Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ETIKA WIRAUSAHA

KELOMPOK VI
ARROYANI ESTHINING TYAS : A25121017
FICKA INDRIANI MOHAMA : A25121077
MIFTAHUL JANNAH : A25121047
ZAENAB : A25121083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
BAB I
PENDAHULUAN

Peran wirausahawan dalam menjalankan usahanya sangat berperan penting dalam


meningkatkan perekonomian. Selain dapat meningkatkan produtifitas nasional,
manfaat lain dari wirausaha yaitu menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat,
sehingga dapat mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan, dan pada skala
makro dapat mengurangi kemiskinan. Menciptakan teknologi baru, produk, dan jasa
baru juga merupakan peran wirausaha dalam hal pengembangan kreativitas dan
inovasi. Disamping itu, wirausaha dapat membantu organisasi bisnis yang besar
dalam hal konsumsi bahan baku yang dibutuhkannya. Tentu, hal ini akan
memperlancar siklus perekonomian nasional, khususnya dalam sektor indutri
perdagangan.

Seorang wirausahawan dalam menjalankan usahanya bertujuan memperoleh


laba/profit yang sebesar-besarnya dengan biaya produksi tertentu untuk
mengembangkan usahanya. Namun, dalam hal profit oriented bukan berarti
mengabaikan sistem nilai dalam berwirausaha. Sistem nilai/moral tersebut
berhubungan erat dengan good will perusahaan khususnya kepercayaan/loyalitas
konsumen, mitra kerja, organisasi usaha itu sendiri, dan pesaing, serta masyarakat
pada umumnya. Oleh karena itu, seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya
harus memperhatikan etika wirausaha yang erat kaitannya dengan etika bisnis.
Dengan hal itu, diharapkan dapat terciptanya keadilan antara berbagai pihak
(produsen & konsumen) serta tidak saling merugikan diantaranya. Selain itu
diharapkan dapat terciptanya kondisi yang kondusif dalam Persaingan usaha.
BAB II
ETIKA WIRAUSAHA

A. Gejala Tidak Jujur di Masyarakat


Adam Smith mengatakan:“Keberhasilan dari sebagian besar orang hampir selalu
bergantung pada kebaikan hati danpendapat tetangga serta rekan sejawatnya dan
tanpa tingkah laku biasa yang bisaditolerir, hal ini jarang sekali didapatkan. Oleh
karena itu, pepatah lama yang bagus bahwa kejujuran selalu merupakan kebijakan
terbaik, dalam situasitersebut, hampir selalu memiliki kebenaran sempurna.”
Plato juga mengemukakan bahwa kejujuran adalah sesuatu yang lebih besar,
sesuatu yang dianggap sebagai nilai moral di hampir semua masyarakat. Sigmund
Freud juga menjelaskan bahwa ketikakita tumbuh dalam sebuah masyarakat, kita
menginternalisasi nilai-nilai sosial.Internalisasi ini menyebabkan berkembangnya
superego. Secara umum, superego senang ketika kita mematuhi etika masyarakat
dan tidak senang ketika kita tidak melakukannya.

Namun jika kejujuran itu penting bagi kita? (Hal ini didukung juga dari penelitian
pada hampir 36.000 murid disekolah menengah atas di AS, 98% mengatakan bahwa
berbuat jujur itu penting) dan jika kejujuran membuat kita merasa lebih baik,
mengapa kita sering berbuat tidak jujur? Ariely kemudian membuat kesimpulan
bahwa memang benar kita peduli tentang kejujuran dan ingin berbuat jujur.
Masalahnya adalah monitor kejujuran internal kita hanya aktif bila kita
merenungkan pelanggaran besar.

Contohnya seperti mengambil satu atau dua pulpen di ruang konferensi, disini kita
bahkan tak mempertimbangkan bagaimana tindakan tersebut itu dianggap jujur atau
tidak dan oleh karenanya superego kita tetap tertidur.
Beragam sifat masyarakat ada yang jujur dan suka berbohong, oleh karena itudi
dalam melakukan suatu usaha seorang wirausahawan diharapkan berhati-hati
dalammelakukan usahanya. Kejujuran akan berakhir dengan kebaikan tetapi
kebohongan berakhir dengan kejelekan. Berkurangnya kepercayaan di kalangan
pembisnisdisebabkan karena merosotnya sikap solidaritas, tanggung jawab, dan
kejujuransehingga meruntuhkan teori soliditas, likuiditas, dan bonafiditas.Penipuan
dan pelanggaran seperti: permainan cek kosong, giro bilyet yangditolak,
kekurangan dana, utang, barang tidak sesuai contoh dan rusak hingga janjitidak
ditepati kerab terjadi antar sesama pelaku bisnis maupun sesama konsumen,pelaku
bisnis dengan konsumen, konsumen dengan pelaku bisnis.Prinsip melakukan bisnis
dengan menerapkan moral dan tingkat kejujuranyang tinggi. Apabila dalam
melakukan bisnis dilandasi dengan kejujuran maka bisnisberjalan dengan lancar
dan terhindar dari penipuan serta menumbuhkan hubunganbaik antar sesama pelaku
bisnis, tetapi jika bisnis dilakukan dengan kecurangan akanmerugikan berbagai
pihak dan bisnisnya pun tidak akan bertahan lama dan berjalan.

Beragam sifat masyarakat ada yang jujur dan suka berbohong, oleh karena itu di
dalam melakukan suatu usaha seorang wirausahawan diharapkan berhati-hati dalam
melakukan upaya. Kejujuran akan berakhir dengan kebaikan tetapi perawatan
diakhiri dengan kejelekan. Kurangnya kepercayaan di kalangan pembisnis
disebabkan karena merugikannya sikap solidaritas, tanggung jawab, dan kejujuran
sehingga meruntuhkan teori soliditas, likuiditas, dan bonafiditas.
Penipuan dan pelanggaran seperti: permainan cek kosong, giro bilyet yang ditolak,
kekurangan dana, utang, barang tidak sesuai contoh dan rusak hingga janji tidak
ditepati kerab terjadi antar sesama pelaku bisnis maupun sesama konsumen, pelaku
bisnis dengan konsumen, konsumen dengan pelaku bisnis.
Prinsip melakukan bisnis dengan menerapkan moral dan tingkat kejujuran yang
tinggi. Apabila dalam melakukan bisnis dilandasi dengan kejujuran maka bisnis
berjalan dengan lancar dan terhindar dari penipuan serta menumbuhkan hubungan
baik antar sesama pelaku bisnis, tetapi jika bisnis dilakukan dengan kecurangan
akan merugikan berbagai pihak dan bisnisnya pun tidak akan bertahan lama dan
berjalan.

B. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu "Ethikos" yang berati timbul dari
kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, burak dan tanggung jawab.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (Poerwadarminta) etika adalah "ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)". Menurut Drs. O.P.
SIMORANGKIR "etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik." Menurut Magnis Suseno, "Etika adalah
sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran Yang memberi kita norma tentang
bagaimana kita harus hidup adalah moralitas".

Etika merupakan perbuatan standar manusia (kejujuran dan perilaku) Dalam


membuat keputusan. Menurut Schoell (1993:46) bahwa etik adalah studi tentang
Kebenaran serta pilihan moral sesorang. Penerapan standar moral dalam bisnis
merupakan Etika bisnis atau etika manajemen.

Dalam dunia bisnis semua pelaku memiliki tujuan, seperti investor mengaharapkan
keuntungan dan perusahaan, konsumen menginginkan perusahaan menghasilkan
barang bermutu dan harga terjangkau, karyawan menginginkan upah yang sesuai,
kreditur berharap utang perusahaan dibayar tepat waktu, pihak saingan
menginginkan persaingan yang menguntungkan dan tidak menghancurkan berbagai
pihak Pelaku bisnis harus bertindak lebih etis dan etis dalam menggunakan sumber
daya yang terbatas dalam kegiatan di masyarakat. Etik seseorang merupakan
perkembangan sejak dulu yang telah diajarkan Menurut Trevino (1995:290) bahwa
etika bisnis membangun kepercayaan anggota masyarakat dengan perusahaan yang
merupakan kunci susksesnya bisnis dalam jangka panjang Menurut Filososti Greek,
Chilon berpendapat bahwa pedagang lebih baik rugi daripada mencari keuntungan,
sedangkan Zimmerer menyatakan bahwa reputasi merupakan keuntungan bisnis
dalam persaingan. Prinsip sebuah wirausahawan lebih baik merugi daripada
melakuakan kejelekan dan menghindari pertengkaran yang dapat memutuskan
hubungan. Reputasi harus dijunjung tinggi sebagai keunggulan bersaing dan
menang selamanya.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etika


Faktor-faktor yang mempengaruhi etika bisnis antara lain perbedaan budaya,
perilaku organisasi, faktor ekonomi, pelanggan, dan lingkungan. Etika bisnis dalam
ajaran Islam menekankan pada kesatuan, keseimbangan, kebebasan, dan tanggung
jawab. Etika bisnis juga dipengaruhi oleh sumber nilai seperti moral manajemen,
agama, filosofi, budaya, hukum, kepemimpinan, dan karakter individu. Faktor-
faktor lain yang mempengaruhi etika bisnis adalah tanggung jawab sosial suatu
bisnis, kebutuhan akan kejujuran dan keadilan, kesalahan operasi, kompensasi
eksekutif, dan aktivis pemegang saham. Perbedaan budaya antara daerah atau kota
tertentu juga mempengaruhi etika bisnis.
1. Perbedaan Budaya
Budaya bisnis di indonesia dengan negara lain tentu akan berbeda. Karena
tentu semua negara atau tempat mempunyai cara atau budaya tersendiri dalam
membangun sebuah bisnis. Jangankan antar negara, bahkan antar provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, atau bahkan antar kampung pasti mempunyai
etika sendiri dalam menjalankan bisnisnya.
2. Pengetahuan
Semakin banyak ilmu, semakin banyak pengalaman tentu sangat berpengaruh
pada cara seseorang beretika atau berperilaku dan mengambil keputusan
keputusan yang etis.
3. Perilaku Organisasi
Perbedaan antara perusahaan dalam menumbuhkan kesadaran karyawannya
tentu akan sangat berpengaruh terhadap etika karyawannya pula. Semakin
bagus perusahaan mengaturnya, tentu akan berdampak positif, terutama bagi
perusahaan itu sendiri.

D. Keuntungan Menjaga Etika


Etika bisnis tentunya memiliki manfaat tersendiri bagi perusahaan. Apabila
perusahaan mengaplikasikan etika bisnis secara optimal dan terus menerus, maka
perusahaan tersebut akan mendapatkan beberapa manfaat, di antaranya sebagai
berikut:
1. Meningkatkan reputasi perusahaan
Perusahaan yang memperhatikan etika bisnis dapat membantu untuk
meningkatkan citra positif mereka dipasar dan masyarakat. Tentunya hal ini
dapat mendatangkan pelanggan baru melalui sistem pemasaran _mouth to
mouth_ alias mulut ke mulut. Begitupun sebaliknya, bila tidak memperhatikan
etika bisnis ini dengan baik maka perusahaan bisa memperoleh citra yang
negatif dari pasar atau pelanggan. Hal ini dapat mengurangi peluang Anda
untuk mendapatkan pelanggan baru terutama di sosial media. Ketika
pelanggan tidak puas dengan pelayanan Anda mereka biasa akan
menyebarkan informasi pengalaman negatif bertransaksi dengan Anda di
sosial media.

2. Perusahaan jadi lebih terpercaya


Perusahaan yang selalu mengedepankan etika bisnis bisa membuat
perusahaan menjadi lebih terpercaya di mata pelanggan. Dengan etika bisnis
ini, perusahaan dapat menunjukkan bahwa perusahaan mereka selalu jujur dan
tidak pernah menipu pelanggannya. Adanya kepercayaan dari konsumen,
perusahaan akan dinilai loyal dalam melakukan bisnis mereka dengan
konsumen. Pada akhirnya, konsumen akan merekomendasikan perusahaan
Anda sebagai perusahaan yang dapat dipercaya untuk memenuhi kebutuhan
mereka.

3. Perusahaan dapat beradaptasi terhadap perubahan


Karyawan yang memiliki etika bisnis ditempat kerja merupakan kunci utama
dari kesuksesan perusahaan. Mereka akan memiliki pemahaman, dapat
dipercaya, dapat diandalkan, memiliki motivasi, perhatian dan juga
bertanggung jawab dengan beradapatasi dengan segala posisi dan pekerjaan
yang diberikan kepada mereka. Pada saat perusahaan mengalami kekurangan
karyawan karena beberapa karyawan meninggalkan perusahaan karena
perubahan, maka karyawan yang memiliki etika bisnis dapat dipercaya dan
bertanggung jawab atas perubahan tersebut. Mereka akan berusaha untuk
memaksimalkan pekerjaan mereka.

4. Menciptakan budaya perusahaan yang khas


Penerapan etika bisnis di dalam perusahaan akan menciptakan dan
membentuk budaya perusahaan yang khas dan membuat keunggulan dalam
perusahaan itu. Dengan terbentuknya budaya yang khas ini akan menciptakan
kontribusi pada nilai dan norma yang berlaku pada perusahaan. Dengan
adanya hal tersebut, etika bisnis dapat membantu untuk mengembangkan
perusahaan menjadi lebih baik.
BAB III
KESIMPULAN

.
Etika wirausaha merupakan ilmu mengenai bagaimana tata cara seorang pengusaha
dalam berperilaku didalam suatu usahanya tersebut. Banyak seorang wirausaha
mengabaikan betapa pentingnya etika didalam mendirikan suatu bisnis, karena
mereka berfikir dengan kemampuan yang mereka miliki serta modal yang sangat
besar suatu usaha dengan mudahnya didirikan. Padahal tanpa adanya etika yang
dimiliki seorang wirausaha suatu usaha tersebut tidak akan berjalan sesuai rencana.
Karena etika adalah tentang nilai-nilai mengenai kebenaran dan yang berkaitan
dengan masalah moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal
yang diilai benar mengenai perilaku yang berstandar. Etika wirausaha mencakup
hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam
perusahaan, dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan dan sebagainya. Orang-
orang wirausahawan diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di
masayarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 2004. Manajemen Bisnis.Jakarta:PT Rineka Cipta

Anwar, Muhammad. 2013. Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi. Jakarta:


Prenada Media Group
https://www.academia.edu/34897339/
ETIKA_BISNIS_DAN_FAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_PELAK
SANAANNYA

https://indonesiaimaji.com/%EF%BB%BFperilaku-tidak-jujur-dan-hilangnya-
profesionalitas-dalam-bisnis/

Anda mungkin juga menyukai