu permohonan sungguh
cerdik, "Namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Dengan sebuah kecerdasan yang unik, dan kecekatan serta kepandaian rohani, ia
mampu memahami masalah inti yang dapat digunakan sebagai balasan terhadap apa
yang tampak sebagai penghinaan. Perhatikanlah, iman yang hidup dan bekerja akan
sanggup membuat apa yang melawan kita menjadi berbalik mendukung kita. Dari
yang makan keluar makanan, dari yang kuat keluar manisan. Karena
ketidakpercayaan, kita sering kali keliru mengira kawan sebagai lawan, dan
menyimpulkan sesuatu yang buruk bahkan dari perkataan yang menghibur (Hak.
13:22-23), namun dengan iman kita dapat menemukan semangat bahkan dalam
keadaan yang mengecilkan hati sekalipun, kita bisa semakin mendekat kepada Allah
dengan berpegang pada tangan yang bahkan terjulur untuk menjatuhkan kita.

Ayat 29 : Keberhasilan dan akhir yang membahagiakan dari kisah ini. Ia


keluar dari perjuangan itu dengan pujian dan penghiburan. Dan, walaupun ia seorang
wanita Kanaan, ia membuktikan dirinya sebagai seorang putri Israel sejati, yang seperti
raja, bergumul dengan Allah, dan menang. Sebelumnya Kristus menyembunyikan wajah-
Nya dari dia, tetapi sekarang Ia mengasihinya dengan kasih setia abadi (ay. 28). Maka
Yesus berkata, "Hai ibu, besarlah imanmu." Ini seperti Yusuf yang menunjukkan dirinya
kepada saudara-saudaranya, "Aku Yusuf dan dengan demikian juga di sini Yesus berkata,
"Aku Yesus." Sekarang Ia mulai berbicara seperti diri-Nya sendiri dan menunjukkan
wajah-Nya yang sebenarnya. Tidak selamanya Ia akan berbantah.
Permohonan wanita Kanaan itu kepada Kristus. Wanita ini bukan orang Yahudi, ia seorang
asing yang tidak termasuk kewargaan Israel. Ia mungkin keturunan dari salah satu bangsa yang
dikutuk, seturut perkataan yang ada dalam Alkitab Terkutuklah Kanaan., kutukan terhadap suatu
bangsa sebagai sebuah badan politik tidaklah selalu berlaku pada setiap orang yang tinggal di
dalamnya. Allah akan memanggil sisa-sisa umat-Nya dari segala bangsa, dan Ia akan
mengumpulkan bejana-bejana yang terpilih dari semua wilayah pantai, bahkan bejana yang
tampak paling tidak memungkinkan untuk dipilih, dan wanita ini datang dari salah satu wilayah
pantai itu. Seandainya Kristus pada saat itu tidak berkunjung ke daerah pantai ini, mungkin
wanita itu tidak akan pernah datang kepada-Nya, walaupun belas kasihan-Nya layak dicari
kendati harus menempuh perjalanan yang jauh. Perhatikanlah, iman dan semangat yang tidak
aktif, sering kali akan bangkit kembali ketika diberi kesempatan di depan mata untuk lebih
mengenal Kristus dan berada dekat dengan Sang Firman.

Permintaannya sangatlah mendesak. Ia berseru dengan sungguh-sungguh kepada Kristus.


Ia berseru, agak jauh dari Kristus, dan tidak berani menghampiri-Nya terlalu dekat, sebab ia
seorang Kanaan, takut jangan sampai membuat marah orang lain.

Dalam permohonannya ini perempuan itu mengungkapkan kesengsaraannya "Anakku


perempuan kerasukan setan dan sangat menderita,dikuasai atau dirasuki setan." Ada berbagai
macam tingkatan dalam kesengsaraan itu, dan ini adalah tingkat yang paling buruk. Masalah
seperti ini sering terjadi pada waktu itu, dan sangat menyengsarakan. Perhatikanlah,
kesengsaraan anak-anak adalah kesusahan orangtua, dan tidak ada yang sungguh lebih
menyusahkan lagi bila anak-anak mereka dikuasai Iblis. Orangtua yang lemah lembut sungguh
cepat merasakan penderitaan anak-anak mereka, yang merupakan darah daging mereka sendiri.
"Meskipun ia kerasukan setan, ia tetap anak perempuanku." Penderitaan-penderitaan yang
dialami oleh sanak saudara kita tidak membuat kita lepas dari kewajiban untuk menolong
mereka, dan karena itu tidak boleh membuat kita tidak lagi sayang kepada mereka. Kesengsaraan
dan kesusahan keluarganyalah yang kini membawa wanita itu datang kepada Kristus. Ia datang
kepada Kristus bukan untuk mendapat pengajaran, melainkan untuk mendapat kesembuhan.
Namun demikian, karena ia datang dengan iman, Kristus tidak menolaknya. Walaupun kita biasa
datang kepada Kristus karena kebutuhan, kita tidak akan diusir oleh-Nya. Penderitaan anak
perempuannyalah yang memberi wanita ini kesempatan untuk datang memohon kepada Kristus.
Turut merasakan penderitaan orang lain merupakan hal yang baik, apalagi jika kita sendiri bisa
mendapat keuntungan dan manfaat darinya.

Perempuan itu meminta belas kasihan "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud." Ia
mengakui-Nya sebagai Mesias, dan inilah hal terbesar yang harus dipegang oleh iman. Iman
perlu pengakuan ini supaya mendapat penghiburan. Dari Tuhan kita bisa mengharapkan
perbuatan-perbuatan yang penuh kuasa, sebab Ia dapat memerintahkan kelepasan bagi kita. Dari
Anak Daud kita bisa mengharapkan segala belas kasihan dan anugerah yang telah dinubuatkan
tentang Dia. Meskipun bukan orang Yahudi, wanita Kanaan ini mengakui janji yang dibuat
kepada nenek moyang orang Yahudi dan kemuliaan yang dijanjikan bagi keturunan Daud.
Orang-orang bukan-Yahudi harus menerima Kekristenan bukan hanya sebagai perbaikan
terhadap agama asli mereka, melainkan juga sebagai penyempurnaan terhadap agama Yahudi,
dengan pandangan yang tertuju kepada Perjanjian Lama.

Ia memohon Kasihanilah aku. Tidak membatasi Kristus untuk memberi belas kasihan
khusus untuk ini atau itu, melainkan hanya meminta belas kasihan dan belas kasihan saja. Ia
tidak meminta kebaikan, melainkan hanya bergantung pada belas kasihan Kasihanilah aku. Belas
kasihan kepada anak-anak adalah juga belas kasihan kepada orangtua. Kebaikan yang
diperlihatkan kepada milik kita adalah juga kebaikan kepada kita, dan kita harus memandangnya
demikian. Perhatikanlah, orangtua wajib berdoa bagi anak-anak mereka dengan sungguh-
sungguh, terutama bagi jiwa mereka. "Aku mempunyai anak laki-laki, atau anak perempuan,
yang sangat menderita karena kehendak hati yang sombong, atau karena roh najis atau roh jahat.
Mereka diperbudak oleh roh itu untuk menuruti hawa nafsunya. Tuhan, tolonglah mereka."
Masalah seperti ini jauh lebih menyusahkan daripada masalah kerasukan tubuh. Bawalah mereka
dalam iman dan doa kepada Kristus, sebab hanya Dialah satu-satunya yang mampu
menyembuhkan mereka. Jika orangtua melihat kuasa Iblis dihancurkan dalam jiwa anak-anak
mereka, maka mereka juga harus memandangnya sebagai belas kasihan yang besar kepada diri
mereka sendiri.

Kristus memperlakukannya demikian untuk menguji dia. Ia mengetahui apa yang ada
dalam hatinya, mengetahui kekuatan imannya, dan seberapa mampu ia, dengan anugerah-Nya,
untuk mengatasi keadaan-keadaan yang dapat mematahkan semangat ini. Oleh karena itu, Ia
memberinya tanggapan seperti ini, supaya kemurnian imannya membawa puji-pujian,
kehormatan, dan kemuliaan. Ini sama seperti Allah yang menguji Abraham (Kej. 22:1), seperti
malaikat yang bergulat dengan Yakub untuk membuat Yakub bergulan. inti dari kisah tentang
wanita Kanaan ini dapat memperjelas banyak cara Kristus yang tidak dimengerti dan sangat
membingungkan dalam memelihara umat-Nya, terutama dalam memberikan anugerah kepada
mereka. Untuk itulah kisah ini dicatat dalam Injil, yaitu untuk mengajar kita bahwa di balik hal-
hal yang mengecewakan masih ada kasih yang terpancar dari wajah-Nya, dan ini untuk
mendorong kita bahwa sekalipun Ia hendak membunuh kita, kita tetap bisa mempercayai Dia

REFLEKSI TEKS

Jadi dari nats ini menjadi teguran bagi kita agar kita tidak menganggap orang lemah itu
tidak layak, dan iman perempuan kanaan ini juga menjadi contoh bagi setiap kita bahwa iman
bukan sekedar mengaku dengan mulut bahwa kita percaya kepada Yesus. Tapi iman yang
mendatangkan berkat adalah iman yang rendah hati, mengakui ketidak layakan dirinya kepada
Tuhan, iman yang aktif yang bertekun dalam doa dan pengharapan, pantang menyerah meskipun
menghadapi ujian dan kenyataannya mengecewakan. Percaya kepada Tuhan dalam segala
keadaan bahkan ketika dalam kesulitan yang besar sekalipun. Kita lihat dari perempuan kanaan
bahwa ia telah diubahkan tidak hanya kesembuhan yang diterimanya tetapi juga jiwanya yang
diselamatkan, untuk itu hendaklah kita memiliki iman yang mendatang kan berkat.

Perlu juga di perhatikanlah bahwa dalam teks tersebut Imannyalah yang dipuji Kristus. Ada
kebaikan-kebaikan lain yang bersinar terang dalam tingkah lakunya, yakni hikmat, kerendahan
hati, kelemahlembutan, kesabaran, dan ketekunan dalam berdoa atau memohon. Namun,
semuanya ini merupakan buah dari imannya, dan hal terpuji inilah yang sungguh menjadi pusat
perhatian Kristus. Sebab, dari semua kebaikan, imanlah yang paling memuliakan Kristus, maka
oleh sebab itu, dari semua kebaikan, Kristus paling memuliakan iman.

Betapa besar iman wanita ini. Di mana, Pertama, walaupun iman semua orang kudus
sama berharganya, namun tidak semua orang mempunyai iman yang sama kuat. Orang-orang
percaya tidak mempunyai ukuran dan postur tubuh yang sama. Kedua, kebesaran iman banyak
terletak pada keteguhan kepercayaan kita kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang maha
mencukupi, sekalipun dalam keadaan yang mengecilkan hati. Kebesaran iman juga tergantung
pada kegig ihan kita untuk mengasihi dan memercayai-Nya sebagai Teman, bahkan ketika Ia
tampak sedang menentang kita sebagai Musuh. Inilah iman yang sungguh hebat! Ketiga, iman
yang lemah, jika benar, tidak akan ditolak, tetapi iman yang besar pasti akan dipuji dan akan
sangat menyenangkan hati Kristus, sebab di antara orang-orang yang percayalah Ia paling dipuja.
Karena itulah Kristus memuji iman si perwira (lihat ps. 8), yang juga bukan orang Yahudi, sebab
ia mempunyai iman yang kuat akan kuasa Kristus. Demikianlah, wanita ini juga dipuji Kristus,
karena ia mempunyai iman yang besar akan kehendak baik Kristus. Kedua orang ini diterima-
Nya.

Ia menyembuhkan anak perempuannya, "Jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki.


Aku tidak bisa menolak memberikan apa-apa kepadamu, ambillah apa yang kau cari."
Perhatikanlah, orang-orang yang sungguh-sungguh percaya dapat memperoleh apa yang mereka
minta. Apabila kehendak kita sesuai dengan kehendak firman Kristus, maka kehendak-Nya akan
serupa dengan keinginan kita. Orang-orang yang tidak menolak Kristus akan mendapati bahwa
Ia tidak akan menolak mereka pada akhirnya, meskipun untuk sementara waktu Ia tampak
menyembunyikan wajah-Nya dari mereka. "Engkau ingin agar dosa-dosamu diampuni,
kejahatan-kejahatanmu disingkirkan, dan sifat-sifatmu dikuduskan, jadilah kepadamu seperti
yang kau kehendaki.

Jadi, kita perlu belajar meneladani Yesus maupun perempuan Kanaan dari teks ini. Yesus
melayani semua orang bahkan orang nonYahudi sealipun. Bukankah Yesus juga telah mengasihi
dan mati di kayu salib menebus dosa kita, orang nonYahudi, sehingga mendapat keselamatan
dan hidup kekal. Oleh karena itu, mari kita merespon kasih Yesusdengan percaya dan
menjalankan tugas pelayanan kita yaitu melayani tanpa memandang suku, jenis kelamin maupun
budaya. Di samping itu, bila kita ada masalah dan kesulitan, mari datang memohon kepada
Yesus dengan penuh iman dan tidak jemu-jemu, maka Ia akan menjawab doa dan mengatasi
masalah kita.

Anda mungkin juga menyukai