Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
yang dilakukan oleh manusia. Hal ini secara nyata menunjukkan keterkaitan yang
sangat kuat diantara keduanya. Melihat pada hal tersebut, manusia pada dasarnya
yang mereka tetapkan baik secara individual maupun kolektif. Proses pemilihan
layanan kesehatan ini tentu saja didasari oleh berbagai pertimbangan yang telah
ada sebelumnya. Kualitas dari suatu pelayanan kesehatan juga menjadi salah satu
hal yang cukup penting untuk dilihat. Standarisasi tentang aturan dan kualifikasi
profesional dengan tidak melihat latar belakang sosial merupakan beberapa hal
dasar yang seharusnya dimiliki oleh suatu sistem medis (Whitehead, 1992).
mencakup semua aktifitas klinik dan non klinik, pranata-pranata formal dan
informal serta segala aktifitas lain yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan
pesat seperti saat ini, masyarakat tidak begitu saja menjatuhkan pilihannya untuk
menggunakan pola medis secara ilmiah tersebut. Terdapat berbagai faktor yang
1
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
hal ini terjadi adalah masih kuatnya nilai-nilai kultural yang berkembang di
perawatan kesehatan dimana cara pengobatan dan obat yang digunakan mengacu
yang sama untuk menyebutkan satu sistem pengobatan di luar pengobatan modern
yang berasal dari barat. Badan kesehatan dunia (WHO) menyebut hal tersebut
tradisional bahkan ada juga yang menyebutnya dengan folk medicine, ethno
Pemilihan cara penyembuhan secara tradisional juga tidak lepas dari usaha
besar aspek kehidupan manusia mulai dari proses terbentuknya seseorang sampai
berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan pengalaman praktik, baik yang dapat
diterangkan secara ilmiah maupun tidak dalam melakukan diagnosis, prevensi dan
2
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pengobatan tradisional tidak hanya hadir sebagai fenomena medis dan ekonomi,
tetapi cakupannya lebih luas lagi yakni sebagai suatu fenomena sosial budaya dan
Secara keilmuan pola-pola yang ada pada sistem medis modern berbeda
dengan pola yang terdapat dalam sistem medis tradisional. Hal ini tentu saja
disebabkan oleh berbagai faktor yang terdapat di dalam kedua sistem medis
tersebut. Perbedaan yang sangat mencolok dari dua sistem medis ini diantaranya
Tabel 1.1 Perbedaan Sistem Medis Modern dan Sistem Medis Tradisional
oleh umat manusia sejak awal keberadaan umat manusia itu sendiri. Berbagai
cerita mengenai penyakit selalu muncul dalam setiap peradaban masyarakat dari
masa ke masa (Prasetya, 2009). Ketika individu sedang menderita suatu penyakit,
yakni : (1) tidak bertindak apa-apa atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no
3
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
action); (2) tindakan mengobati sendiri (self treatment); (3) mencari pengobatan
dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit (goverment public medicine)
Lebih jauh lagi Goule dalam Sciortino (1999) memaparkan bahwa pola
masyarakat yang termasuk dalam tingkat sosial ekonomi dan pendidikan yang
pelayanan kesehatan yang ideal bagi mereka secara nyata telah menjadi faktor
maupun modern.
tradisional secara umum telah mampu menyatu dengan masyarakat, hal tersebut
sistem pengobatan tradisional. Pada tahun 2003, sebanyak 20,67% dari penduduk
4
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
signifikan dari tahun ke tahun, yakni sebanyak 22,26% pada tahun 2008, 24,24%
dirinya sedang sehat atau sakit pada hakikatnya tidak dapat terlepas dari
Lebih lanjut Sarwono (2004) menjelaskan bahwa secara ilmiah penyakit (disease)
itu diartikan sebagai gangguan terhadap fungsi fisiologis dari suatu organisme
yang berasal dari infeksi atau tekanan yang terjadi di lingkungan tersebut,
sehingga penyakit itu bersifat objektif. Sebaliknya sakit (illness) adalah hasil
Fenomena subjektif ini ditandai dengan perasaan tidak enak dan hal-hal lainnya.
Mungkin saja terjadi keadaan dimana secara objektif individu terserang suatu
penyakit dan salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya namun individu
Sebaliknya, seseorang mungkin saja bisa merasa sakit namun secara medis tidak
diperoleh bukti bahwa dia sakit. Permasalahan seperti ini sangat berkaitan erat
1
Data Statistik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2003
2
Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2010
5
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Dalam konteks masyarakat Jawa, terdapat dua jenis penyakit yang bersifat
pokok yakni : (1) penyakit yang bisa ditemukan sebab-sebab fisiknya dan bisa
disembuhkan melalui pengobatan dokter yang dididik secara medis barat. (2)
penyakit yang tidak bisa ditemukan sebab-sebab secara medis, namun si pasien
masih saja merasakan sakit. Jenis penyakit yang kedua inilah yang seringkali
Selain itu, melakukan diagnosa terhadap diri sendiri dan orang lain serta pilihan
untuk berkonsultasi atau membuat keputusan dengan anggota keluarga dalam hal
pemilihan layanan kesehatan juga telah menjadi perhatian dalam ranah ilmu
budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi diantara
saat ini. Salah satunya adalah jika dahulu penyembuh tradisional identik dengan
orang tua yang dipanggil dengan julukan “mbah”3, maka seiring dengan
perkembangan media komunikasi yang semakin maju saat ini tidak sedikit dari
3
Sebutan Untuk Penyembuh Tradisional Dalam Bahasa Jawa
6
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
para pelaku atau praktisi penyembuh tradisional tersebut yang mulai membangun
citra dirinya melalui media cetak, radio dan televisi. Hal ini terbukti dengan
stasiun televisi serta radio dengan narasumber praktisi atau penyembuh tradisional
yang mendapat julukan “Gus” (laki-laki) atau “Jeng” (perempuan). Melalui fakta
ini terungkap sebuah keadaan jika di jaman modern seperti saat ini masih banyak
berbagai faktor, salah satunya adalah ketidaksembuhan pasien yang pergi berobat
dalam dunia kesehatan akan memberikan dampak yang sangat luas, dampak ini
implikasi yang sangat krusial terhadap potensi-potensi apa saja yang akan
mengarah pada hal-hal yang bersifat positif maupun negatif dalam dunia medis
dan arus globalisasi ini akan terus berlanjut dan berkembang dari masa ke masa.
secara tidak langsung akan membuat perubahan budaya semakin mudah terjadi,
hal tersebut juga akan merambah pada kajian budaya dalam konteks kesehatan.
7
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Hasil yang kemudian muncul dari proses ini salah satunya adalah mengenai
sosial budaya dan kesehatan yang ada di sekitarnya. Fenomena semacam ini
merupakan proses perubahan sosial yang relatif baru dan hal-hal baru tersebut
meliputi proses perubahan ide yang semakin cepat, citra, gaya dan media
tidak begitu saja merubah mind set (cara pandang) masyarakat untuk mengikuti
alur tersebut. Banyak dari masyarakat yang tetap bertahan pada pola pelayanan
penyembuhan secara instan melalui media televisi. Hal semacam ini tentu saja
sangat menarik untuk dibahas lebih lanjut karena meskipun berbagai tawaran
hanya mementingkan proses pembentukan citra diri agar dapat menarik perhatian
masyarakat. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat
tradisional.
8
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
penyembuh tradisional di era saat ini memang menarik untuk dibahas lebih lanjut.
Salah satu penjelasannya adalah jika dahulu proses promosi yang dilakukan oleh
penyembuh tradisional hanya sebatas dari mulut ke mulut (atau dalam istilah Jawa
disebut dengan “getok tular”), namun seiring dengan perkembangan media dan
teknologi yang ada saat ini banyak penyembuh tradisional yang kemudian
terbagi menjadi tiga bentuk, yakni (1) media cetak (surat kabar, majalah, pamflet,
brosur), (2) media elektronik (televisi, radio) dan (3) media papan (papan nama
Surabaya banyak dilirik oleh pemerhati bisnis tidak terkecuali dalam bisnis
Beberapa hal menarik yang dapat dilihat dari fenomena tersebut adalah mengenai
tradisional agar tempat praktiknya dapat tetap eksis. Banyak dari penyembuh
tradisional yang kemudian berani meniru cara medis modern dalam menjalankan
praktik pengobatannya agar dapat meyakinkan calon pasien. Hal ini tentu saja
9
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
karena secara umum apa yang diterapkan oleh sistem medis tradisional sangat
tersebut memberikan janji yang menggiurkan kepada pasien antara lain dapat
berobat juga merupakan salah satu bahan iklan yang dianggap akan menarik
ini dapat dikatakan sebagai sebuah strategi untuk menjaga eksistensi mereka di
cara untuk mencapai atau mewujudkan tujuan secara efektif dan efisien, hal inilah
yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh para penyembuh tradisional melalui
strategi media promosi modern berupa iklan. Dengan semakin banyak praktisi
penyembuh tradisional yang mengiklankan usahanya maka akan muncul dua sisi
pendekatan yakni di satu sisi dapat membuat masyarakat yang menggunakan pola
10
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
lain jika masyarakat kurang teliti terhadap hal tersebut maka mereka dapat
Pemilihan media promosi melalui konsep modern seperti halnya iklan bagi
penyembuh tradisional merupakan sebuah trend baru yang cukup marak dalam
kurun waktu belakangan ini. Hal tersebut dapat dilihat dari data PPPI (Persatuan
Perusahaan Periklanan Indonesia) pada tahun 2004 yang menyatakan bahwa total
dari 20 besar belanja iklan secara nasional dengan total anggaran mencapai Rp
tradisional pada tahun berikutnya yaitu dengan total anggaran Rp 136 Milyar.
Peringkat yang ada juga ikut naik yaitu dari peringkat ke-11 menuju peringkat 8
seperti halnya melalui program talkshow di televisi dan radio, iklan di surat kabar,
hingga penyebaran brosur merupakan salah satu bukti jika proses promosi yang
kita lihat lebih dalam, saat ini penyampaian iklan melalui media televisi lebih
banyak dipilih oleh penyembuh tradisional dan hal tersebut tentu saja dibumbui
Pandangan semacam inilah yang saat ini menyelimuti para penyembuh tradisional
sehingga promosi melalui iklan di televisi kemudian dipilih oleh mereka. Usaha
4
www.anneahira.com/belanja-iklan.html
11
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
olah menjadi agenda utama bagi para penyembuh tradisional. Berangkat dari hal
inilah kemudian penulis menjadi tertarik untuk mengupas lebih jauh mengenai
fenomena tersebut. Media iklan yang merupakan bentuk budaya kapitalis saat ini
secara penuh tradisi “getok tular” yang bersumber dari pengalaman pasien
1. Mengapa cara promosi modern melalui iklan di televisi dipilih oleh para
penyembuh tradisional?
televisi. Selain itu, alasan apa saja yang mendasari para penyembuh tradisional
12
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
tersebut memilih media iklan sebagai alat promosi atau pemasaran menjadi
penting untuk dijabarkan. Yang tidak kalah pentingnya adalah untuk mengetahui
iklan sebagai alat promosi atau pemasaran oleh penyembuh tradisional. Ketiga hal
tersebut sangat penting untuk dikaji lebih dalam agar nantinya didapatkan
penelitian ini adalah peneliti dapat memberikan gambaran dan juga pemaparan
yang cukup jelas mengenai hal-hal yang terkait dengan permasalahan mengenai
hal utama yang ingin dikupas lebih lanjut adalah mengenai perubahan konsep
promosi yang dipilih oleh para penyembuh tradisional melalui media modern.
praktik pengobatan tradisional yang menjamur saat ini menjadi kajian yang cukup
menarik untuk dibahas karena nantinya masyarakat akan mengetahui lebih jauh
tentang dinamika yang muncul diantara keduanya. Tidak lupa, diharapkan hasil
penelitian ini dapat menambah literature dan juga referensi khususnya bagi
peneliti lain yang ingin mengambil tema serupa atau mendekati kajian yang
Kesehatan belum terlalu banyak peneliti yang memfokuskan kajian pada pola
13
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
tradisional. Salah satu hasil penelitian yang membahas mengenai permasalahan ini
adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Irfan Syuhudi, M. Yamin Sani,
dan M. Basir Said (2012) dengan judul “Etnografi Dukun : Studi Antropologi
penelitian ini juga disinggung mengenai pola promosi beberapa dukun yang sudah
mulai beralih ke pola modern. Beberapa hasil yang dijabarkan dalam tulisan
keahliannya supaya dikenal atau menjadi terkenal. Beberapa dukun ada yang
menggunakan media sosial seperti memasang iklan di koran, televisi, dan radio.
Ada pula dukun yang membuat brosur dan kemudian mengedarkannya di jalan-
jalan besar tertentu hingga ada juga dukun yang memasang reklame di depan
rumah atau tempat praktiknya. Hal ini mereka lakukan semata-mata sebagai
proses adaptasi untuk bertahan di tengah pluralisme medis yang ada di lingkungan
perkotaan.
ke dalam dua golongan besar, yaitu (1) sistem medis ilmiah yang merupakan hasil
perkembangan ilmu pengetahuan (terutama dalam dunia barat) dan (2) sistem
non-medis (tradisional) yang berasal dari aneka warna kebudayaan manusia. Hal
lain yang membedakan kedua golongan ini adalah pengobatan modern berbasis
14
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
supranatural.
campur tangan kekuatan gaib ataupun yang memadukan antara kekuatan rasio dan
batin (Agoes, 1996). Bruce Kapferer dalam Alkumayi (2011) menyatakan jika
local beliefs, keduanya (dukun dan praktik perdukunan) tidak bisa dinilai dari
sudut pandang rasionalitas ilmu karena memiliki nalar dan logika sendiri yang
keterbelakangan.
yang terdiri atas pengetahuan, kepercayaan, gagasan, dan nilai yang berada
Kalangie, 1994). Ketika ada orang yang datang berobat kepada dukun kemudian
terus digunakan oleh si pasien. Salah satu ciri pengobatan dukun adalah
penggunaan doa-doa atau bacaan-bacaan, air putih, dan ramuan tradisional. Para
15
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
sekolah formal atau sekolah khusus perdukunan. Ada kesan, keahlian menjadi
dukun itu disebabkan atau diwariskan secara turun temurun kepada keturunannya
mewarisi ilmu dukun dari orang tuanya terlebih jika yang bersangkutan
beberapa kali mimpi bertemu orang yang usianya sudah tua dan memakai pakaian
serba putih.
penyakit yang dialami oleh orang itu pernah dialami orang lain bahkan berhasil
disembuhkan oleh sang dukun (Geertz, 1989). Hal inilah yang kemudian dianggap
sebagai suatu konsep cocok dan tidak cocok, tergantung kepada masing-masing
penyembuh tradisional secara modern adalah penelitian yang dilakukan oleh Lusi
Kristiana, Pramita Andarwati dan Syarifah Nuraini (2013) dengan judul “Kajian
eksklusif, dan kesaksian pasien yang sembuh. Bentuk iklan dengan janji yang
16
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
tradisional agar dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas. Maraknya iklan
ini dapat dilihat dari tingginya intensitas kemunculan mereka baik di media cetak
ternyata dapat dijadikan sebagai salah satu bahan iklan agar bisa menarik
dari iklan sebenarnya merupakan ekspresi dari rasa frustasi dan respon masyarakat
Hebatnya lagi tidak jarang masyarakat awam menganggap bahwa suatu metode
jenis penyakit, pemikiran seperti ini biasanya disebabkan oleh efek dari iklan
mengobati sakit mata, jantung, prostat dan penyakit mematikan lainnya tanpa
17
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
harus operasi. Berbagai penyakit seperti halnya kanker ganas konon bisa
atau ke dalam telur. Sugesti yang diciptakan oleh penyembuh tradisional semacam
ini sangat tidak bisa diterima oleh medis modern. Ilmu Kedokteran sendiri yang
masehi) saja untuk setiap keahlian dibutuhkan tahapan pendidikan yang panjang
Bila berbicara mengenai biaya yang harus dikeluarkan oleh calon pasien
untuk memperoleh kesembuhan, maka jika kita kalkulasikan dengan cermat upaya
penyembuh tradisional lainnya biasanya biaya yang harus dikeluarkan bisa jadi
lebih mahal dibandingkan dengan biaya pengobatan medis secara ilmiah. Fakta
lain juga menyebutkan bahwa tidak sedikit dari pasien pengobatan tradisional
yang berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyakit yang
Banyak dokter yang mau tidak mau harus menerima kondisi pasien setelah
“digempur” oleh berbagai jenis terapi yang bisa saja memberikan efek buruk bagi
tubuh bahkan dapat memperlambat pemberian terapi secara medis. Persepsi yang
ditanamkan kepada publik bahwa biaya pengobatan medis modern itu mahal
18
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pengobatan tradisional dibandingkan dengan membeli obat dari resep dokter atau
di apotik. Sebenarnya anggapan bahwa berobat ke dokter itu mahal pada dasarnya
sama saja seperti biaya yang harus dikeluarkan oleh si pasien ketika mendatangi
mereka.
media memiliki peranan yang besar dalam menyampaikan sebuah pesan yang
hingga saat ini. Maksud dari pesan yang bersifat komersial jika dikorelasikan
dengan penelitian ini adalah iklan program talkshow kesehatan yang digunakan
pengobatan tradisional yang dimilikinya. Proses penyampaian ini tentu saja diikuti
oleh tujuan komersialisasi agar penonton tertarik datang dan berobat kepadanya.
19
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Iklan atau dalam Bahasa Inggris Advertise berasal dari Bahasa Latin, yaitu
advere yang berarti menyampaikan pikiran dan gagasan kepada orang lain. Lebih
jauh pengertian iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu layanan yang
disampaikan lewat media dan dibiayai oleh pemrakarsa itu sendiri serta ditujukan
kompleks dan hal tersebut bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Dampak langsung misalnya efek terhadap harga obat-obatan yang semakin mahal
karena bahan yang harus di import dari luar negeri. Pada umumnya harga bahan
obat ini disesuaikan dengan ukuran kurs dolar Amerika yang tidak stabil atau
fluktuatif. Hal ini tentu saja menyebabkan kebingungan bagi masyarakat untuk
memilih pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kantong mereka. Dampak tidak
2008).
juga dipengaruhi oleh informasi yang mereka dapatkan, tidak terkecuali yang
20
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
bahwa bentuk-bentuk kebudayaan yang ada saat ini sudah sangat dipengaruhi oleh
arus globalisasi.
berasal dari satu ujung garis kontinuum budaya kemudian berlanjut ke ujung garis
kontinuum yang lain. Pada saat televisi mulai menggantikan institusi keluarga,
teman dan komunitas sebagai titik pusat peradaban maka titik interaksi dan
pembentukan nilai akan berpusat pada televisi (Abdullah, 2006). Dalam topik
getok tular (proses promosi dari mulut ke mulut) namun dengan proses perubahan
modernitas yang ada saat ini para penyembuh tradisional kemudian lebih berani
untuk mengambil cara promosi melalui iklan televisi yang dianggap dapat
Media sejatinya menyediakan ruang dan waktu bagi pelaku bisnis untuk
memperkenalkan jasa ataupun produk yang mereka miliki, tidak terkecuali pelaku
dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak luas dengan atau tanpa
proses promosi melalui iklan yang digunakan oleh para penyembuh tradisional
diharuskan sesuai dengan aturan yang berlaku karena hal ini akan diakses oleh
21
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
ketika orientasi yang dipikirkan oleh pelaku iklan dalam hal ini adalah para
televisi pada dasarnya memiliki magnet yang sangat kuat untuk menarik penonton
individu yang akan atau sedang beriklan. Konsep iklan yang dilakukan oleh
mempengaruhi atau mengubah sikap penerima agar dia menentukan sikap dan
perilaku yang sesuai dengan kehendak si pengirim (Liliweri, 2007). Melalui iklan,
rayuan kepada calon pasien. Dalam proses modernisasi dewasa ini sistem nilai
tradisional secara nyata mulai digantikan oleh sistem nilai modern sehingga
referensi yang ada tidak lagi berkiblat pada tradisi, tetapi pada nilai-nilai
modernitas dengan logika berpikir yang berbeda (Abdullah, 2006). Hal ini jelas
terlihat pada perubahan pola promosi yang dilakukan oleh para penyembuh
tradisional saat ini, pemilihan media promosi secara modern dianggap sebagai
Pengiklan yang cerdik selalu berusaha untuk dapat menciptakan hal baru
bagi pemirsanya, hal ini dirancang agar menimbulkan ketertarikan (Cook, 1997).
22
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Berbagai cara kreatif yang digunakan oleh penyembuh tradisional secara nyata
merupakan bentuk usaha mereka untuk keluar dari konsep promosi yang dianggap
kuno. Pada dasarnya apa yang disampaikan melalui iklan biasanya memanipulasi
memanipulasi isi yang ditampilkan secara visual melawan verbal (Liliweri, 2007).
Daya persuasif atau pengaruh suatu pesan sangat tergantung pada media
apa yang dipilih oleh komunikator dalam upaya memindahkan pesan atau
di televisi dianggap sebagai bentuk usaha persuasif yang dilakukan kepada calon
adalah sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah
23
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
pernyataan-pernyataan mengenai isi, sifat, ciri dan keadaan dari sesuatu atau
sesuatu dengan sesuatu yang lain. Meskipun ada berbagai macam jenis metode
analisis, namun secara umum kita dapat mengatakan bahwa tujuan akhir analisis
atau unsur tertentu dengan variabel atau gejala atau unsur yang lain lalu
menetapkan jenis hubungan apa yang nantinya akan dilihat lebih dalam.
metode penelitian secara etnografis juga tidak dapat dilepaskan dalam penelitian
ini. Proses pengumpulan data empiris yang relatif tidak terstruktur, sejumlah kecil
kasus, pelaporan dan teknik analisis yang lebih bersifat interpretatif dengan cara
dengan metode etnografis (Denzin dan Lincoln, 2009). Berkaca dari hal tersebut,
penelitian ini.
waktu lima bulan yakni mulai bulan September 2014 hingga Januari 2015. Alasan
24
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
utama yang mendasari pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena Kota
Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia dan sekaligus menjadi salah
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyembuh tradisional yang ada di Kota
Surabaya bahkan tidak sedikit dari mereka yang menggunakan media iklan dalam
Kota Surabaya menjadikan kota ini banyak dipilih oleh penyembuh tradisional
suatu penelitian, bertumpu pada hal tersebut maka pemilihan Kota Surabaya
Ketersedian data dan adanya fenomena yang diteliti menjadi dasar pemilihan
lokasi tersebut.
yang harus selalu diperhatikan. Maksud dari kata “diperhatikan” di sini adalah
informasi yang sesuai dengan apa yang dicarinya. Hal ini disebabkan oleh peran
25
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
menentukan hasil akhir suatu penelitian. Lebih jauh Benard dalam Endraswara
yang dapat bercerita secara mudah, paham terhadap informasi yang dibutuhkan,
serta dapat dengan jelas memberikan informasi kepada peneliti. Melihat pada
fungsi pokok yang sangat dominan dalam suatu penelitian, maka posisi informan
seolah-olah menjadi titik utama agar dapat memperoleh jawaban penelitian yang
akurat.
(TV).
penting yang harus dikerjakan dengan teliti. Dalam penelitian ini beberapa
tahapan dilakukan demi mendapatkan data yang relevan sehingga dapat digunakan
26
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
ini merupakan langkah awal yang cukup penting dalam penelitian karena
penelitian dan juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang
tempat praktik yang dimiliki oleh penyembuh tradisional secara rutin serta
(Poerwandari, 2005).
dalam penelitian ini. Proses wawancara juga dilakukan pada pasien, pihak
27
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
arsip-arsip yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya serta pihak
stasiun televisi. Tujuan utama dari hal ini adalah diharapkan nantinya akan
Tahapan akhir yang paling penting dalam suatu penelitian adalah analisis
data, hal ini merupakan usaha untuk menggabungkan berbagai data yang telah
diperoleh untuk dikaji lebih lanjut. Analisis data pada dasarnya merujuk pada
pengumpulan data dan analisis data tidak dapat dipisahkan begitu saja.
Pengumpulan data ditempatkan sebagai salah satu komponen yang harus ada
dalam penelitian ini yakni : proses reduksi data dilakukan dengan cara
mengumpulkan terlebih dahulu data kasar dan masih mentah yang berlangsung
secara terus menerus selama penelitian, lalu kemudian membuat ringkasan data.
Setelah itu data diolah dan disajikan dengan cara penyampaian berbagai informasi
28
Pasang Iklan Di Televisi : Media Penyembuh Tradisional Jawa Di Tengah Modernisasi (Studi Kasus
Di
Kota Surabaya)
DENY WAHYU APRIADI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
yang telah didapatkan oleh peneliti selama di lapangan. Data yang telah terkumpul
selanjutnya disusun secara runtut dalam bentuk naratif sehingga mudah dipahami.
Setelah data tersusun dan terklasifikasi dalam bab-bab bahasan maka tahapan
29