Anda di halaman 1dari 15

TERAPI KOMPLEMENTER DENGAN MASSAGE DALAM NYERI

PERSALINAN :SYSTEMATIC REVIEW

Oleh kelompok 2

1. Wa’uzubika Yurva (21154011009)


2. Pesi Satria (21154011010)
3. Dina Pertiwi (21154011011)
4. Mila Wijaya (21154011012)
5. Dela Septina Fajrah (21154011013)

Kelas Reg A Semester IV


Dosen Pengampuh : Yusnilasari, SKM., M. Kes

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

STIK BINA HUSADA PALEMBANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri dalam persalinan adalah suatu hal yang fisiologis akibat kontraksi otot rahim.

Namun, rasa nyeri, cemas, takut, dan tegang selama proses persalinan dapat

menimbulkan stress yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti

katekolamin, steroid dan adrenalin (Judha, 2016). Hormon ini dapat menyebabkan

terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga terjadi

penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran

darah dan oksigen keuterus, serta timbulnya iskemia uterus yang membuat impuls nyeri

bertambah banyak. Lamanya persalinan menyebabkan rasa nyeri yang dialami lebih

lama sehingga resiko yang dialami seperti keletihan akan lebih besar mengakibatkan

pada respon emosi berupa cemas, tegang, takut bahkan panik. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pada primipara partus lama dan kematian bayi mempunyai resiko

yang lebih besar dibandingkan pada multipara. Mengingat hal tersebut bahwa

managemen nyeri persalinan perlu diperhatikan bagi petugas kesehatan terutama bidan

untuk mengurangi risiko kematian ibu dan bayi (Vitriani, Lailiyana, & Kasmenita,

2017). Semakin lama persalinan, kontaksi akan semakin sering dengan durasi yang

lama dan relaksasi akan semakin memendek dimana berdasarkan hasil penelitian

peneliti sebelumnya, diketahui bahwa besar pembukaan serviks nyeri persalinan yang

akan dirasakan ibu semakin meningkat yaitu pada pembukaan 4-6 cm ibu masih

merasakan nyheri sedang yang kemudian akan meningkat menjadi nyeri nyeri hebat

bahkan sangat hebat ketika memasuki pembukaan 6-9 cm (Handayani, 20017). Dewasa

ini telah banyak metode komplementer yang dikembangkan guna menjadi alternative

pilihan dalam mengatasi nyeri yang dirasakan ibu, sehingga dalam penelitian ini,
peneliti tertarik meneliti komplementer yang dapat dilakukan dalam mengatasi nyeri

persalinan.

1.1 Pertanyaan Penelitian

Participant/ Therapy Partus ( Terapi Bidan


Persalinan

Intervention / (Intervensi) Faktor – faktor resiko persalinan

Comparison -

Outcomes (Hasil) Terapi Persalinan

Study Design / context Rumah Sakit, PMB

Berdasarkan pendeketan PICOS/PICOC diatas, selanjutnya dirumuskan dalam bentuk


pertanyaan penelitian (PP) :

ID PERNTANYAAN PENELITIAN (PP)

PP1 Bagaimana gambaran karakteristik responden dari Terapi Komplementer


Persalinan?

PP2 Apa saja metode yang digunakan dalam mengukur tingkat Terapi Komplementer
Persalinan pada Bidan di Rumah Sakit/PMB?

PP3 Bagaimana gambaran tingkat Terapai Komplementer Persalinan pada Bidan


Rumah sakit / PMB?

PP4 Apa saja faktor yang berhubungan dengan Terapi Komplementer Persalinan pada
Bidan di Rumah Sakit? Apa asumsi dan saran dari Terapai Komplementer
Persalinan?

PP5 Bagaimana gambaran urutan faktor yang berhubungan dengan Terapi


Komplementer Persalinan pada Bidan di Rumah Sakit / PMB jika dimulai dari
yang paling bepeluang atau beresiko?

PP6 Apa saja faktor yang tidak berhubungan dengan Terapi Komplementer Persalinan
pada Bidan di Rumah Sakit / PMB? Apa asumsi dari Terapi Komplementer
Persalinan?

1.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pertanyaan penelitian maka dapat dirumuskan tujuan penelitian (TP) yaitu :

ID Tujuan Penelitian (TP)

TP1 Untuk mengetahui gambaran karakteristik responden dari Terapi


Komplementer Persalinan yang diulas

TP2 Untuk mengetahui gambaran tingkat Terapi Komplementer Persalinan pada


Bidan di Rumah Sakit/PMB
TP3 Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam mengukur tingkat Terapai
Komplementer Persalinan Pada Bidan di Rumah Sakit/ PMB

TP4 Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan Terapi Komplementer


Persalinan.
Pada Bidan di Rumah Sakit serta asumsi dan saran daro Terapi Komplementer
Persalinan

TP5 Untuk mengetahui gambaran urutan faktor yang berhubungan dengan Terapi
Komplementer Persalinan Pada Bidan di Rumah Sakit/PMB jika dimulai dari
yang paling berpeluang atau beresiko

TP6 Untuk mengetahui faktor yang tidak berhubungan dengan Terapi Komplementer
Persalinan pada Bidan di Rumah Sakit/ PMB serta asumsi dari Terapi
Komplementer Persalinan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terapi Komplementer


2.1.1 Definisi
Menurut WHO pengobatan dengan terapi komplementer/ Complementary and
Alternatif Medicine (CAM) merupakan kumpulan praktik perawatan kesehatan secara
meluas yang bukan merupakan bagian dari tradisi suatu negara dan tidak terintegrasi
ke dalam sistem perawatan kesehatan yang dominan (Pallivalappila, 2020).
Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2020
mendefinisikan yang disebut Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah
penerapan kesehatan tradisional yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural
dalam penjelasannya serta manfaat dan keamanannya terbukti secara ilmiah
(Permenkes RI, 2020).

2.1.2 Jenis – jenis terapi komplementer


Jenis pengobatan komplementer berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1109/Menkes/PER/IX/2007 meliputi :
1) Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa dan yoga.
2) Sistem pelayanan pengobatan alternatif (alternative systems of medical practice) :
akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda.
3) Cara penyembuhan manual (manual healing methods) : chiropractice, healing
touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut.
4) Pengobatan farmakologi dan biologi (pharmakologic and biologic treatsments) :
jamu, herbal, dan gurah.
5) Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (diet and nutrition the
prevention and treatment of disease) : diet makro nutrient dan mikro nutrient.
6) Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan (unclassified diagnostic and treatment
methods) : terapi ozon, hiperbarik, dan EEC.(Prasetyaningati dan Rosyidah, 2019).
2.1.3 Perkembangan terapi komplementer
Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tentang
penggunaan pengobatan tradisional termasuk di dalamnya pengobatan komplementer
5– alternatif yang meningkat dari tahun ke tahun, bahkan hasil penelitian tahun 2010
telah digunakan oleh 40% dari penduduk Indonesia.

2.1.4 Tujuan terapi komplementer


Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem–sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau
mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan
lengkap serta perawatan yang tepat (Prasetyaningati dan Rosyidah, 2019).

2.1.5 Obat – obat terapi komplementer


1) Bersifat natural yaitu mengambil bahan dari alam, seperti jamu – jamuan, rempah
yang sudah dikenal (jahe, kunyit, temu lawak dan sebagainya);
2) Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu yang mampu mempercepat
proses penyembuhan, hingga menggunakan doa tertentu yang diyakini secara
spiritual memiliki kekuatan penyembuhan.
(Prasetyaningati dan Rosyidah, 2019).

2.1.6 Aspek legalitas terapi komplementer


1) Undang – Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan :
a. Pasal 1 butir 16, pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun – temurun secara empiris yang dapat dipertanggung
jawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat;
b. Pasal 48 tentang pelayanan kesehatan tradisional;
c. Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang pelayanan kesehatan tradisonal.
2) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1076/Menkes/SK/2003 tentang pengobatan
tradisional;
3) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 120/Menkes/SK/II/2008 tentang standar
pelayanan hiperbarik;
2.2 Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi atau rujukan. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu,
keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan dan pemulihan (Astuti, 2020).
Menurut Kepmenkes 369/Menkes/SK/III/2007 yang disebut asuhan kebidanan
adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawan dalam
memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam
bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta
keluarga berencana.
Pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
1) Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan.
2) Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim
yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah
proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3) Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan
ke sistem layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan
oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga
layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horizontal maupun vertikal atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan
ibu serta bayinya.

2.2.1 Peran bidan dalam terapi komplementer


Peran yang dapat diberikan bidan dalam terapi komplementer atau alternatif dapat
disesuaikan dengan peran perawatan yang ada, sesuai dengan batas kemampuannya.
Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian terhadap terapi
komplementer menjadi peluang bidan untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan
masyarakat. Bidan dapat berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih
alternatif yang sesuai ataupun membantu memberikan terapi langsung. Pelayanan
kebidanan komplementer adalah pilihan untuk mengurangi intervensi medis saat hamil.

Terapi komplementer alternatif akupresur tidak dapat dipisahkan dengan filosofi


pengobatan tradisional Cina yaitu teori yin-yang, teori energi vital (qi), teori lima unsur
dan teori meridian. Teknik akupresur yang dilakukan sebagai terapi harus berdasarkan
filosofi pengobatan tradisional Cina, jika tidak akan menyebabkan akupresur salah
dalam terapi sehingga efek yang diinginkan tidak terjadi. Kesalahan dalam teknik
akupresur inilah kemungkinan yang menyebabkan penelitian yang dilakukan Kwan &
Li(2020), Aghdam et al. (2020), dan haidari belum dapat memberikan efek yang
diinginkan yaitu penurunan
tingkat nyeri.Akupresur bila dilakukan sesuai dengan filosofi pengobatan tradisional
Cina oleh seorang yang terampil akan dapat menurunkan tingkat nyeri akut maupun
kronik. Pomeranz & Stux (1989) dalam Chernyak & Sessler 2005 menjelaskan
mekanisme
akupunktur analgesia secara komprehensif. Dasar dari teorinya adalah tiga mekanisme
yang
berkontribusi terhadap akupunktur analgesia: 1)Akupunktur menstimulasi saraf afferen
tipe I dan tipe II atau serat A-delta di otot yang akan mengirim impuls.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pencarian


3.1.1 Sumber Pencarian

Untuk mengidentifikasi studi yang relevan, pencarian artikel nasional melalui SINTA
(sinta.ristekbrin.go.id) dan sumber pencarian lain melalui Portal GARUDA
(garuda.ristekbrin.go.id) Google Scholar (scholar.google.com). Pencarian artikel
internasional melalui Semantic Scholar (semanticscholar.org), Pubmed (pubmed.gov)

3.1.2 Strategi Pencarian

Pencarian literatur menggunakan pendekatan PICO berdasarkan kata kunci

sebagai berikut :

Population Intervention Comparation Outcomes


(Population) (Intervensi) (Perbandingan) (Hasil)
Konsep Utama Konsep Utama Konsep Utama Konsep Utama

Ibu bersalin Faktor risiko terapi - Terapi


komplemernter komplemernter
dalam persalinan dalam peroses
persalinan

Sinonim/Istilah Sinonim/ Istilah Sinonim/ Istilah Sinonim/ Istilah


Pencarian pencarian pencarian pencarian

Komplementer, - Persalinan;
- Ibu nyeri persalinan, terapi
bersakin or persalinan komplementer
bidan

Metode Pencarian lain: MeSH Term, BOOLEAN

3.2 Seleksi Studi


3.2.1 Strategi Seleksi Studi
Strategi seleksi studi berpedoman pada Diagram PRISMA (2009)
Diagram 3.1 Diagram Alur PRISMA

Artikel Artikel
Artikel Artikel
diidentifikasi
diidentifikasi diidentifikasi diidentifikasi
dengan kata kunci dengan kata kunci
dengan kata dengan kata
melalui pencariaan melalui kunci melalui
kunci melalui
pencariaan basis
Identification
basis data pencariaan basis pencariaan basis
data Google data Pubmed
SINTA data Semantic
Scholar Scholar
(n=0) (n=2.030) (n=1.449)
(n=994)

Total Artikel diidentifikasi dengan kata kunci melalui pencariaan basis data
(n= 4.423)

Artikel setelah dihilangkan duplikasi


(n = - )
Skrining

Artikel setelah disaring berdasarkan Catatan dikecualikan


judul/topic & kriteria kualitas studi (n = - )
(full teks & rentang tahun)
(n = - )

Artikel full text yang yang disaring


berdasarkan full text dikecualikan
kriteria inklusi (n = - )

Kelayakan
(n = -)

Artikel full text yang disaring


berdasarkan full text dikecualikan
Form penilaian risiko bias (n = - )
(n = -)

Diulas Artikel termasuk dalam Artikel termasuk dalam


sintesis kualitatif sintesis kuantitatif
(meta-sintesis) (meta-analisis)
(n = -) (n = -)

Hasil pencarian berdasarkan kata kunci, dengan pencarian basis data SINTA didapatkan 0
artikel, dari basis data Google Scholar didapatkan 2.030 artikel, dari basis data Semantic
Scholar didapatkan 994 artikel dan melalui basis data Pubmed didapatkan 1.449 artikel.
Sehingga total artikel berdasarkan yang teridentifikasi berdasarkan kata kunci berjumlah
4.423 artikel.

3.2.2 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi studi ditetapkan berdasarkan pendekatan PICOS, yang secara rinci

dijabarkan sebagai berikut:

Participant/ Population (Populasi) Perawat Rumah Sakit

Intervention (Intervensi)

Comparison (Perbandingan) -

Outcomes (Hasil)

Study Design Cross Sectional

3.3 Kriteria Kualitas Studi

Kriteria kualitas studi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

Pencarian Literatur Diutamakan studi yang dipublikasi pada


jurnal terindeks google scholar
Batas Pencarian 2018-2023
Skrining/Penyaringan Full teks dengan 2 penulis/peninjau
Abstraksi Data Satu orang mengabstraksi data sementara
yang lain memverifikasi
Risiko Penilaian Bias Satu orang menilai sementara yang lain
memverifikasi
Apakah dua penulis akan secara mandiri Ya
menilai studi

Proses penilaian Full teks


Bagaimana perbedaan pendapat akan Perbedaan pendapat akan dikelola oleh orang
dikelola yang ahli dalam bidang kajian terapi
komplementer
Alat Penilai Risiko Bias/ Alat Penilai CONSORT
Kualitas Studi

3.4 Ekstrasi Data

Data studi akan diekstraksi menggunakan format standar dan dimasukkan ke

dalam spreadsheet Microsoft Excel. Data akan diekstraksi oleh satu reviewer dan

diperiksa keakuratan dan kelengkapannya oleh reviewer kedua.


LAMPIRAN I : Bukti Pencarian

1. Bukti pencarian di SINTA


2. Bukti pencarian di Google Scholar

3. Bukti pencarian di Semantic Scholar


4. Bukti pencarian di Pubmed
LAMPIRAN II : Artikel yang masuk dalam Meta Sintesis

LAMPIRAN III: Hasil Cek Lis Penilaian Risiko Bias

Anda mungkin juga menyukai