1995
Sekarang
1950 - 1995
Kata gizi berasal dari ghidza (bahasa arab) yang berarti makanan
Bahan
Pangan Status gizi
makanan
• Ilmu yang mempelajari zat-zat yang bermanfaat bagi
kesehatan dari pangan dan proses yang terjadi pada
(Hardinsyah, pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap sampai
digunakan (utilisasi) oleh tubuh dan dampaknya
2000) terhadap pertumbuhan, perkembangan, dan
kelangsungan hidup manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Penerapan: gizi klinik, gizi keluarga, gizi masyarakat, gizi institusi, gizi
olahraga, gizi kegawatdaruratan, gizi dalam daur kehidupan
policy
assurance
development
3. Support individual and community
health efforts
4. Inform, educate, and empower people
about health issues
5. Mobilize community partnerships to
identify and solve health problems
PERKEM
BANGAN
ILMU
GIZI –
Masalah
Gizi
MASALAH GIZI INDONESIA (RISKESDAS 2013)
Persentase kecukupan energi dan prevalensi gizi
kurang pada balita menurut provinsi, 2013/2014
Persentase kecukupan energi dan prevalensi stunting
pada balita menurut provinsi, 2013/2014
Persentase kecukupan energi dan prevalensi gemuk
pada balita menurut provinsi, 2013/2014 bb
Persentase kecukupan energi dan prevalensi stunting
pada kelompok umur 5-12 tahun menurut provinsi,
2013/2014
persentase kecukupan energi dan prevalensi obesitas
pada kelompok umur 5-12 tahun menurut provinsi,
2013/2014
persentase kecukupan energi dan prevalensi stunting pada
kelompok umur 13-18 tahun menurut provinsi, 2013/2014
persentase kecukupan energi dan prevalensi obesitas
pada kelompok umur 13-18 tahun menurut provinsi,
2013/2014
Menentukan kebutuhan zat gizi
dan Standar makanan umum
rumah sakit
• Indeks Massa Tubuh (IMT) / Body Mass Index (BMI)
• Berat Badan Ideal (BBI)
• Berat Badan Actual (BBA)
• Adjusted Body Weight (ABW)
• Basal Metabolic Rate (BMR) / Basal Energy Expenditure (BEE)
– Basal Energy Expenditure. Basal Energy Expenditure (BEE, also
called basal metabolic rate, or BMR): This is the energy needed to
carry out fundamental metabolic functions, such as breathing, ion
transport, normal turnover of enzymes and other body components, etc.
• Total Daily Energy Expenditure (TDEE)
– the number of calories you need per day to maintain your current weight
(total daily energy expenditure or TDEE)
• Perkeni (DM)
HARRIS-BENEDICT
The Harris–Benedict equations revised by Mifflin and St
Jeor in 1990:[1]
Makanan Lunak
Makanan Saring
Makanan Cair
• Cair Jernih
• Cair Penuh
• Cair Kental
Makanan Biasa
- Sama dengan makanan sehari-hari
- Tujuan : memberikan makanan sesuai
kebutuhan gizi untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh
- Kalau tidak ada demam; gangguan pada
mengunyah, menelan; dan atau luka pada
lambung pasien dipertahankan untuk
diberikan “Makanan Biasa”
Makanan Lunak
- Adalah : makanan yang memiliki tekstur yang
mudah dikunyah, ditelan, dan dicerna
dibandingkan dengan makanan biasa.
- Tujuan : memberikan makanan dalam bentuk
lunak yang mudah ditelan dan dicerna, sesuai
kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.
- Indikasi pemberian : pasien sesudah operasi
tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan
demam tidak terlalu tinggi, kesulitan mengunyah
dan menelan, sebagai perpindahan makanan
saring ke makanan biasa.
Makanan Saring
- Adalah : makanan semi padat yang
mempunyai tekstur lebih halus daripada
makanan lunak [Tidak ada proses
mengunyah yang berlebihan].
- Tujuan : memberikan makanan semi-
padat untuk jangka waktu pendek (1-3hr)
sebagai proses adaptasi thdp bentuk
makanan yang lebih padat.
- Indikasi pemberian : sesudah operasi
tertentu, infeksi akut (termasuk infeksi
Makanan Cair
1. Cair Jernih
- Diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu,
keadaan mual muntah, makanan tahap awal pasca-pendarahan
saluran cerna. Nilai gizinya sangat rendah karena hanya terdiri
dari sumber KH.
- Contoh : air kacang hijau, kaldu, sari buah, air gula.
2. Cair Penuh
- Dapat diberikan melalui oral, pipa, atau enteral (NGT), secara
bolus atau drip (tetes).
- Contoh : Formula RS (dengan susu, rendah laktosa); Formula
komersial (Untuk diabetes, Dengan MCT, Dengan BCAA).
Makanan Cair (Cont~)
3. Cair Kental
- Pasien tidak mampu mengunyah dan menelan,
mencegah aspirasi (misal: penyakit dengan peradangan,
ulkus peptikum, gangguan struktural atau motorik rongga
mulut)
- Dapat mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
- Contoh : Sup krim jagung, pure kentang, jus sayur, jus
buah, puding
MAKANAN KHUSUS
PADA RUMAH SAKIT
Macam-macam :
1. Diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP/TKTP)
2. Diet Rendah Energi
3. Diet Rendah Garam (RG)
4. Diet Tinggi Serat
5. Diet Rendah Sisa
6. Diet Penyakit DM (tanpa komplikasi)
Masih banyak lagi di RS, tergantung standar
yang dibuat di masing-masing RS
1. Diet TETP
- Adalah : mengandung energi dan protein di atas
kebutuhan normal.
- Syarat/Prinsip Diet :
1. Energi tinggi
2. Protein tinggi
3. Lemak cukup
4. Vitamin dan mineral sesuai AKG
- Macam-macam :
1. Diet TETP I
Energi 2600 kkal; Protein 100g (2g/kgBB)
2. Diet TETP II
Energi 3000 kkal; Protein 125g (2,5g/kgBB)
2. Diet Rendah Energi
• Adalah : diet yang kandungan energinya di bawah
kebutuhan normal.
• Syarat/prinsip Diet :
– Energi rendah (biasanya ditujukan untuk menurunkan BB
mencapai IMT normal)
– Protein normal 1-1,5kgBB
– Lemak sedang, diutamakan lemak tidak jenuh
– Dianjurkan 3x makan dan 2x selingan (untuk mengatur pola
makan)
• Macam-macam/Cara Pemesanan :
– Diet Rendah Energi I (1200 kkal)
– Diet Rendah Energi II (1500 kkal)
3. Diet RG
• Adalah diet dengan membatasi asupan semua jenis
garam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3),
natrium benzoat, vetsin/MSG (mono-Na glutamat)
• WHO menganjurkan konsumsi garam dapur hingga
6g/hari
• Asupan Na berlebihan dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan
edema/asites, dan atau hipertensi.
• Indikasi pemberian: sirosis hati, penyakit ginjal tertentu,
dekompensasio kordis, toksemia pada kehamilan,
hipertensi esensial.
3. Diet RG (Cont~)
• Syarat/Prinsip :
– Energi dan Protein cukup
– Bentuknya (biasa, lunak, saring, atau cair) sesuai kondisi pasien
dan keadaan penyakit.
– Jumlah Na disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam/air,
dan atau hipertensi.
• Macam-macam :
1. Diet RG I (200-400mg Na)
- Diberikan kepada pasien dengan edema/asites, dan atau hipertensi berat. Pada
pengolahannya tidak ditambahkan garam dapur. Menghindari bahan makanan yang tinggi
kadar Na-nya.
2. Diet RG II (600-800mg Na)
- Diberikan kepada pasien dengan edema/asites, dan atau hipertensi sedang. Pada
pengolahannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g).
3. Diet RG III (1000-1200mg Na)
- Diberikan kepada pasien dengan edema/asites, dan atau hipertensi berat. Pada
pengolahannya boleh menggunakan 1 sdt garam dapur (4 g)
4. Diet Tinggi Serat
• Indikasi pemberian : pasien konstipasi kronis dan
penyakit divertikulosis (adanya kantung pada kolon).
Lama pemberian disesuaikan dengan perkembangan
penyakit.
• Syarat/Prinsip Diet:
1. Energi cukup (sesuai JK, umur, dan aktivitas).
2. Protein cukup (1-1,5g/kgBB).
3. Lemak cukup.
4. KH dipilih yang berserat tinggi, seperti: whole wheat, oat,
jagung.
5. Cairan banyak (2-2,5L/hari).
6. Tinggi serat (30-50g/hari) dari sayuran dan buah-buahan.
• Cara pemesanan : DTS
5. Diet Rendah Sisa
• Adalah: makanan yang terdiri dari makanan rendah serat dan hanya sedikit
meninggalkan sisa (feses).
• Syarat/Prinsip Diet :
1. Energi cukup.
2. Protein cukup.
3. Lemak sedang.
4. Menghindari makanan berserat tinggi, asupan serat maksimal 8g/hari.
5. Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat, sesuai dengan toleransi
perorangan.
6. Menghindari makanan terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan
berbumbu tajam.
7. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
atau dingin.
• Cara Pemesanan :
1. DRS I diberikan dalam bentuk saring/blender.
2. DRS II bentuknya makanan biasa dengan maksimal serat 8g/hari.
6. Diet penyakit DM
• DM adalah kumpulan gejala yang timbul pada sesorang yang
mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan hormon insulin secara absolut atau relatif.
• Syarat/Prinsip Diet :
1. Energi cukup : untuk mempertahankan BB normal.
2. Diberikan 3x makan besar dan 3x selingan untuk mengatur pola
makan dan pengeluaran insulin secara teratur.
3. Penggunaan gula murni dalam minuman atau makanan tidak
diperbolehkan kecuali sedikit pada bumbu.
4. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah tertentu.
5. Pasien DM tanpa hipertensi tetap harus dipantau asupan Na-nya
karena DM dapat menyebabkan komplikasi hingga ke ginjal.
6. Diet penyakit DM (Cont~)
• Jenis diet menurut kandungan Energi di
RS :
1. Diet DM I (1100 kkal)
2. Diet DM II (1300 kkal)
3. Diet DM III (1500 kkal)
4. Diet DM IV (1700 kkal)
5. Diet DM V (1900 kkal)
6. Diet DM VI (2100 kkal)
• Cara pemesanan : DM I/II/dst
TANTANGAN MASA DEPAN BIDANG GIZI
(Research & Practice)
Basic, molecular
nutrition
Clinical and
community nutrition
Public health
nutrition
Functional foods
Food safety
Aplikasi Ilmu Gizi dalam Keperawatan
Nutritional Care
Process: Physical activity & Neuro-psychiatric
Life Cycle
Assessment, Fitness conditions
Intervetion, Monev
Hepatic,
Pulmonary Cardiovascular Gastrointestinal
pancreatic, and
disorders disorders disorders
biliary disorders
Malnutrition— Musculo-skeletal
Endocrine
obesity and and collagen Cancer
Disorders
undernutrition disorders
Aids and
Surgical disorders immunology, burns,
Sepsis and trauma
REFERENSI
• Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
• I Dewa Nyoman Supariasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2002. Penilaian
Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Escott-Stump, Sylvia. 2008. Nutrition and diagnosis-related care. Baltimore:
Lippincott Williams & Wilkins
• L. Kathleen Mahan, Sylvia Escott-Stump. 2008. KRAUSE'S FOOD &
NUTRITION THERAPY, International Edition, 12
• Departemen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Gizi
dan Kesehatan Masyarakat
• Michael J. Gibney, dkk. Gizi Kesehatan Masyarakat
• Rosalind S. Gibson. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Oxford
University Press.
• Michael J. Gibney. 2009. Introduction to human nutrition
• Arlene Spark. 2007. Nutrition in public health : principles, policies, and
practice
• Mary E. Barasi. 2003. Human Nutrition: a health perspective
Apa yang membuat orang sukses berbeda dengan orang
biasa?
-Ahmad Fuadi-
DOA SESUDAH BELAJAR
يم
ِ ح ن ه
ِ الر َ ح
ِ م ِ م ه
َّللا ه
ْ الر ْ ِب
ِ س
ً طال
ِ ل بَا
َ ط ْ اعه ُ َوأَ ِرنَا
ِ البَا َ َار ُز ْق َنا اتِـب
ْ قا َو ًّ ح ح ه
َ ق ْ م أَ ِرنَا
َ ال اَلله ُه ه
ه ْ ار ُز ْق َنا
ُ َاجتِ َناب ْ َو