Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Manusia pada dasarnya ingin memperoleh hasil yang memuaskan dari setiap usaha yang
mereka lakukan, mereka tidak ingin mengalami kegagalan dalam segala hal, usaha dhahir
perlu dilakukan, usaha bathin juga perlu dilaksanakan, karena kita tau bahwa manusia
hanya bisa berusaha, Allah SWT yang akan menentukan hasilnya.

Namun tidak sedikit dari manusia yang melanggar rambu- rambu agama, dalam
melakukan usahanya mereka rela berdusta, mereka tidak jujur dalam berbuat dan
berkata- kata, padahal itu adalah perbuatan tercela yang pastinya akan celaka dan kelak
akan disiksa oleh Allah SWT. Tetapi kenyataannya, perilaku tidak jujur ini telah dimulai
dari komunitas terkecil dalam lapisan masyarakat, yaitu keluarga. Nah, apabila dalam
keluarga saja sudah dipraktekkan perilaku tidak jujur ini, tentulah hal ini akan merambah
kemana- mana.Naudzubillahi min dzalik.

2. Sistematika Pembahasan

1. Pengertian Jujur

2. Dalil-dalil yang mendasari wajibnya perilaku jujur

3. Sedikit tentang jujur

4. Alasan mengapa kita harus berperilaku jujur

5. Alasan banyak orang masih berbohong

6. Keberkahan dan manfaat dari sikap jujur

7. Akibat berperilaku dusta

3. Tujuan Pembuatan Makalah

1. Untuk memenuhi tugas dari Guru Pembimbing mapel Aqidah akhlak yang telah
diembankan kepada kami.

2. Agar Kita dapat saling mengingatkan dan menyadarkan antara satu sama lain serta
berfikir untuk hidup dan berkarya lebih baik lagi dengan modal kejujuran.

3. Semoga dari hasil pembahasan makalah ini semuanya mendapat dorongan untuk
selalu bersikap jujur yakni kepada Alloh SWT, Orang tua, Guru, teman dan pada
lingkungan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Jujur

Apa itu jujur? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Jujur adalah lurus
hati;tidak berbohong, tidak curang. kata jujur adalah kata yang digunakan untuk
menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan suatu atau fenomena
maka seseorang itu akan memperoleh gambaran tentang sesuatu atau fenomena tersebut.
Bila seseorang itu menceritakan informasi tentang gambaran tersebut kepada orang lain
tanpa ada " perobahan" (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang
disebut dengan jujur. Sedangkan menurut istilah, Jujur berarti berkata yang benar yang
bersesuaian antara lisan dan apa yang ada dalam hati. Jujur juga secara bahasa dapat
berarti perkataan yang sesuai dengan realita dan hakikat sebenarnya. Kebalikan jujur
itulah yang disebut dusta. Atau dapat juga dikatakan, jujur adalah sebuah sikap yang
selalu berupaya menyesuaikan atau mencocokan antara Informasi dengan fenomena.
Dalam agama Islam sikap seperti inilah yang dinamakan shiddiq. Makanya jujur itu ber-
nilai tak terhingga.

2. Dalil-dalil tentang kejujuran

Dalam AIQur’ an telah di sebutkan beberapa ayat tentang kejujuran antara lain adalah:

1. Surat Al- Anfal ayat 58

Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, Maka
kembalikanlah Perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang- orang yang berkhianat.

2. Surat An- Nahl ayat 105

Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak


beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang pendusta.

3. Surat At- Taubah ayat 119

Hai orang- orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang- orang yang jujur (benar)

4. Surah Muhammad ayat 21

" Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik
bagi mereka." (QS. Muhammad: 21)

Dalam Hadist Nabi Juga dimuat (dijelaskan) tentang kejujuran, antara lain adalah ;

1. Hadist Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Mas'ud RA

2
Artinya:

Dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi SAW, Beliau bersabda; sesungguhnya kejujuran itu
membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang
yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai
orang yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan(kemaksiatan) dan
keburukan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya berdusta
sehingga ia tercatat disisi Alloh sebagai pendusta. (HR. Bukhari Muslim)

2. Hadist dari Abi Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA

Artinya:

Abi Muhammad Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA, la berkata; Saya hafal (hadist) dari
Nabi SAW, " Tinggalkan sesuatu yang meragukan pada sesuatu yang tidak meragukan,
maka sesungguhnya jujur adalah ketenangan(hati) dan dusta adalah keraguan(hati)" .
(HR Turmudzi)

3. Sedikit tentang jujur....

Berbicara masalah" jujur" yang terdiri atas 5 huruf tapi zaman sekarang sangat sulit
sekali ditemui. Salah satu contohnya saja, ada cerita tentang investasi di sebuah
swalayan, berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk mengontrol" ketidakjujuran"
pelanggannya dengan membeli CCTV, dan menggaji satpam yang terkesan " sangar" .
Selain itu, juga terdapat cerita tentang sebuah perusahaan yang membeli alat-alat
keamanan seperti CCTV, fingerprint access,warning alarm dan point pengontrol hanya
untuk mendapat " security license" .

Betapa mahalnya nilai sebuah kejujuran. Padahal tahukah anda, seorang panutan umat
muslim sedunia. Muhammad SAW meletakan kejujuran sebagai pondasi utama dalam
mendirikan sebuah agama bernama Islam. Walhasil beliu diberi gelar Al- amin sejak
kecil, artinya orang yang benar- benar kredible dalam menjalankan amanah dan terkenal
sangat jujur. Dari mulai tutur kata nya yang jauh dari bohong, usaha jual beli yang
ditekuninya tak pernah luput dari kejujuran, sehinga orang Quraisy pada waktu itu sangat
percaya menitipkan barang dangangan miliknya kepada Rosulullah untuk diniagakan
sampai ke negeri Syam (sekarang Syiria). Hingga pada saat menjelang hijrah ke Yasrib
(Madinah), dimana para pemuka Quraisy sudah begitu benci kepada beliau, masih ada
penduduk mekah yang menitipkan barang di rumahnya. Sehingga begitu hendak
berangkat beliau menitipkan semua barang kepada Ali Bin Abu Thalib untuk
dikembalikan kepada pemiliknya.

Alloh SWT menciptkan bumi dan langit berserta isinya dengan benar dan Alloh
memerintahkan manusia membangun kehidupan mereka dengan benar dan jujur.
Mererka tidak diperkenakan berkata dan berbuat sekehendak hatinya, kecuali
dilakukanya di atas kebenaran.

Kelalaian manusia dari prinsip yang sudah jelas ini, mengakibatkan timbulnya
kekecewaaan dan kecelakaan, serta merajalelaanya kebohongan, kepalsuaan dan
khayalan yang menjauhkan mereka dari jalan yang benar, sehingga mereka

3
mengasingkan diri dari kenyataan yang obyektif yang harus mereka ikuti.

Oleh karena itu manusia dituntut berpegang kepada kejujuran dengan memperhatikan
prinsip kebenaran pada setiap problem yang dihadapinya dan dilaksanakan di atas
ketentuan hukum yang benar. Dan yang demikian merupakan

"Tiang yang kokoh" menurut akhlaq Islam.

Sabda Rasululloh saw, yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim


yangartinya;"Tinggalkan apa-apa yang kau ragukan, kepada apa yang tidak kau ragukan.
Janganlah kamu berburuk sangka, karena berburuk sangka itu, ialah sedusta- dustanya
percakapan."

Dan hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzy; "Kerjakan apa yang tidak kau ragu- ragukan,
sesungguhnya kebenaran itu membawa ketenangan, dan dusta itu menimbulkan keragu-
raguan."

Dari ungkapan tersebut bagi kita merupakana kejelasan perintah Alloh SWT dan
Rasululloh saw, yang mana dalam menjalankan akitifitas kehidupan kita diperintahkan
untuk selalu berlaku jujur dan tidak ragu dalam melakukan pekerjaan, apalah artinya bila
kehidupan yang kita jalani selalu dalam kondisi yang tidak tenang merasa was-was
dengan perbuatan yang kita lakukan.

Islam dalam ajaranya sangat menghormati dan menegakan kebenaran, mengusir orang-
orang pendusta dan menolak keras kehadiran mereka, untuk mempertegas keburukan
perbuatan dusta yang dilarang dan sangat dibenci oleh Rasululloh Saw, Isteri beliau Siti
Aisyah r.a berkata yangartinya:

"Tiadak ada akhlaq yang paling dibenci Rasululloh saw lebih dari bohong. Apabila
beliau melihat seseorang bohong dari segi apa saja, maka orang itu tidak keluar dari
perasaan hati Rasululloh saw, sehingga beliau tahu bahwa orang itu telah bertaubat.”
(Atsar HR. Ahmad)

Kejujuran bagi seorang Muslim terkadang tak bisa lepas dari kehidupan sehari- hari,
dalam pergaulan, pekerjaan, dalam rumah tangga, juga bermasyarakat semua berlaku
sifat kejujuran karena prinsif ajaran Islam adalah senantiasa selalu berpegang pada ajaran
agamanya.

Bagi orang yang tak berpegang pada prinsip agamanya, maka orang tersebut telah
melangggar perintah Alloh SWT dan Rasululloh saw. Maka orang tersebut telah berdosa
kepada Alloh selama orang tersebut tidak bertaubat dan kembali pada ajaran Agamanya
maka dosa-dosa tersebut akan mengalir selama hidupnya, naudzubillah jangan sampai
kita seperti itu.

Alloh telah berfirman dalam surat An- Najm [53], ayat 23 dan 28:

Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya;
Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah) nya. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka
dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka (QS. An-

4
Najm [53] : 23)

Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah
sedikitpun terhadap kebenaran. (QS. An- Najm [54] : 28)

Dari keterangan semua ini maka ada prinsip Muslim yang utama harus diketahui oleh
kita semua bahwa setiap muslim itu harus berbicara jujur, benar, menepati janji, disiplin
dan tertib dalam melakukan sesuatu.

Dan bagi seorang munafiq (berkata bukan yang sebenarnya) maka prinsip yang ada
padanya tak lain selalu berbicara dusta, ingkar janji, berkhianat, memfitnah, melontarkan
tuduhan palsu (bohong), memutuskan hubungan dengan agama, menipu dan berdusta
untuk mengelabui apa yang sebenarnya terjadi.

Ada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya; "Maukah saya
beritaukan tentang tiga dosa besar." Sahabat menjawab; "Baiklah ya Rasululloh,"
Rasululloh saw bersabda; "1. Menyekutkan Alloh, 2. Durhaka kepada ibu bapak,
tandainya menyandar, lalu beliau tegak duduk sambil bersabda: camkanlah dan, 3. Saksi
palsu dan perkataan bohong." Maka beliau mengulangi persaksian palsu.

Demikian tegas Rasululloh saw memperingatkan tentang dosa dan bahaya persaksian
palsu. Karena perbuatan memalsu adalah dusta yang sangat menyesatkan dan bukan saja
menyembunyikan kebenaran tapi menghapuskan dan mengantinya dengan yang salah.

Bahayanya sangat besar dan membinasakan, baik orang seorang dalam kasus - kasus
tertentu maupun perusahan-perusahan yang bergerak dalam jasa apapun, semua bila tidak
memegang prinsif kejujuran yang telah ditetapkan agama maka kehancuran akan datang
setiap waktu.

Sebagai perenungan kita, hadits R. Ibnu Abid Dunya; "Perhatikanlah kejujuran. Dan
apabila kamu memandang kebinasaan berada di dalam kejujuran, maka sebenarnya
didalamnya-lah keselamatan.” semoga Alloh SWT membimbing kita untuk selalu jujur.

Yuk., kita renungkan dan bayangkan, apa jadinya sebuah usaha atau peniagaan yang
berlandaskan kejujuran! mungkin tidak perlu lagi Satpam, kamera pengontrol, portal atau
pintu besi sebuah brangkas uang yang berlapis- lapis.Yuk.. kita bayangkan kehidupan
masyarakat yang dilandasi kejujuran!, tidak ada lagi rasa saling curiga, yang ada
kepercayaan setiap individu kepada individu lainya.Yuk.. kita bayangkan kehidupan
dalam sebuah negara yang berlandaskan kejujuran!. Mungkin tidak ada lagi KPK, hakim
dan jaksa di pengadilan akan sedikit ringan bebanya. Korupsi.. NO WAY

4. Alasan mengapa kita harus JUJUR

Pada dasarnya, mengapa kita harus bersikap jujur adalah karena sudah berkali -kali
ditegaskan dalam Al-Quran tentang kewajiban untuk berperilaku jujur, sebagai umat
agama islam, maka sudah seharusnyalah kita menaati pedoman tersebut. Selain itu, jujur
merupakan cerminan dari hati dan pribadi kita sendiri, karena kejujuran bukan
merupakan sesuatu yang bersifat kondisional, tetapi berasal dari hati. Jujur juga
mencerminkan tingkat keimanan diri kita sendiri. Ada beberapa alasan lain mengapa kita

5
harus jujur:

1. " Anda tidak akan terperangkap dalam kebohongan jika anda berkata jujur. Dengan
demikian anda nggak harus terus mengingat-ingat apa yang telah anda katakan, dan anda
tidak akan lupa pada apa yang telah anda katakan" (Sam Rayburn)

2. Berkata jujur berarti tidak ada orang lain yang akan disalahkan gara-gara perbuatan
anda

3. " Kebenaran selalu merupakan argumen yang paling kuat" (Sophocles)

4. Berkata jujur memberi anda kesempatan untuk menjelaskan apa yang sesungguhnya
terjadi. Mungkin kejadian tersebut tidak seburuk yang anda kira, atau tidak seburuk yang
orang lain kira

5. Berkata jujur biasanyat idak akan menjerumuskan anda ke dalam masalah sedalam
kalau anda berbohong

6. Berbohong menyebabkan stress lebih berat daripada berkata jujur. Anda tidak harus
khawatir seseorang pada akhirnya akan mengetahui kebohongan2 anda

7. Berkata jujur membantu orang-orang yang anda sayangi, lebih percaya dan hormat
pada anda

8. " Orang-orang patut menerima..kebenaran. Mereka patut mendapatkan kejujuran"


(Bruce Springsteen)

9. Berkata jujur membantu anda merasa tenang di dalam hati. Berbohong membuat
perut anda akan melilit tidak jelas

10. Kebohongan adalah sebuat jebakan. Kebenaran bisa membebaskan anda dari
jebakan itu dan memungkinkan anda terus melangkah maju dalam hidup

11. " Anda tidak akan pernah menemukan siapa diri anda sebenarnya, sampai anda
berani menghadapi kebenaran" (Pearl Bailey)

5. Alasan banyak orang masih berbohong.

Setelah membahas alasan kita bersikap jujur, pasti muncul di benak kita mengapa masih
ada sebagian orang yang tetap berbohong.disadari atau tidak, hampir tiap hari tiap orang
pasti berbohong. Masalahnya, berbohong bermacam- macam sebabnya dan bermacam-
macam juga tujuannya sebab semua dipengaruhi oleh bermacam- macam faktor eksternal
dan internal.

Ada dua faktor penyebab kebohongan:

1. Faktor internal

2. Faktor eksternal

1. Faktor internal

6
Yaitu faktor yang ada dalam diri seseorang.Banyak alasan kenapa seseorang berbohong.

I. Menutupi kelemahan/ketidakmampuan yang ada pada dirinya (minder)

2.Ingin dianggap " wah" oleh orang lain

3.Sekadar ingin menyenangkan hati orang lain

4. Tidak ingin hal- hal yang bersifat privasi diketahui orang lain

5.Sebagai usaha untuk meyakinkan orang lain

6. Menghindarkan diri dari tanggung jawab

7. Bertujuan menipu orang lain

8.Supaya dihargai orang lain

9. Memang kebiasaan berbohong

10. Karena punya tujuan tertentu.

2. Faktor eksternal

Yaitu faktor yang ada di luar diri seseorang.Banyak alasan kenapa seseorang berbohong.

"I.Karena dibayar orang lain untuk berbohong

2. Melindungi/menyelamatkan diri sendiri atau orang lain dari ancaman seseorang

3. Pengaruh pergaulan

4.Ingin merasa lebih.

5. Karena alasan politik

6. Alasan bisnis

7. Karena basa- basi

8. Karena ingin mendapatkan uang

9. Karena profesi

10. Karena tidak memenuhi persyaratan

Masih banyak sebab dan tujuan orang berbohong. Namun hal-hal di atas adalah yang
terjadi dalam kehidupan kita sehari- hari.

Kesimpulan:

Baik atau tidaknya berbohong, tergantung daripada situasi,kondisi,sebab dan tujuannya.

7
6. Keberkahan dan manfaat dari Sikap Jujur

Jika kita merenungkan, perilaku jujur sebenarnya mudah menuai berbagai keberkahan.
Yang dimaksud keberkahan adalah tetap dan bertambahnya kebaikan. Dari sahabat
Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

" Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama
keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka
keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila
mereka berlaku dusta dan saling menutup- nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan
bagi mereka pada transaksi itu. Di antara keberkahan sikap jujur ini akan memudahkan
kita mendapatkan berbagai jalan keluar dan kelapangan. Coba perhatikan baik-baik
perkataan Ibnu Katsir rahimahullah ketika menjelaskan surat At Taubah ayat 119. Beliau
mengatakan, " Berlaku jujurlah dan terus berpeganglah dengan sikap jujur. Bersungguh-
sungguhlah kalian menjadi orang yang jujur. Jauhilah perilaku dusta yang dapat
mengantarkan pada kebinasaan. Moga-moga kalian mendapati kelapangan dan jalan
keluar atas perilaku jujur tersebut."

Jujur merupakan sikap terpuji yang dianjurkan oleh agama, ia selalu bersanding dengan
kebenaran yang harus dikawal dan ditegakkan, bahkan Allah SWT menyebut diri- Nya
dengan Al- Haq yang artinya Mahabenar.

Pertama, perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang
karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW bersabda,
"Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu,
sesungguhnya jujur adalah ketenangan sedangkan dusta adalah keraguan." (HR
Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).

Kedua, mendapatkan keberkahan dalam usahanya. Rasulullah SAW bersabda, "Dua


orang yang berjual beli mempunyai pilihan (untuk melanjutkan transaksi ataupun
membatalkannya) selama mereka belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan
barangnya maka akan diberkahi jual beli mereka, dan jika mereka merahasiakan dan
berdusta maka dihilangkan keberkahan jual beli mereka." (HR Bukhari)

Ketiga, mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT. Rasulullah
SAW bersabda, "Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah akan
mengantarkannya ke dalam golongan orang-orang syahid, walaupun ia mati di atas
kasurnya." (HR Muslim).

Keempat, selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa berat
akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya. Rasulullah SAW telah
bersabda, "Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu
mencelakakan maka pada hakikatnya ia merupakan keselamatan." (HR Ibnu Abi Ad-
Dunya dari riwayat Manshur bin Mu'tamir).

Kelima, dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW,


"Berikanlah kepadaku enam perkara niscaya aku akan jamin engkau masuk surga:
jujurlah jika engkau bicara, tepatilah jika engkau berjanji, tunaikanlah jika engkau diberi
amanat, jagalah kemaluanmu, tundukkan pandanganmu, dan jagalah tanganmu." (HR

8
Ahmad dari riwayat 'Ubadah bin Ash- Shamit).

Keenam, dicintai oleh Allah dan Rasul- Nya. Rasulullah SAW bersabda, "Jika engkau
ingin dicintai oleh Allah dan Rasul- Nya, maka tunaikanlah jika engkau diberi amanah,
jujurlah jika engkau bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang sekelilingmu." (HR Ath-
Thabrani). Demikianlah, jujur penting sekali, terutama di masa ketika segala aspek
kehidupan dipenuhi kepalsuan dan dusta. Di manapun berada, kejujuran harus di atas
segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme kerja dan inti dari kebaikan hati nurani
seseorang.

7. Mudharat Dusta
Dusta adalah dosa dan ' aib yang amat buruk. Di samping berbagai dalil dari Al Qur’ an
dan dan berbagai hadits, umat Islam bersepakat bahwa berdusta itu haram. Di antara dalil
tegas yang menunjukkan haramnya dusta adalah hadits berikut ini,

" Tanda orang munafik itu ada tiga, dusta dalam perkataan, menyelisihi janji jika
membuat janji dan khinat terhadap amanah."

Dari berbagai hadits terlihat jelas bahwa sikap jujur dapat membawa pada keselamatan,
sedangkan sikap dusta membawa pada jurang kehancuran. Di antara kehancuran yang
diperoleh adalah ketika di akhirat kelak. Kita dapat menyaksikan pada hadits berikut,

" Tiga (golongan) yang Allah tidak berbicara kepada mereka pada hari Kiamat, tidak
melihat kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan mereka akan mendapatkan siksaan
yang pedih, yaitu: orang yang sering mengungkit pemberiannya kepada orang, orang
yang menurunkan celananya melebihi mata kaki dan orang yang menjual barangnya
dengan sumpah dusta."

Nabi shallallahu ' alaihi wa sallam begitu mencela orang yang tidak transparan dengan
menyembunyikan ' aib barang dagangan ketika berdagang. Coba perhatikan kisah dalam
hadits dari Abu Hurairah, ia berkata,

" Rasulullah shallallahu ' alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu
beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu
yang basah, maka pun beliau bertanya, "Apa ini wahai pemilik makanan?" Sang
pemiliknya menjawab, "Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah." Beliau
bersabda, "Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat
melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami." Jika
dikatakan bukan termasuk golongan kami, berarti dosa menipu bukanlah dosa yang biasa
- biasa saja.

9
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Jujur haruslah selalu diutamakan dalam kehidupan sehari-hari, jadikanlah jujur sebagai
suatu tiang yang menopang hidup kita, jujur adalah akhlak dasar yang mendasari seluruh
kehidupan manusia, jadi, berusahalah berperilaku jujur.., yakinkanlah dalam diri kita
bahwa jujur tidak akan membuat diri kita rugi sedikitpun, jujur malah akan membawa
kita pada nikmat akhirat, sedangkan perilaku dusta yang selama ini kita anggap untuk
menguntungkan diri kita, buanglah jauh-jauh, kita harus berpikir bahwa dusta itu lebih
banyak mudharatnya.

JUJUR.. OK

DUSTA... NO!!

2. SARAN-SARAN

Melalui makalah ini kami sampaikan juga beberapa saran yakni;

1. Akui dan Jujurlah bahwa Alloh Tuhan kita, kita adalah hambanya maka marilah kita
beribadah dengan sepenuh jiwa, ikhlas hanya karena mengharap ridla- Nya

2. Mari kita berusah Jujur dalam segala hal dan keadaan, jangan sampai kita
terprofokasi ungkapan " yang jujur ga’ makan" , itu tidak benar. Yakinlah bahwa yang
member rizki bukan manusia tapi Alloh SWT.

3. Hindarilah sifat dusta karena itu merupakan awal dari kehancuran umat manusia.

1
0
DAFTAR PUSTAKA

Jalius HR http://jalius12.wordpress.com/2010/03/28/pengertian- jujur/Abatasa.

http://dahlan.abatasa.com/post/detail/2236/makna- sebuah- kejujuran Masbro.

http://www.acacicu.com/2011/08/jujur- adalah- tidak- berbohong.htmlAbatasa.

http://dahIan.abatasa.com//indonesiajujur- kumpulan- motivasi.html

http://kebunhidayah.wordpress.com/2011/09/13/membiasakan- dan- menanamkan- sifat-


kejujuran/

http://id.shvoong.com/writing- and- speaking/2171366- manfaat- utama- berlaku - jujur-


dalam/#ixzz1by7Z9liZSire

1
1

Anda mungkin juga menyukai