Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

     Segala puji hanya dipanjatkan kepada Allah Ta’ala, Rabb semesta alam . Shalawat dalam
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW., kepada ibu
guru dan teman-teman sekalian,yang baik hingga hari hisab. Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya
kami  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah yang berjudul “ Berani Hidup Jujur ” ini guna
memenuhi tugas  mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

1
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan dunia.
Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebohongan, khianat serta
perbuatan curang. Karena mulianya orang yang jujur, baik di sisi Allah maupun di sisi manusia,
kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan susah. Ungkapan tentang “orang jujur akan
hancur” merupakan keliru. Allah SWT menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini merupakan
bukti kesaktian jujur.
Keujuran dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur, tidak akan ada
ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang terungkapnya sesuatu yang tidak
dikatakan.
Akan tetapi, saat ini kejujuran dalam penerapan kehidupan sehari-hari masih kurang seperti
perilaku mencontek yang seolah lazim bagi anak-anak dibangku sekolah.

B.     Tujuan
1.      Menambah wawasan baru mengenai pentingnya sikap kejujuran dalam berprilaku.
2.      Menguatkan sifat kejujuran dengan didukung dengan ayat Al-Quran dan Hadits yang jelas.
3.      Melaksanakan tugas makalah Pendidikan Agama Islam.

C.    Rumusan Masalah
1.      Seberapa penting dan utamanya berperilaku jujur ?
2.      Ada berapa macam bentuk kejujuran ?
3.      Apakah akibat dari perilaku berbohong ?
4.      Bagaimana hikmah dari perilaku jujur ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar, dapat
dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran.
Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar
atau sesuai dengan kenyataan.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah
menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Adapula yang
berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan
demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi kalau suatu
berita  sesuai dengan  keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak
maka dikatakan dusta.

B.     Pentingnya Perilaku Jujur


Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik
sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan
kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari
segala keburukan.
Syari’at Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat jujur dalam segala keadaan,
walaupun secara lahir kejujuran tersebut akan merugikan diri sendiri. Allah SWT telah
berfirman dalam Surat An-Nisaa Ayat 135 yang berbunyi:
ۚ ِ‫َوٱَأۡل ۡق َرب‬
ٗ ِ‫ينَ ِإن يَ ُك ۡن َغنِيًّا َأ ۡو فَق‬
۞ ‫يرا‬ ‫وا قَ ٰ َّو ِمينَ بِ ۡٱلقِ ۡس ِط ُشهَدَٓا َء هَّلِل ِ َولَ ۡو َعلَ ٰ ٓى َأنفُ ِس ُكمۡ َأ ِو ۡٱل ٰ َولِد َۡي ِن‬
ْ ُ‫وا ُكون‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
ٗ ِ‫فَِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ بِ َما ت َۡع َملُونَ خَ ب‬
١٣٥ ‫يرا‬ ْ ‫وا َوِإن ت َۡل ُٓۥو ْا َأ ۡو تُ ۡع ِرض‬
‫ُوا‬ ْ ۚ ُ‫ى َأن ت َۡع ِدل‬ ٓ ٰ ‫ُوا ۡٱلهَ َو‬
ْ ‫فَٱهَّلل ُ َأ ۡولَ ٰى بِ ِه َم ۖا فَاَل تَتَّبِع‬

Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutar-balikan ( kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah
Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” ( Q.S. An- Nisaa’ : 135 ),.

3
C.    Keutamaan Perilaku Jujur
Kedudukan sifat jujur sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat para nabi, yakni Nabi Ibrahim,
Ishaq, dan Ya’qub, sebagaimana firman Allah

٥٠ ‫ق َعلِ ٗيّا‬ ِ َ‫َو َوه َۡبنَا لَهُم ِّمن ر َّۡح َمتِنَا َو َج َع ۡلنَا لَهُمۡ لِ َسان‬
ٍ ‫ص ۡد‬
Artinya : “Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan
mereka buah tutur yang baik lagi tinggi” ( Q.S. Maryam : 50 )
Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk selalu jujur. Karena kejujuran merupakan
akhlak yang mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada kebajikan, sebagaimana
dijelaskan Nabi Muhammad Saw.
Artinya : “ Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. Bersabda. “Sesungguhnya jujur itu
membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga…” ( HR. Bukhari )

Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik
sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan
kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari
segala keburukan. Orang jujur akan dipermudah rezeki dan segala urusannya.
Contoh yang perlu diteladani, karena kejujurannya, Nabi Muhammad saw. Di percaya oleh Siti
Khadijah untuk membawa barang dagangan lebih banyak lagi. Ini artinya  Nabi Muhammad saw
akan mendapatkan keuntungan lebih besar lagi dan tentu saja apa yang dilakukan Nabi akan
mendapat kemudahan.
            Sebaliknya, orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala
urusannya. Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi
kebohongan yang diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi.
Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya. Jujur
membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati menjadi was-was.
Kegundahan hati dan kekhawatiran yang bertumpuk-tummpuk beresiko menjadi penyakit.

D.    Macam-Macam Kejujuran
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu :

4
1.      Shidq Al-Qalbi (Jujur dalam niat dan kehendak), yaitu motivasi bagi setiap gerak dan
langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt, dan ingin mencapai rida-Nya.
Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
Rasulullah Saw. Bersabda,
“Ingatlah, dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, akan baiklah seluruh tubuh. Dan
bila ia rusak, rusaklah ia seluruhnya. Itulah qalbu (hati).” (HR. Bukhari)

2.      Shidq Al-Hadits (Jujur dalam ucapan), yaitu memberikan sesuatu sesuai dengan realitas
yang terjadi.Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan, dianjurkan
menghindari kata-kata sindiran Karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat
dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan
benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan
terang diantara macam-macam kejujuran.

3.      Shidq Al-Amal (Jujur dalam perbuatan), yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga
tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti
melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang di ridhai Allah Swt, dan melaksanakannya
secara terus-menerus dan ikhlas.

4.      Shidq Al-Wa’d (Jujur bila berjanji), janji membuat kita selalu berharap. Janji yang benar
membuat kita bahagia. Janji palsu membuat kita selalu was-was. Maka janganlah
memperbanyak janji (namun tidak ditepati) karena Allah Swt, sangat membenci oran-orang
yang selalu mengingkari janji.

5.      Shidq Al-Haal (Jujur dalam kenyataan). Orang mukmin hidupnya selalu berada di atas
kenyataan. Dia tidak akan menampilkan sesuatu yang bukan dirinya. Dia tidak pernah memaksa
orang lain untuk masuk kedalam jiwanya. Dengan kata lain, seorang mukmin tidak hidup berada
dibahawah bayang-bayang orang lain. Artinya, kita harus hidup sesuai dengan keadaan diri kita
sendiri.

E.     Petaka Kebohongan
Betapa berbahayanya sebuah kebohongan, kebohongan akan mengantarkan pelakunya tidak
dipercaya lagi oleh orang lain.

5
Ketika seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran
untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah
membawa kepada apa yang telah dikhianatinya itu.

Qُ ‫ك ِمنَ ۡٱل ِع ۡل ِم فَقُ ۡل تَ َعالَ ۡو ْا ن َۡد‬


‫ع َأ ۡبنَٓا َءنَا َوَأ ۡبنَٓا َء ُكمۡ َونِ َسٓا َءنَا َونِ َسٓا َء ُكمۡ َوَأنفُ َسنَا َوَأنفُ َس ُكمۡ ثُ َّم‬ َ ‫فَ َم ۡن َحٓاجَّكَ فِي ِه ِم ۢن بَ ۡع ِد َما َجٓا َء‬
ٰ ۡ ‫هَّلل‬ َّ
٦١ َ‫ن َۡبتَ ِه ۡل فَن َۡج َعل ل ۡعنَتَ ٱ ِ َعلَى ٱل َك ِذبِين‬
Artinya : “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan
kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak
kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita
bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang
yang dusta” (Q.S Ali-Imran : 61)

Syaikh Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan dengan
baik terhadap hak-hak Allah Swt. Dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh perubahan
keadaan, baik susah maupun senang.

F.     Hikmah Perilaku Jujur


Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain sebagai berikut.
1.      Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan
diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
2.      Mendapat kemudahan dalam hidupnya.
3.      Selamat dari azab dan bahaya.
4.      Dijamin masuk surga.
5.      Dicintai oleh Allah Swt. Dan rasul-Nya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal dalam
kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya, tidak berbuat

6
basa basi , tidak membuat-buat, tidak menambah atau mengurangi. Apa yang ia yakini sebagai
kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan kuat dan Allah selalu membalas perbuatan
dengan ganjaran yang setimpal.
B.     Pesan
Mari mulai jujur untuk diri sendiri, kejujuran membuat hati menjadi tenang. Kami sangat
berharap untuk memberikan kritik dan saran yang membangun . Kami ucapkan terimakasi pada
pembaca sekalian, kemampuan kami tidak apa-apa tanpa dukungan sekitar, guru, dan ridha
Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai