Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kejujuran adalah nilai penting dalam Islam, baik dalam hubungan sosial maupun dalam
muamalah (bertransaksi). Kejujuran mencakup perkataan yang benar, tindakan yang jujur, dan niat yang
tulus. Al-Quran dan hadits menekankan pentingnya kejujuran dalam berbicara dan berperilaku. Dalam
muamalah, kejujuran adalah landasan moral yang harus dipegang teguh dalam jual beli, sewa menyewa,
utang piutang, dan interaksi ekonomi lainnya. Prinsip-prinsip ini membantu menciptakan masyarakat
yang harmonis dan berprinsip syariah.
Jujur ialah salah satu sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia dalam beraktivitas, salah satu
contohnya adalah jujur saat bekerja. Sika jujur akan melahirkan kepercayaan antara satu orang dan
lainnya. Sikap jujur juga menjauhkan rasa curiga hingga kekhawatiran akan rusaknya sebuah kepercayaan
yang telah dibangun. Dapat diambil kesimpulan bahwa muamalah adalah segala ketetapan-ketetapan
Allah SWT yang mengatur hubungan manusia dengan lainnya yang dibatasi oleh aturan-aturan pokok,
dan seluruhnya tidak diatur secara rinci sebagai ibadah.
Jujur itu harus dimiliki oleh setiap orang, dan juga jujur ialah salah satu sifat nabi yaitu shiddiq
(dapat di percaya). Sementa muamalah itu kegiatan semacam jual-beli, hutang-piutang, dan lain
sebagainya. Jadi, jika kita jujur dalam bermuamalah kita lebih di percaya oleh banyak masyarakat.
Sebagaimana contohnya ialah ketika Rasullullah berdagang dengan pamannya Abu Thalib, ia selalu jujur
dalam berdagang (muamalah), beliau tak pernah menipu baik majikan maupun pelanggannya sehingga
membuat Sayyidah Khadijah terkesan dan banyak pelanggan yang tertarik untuk membeli dagangannya.
Dan satu lagi, Rasulullah juga mendapat gelar Al-Amin yang artinya dapat di percaya, gelar tersebut di
berikan dari penduduk Mekah karena kejujuran Rasulullah itu dikenal luas oleh penduduk Mekkah. Jadi,
berperilakulah jujur dalam muamalah, agar dapat dipercaya orang lain, hidup terasa lebih tenang dan
damai, terhindar dari tuduhan, dan mendapatkan pahala.
Jujur dalam bermuamalah adalah penting dan dapat membawa manfaat jangka panjang.
Mengutamakan jujur dalam berinteraksi dengan orang lain baik dalam transaksi bisnis persahabatan
maupun hubungan personal membantu membangun kepercayaan dan kestabilan dalam hubungan tersebut.
Dalam bermuamalah jujur adalah landasan moral yang tidak dapat diganggu gugat. Kejujuran membentuk
karakter kita dan menunjukkan kepada orang lain bahwa kita adalah orang yang dapat diandalkan dan
dapat dihormati. Kejujuran juga memberikan kebebasan emosional karena kita tidak perlu
menyembunyikan atau memalsukan diri kita sendiri.
Dengan demikian jujur dalam bermuamalah adalah penting untuk membentuk hubungan yang
saling menguntungkan dan memberikan manfaat jangka panjang. Menjadi jujur dalam segala aspek
kehidupan kita membantu kita menjadi pribadi yang terhormat dan dihormati dan menghasilkan
kehidupan yang lebih bermakna.
jujur dalam bermuamalah adalah prinsip penting yang harus dipegang teguh. Jujur berarti
berpegang pada kebenaran dan tidak menyembunyikan kekurangan atau melakukan kecurangan dalam
interaksi dengan orang lain. Dalam berbisnis jujur sangat penting untuk membangun kepercayaan dengan
pelanggan dan mitra bisnis. Jika kita jujur tentang produk atau layanan yang kita tawarkan pelanggan
akan merasa lebih nyaman dan percaya pada kita. Mereka akan tahu bahwa kita tidak akan menipu atau
mengecewakan mereka. Dalam kesimpulan jujur dalam bermuamalah adalah prinsip yang sangat penting.
Jujur menjadi landasan untuk membangun hubungan yang sehat dan saling percaya dalam bisnis dan
kehidupan pribadi. Jika kita berpegang teguh pada prinsip jujur dalam semua aspek kehidupan kita kita
dapat menciptakan lingkungan yang jujur adil dan harmonis.
Jujur adalah prinsip fundamental yang harus dijunjung tinggi dalam setiap aspek kehidupan
termasuk dalam muamalah atau interaksi sosial. Konsep jujur dalam bermuamalah mencakup kejujuran
baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Dalam konteks muamalah kejujuran memiliki peran penting dalam membangun kepercayaan
antara individu atau kelompok. Ketika seseorang jujur dalam bermuamalah orang lain akan merasa aman
dan nyaman untuk berinteraksi dengannya karena mereka tahu bahwa orang tersebut dapat dipercaya.
Jujur dalam perkataan berarti berbicara dengan kebenaran dan mempertahankannya tanpa
menyembunyikan fakta atau melakukan tipu daya. Ketika berbicara dengan jujur seseorang
berkomunikasi dengan tulus dan tidak menyesatkan orang lain. Jika ada situasi di mana seseorang tidak
dapat memberikan informasi tertentu mereka sebaiknya mengungkapkan itu dengan jelas daripada
menyembunyikannya atau memberikan informasi palsu.
Selain itu kejujuran dalam perbuatan juga menjadi aspek penting dalam muamalah. Hal ini
mencakup menepati janji memenuhi komitmen dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai etika yang diterima
secara umum. Ketika seseorang berkomitmen untuk melakukan sesuatu atau memberikan janji kepada
orang lain penting untuk mempertahankan kejujuran dengan bertindak sesuai dengan kata-kata mereka.
Tindakan tidak jujur dalam bermuamalah seperti mencuri membohongi menipu atau melakukan
manipulasi dapat merusak citra dan reputasi seseorang. Selain itu tindakan-tindakan tersebut juga dapat
mengganggu hubungan sosial yang sehat dan mempengaruhi kepercayaan orang lain terhadap individu
atau kelompok tersebut.
Dalam Islam konsep jujur dalam bermuamalah juga sangat dijunjung tinggi. Agama ini
mengajarkan umatnya untuk menjadi jujur dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam berbisnis
berdagang dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam konteks Islam kejujuran juga dipandang sebagai
bagian dari akhlak yang mulia. Dengan menerapkan konsep jujur dalam bermuamalah kita dapat
membangun hubungan yang kuat dan saling percaya dengan orang lain. Kejujuran juga memungkinkan
terciptanya lingkungan yang adil transparan dan berintegritas. Oleh karena itu penting bagi setiap
individu untuk menghormati dan menerapkan konsep jujur dalam setiap aspek kehidupan mereka
termasuk dalam muamalah.

3.2 SARAN
• Kepada pedagang, lebih jujur dalam berdagang dari segi harga maupun takaran timbangan, agar
menjadi sempurna dan menjadi ibadah atas semua yang telah dilakukan. Dan hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah Swt serta hendaklah muamalah mereka disertai dengan kejujuran dan
kejelasan. Kejujuran terhadap apa yang dikatakan mengenai barang dagangan, yaitu mengenai
sifat-sifat barang tersebut. Kejelasan mengenai cacat dalam barang dagangan, sehingga mereka
mendapatkan berkah dalam jual beli yang dilakukan.

• Selain itu seorang pedagang harus berhati-hati, jangan sekali-kali dia berdusta, karena dusta itu
merupakan bahaya bagi pedagang. Dusta itu sendiri dapat membawa kepada perbuatan jahat,
sedang kejahatan itu dapat membawa kepada neraka.pedagang juga harus menjauhi penipuan,
sebab orang yang suka menipu dapat dianggap keluar darilingkungan umat Islam. Hindari pula
pengurangan timbangan dan takaran, sebab mengurangi timbangan dan takaran itu membawa
celaka.

• Kepada tokoh masyarakat, alim ulam cerdik pandai agar menjalin kerjasama yang baik dalam
usaha untuk memeberikan penjelasan dan pemahaman tentang syarat-syarat dan rukun-rukun jual
beli dan tata cara pelaksanaan serta tujuan dari pelaksanaan jual beli.
DAFTAR PUSTAKA

1. Azizah, Nurul. 2022. Mengenal Konsep dan Etika Jujur dalam Muamalah serta Contohnya ByTirto.id.
(https://tirto.id/mengenal-konsep-dan-etika-jujur-dalam-muamalah-serta-contohnyagqxf)

2. Pengertian Muamalah Beserta Jenis dan Tujuannya yang Perlu Diketahui. 2020.
(https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-muamalah-beserta-jenis-dan-tujuan-yang-diperlukan-
kln.html)

3. Madjid, St Salehah. 2020.PRINSIP-PRINSIP (ASAS-ASAS) MUAMALAH


(https://journal.anismuh.ac.id/index.php/jhes/article/view1353/0#.~:text=Dalam%20prinsip%20umum
%20terdapat%20empat,4)%20keadilan%20dengan%20mengenyampingkan%20kezaliman)

4. Widiyani, Rosmha. 2021. Pengertian Jujur dalam Islam, Manfaat, dan Ciri-cirinya
(https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5697166/pengertian-jujur-dalam-islam-manfaat-dan-ciri-
cirinya)

5. PRINSIP PRISIP MUAMALAH DALAM ISLAM


(https://pustakauinib.ac.id/repository/files/original/15b321200688af67cb7fcc254d1d4c10.pdf)

6. Taqiyudin, Hilam. 2019. KONSEP ETIKA MUAMALAH DALAM ISLAM


(https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/mua/article/download/3326/2430/8977)
SOAL

1. Apa maksud dari kejujuran adalah nilai moral yang fuundamental?

2. Apa hubungan antara jual beli dengan riba'?

3. Yang dimaksud dengan memakan harta dengan batil pada QS.An-Nisa ayat 20?

JAWABAN

1. Moral itu sama seperti akhlak/tingkah laku/budi pekerti, sementara fundamental itu artinya yag
penting/mendasari. Sehingga maksud dari kejujuran adalah nilai moral yang fundamental ialah sikap jujur
itu adalah akhlak yang paling dasar dan penting untuk setiap individu.

2. Dalam islam, riba' adalah pratik memuat bunga atau keuntungan tambahan yang tidak adil dalam
traansaksi jual beli. Transaksi riba bertentangan dengan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam Islam.
Oleh karen itu praktik riba' dianggap haram.

Dalam jual beli, riba' dapat terjadi ketikaa penjual membebankan bunga atau biaya tambahan
yang mendaptkan keuntungan yang tidak wajar bagi pembeli. Praktik ini tidak adil karena
menguntungkan penjual secara berlebihan.

Sebagai alternatif, islam menganjurkan konsep keadilan timbal balik dalam transaksi jual beli.
Hal ini berarti harga dan keuntungan diberlakukan dengan adil dan seimbang, yang dimana kedua pihak
saling menguntungkan dalam transaksi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai