Contohnya seperti di awal artikel tadi, “tangan kanan”. Tangan kanan jika dilihat
dari makna sebenarnya ialah anggota tubuh manusia. Namun, dalam kalimat “Dia
termasuk tangan kanan Pak Budi”, maka makna anggota tubuh pun hilang. Makna
“tangan kanan” berubah menjadi orang kepercayaan.
Baca juga: Selingkung Bikin Setiap Media Punya Gaya Penulisan Berbeda, Kok
Bisa?
Jenis-jenis Majas
Jenis majas yang ada dalam Bahasa Indonesia sangat banyak sekali. Tapi, di artikel
ini kita akan bahas beberapa saja ya yang sering muncul di pelajaran. Secara
umum, kita akan membahas macam-macam majas.
1. Majas perbandingan
Majas perbandingan ini cukup banyak muncul di pelajaran sekolah, lho. Majas
perbandingan adalah majas yang membandingkan atau menyandingkan antara
satu objek dengan objek lainnya. Ada pun majas yang termasuk ke dalam majas
perbandingan, antara lain alegori, metafora, metonimia, litotes, hiperbola, pars
pro toto, totem pro parte, dan eufimisme.
2. Majas sindiran
Majas sindiran adalah majas yang ditujukan untuk menyatakan sesuatu dengan
maksud menyindir. Untuk jenis majas sindiran yang paling sering muncul di buku
sekolah, seperti ironi, sarkasme, dan sinisme.
3. Majas penegasan
Majas penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal
secara tegas. Nah, kalau untuk majas penegasan, di artikel ini nanti akan diberikan
contoh dari pleonasme, repetisi, dan aliterasi.
Sekarang langsung kita masuk ke contoh dari macam-macam majas yang sudah
disebutkan tadi di atas ya.
1. Majas Alegori
Majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.
Contoh: Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas, kadang pula di bawah.
2. Majas Metafora
Majas ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap
dua hal yang berbeda.
3. Majas Metonimia
Majas ini menyatakan suatu hal dengan memakai kata lain yang punya keterkaitan
(misalnya sebuah merek dagang).
4. Majas Litotes
5. Majas Hiperbola
Majas yang merupakan ungkapan yang berlebihan dan tidak masuk akal.
8. Majas Eufimisme
Majas yang menggunakan ungkapan lebih halus terhadap ungkapan yang dirasa
kasar atau merugikan.
9. Majas Personifikasi
Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan
hal yang sebaliknya.
Contoh: Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya.
Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.
Contoh: Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?
Majas ini merupakan pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas
maksudnya.
Majas ini berbentuk kalimat tanya, namun tidak memerlukan jawaban. Tujuan
kalimat tanya tersebut sebagai penegasan akan suatu hal.