Anda di halaman 1dari 28

TERAPI DIET PADA

PASIEN DM
PERTEMUAN 6
Tujuan Pembelajaran
DM
Memahami definisi DM

Memahami tujuan
terapi diet pada DM

Konsep dasar DM

Macam-macam DM

Rekomendasi gizi untuk


DM
DIABETES
MELLITUS
Definisi

 Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas
tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula
darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah (hiperglikemia)
 Adapun gejala tersebut yaitu
 a. Trias poli (polifagi, polidpsi, dan poliuri)
 b. Kadar glukosa darah puasa tidak normal
 c. Penurunan BB yang tidak diinginkan
 Insulin adalah hormone alami yang dikeluarkan oleh pankreas. Insulin dibutuhkan oleh sel
tubuh untuk mengubah dan menggunakan glukosa darah (gula darah), dari glukosa, sel
membuat energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya. Pasien diabetes mellitus tidak
memiliki kemampuan untuk mengambil dan menggunakan gula darah, sehingga kadar gula
darah meningkat.
 Pada diabetes tipe I, pancreas tidak dapat memproduksi insulin. Sehingga pemberian insulin
diperlukan.
 Pada diabetes tipe 2, pasien memproduksi insulin, tetapi sel tubuh tidak merespon insulin
dengan normal. Namun demikian, insulin juga digunakan pada diabetes tipe 2 untuk mengatasi
resistensi sel terhadap insulin. Dengan peningkatan pengambilan glukosa oleh sel dan
menurunnya kadar gula darah, akan mencegah dan mengurangi komplikasi lebih lanjut dari
diabetes, seperti kerusakan pembuluh darah, mata, ginjal, dan syaraf.
 Patofisologi
 Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu :
 1. Resistensi insulin
 2. Disfungsi sel B pancreas
 Patogenesis
 Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kekurangan insulin secara relatif
maupun absolut.Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu:
 a. Rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar (virus,zat kimia,dll)
 b. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas
 c. Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer
Kadar tes laboratorium darah untuk
diagnosis diabetes dan prediabetes
KLASIFIKASI ETIOLOGI TIPE
DM
Tipe DM
 Beberapa tipe DM :
 1. DM tipe I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. M ini disebabkan akibat
kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala
yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering
haus, sebagian besar penderita DM tipe ini berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi
pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
 2. DM tipe II atau disebut DM yang tidak tergantung pada insulin. DM ini disebabkan insulin
yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan
meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glokosa tidak ada/ kurang. Akibatnya
glukosa dalam darah tetap tinggi, sehingga terjadi hiperglikemi, 75 % dari penderita DM tipe
II dengan obesitas atau sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
 Gestational DM
 DM pada kehamilan yang lebih dikenal dengan nama DM Gestasional diartikan sebagai DM
yang muncul hanya pada saat hamil atau ibu hamil dengan kondisi kadar gula darah yang
tinggi. Ibu hamil dengan kondisi ini berisiko untuk mengidap penyakit DM tipe 2 di kemudian
hari
 DM tipe lain
 DM tipe lain atau diabetes sekunder adalah diabetes sebagai akibat dari penyakit lain. Diabetes
sekunder muncul setelah adanya suatu penyakit yang mengganggu produksi insulin atau
memengaruhi kerja insulin
 Penderita DM tipe 1 mempunyai ciri-ciri polyuria (sering kencing), polydipsia (rasa haus yang
terus-menerus), dan polyphagia (perasaan lapar yang berlebih).
 DM tipe 2 adalah jenis penyakit diabet yang paling lazim dan berkaitan dengan riwayat
diabetes keluarga, usia lanjut, obesitas, perubahan pola makan, dan aktivitas fisik yang kurang.
Penderita DM tipe 2 dicirikan oleh resistensi insulin pada jaringan perifer dan gangguan
sekresi insulin dari sel beta pankreas
Tetralogi Manajemen Diabetes
 1. Edukasi pasien dan keluarga
 2. Terapi Gizi Medis
 3. Perubahan pola hidup
 4. Intervensi Farmakologi
TERAPI DIET PADA
PENDERITA DM
 Terapi gizi medis merupakan pilar utama dalam manajemen diabetes karena akan berpengaruh
secara langsung terhadap kadar gula darah pasien. Pasien diabetes berisiko mengalami 2
macam masalah
 1. hipoglikemi : glukosa darah kurang dari 80 mg/Dl diatasi dengan pemberian konsumsi
tinggi glukosa
 2. hiperglikemi: dapat diatasi dengan pemberian insulin
 Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadwal makan,
jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat yang
meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri.
TERAPI DIET PADA
PENDERITA DM
 Diabetes mellitus adalah kumpulan keadaan yang disebabkan oleh kegagalan pengendalian
gula darah.
 Kegagalan tersebut terjadi karena:
 1. produksi hormon insulin yang tidak memadai atau tidak ada
 2. resistensi insulin yang meningkat
Tujuan dari Terapi Diet DM
1. mencapai dan memelihara kadar glukosa darah dalam batas normal atau mendekati normal
seaman mungkin (GDP 80-120 mg/Dl, HbAic <7%).
2. Mencapai dan menjaga berat badan ideal.
3. mencapai dan memelihara kadar profil lipid dan lipoprotein untuk mengurangi risiko
penyakit vaskular
Tujuan dari Terapi Diet DM
4. mempertahankan tekanan darah dalam batas normal atau mendekati normal
seaman mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi.
a. retinopathy
b. neuropathy
c. nefropathy
d. gastropathy
5. mencegah, memperlambat laju perkembangan komplikasi kronis dari diabetes
dengan memodifikasi asupan zat gizi, gaya hidup, dan untuk memenuhi kebutuhan
gizi individu, dengan tetap mempertimbangkan preferensi pribadi atau kebiasaan
budaya setempat, serta mempertahankan kenikmatan dalam mengonsumsi makanan.
Rekomendasi zat
gizi
Karbohidrat
 Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi. Terutama karbohidrat yang
berserat tinggi.
 Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan
 Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
 Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti glukosa, asal tidak melebihi batas aman
konsumsi harian (Accepted Daily Intake/ADI).
 Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat diberikan makanan selingan seperti
buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
 Pada terapi gizi medis, jenis karbohidrat dibagi berdasarkan indeks glisemik (IG)/ glycemic
index (GI), dan dianjurkan yang memeiliki IG rendah (disesuaikan dengan kondisi individu).
Lemak
 Asupan lemak dianjurkan sekitar 20- 25% kebutuhan kalori, dan tidak diperkenankan melebihi
30% total asupan energi.
 Komposisi yang dianjurkan:
 ◊ lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori.4
 ◊ lemak tidak jenuh ganda < 10 %.
 ◊ selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal.
 Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak
trans antara lain: daging berlemak dan susu fullcream.
 Konsumsi kolesterol dianjurkan < 200 mg/hari.
Protein
 Kebutuhan protein sebesar 10 – 20% total asupan energi.
 Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe.
 Pada pasien dengan nefropati diabetik perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB
perhari atau 10% dari kebutuhan energi, dengan 65% diantaranya bernilai biologik tinggi.
Kecuali pada penderita DM yang sudah menjalani hemodialisis asupan protein menjadi 1-1,2
g/kg BB perhari.
Natrium
 Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama dengan orang sehat yaitu <2300 mg/
hari
 Penyandang DM yang juga menderita hipertensi perlu dilakukan pengurangan natrium secara
individual
 Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti
natrium benzoat dan natrium nitrit.
Serat
 Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacangkacangan, buah dan sayuran serta
sumber karbohidrat yang tinggi serat.
 Anjuran konsumsi serat adalah 20-35 gram/hari yang berasal dari berbagai sumber bahan
makanan.
Pemanis Alternatif
 Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman (Accepted Daily
Intake/ADI).
 Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak berkalori.
 Pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan
kalori, seperti glukosa alkohol dan fruktosa.
 Glukosa alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan xylitol.
 Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang DM karena dapat meningkatkan kadar
LDL, namun tidak ada alasan menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami.
 Pemanis tak berkalori termasuk: aspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose, neotame.
Prinsip pemberian diet pada
penderita DM
Prinsip 3 J

Jumlah Jenis Jam


Indeks Glikemik
 Indeks Glikemik (IG) merupakan suatu ukuran untuk mangklasifikasikan
pangan berdasarkan pengaruh fisiologisnya terhadap kadar glukosa darah. Pola
makan yang kurang baik terutama konsumsi makanan dengan IG tinggi juga
dapat memperburuk progesifitas penyakit. Semakin tinggi IG suatu makanan
maka semakin cepat dampaknya terhadap kenaikan glukosa darah.
 pangan yang menaikkan kadar glukosa darah dengan cepat memiliki IG tinggi,
sebaliknya pangan yang menaikkan kadar glukosa darah dengan lambat
memiliki IG rendah
 Nilai IG suatu makanan ≥70 tergolong tinggi, 56 – 69 tergolong sedang, dan ≤55 tergolong
rendah
 Pengaruh konsumsi pangan terhadap kadar glukosa darah selama periode tertentu disebut
respons glikemik. Pemahaman yang baik terhadap respons glikemik sangat diperlukan, baik
bagi orang sehat untuk menghindari DM, maupun penderita DM. Hal tersebut diperlukan
untuk memilih jenis, bentuk asupan, dan jumlah karbohidrat/ bahan pangan yang dikonsumsi
Pencegahan penyakit DM
 Pencegahan penyakit DM dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara
primer, sekunder, dan tersier.
 Pencegahan secara primer bertujuan untuk mencegah terjadinya diabetes.
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan mengatur pola makan yang
seimbang, olahraga teratur, mempertahankan berat badan dalam batas normal,
tidur yang cukup, menghindari stres, dan menghindari obat-obatan yang
menimbulkan diabetes.
 Pencegahan sekunder bertujuan agar DM yang ada tidak menimbulkan
komplikasi penyakit lain, menghilangkan gejala dan keluhan penyakit.
Pencegahan DM sekunder dilakukan dengan diet seimbang dan sehat, menjaga
berat badan tetap normal, memantau gula darah, dan berolahraga secara
teratur.
 Pencegahan penyakit diabetes tersier bertujuan untuk mencegah terjadinya
cacat seperti buta, gagal ginjal, dan stroke
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai