Anda di halaman 1dari 12

PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

II
Bab

Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Jujur


dalam Muamalah
Sesungguhnya Allah memerintah-
kan hamba-Nya untuk berbuat
baik. Salah satu bentuk perbuatan
baik adalah sikap jujur. Sikap jujur
harus menjadi landasan dalam
berhubungan dengan siapa pun
dan dalam bentuk hubungan apa
pun, termasuk hubungan muama-
lah atau perniagaan. Sikap jujur
akan melahirkan kepercayaan dan
menghilangkan kecurigaan antara
satu orang dengan lainnya.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

Isi Materi

A. Jujur
B. Muamalah
C. Memahami Isi Kandungan Q.S. al-Mutaffifin/83:
1–17 dan Q.S. al- An’am/6: 152
D. Keterkaitan Q.S. al-Mutaffifin/83: 1–17 dan Q.S.
al-An’am/6: 152 dengan Jujur dalam Muamalah
E. Membiasakan Berlaku Jujur dalam Bermuamalah
sebagai Implementasi Kandungan Surah Q.S. al-
Mutaffifin/83: 1–17 dan Q.S. al-An’am/6: 152
F. Dampak Positif Jujur dalam Kehidupan
Bermuamalah dan Fenomena Sosial yang Terjadi
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

33. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang
membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa.
34. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Demikianlah
balasan bagi orang-orang yang berbuat baik,
35. agar Allah menghapus perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah
mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik
daripada apa yang mereka kerjakan. (Q.S. az-Zumar/39: 33–35)
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

A. Jujur
1. Pengertian Jujur
a. Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan.
b. Kesesuaian antara informasi dan kenyataan.
c. Ketegasan dan kemantapan hati.
d. Sesuatu tidak dicampuri dengan kedustaan.
2. Keutamaan Sifat Jujur
a. Jujur sebagai Pangkal Kebajikan
b. Memperoleh Berkah dalam Hidup
c. Tercatat sebagai Ahli Takwa
d. Jujur adalah Sifat Para Nabi dan Rasul
3. Macam-Macam Jujur
a. Jujur dalam Perkataan c. Jujur dalam Keinginan (Niat)
b. Jujur dalam Pergaulan d. Jujur dalam Berjanji
4. Lawan Jujur dan Akibat Buruknya
Lawan dari jujur adalah dusta.
Akibat buruk yang akan menimpa para pendusta
a. akan celaka di dunia maupun di akhirat;
b. melunturkan keimanan yang dimilikinya; dan
c. memiliki tanda-tanda sifat munafik.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

B. Muamalah
1. Pengertian Muamalah
 Yaitu segala peraturan yang mengatur hubungan antara sesama manusia,
baik yang seagama maupun tidak seagama, antara manusia dengan
kehidupannya, dan antara manusia dengan alam sekitarnya.
2. Jenis-Jenis Muamalah
a. Mu’wwadat : Secara istilah, mu’wwadat adalah pertukaran harta
antara dua belah pihak, baik berupa barang, jasa, atau tenaga.
b. Tabarru’at: Nazih Hammad mendefinisikan akad tabarru’at sebagai
pemberian harta atau manfaat dari seorang mukalaf kepada orang lain,
baik secara langsung atau pun di lain waktu tanpa imbalan yang
biasanya dimaksudkan sebagai bentuk melakukan kebaikan.
c. Isqatat: Isqat artinya menggugurkan, yaitu akad yang bertujuan untuk
menggugurkan kepemilikan atau hak dari seseorang.
d. Itlaqat: Akad itlaqat didefinisikan sebagai pemberian kuasa kepada
seseorang terhadap sesuatu yang tidak boleh dia kelola sebelum
terjadinya akad.
e. Taqyidat: Taqyidat adalah kebalikan dari akad itlaqat. Taqyidat adalah
akad yang bertujuan untuk mencegah atau membatasi orang untuk
menggunakan atau mengelola harta yang sebelumnya adalah haknya.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

f. Musyarakat: Musyarakat secara istilah adalah akad antara dua pihak


atau lebih untuk bercampur dalam suatu usaha dengan penyertaan
modal dan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.
g. Tausiqat: Tausiqat adalah akad yang bertujuan untuk menjamin hak dan
memastikan hak itu diberikan kepada pemiliknya.
h. Istihfazat: Akad istihfazat adalah akad antara dua pihak untuk menjaga
atau menitipkan harta pihak pertama kepada pihak kedua.

3. Muamalah yang Diharamkan


a. Batil: tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh agama.
b. Zalim: berbuat curang atau kerusakan dalam bermuamalah.
c. Berlaku tidak adil dalam bermuamalah.
d. Riba: adanya tambahan yang diberikan karena pertambahan waktu.
e. Garar: keraguan atau ketidakjelasan dan ketidakpastian.
f. Terdapat unsur haram dalam barang atau jasa untuk bermuamalah.
g. Judi.
h. Suap.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

4. Prinsip Muamalah
a. Bermuamalah tidak boleh melalaikan diri dalam
mengingat Allah.
b. Tujuan bermuamalah tidak hanya semata-mata untuk
urusan ekonomi.
c. Hasil dalam bermuamalah dibelanjakan di jalan Allah
dalam bentuk zakat, sedekah, dan infak.
d. Produk yang diperdagangkan harus baik dan halal,
termasuk jasa juga tidak boleh ada unsur maksiatnya.
e. Transaksi dilakukan secara suka sama suka dan
mengedepankan etika.
f. Jasa dan instrumen yang dilakukan terbebas dari riba.
g. Mengedepankan prinsip berbagi keuntungan,
manfaat, dan risiko bersama.
h. Tidak adanya unsur garar dalam bermuamalah.
i. Harus ada akad/kontrak dan memenuhi akad
tersebut.
j. Harus ditulis/dicatat dan didokumentasikan,
khususnya jika tidak dilakukan secara tunai.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

C. Memahami Isi Kandungan Q.S. al-Mutaffifin/83:


1–17 dan Q.S. al-An’am/6: 152
1. Memahami Isi Kandungan Surah al-Mutaffifin Ayat 1–17
 Allah memulai surah tersebut dengan suatu ancaman bagi orang-orang
yang curang dalam timbangan.
 Yaitu orang-orang yang jika menerima takaran akan minta ditambah dan
jika mereka menimbang atau menakar akan menguranginya.
 Allah menjelaskan bahwa catatan perbuatan orang-orang durhaka
terdapat dalam daftar keburukan dalam buku khusus bernama “sijjin” .
 Sifat-sifat mereka ada tiga, yaitu
• mu’tad (melampaui batas dan selalu melanggar hukum-hukum Allah);
• astim (bergelimang dosa dengan mengonsumsi barang haram,
berbicara bohong, mengkhianati amanah, dan lain sebagainya); dan
• ketika dibacakan Al-Qur’an mereka mengatakan bahwa itu hanya
dongeng orang-orang terdahulu dan bukan wahyu dari Allah Swt.
 Allah menjelaskan sebab-sebab mereka mengejek Al-Qur’an, di antaranya
banyaknya dosa yang telah menutup hati mereka dari keimanan kepada
Al-Qur’an. Oleh karena itu, mereka jauh dari rahmat Allah dan kelak
dilemparkan ke dalam neraka yang paling bawah.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

2. Memahami Isi Kandungan Surah al-An’am Ayat 152


 Dalam hal ini Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menegakkan
keadilan dalam memberi dan mengambil.
 Allah telah mengancam orang-orang yang mengabaikan perintah-Nya
untuk berlaku adil dengan balasan yang amat pedih kelak di hari akhir.
 Barang siapa berusaha keras untuk menunaikan dan memperoleh haknya,
lalu dia melakukan kesalahan setelah dia menggunakan seluruh
kemampuannya dan mengerahkan seluruh usahanya maka tidak ada dosa
baginya.
 Cara untuk memenuhi semua pesan dan janji Allah adalah dengan
senantiasa menaati semua perintah dan larangan-Nya, serta
melaksanakan ketentuan yang terdapat dalam Kitab-Nya dan dalam
sunah Rasul-Nya.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

D. Keterkaitan Q.S. al-Mutaffifin/83: 1–17 dan Q.S. al-


An’am/6: 152 dengan Jujur dalam Muamalah
1. Surah al-Mutaffifin Ayat 1 sampai Ayat 17 menguraikan
tentang perintah untuk tidak berbuat curang dalam
bermuamalah perdagangan. Dalam surah tersebut juga
disampaikan adanya akibat dan balasan yang akan
ditimpakan terhadap kecurangan yang dilakukan oleh
seseorang.
2. Surah al-An’am Ayat 152 berisi tentang perintah Allah
untuk berlaku adil dalam memenuhi timbangan, berbuat
baik kepada anak yatim, berkata jujur, dan memenuhi janji.
Ayat ini jelas berkaitan dengan jujur dalam bermuamalah.
3. Kedua surah tersebut sama-sama menjadi acuan dalam
hidup bermuamalah dengan tidak melakukan kecurangan
dan berlaku baik dalam berhubungan antarmanusia satu
dengan yang lainnya.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

E. Membiasakan Berlaku Jujur dalam Bermuamalah


sebagai Implementasi Kandungan Surah Q.S. al-
Mutaffifin/83: 1–17 dan Q.S. al-An’am/6: 152
1. Apabila kita berjanji dengan siapa pun sebisa mungkin
untuk menepatinya sesuai dengan kesepakatan.
2. Berkata apa adanya sesuai dengan fakta tanpa ada yang
disembunyikan.
3. Berbuat dan bertindak sesuai keinginan niat dalam hati,
sehingga apa yang terlihat di luar sama dengan apa yang
ada dalam hati.
4. Selalu jujur dalam bergaul dengan siapa saja.
5. Berperilaku apa adanya sesuai realita tanpa menutup-
nutupi ataupun menambah-nambahi.
PREV JUDUL ISI MATERI NEXT

F. Dampak Positif Jujur dalam Kehidupan Bermuama-


lah dan Fenomena Sosial yang Terjadi
1. Dalam kehidupan ini, jujur seolah menjadi hal yang langka
dan mengalami degradasi dalam kehidupan. Orang yang
berperilaku jujur seolah-olah akan mendapatkan nasib
yang tidak baik.
2. Namun, pada kenyataannya segala sesuatu yang
diperoleh dengan tidak jujur atau curang pasti akan
berakibat tidak baik di kemudian hari.
3. Kemenangan yang diperoleh dengan tidak jujur pasti
sifatnya hanya sementara.
4. Allah menjanjikan balasan bagi orang-orang yang jujur
dengan berbagai kemuliaan sebagai hadiahnya.
5. Seseorang yang senantiasa berperilaku jujur dan adil
dalam bermuamalah akan mendapat rida dari Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai