Anda di halaman 1dari 4

STUDI ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN OBAT HIPERGLIKEMIA

PADA MASYARAKAT
1*Suryanita, 2Ferna Indrayani

1*,2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin

email: Suryanita_noth@yahoo.com

ABSTRAK
Etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari kegunaan tanaman yang memiliki efek farmakologi yang
memiliki hubungan dengan pengobatan. Tumbuhan obat dapat diartikan sebagai tanaman ataupun
tumbuhan yang secara ilmiah memiliki kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit seperti
mengurangi rasa sakit, mencegah ataupun menyembuhkan penyakit, dan untuk menjaga kondisi badan
agar tetap sehat. Dari sekian banyaknya tanaman yang digunakan sebagai obat, salah satu fungsinya
adalah sebagai pengobatan Hiperlikemia atau diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk tingkat
pengetahuan masyarakat tentang pengobatan tradisional penyakit Hiperglikemia pada masyarakat.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional bersifat deskriptif dan analitik dan teknik
pengambilan sampel yakni menggunakan puposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 50
orang dan hanya sebanyak 42 responden yang menggunakan tanaman sebagai pengobatan
Hiperglikemia atau Diabetes Mellitus. Berdasarkan observasi lapangan dengan membagikan kuesioner
di ketahui bahwa koleksi tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengobatan
Hiperglikemia adalah daun kelor, daun sambiloto, mengkudu, bawang merah dan lidah buaya. Bagian
tumbuhan yang digunakan yaitu daun, buah, dan pelepah dengan cara pengolahan tanaman obat oleh
masyarakat setempat yaitu dengan cara direbus, diparut, ditumbuk dan dikonsumsi dua kali sehari tiap
pagi dan sore hari.

Kata kunci : Etnofarmakologi, Tanaman Obat, Hiperglikemia


bahwa peningkatan kualitas gaya hidup dapat
PENDAHULUAN menurunkan resiko terjadinya diabetes.
Pengetahuan tradisional yang dimiliki Pencegahan diabetes dapat dilakukan sedini
setiap suku di Indonesia perlu mungkin oleh orang sehat agar tetap sehat atau
didokumentasikan melalui kajian etnobotani pada mereka yang telah memiliki
supaya pengetahuan pemanfaatan tumbuhan kecenderungan atau resiko untuk menyandang
yang dimiliki dari setiap suku tidak hilang diabetes (prediabetes). Pencegahan pada
ditelan modernisasi budaya (Ningsih dkk., kelompok penyandang prediabetes (sebutan
2016). bagi mereka yang telah memiliki resiko
Kurangnya dokumentasi mengenai diabetes namun belum dapat dikategorikan
penggunaan tumbuhan obat oleh komunitas sebagai penyandang diabetes) dimaksudkan
tertentu menyebabkan sulitnya pelestarian agar kelompok ini memiliki gaya hidup sehat
obat tradisional tersebut. Ditambah lagi sehingga dapat terhindar dari diabetes
dengan adanya modernisasi akibat masuknya (Rumahorbo, 2014).
kebudayaan dari luar, terutama yang diadopsi Menurut penelitian masa kini, obat-obatan
oleh generasi muda membuat makin lunturnya tradisional memang bermanfaat bagi
pengetahuan lokal pada komunitas tertentu kesehatan, dan kini digencarkan penggunaanya
(Ningsih, 2016). karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik
Hiperglikemia atau Diabetes mellitus harga maupun ketersediannya. Obat tradisional
merupakan suatu sindrom penyakit pada saat ini banyak digunakan karena
metabolisme yang ditandai dengan adanya menurut beberapa penelitian tidak terlalu
hiperglikemia akibat kekurangan insulin menyebabkan efek samping, karena masih bisa
ataupun disebabkan karena terjadinya dicerna oleh tubuh (Hasdianah, 2012).
resistensi insulin (Kurniawaty dkk,2016). Secara konvesional penderita diabetes
Penyakit Diabetes merupakan salah satu seakan sudah terpatri dibenaknya bahwa
penyakit degeneratif yang terkait langsung seumur hidup akan ketergantungan dengan
dengan gaya hidup atau life style. Sekalipun obat, kini timbul harapan baru bahwa penderita
ada faktor lain di luar gaya hidup, namun dari bisa sembuh dengan obat herbal diabetes,
berbagai hasil penelitian mengungkapkan dengan klasifikasi sebagai berikut:Pada

JournalofPharmaceuticalScience and HerbalTechnology Vol.1 No.1 Agustus 2023 1


penderita diabetes mellitus yang masih muda d. Masyarakat yang bukan
dan belum lama kemungkinan untuk sembuh penderita Diabetes
sangat besar, maka bila sudah ada gejala mellitus
segeralah berobat, dengan obat herbal.
Disamping obat herbal diabetes mellitus C. Prosedur Penelitian
tersebut di atas perlu di tambahkan produk 1. Kuesioner
yang mengandung protein tinggi dan produk Kuesioner adalah metode
yang berfungsi merekonstruksi organ secara pengumpulan data dengan cara
cepat khususnya menyembuhkan pankreas, memberikan atau menyebarkan daftar
agar bisa memproduksi insulin kembali sesuai pertanyaan/peryataan kepada
kebutuhan tubuh (Hasdianah, 2012). responden dengan harap responden
memberikan respon atas pertanyaan
tersebut (Muryani dkk., 2016).
METODE 2. Wawancara
A. Jenis penelitian yang dilakukan
Wawancara (interview)
adalah penelitian observasional yang
merupakan teknik pengumpulan data
bersifat deskriptif yaitu dengan memberikan
dalam metode survey yang
gambaran atau mendeskripsikan tanaman
menggunakan pertanyaan secara lisan
obat yang dapat digunakan sebagai
kepada subjek penelitian (Muryani dkk.,
pengobatan penyakit Diabetes mellitus
2016).
pada masyarakat di desa Alatengae
Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros. 3. Observasi
B. Populasi dan sampel
Observasi merupakan teknik
1. Populasi
pengumpulan data dengan cara melakukan
Populasi penelitian adalah
pengamatan dan pencatatan secara
keseluruhan objek penelitian atau
sistematik terhadap fenomena yang diselidiki
objek yang akan diteliti. Populasi
secara langsung ke obyek penelitian (Muryani
dalam penelitian ini adalah
dkk., 2016).
masyarakat penderita diabetes mellitus
berusia>30
2. Teknik sampling HASILPENELITIAN
Teknik sampling yang digunakan Berdasarkan penelitian yang telah
dalam penelitian ini adalah purposive dilakukan makadidapatkan hasil penelitian
sampling. Dimana purposive sampling sebagai berikut:
itu adalah salah satu teknik Tabel 1. Distribusi frekuensi responden yang
pengambilan sampel yang dilakukan menggunakan tanaman sebagai pengobatan
secara sengaja dan telah sesuai Hiperglikemia
dengan semua persyaratan sampel
yang akan diperlukan. Nama tumbuhan Frekuensi Persen
Kelor (Moringa 17 40%
a. Kriteria sampel oleivera)
1. Kriteria inklusi Sambiloto 12 29%
a. Masyarakat yang (Andrographis
berumur >30 tahun paniculata)
b. Dapat berkomunikasi Mengkudu 6 14%
secara verbal (Morinda citrifolia)
c. Masyarakat yang Bawangmerah 4 10%
bersedia menjadi (Alliumcepa
responden var.aggregatum)
d. Masyarakat penderita Lidah buaya 3 7%
Diabetes Mellitus (Aloe vera)
2. Kriteria eksklusi Total 42 100%
a. Masyarakat yang
dibawah umur <30 Tabel 2 . Data klasifikasi Tanaman Obat yang
tahun digunakan sebagai pengobatan
b. Masyarakat yang Hiperglikemia
menolak untuk
melanjutkan penelitian No A B C D
c. Tidak bersedia menjadi 1 Bawang merah Diparut, Buah 2 x sehari
responden (Allium cepa var. ditumbuk
Aggregatum)

JournalofPharmaceuticalScience and HerbalTechnology Vol.1 No.1 Agustus 2023 2


No A B C D tumbuhan obat yang berpotensi dikembangkan
2 Mengkudu Direbus Buah 2 x sehari sebagai antidiabetes. Famili yang paling banyak
(Morinda citrifolia) digunakan adalah Lamiaceae (6%), Fabaceae
(4%), dan Rosaceae (4%). Bagian tumbuhan
3 Lidah buaya Diseduh Pelepah 2 x sehari
yang paling banyak digunakan adalah daun
(Aloe vera)
(20%). Tanaman yang paling banyak
4 Sambiloto Direbus Daun 2 x sehari digunakanbagai pengobatan
(Andrographis Hiperglikemia pada syarakat yaitu daun
paniculata) kelor (Moringa oleifera). ini didasari oleh teori
5 Kelor (Moringa Direbus Daun 2 x sehari The miracle of herbs ng mengatakan bahwa
oleifera) flavanoid dalam daunlor berfungsi
sebagai antioksidan yang
mampu menjaga terjadinya oksidasi sel sel
tubuh. Semakin tinggi oksidasi sel dalam tubuh,
PEMBAHASAN maka semakin tinggi kemungkinan menderita
Etnofarmakologi adalah ilmu yang penyakit degeneratif. Kandungan flavanoid
mempelajari tentang kegunaan tanaman yang pada daun kelor dapat digunakan untuk
memiliki efek farmakologi yang memiliki mencegah terjadinya hipertensi, menurunkan
hubungan dengan pengobatan. Diabetes kadar kolestrol tubuh, menurunkan kadar gula
mellitus atau atau penyakit gula adalah adalah darah,dan menurunkan kadar asam urat.
penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa Berdasarkan data diatas maka dapat
darah yang melebihi normal (hiperglikemia) diketahui bahwa masyarakat menguunakan
akibat tubuh kekurangan insulin baik absolute tanaman obat berupa daun kelor, sambiloto,
maupun relatif. mengkudu, lidah buaya dan bawang merah
Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pengobatan Hiperglikemia.
mengenai Studi Etnofarmakolgi Tumbuhan KESIMPULAN
Obat untuk hiperglikemia pada masyarakat
Tanaman yang sering digunakan untuk
jumlah sampel sebanyak 50 responden
pengobatan Hiperglikemia adalah Mengkudu
dengan menggunakan teknik purposive
(Morinda citrifolia), Sambiloto (Andrographis
sampling yang dipilih berdasarkan karakteristik
paniculata), daun Kelor (Moringa oleifera),
yang telah ditentukan dan menggunakan
Bawang merah (Allium cep var.aggregatum),
kuesioner sebanyak 20 pertanyaan.
dan Lidah buaya (Aloe vera). Bagian tumbuhan
Tabel 1 menunjukan dari 50 responden
yang digunakan adalah daun, pelepah dan
penderita Hiperglikemia hanya 42 penderita
buah. Adapun cara pengolahan tanaman obat
yang menggunakan tanaman obat untuk
yaitu dengan cara direbus, diparut, di tumbuk
mengobati HIperglikemia adalah Kelor
dan dikonsumsi 2 kali sehari.
(Moringa oleifera) sebanyak 17 responden
(40%), sambiloto (Andrographis paniculata)
sebanyak 12 responden (29%), mengkudu SARAN
(Morinda citrifolia) sebanyak 6 responden 1. Sebaiknya dilakukan penyuluhan untuk
(10%), lidah buaya (Aloe vera) sebanyak 3 memberikan pengetahuan atau informasi
responden (7%) dan bawang merah (Allium kepada masyarakat mengenai pemakaian
cepa var. aggregatum) sebanyak 4 responden yang benar serta dosis penggunaan
(10%). tanaman obat yang sesuai.
Tabel 2 menunjukan bagian tanaman 2. Diharapkan bagi peneliti lanjutan untuk
yang digunakan pada Bawang merah (Allium meningkatkan kualitas dan kuantitas
cepa var. Aggregatum) yaitu buah dengan budidaya tumbuhan obat dan meneliti
cara di parut ataupun ditumbuk dan dikonsumi kandungan bahan aktif yang terdapat pada
2 kali sehari, Mengkudu (Morinda citrifolia) tumbuhan obat
bagian yang digunakan yaitu buah dengan
cara direbus dan dikonsumsi 2 kali sehari,
Lidah buaya (Aloe vera) bagian tanaman yang
digunakan yaitu pelepah dengan cara diseduh
dan dikonsumsi 2 kali sehari, Sambiloto
(Andrographis paniculata) bagian yang
digunakan yaitu daun dengan cara direbus dan
dikonsumsi 2 kali sehari, kemudian kelor
(Moringa oleifera) bagian yang digunakan yaitu
daun dengan cara direbus dan dikonsumi 2
kali sehari.
Berdasarkan penelitian Indah
Yulia Ningsih (2015) tentang Peran
Studi Etnofarmasi dalam pencarian
JournalofPharmaceuticalScience and HerbalTechnology Vol.1 No.1 Agustus 2023 3
DAFTAR PUSTAKA

Hasdianah, H. R. (2012). ‘Mengenal Diabetes Mellitus pada orang dewasa dan anak-anak dengan solusi
herbal’. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hanum, M. (2011). ‘Pengobatan Tradisional dengan jamu ala Keraton sebagai warisan turun temurun’.
Yogyakarta: CV.Andi Offset.
Kurniawaty, E., & Lestari, E. E. (2016). Kurniawaty, E., & Lestari, E. E. 2016. ‘Uji efektivitas daun
belimbing wuluh (Averrhoa blimbi L.) sebagai pengobatan Diabetes mellitus’. Majority, 5(2).
Ningsih, Y. I. (2016). ‘Studi Etnofarmasi penggunaan tumbuhan obat oleh suku Tengger di Kabupaten
Lumajang dan Malang Jawa Timur’. Pharmacy., 12(1).
Ningsih, T.R., Gunawan, & Eny, D. P. (2016). ‘Kajian pemanfaatan tumbuhan bunga pada masyarakat
suku Banjar di Kecamatan Karang Intan Kalimantan Selatan’.Bioscientiae, 13(1).
Muryani ,S., Patricia D. P., A. (2016). ‘Pengaruh pengalaman kerja, pengawasan kerja dan spesialisasi
kerja terhadap pemahaman beban kerja dengan pemanfaatan teknologgi informasi sebagai
variabel intervening (Studi kasus di dinas pasar kota Semarang)’.Jurnal Of Management.,2(2).
Rumahorbo. (2014). ‘Mencegah Diabetes Mellitus dengan perubahan gaya hidup’. Bogor: In Media

Anda mungkin juga menyukai