Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Jujur
• Jujur bagian dari perilaku terpuji atau akhlak mahmudah.
• Jujur yaitu menyampaikan sesuatu secara apa adanya, tidak dilebihkan dan tidak
dikurangi, baik dalam perkataan, ataupun perbuatan.
• Atau jujur adalah kesesuaian sikap antara hati, perkataan dan perbuatan dengan
yang sebenarnya
• Atau jujur adalah sikap seseorang yang menyatakan sesauatu dengan
sesungguhnya secara benar dan apa adanya, tidak ditambah atau dikurangi
2. Dalil tentang Kewajiban Berperilaku Jujur
a) Al-Ahzab ayat 33: 70

‫َس ِديْ ادَا‬ ِ


ٰٰ ‫َٰٓيايُّ اهاَالَّذيْ انَاٰ امنُواَاتَّ ُقو‬
‫اَاّللا اَوقُ ْولُْواَقا ْواًل ا‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah
dan ucapkanlah perkataan yang benar”
Maksud ayat:
• Perintah Allah SWT untuk mengucapkan sesuatu yang benar dan tepat
sasaran
• Kata sadidan pada ayat tersebut bermakna meruntuhkan sesuatu kemudian
memperbaikinya. Maksudnyam ucapan yang meruntuhkan harus disertai
dengan memperbaikinya, dalam arti kritik yang disampaikan harus kritik
yang membangun, atau yang disampaikan harus baik, benar, dan mendidik.
• Ayat ini menekankan keutamaan menjaga lisan, sesuai dengan hadist bahwa
“Manusia tidak disungkurkan wajahnya ke neraka kecuali akibat lidah
mereka”. Sehingga Allah memerintahkan kita untuk berkata baik dan jujur.
• Dengan terbiasanya seseorang mengucapkan kalimat yang jujur, maka ia
akan terhindar dari keburukan yang tidak bermanfaat, dan ini berarti ia
melakukan amalan-amalan shaleh untuk dirinya
b) Surat Al-Maidah 5: 8
ِۖ ِ ِ ۤ
َ‫َشنااٰ ُنَقا ْوٍم‬
‫َّللَِ ُش اه اداءاَِبلْق ْس ا اْ ا ْ ا‬
‫م‬ ‫ك‬
ُ َّ
‫ن‬ ‫م‬ ِ
‫ر‬ ‫ََي‬ ‫ًل‬‫ا‬‫َو‬ ‫ط‬ِ ِ ‫ٰٓيايُّهاَالَّ ِذينَاٰمنُواَ ُكونُواَقا َّو ِام‬
ٰٰ ‫ْي‬
‫ا ْ ا ا ْ ْ ْ ْا‬
ٌۢ
َ‫َخبِ ْير َِِباا‬ ٰ
‫َاّلل‬ َّ
‫ن‬ ِ‫اَاّللَۗا‬
ٰ ‫و‬‫ق‬ َّ
‫ات‬ ‫َو‬‫ى‬ِۖ ‫لُوۗاَهوَاقْ ربَلِلتَّقو‬x‫ع ٰلٓىَاًَّلَت ع ِدلُواَۗاِع َِد‬
‫ا ْ ْ ْ ْ ُ ا ا ُ ْ ٰ ا ُ ٰا ٰا ا‬ ‫ا‬
‫تا ْع املُ ْو اَن‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak
keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang
kamu kerjakan".
Maksud ayat:
• Ayat ini mengisyaratkan kepada kita untuk berperilaku jujur baik dalam
perkataan maupun perbuatan yang merupakan kewajiban bagi setiap
muslim, termasuk ketika menjadi saksi dalam persidangan.
• Dengan adanya sikap kejujuran dia pun mampu berlaku adil. perilaku adil
itulah yang akan mendekatkan diri kepada ketakwaan kepada Allah swt.
• Kewajiban berlaku adil dan jujur ketika menjadi saksi dalam persidangan
• Perilaku adil dan jujur merupakan implementasi dari ketakwaan seorang
muslim kepada Allah
c) Surat At-taubah 9: 119
ِ ِ ٰ ‫اَاّللَوُكونُواَمع‬ ِ
ََ‫ْي‬ ٰ ‫ٰٓيايُّ اهاَالَّذيْ انَاٰ امنُواَاتَّ ُقو ٰٰا ا ْ ْ ا ا‬
‫َالصدق ْ ا‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah,
dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar".
Maksud ayat:
• Menegaskan kewajiban untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT,
• Diwajibkan untuk selalu bersama dengan orang-orang yang jujur. Hal ini
mengisyaratkan bahwa Islam menuntut kita dalam pergaulan sehari-hari
untuk pintar memilih, karena walau bagaimanapun lingkungan akan
berpengaruh terhadap kepribadian seorang muslim.
d) Hadist tentang Perilaku Jujur
Artinya:
Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada
kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang
senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat
sebagai orang yang jujur di sisi Allah.Dan hindarilah dusta, karena
kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan
menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan
memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta disisi Allah.
(H.R. Muslim: 4721).
Hadist ini menegaskan bahwa kita harus yakin dan tidak takut sedikitpun
untuk berkata dan berperilaku jujur. Sebab, pada hakikatnyanya, kejujuran
akan mendatangkan kebaikan yang akan menuntun kita masuk ke surga
yang penuh kenikmatan.
3. Macam-macam sikap jujur
a) Shiddiq Al-Qalbi, adalah sikap jujur yang berkaitan dengan niat dalam diri
manusia. Apakah perilaku yang ia lakukan niatnya ikhlas, apakah niatnya baik,
apakah niatnya karena beribadah kepada Allah SWT atau karna hal lainnnya,
seperti ingin dipuji atau dianggap baik oleh orang lain. Jika amal dilakukan karna
seuatu lainnya bukan karena Allah SWT, maka akan gugur amal perbuatan yang ia
lakukan.
b) Shiddiq Al-Hadist, berkaitan dengan sikap jujur pada perkataan yang diucapkan.
Berkata bohong sebisa mungkin dihindari, karena ucapan bohong akan menuntun
kepada kebohongan-kebohongan lainnya. Umat muslim dituntut untuk berkata
yang baik, jujur atau lebih baik diam
c) Shiddiq Al-Amal, adalah sikap jujur yang berkaitan dengan perbuatan yang
dilakukan.
d) Shiddiq Al-wa’d, membahas mengenai sikap jujur yang diterapkan ketika
menepati janjinya kepada orang lain dan dirinya sendiri.
e) Shiddiq Al-Hall, yaitu sikap jujur yang diterapkan manusia dalam segala hal yang
ia lakukan dalam kehidupan.
4. Sikap yang Mencerminkan Perilaku Jujur
Kejujuran seseorang tidak terbatas pada ucapan dan perkataan saja, tetapi dalam
semua aspek kehidupan. Di antara sikap yang mencerminkan perilaku jujur khususnya
bagi para pelajar yaitu sebagai berikut:

1. Tidak mencontek atau memberikan contekan ketika ujian berlangsung


2. Menyampaikan pesan tanpa sedikitpun menambah atau mengurangi
3. Menyampaikan barang titipan kepada orang yang berhak menerimanya tanpa
adanya pengurangan
4. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam sebuah
kepanitiaan tanpa sedikitpun rekayasa
5. Berani berkata sesuai kenyataan meski konsekuensinya besar
6. Tidak malu bersikap sederhana dan apa adanya dengan kondisi ekonomi keluarga
7. Bersikap fair play dalam mengikuti sebuah lomba atau kompetisi
8. Selalu mengingatkan teman untuk berkata dan berperilaku jujur
9. Mengakui semua kesalahan dan segera meminta maaf apabila berbuat salah
10. Menerima saran dan masukan demi kebaikan hidup di masa depan
5. Keuntungan menerapkan perilaku jujur
Setiap kebaikan yang kita lakukan, manfaatnya pasti akan kembali kepada kita.
begitu pula dengan seseorang yang sudah membiasakan hidupnya dengan perilaku
jujur, ia akan mendapatkan beberapa keuntungan dari kejujurannya itu, di antaranya
adalah sebagai berikut:
a) Mendapatkan ketenangan batin. Orang yang jujur akan selalu tenang karena ia
membawa kebenaran. Sebaliknya, para pembohong selalu membawa kebusukan
dan kegelisahan. Ia akan selalu dihantui kebohongannya dan takut hal itu akan
terbongkar. Akhirnya, ia pun sibuk menyembunyikan kebusukan dalam dirinya.
Rasulullah SAW, bersabda:
“Maka sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan kebohongan adalah
keraguan (H.R At-Tirmidzi no 2442)
b) Mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
c) Mendapatkan banyak teman. Seseorang yang mendapatkan kepercayaan karena
kejujurannya, secara tidak langsung dia memiliki banyak teman. Secara fitrah,
manusia senang dengan kebaikan.
d) Meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Ketika seseorang banyak
mendapatkan kepercayaan karena kejujurannya, di mata manusia kejujurannya itu
memang mampu meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Meskipun kehidupan yang serba sederhana, berkat kejujurannya, dia dipandang
baik dan mulia dimata manusia.
e) Mendapatkan kebaikan yang bisa menunjukkannya ke surga. Orang yang
berperilaku jujur dalam segala hal, akan mendapat berbagai kebaikan. kebaikan
kebaikan kebaikan itu pun akan menuntunnya pada jalan menuju surga yang penuh
dengan kenikmatan.
f) Mendapat Ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Orang yang membiasakan diri
dengan perilaku jujur akan senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT atas sikap
dan perilaku jujur tersebut. Sebagai wujud Allah SWT ridho dan rela terhadapnya,
Dia memberikan pahala surga, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-
Maidah 5: 119 sebagai berikut:

َ‫ََتتِ اها‬
ْ‫ََت ِر ْي َِم ْن ا‬ ِ ِ‫َالص ِدق‬
ْ‫ت ا‬ ‫َجٰنٰ ر‬‫ْيَص ْدقُ ُه ْمََۗ اَلُْم ا‬ ‫َه اذاَيَا ْوُمَياْن اف ُع ٰٰ ْ ا‬ ٰٰ ‫ال‬
ٰ ُ‫َاّلل‬ ‫قا ا‬
َ‫كَالْ اف ْوُزَالْ اع ِظْي ُم‬ ِ ِ ِ ِ ِ ٰ ‫ْاًلا ْْنٰر‬
‫اَعْنهَُۗ ٰذل ا‬
‫ض ْو ا‬
ُ ‫َعْن ُه ْم اَوار‬ ٰٰ ‫َخلديْ انَفْي اهآَابا اداَ اۗرض اي‬
‫َاّللُ ا‬ ُ
Artinya: "Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari
kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan
mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.”
g) Mendapatkan keberkahan hidup dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
“Dua orang yang bertransaksi jual beli berhak khiar (memilih) selama keduanya
belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka maka keduanya akan
mendapatkan keberkahan dalam jual belinya. Akan tetapi jika keduanya tidak jujur
dan tidak terbuka maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang (H.R
Muslim: 2825).
Hadits ini membahas tentang bagaimana kejujuran dan keterbukaan dalam
jual beli. Tujuannya agar jual beli tersebut diberkahi oleh Allah dan dua-duanya
merasa beruntung. Selain dalam hal jual beli, sudah seharusnya manusia senantiasa
Sberperilaku jujur dalam semua aktivitas yang dilakukannya.

Anda mungkin juga menyukai