Kejujuran adalah aspek moral yang memiliki nilai positif dan baik. Kejujuran punya kata lain
seperti berterus terang. Lawan dari kejujuran adalah kebohongan, kecurangan dan lain-lain. Di dalam
sifat kejujuran juga melibatkan sikap yang setia, adil, tulus dan dapat dipercaya. Kejujuran adalah
sifat yang dihargai oleh banyak etnis budaya dan agama. Jadi, tidak hanya agama Islam saja yang
mengharuskan umatnya untuk menjunjung tinggi sifat kejujuran.
Aspek moral berdasarkan buku Moral Spesial oleh Dr. William Chang, OFM Cap. merupakan
yang membentuk dan membangun kemanusiaan menjadi utuh. Jika Grameds tertarik, klik “beli
sekarang” yang ada di bawah ini.
Kata jujur menyiratkan sebuah perkataan kebenaran dalam semua situasi dan semua keadaan.
Kejujuran juga bisa memiliki arti memenuhi janji, baik itu janji yang tertulis maupun tidak tertulis.
Tidak hanya memenuhi janji, memberikan pendapat dan nasihat yang benar juga disebut dengan
kejujuran.
Kejujuran juga bisa berarti melakukan sebuah pekerjaan dengan tulus dan sebaik mungkin.
Meskipun melakukan pekerjaan tersebut tidak diawasi oleh orang lain, tetap harus mengerjakannya
dengan jujur. Memberikan hak kepada orang yang berhak mendapatkan hak tersebut juga bisa disebut
dengan perilaku jujur.
Seperti kata pepatah mengatakan, “Kejujuran adalah sesuatu yang mahal’, memang benar
adanya. Berperilaku jujur sangat terasa berat, terlebih lagi untuk diri sendiri. Memang, tidak semua
orang senang dengan kejujuran, tetapi kejujuran tidak selamanya membuat orang-orang bahagia, ada
juga kejujuran yang bisa membuat orang sakit hati. Tidak hanya membuat orang lain sakit hati,
kejujuran bahkan bisa membuat kita dibenci oleh orang lain.
Sebetulnya, tidak ada dasarnya atau alasan kita untuk berbohong. Orang yang jujur pasti akan
mengakui kesalahan yang diperbuatnya, terlebih jika kita merasa bersalah karena hal itu merugikan
orang lain. Dengan bertindak jujur, maka bisa meringankan masalah dan tidak menimbulkan masalah
yang baru lagi nantinya.
Jika manusia sudah terbiasa untuk berbohong dalam hidupnya, maka tentunya sangat berat
untuk berperilaku jujur dan akan selalu terdorong untuk melakukan kebohongan-kebohongan lainnya.
Kejujuran bukanlah sesuatu yang tidak kita sadari lakukan, namun kita secara sadar dan
memahami bahwa segala tindakan yang kita lakukan memiliki dampak baik maupun buruk. Begitu
pula dengan mengatakan kejujuran maupun kebohongan. Topik ini dibahas pada buku AHA
(Kesadaran, Kejujuran dan Tindakan) oleh Kyle Idleman.
ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنَنْي ِر َج اٌل َص َد ُقْو ا َم ا َعاَه ُد وا اَهّٰلل َعَلْي ِه ۚ َفِم ُهْنْم َّمْن َقىٰض ْحَن َبۙٗه َو ِم ُهْنْم َّمْن َّيْنَتِظ ُر ۖ َو َم ا
َبَّد ُلْو ا َتْب ِد ْيۙاًل ِلَيْج ِز َي اُهّٰلل الّٰص ِدِق َنْي ِبِص ْد ِق ِهْم َو ُيَع ِّذ َب اْلُم ٰنِفِقَنْي ِاْن َش ۤا َء َاْو َيُتْو َب َعَلِهْي ْم ۗ ِاَّن اَهّٰلل اَك َن
َۚغُفْو ًر ا َّر ِح ْيًم ا
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang
menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya),”
“agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya,
dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima taubat mereka. Sungguh, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Di dalam surat Al-Ahzab ayat 35 dijelaskan, orang-orang muslim yang berperilaku jujur akan
diberikan pahala yang besar , ayat tersebut berbunyi,
ِا َّن اْلُمْس ِلِم َنْي َو اْلُمْس ِلٰم ِت َو اْلُم ْؤ ِمِنَنْي َو اْلُم ْؤ ِم ٰنِت َو اْلٰق ِنِتَنْي َو اْلٰق ِنٰت ِت َو الّٰص ِدِق َنْي َو الّٰص ِد ٰقِت
َو الّٰص ِرِب ْيَن َو الّٰص ٰرِب ِت َو اْلٰخ ِش ِع َنْي َو اْلٰخ ِش ٰع ِت َو اْلُم َتَص ِّدِق َنْي َو اْلُم َتَص ِّد ٰقِت َو الَّص ۤا ِم َنْي
َو الّٰۤص ٰم ِت َو اْلٰح ِفِظ َنْي ُفُر ْو ُهَج ْم َو اْلٰح ِفٰظ ِت َو اَّذل اِكِر ْيَن اَهّٰلل َكِثًرْي ا َّو اَّذل اِكٰر ِت َاَعَّدِٕى اُهّٰلل َل ْمُه
َّم ْغِفَر ًةِٕى َّو َاْج ًر ا َع ِظ ْيًم ا
“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan
perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
، َكَذ ْبَت: َقاَل، َتَع َّلْم ُت اْلِع َمْل َو َقَر ْأُت اْلُقْر آَن َو ِمَعْلُتُه ِف يَك: َم ا ِمَعْلَت ِف َهيا ؟ َقاَل: َفَقاَل
َفُأِم َر ِبِه َفُس ِح َب َعىَل َو ِهْج ِه َح ىَّت ُأْلِقَي، َفَقْد ِق يَل، َو ُفَالٌن َقاِر ٌئ، ِإ َّنَم ا َأَر ْدَت َأْن ُيَقاَل ُفَالٌن َعاِلٌم
يِف الَّناِر
“Kemudian ditanyakan (kepadanya): “Apa yang engkau perbuat sewaktu di dunia?” ia
menjawab: “Aku menuntut ilmu dan membaca Alquran serta mengamalkannya di jalan-Mu.” Lalu
dijawab, “Bohong! Kamu melakukannya hanya ingin disebut sebagai orang yang alim, yang qari.”
Kemudian Allah memerintahkan untuk disungkurkan wajahnya dan dilemparkan ke dalam api
neraka.”
2. Shiddiq Al-Hadits
Shiddiq Al-Hadits adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia pada perkataan yang
diucapkannya. Umat Islam diperintahkan untuk selalu menjaga perkataannya. Perkataan yang harus
diucapkan adalah sebuah kebenaran, bukan kebohongan. Kebohongan akan menuntun ke dalam
kebohongan-kebohongan lainnya. Orang-orang yang beriman diperintahkan oleh Allah SWT untuk
berkata jujur seperti yang tertera di dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 70 yang berbunyi,
َۙس ِد ْيًد ا َآٰيَهُّيا اِذَّل ْيَن ٰا َمُنوا اَّتُقوا اَهّٰلل َو ُقْو ُلْو ا َقْو اًل
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkan lah
perkataan yang benar.”
3. Shiddiq Al-Amal
Shiddiq Al-Amal adalah sifat jujur yang dilakukan oleh manusia dalam melakukan segala
perbuatannya. Jujur dalam melakukan suatu perbuatan merupakan derajat yang sangat tinggi. Orang
yang jujur dalam melakukan amalan atau perbuatannya berarti tidak memiliki riya di dalam hatinya, ia
tidak mengharapkan pujian dari manusia, namun hanya berharap pujian dari Allah SWT semata.
orang yang jujur tidak akan ragu-ragu untuk melakukan kebaikan, hal ini tertera dalam surat Al-
Hujurat ayat 15, yang berbunyi,
ِا َّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن اِذَّل ْيَن ٰا َم ُنْو ا اِب ِهّٰلل َو َر ُس ْو ٖهِل َّمُث َلْم َيْر اَت ُبْو ا َو َج اَه ُد ْو ا َاِبْم َو اِلِهْم َو َاْنُفِس ِهْم ْيِف
ٰۤل
ََس ِب ْي ِل اِهّٰلل ۗ ُا و َك ُمُه الّٰص ِد ُقْو ن
ِٕى
“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”
4. Shiddiq Al-wa’d
Shiddiq Al-wa’d adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia dalam menepati janjinya
kepada orang lain. Tidak hanya janji kepada orang lain, namun juga janji kepada dirinya sendiri.
Misalnya, jika seseorang mendapatkan harta dari segala jerih payahnya, dan berjanji untuk
memberikan sebagian kepada orang yang membutuhkan, maka itu termasuk dalam jujur untuk
menepati janji. Hal ini dituliskan dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 23 yang berbunyi,
ِم َن اْلُم ْؤ ِمِنَنْي ِر َج اٌل َص َد ُقْو ا َم ا َعاَه ُد وا اَهّٰلل َعَلْي ِه ۚ َفِم ُهْنْم َّمْن َقىٰض ْحَن َبۙٗه َو ِم ُهْنْم َّمْن َّيْنَتِظ ُر ۖ َو َم ا
َبَّد ُلْو ا َتْب ِد ْيۙاًل
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan
kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang
menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)”
5. Shiddiq Al-Hall
Shiddiq Al-Hall adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia pada segala hal yang dia
lakukan. Misalnya, jujur dalam berpendapat, jujur dalam melakukan pekerjaan, jujur jika diberikan
amanat, dan tidak ada sifat iri atau dengki di dalam hatinya. Ketika seseorang berperilaku jujur baik
dalam perkataan dan perbuatannya, maka akan ditunjukkan dalam jalan kebaikan seperti yang tertera
dalam hadits Nabi Muhammad, riwayat Bukhari dan muslim,
َو َم ا َيَز اُل الـَّر ُج ُل. َعَلـْي ْمُك ِبـالِّص ْد ِق َفِاَّن الِّص ْد َق َيـْهِد ى ِا َىل ْا لِّرِب َو ْا لُّرِب َيـْهِد ى ِا َىل ْا َجلَّنِة
َو ِايَّـاْمُك َو ْا لَكِذ َب َفِاَّن ْا لَكِذ َب.َيْص ُد ُق َو َيـَتَح َّر ى الِّص ْد َق َح ىَّت ُيْكـَتَب ِع ْنَد ِهللا ِص ِّد يْـًقا
َو َم ا َيَز اُل ْا لَع ْب ُد َيْك ِذ ُب َو َيـَتَح َّر ى ْا لَكِذ َب. َيـْهِد ى ِا َىل ْا لُفُج ْو ِر َو ْا لُفُج ْو ُر َيـْهِد ى ِا َىل الَّناِر
َح ىَّت ُيْكـَتَب ِع ْنَد ِهللا َكـَّذ ابًـا
“Wajib bagi kalian untuk jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan dan
kebaikan itu membawa ke surga. Dan seseorang senantiasa jujur dan memilih kejujuran sehingga
dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan takutlah kalian dari dusta, karena sesungguhnya
dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan seseorang
senantiasa berdusta dan memilih berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
َط اَعٌة َّو َقْو ٌل َّم ْع ُر ْو ٌۗف َفِاَذ ا َع َز َم اَاْلْم ُۗر َفَلْو َص َد ُقوا اَهّٰلل َلاَك َن َخ ًرْي ا َّلُهْۚم
“Yang lebih baik bagi mereka adalah) taat (kepada Allah) dan bertutur kata yang baik. Sebab
apabila perintah (perang) ditetapkan (mereka tidak menyukainya). Padahal jika mereka benar-benar
(beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.”