Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGAMA ISLAM

Jujur,amanah, istiqomah

Oleh

MUHAMAD IVAN ROMADHONI

7F / 17

Sekolah menengah pertama negeri 5 trenggalek

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah “Pendidikan Agama Islam”.

Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ (Jujur, Amanah, dan
Istiqomah)”, yang di sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini kami
susun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari
luar. Kendala kami dalam menulis karya tulis ini adalah waktu, serta berbagai hal yang tidak
dapat kami sebutkan.

Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa akhirnya
Makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya bagi diri kami sendiri, para
mahasiswa dan semua yang membaca Makalah kami ini, dan mudah-mudahan dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam menulis karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya
tulis ini.

Terimakasih.

Trenggalek, 05 November 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi telah melanda dunia dimana-mana yang selama ini mudah berubah akibat tidak ada
batasan lagi antara ruang dan waktu, sehingga nilai-nilai tersebut berubah menjadi relevan dan
subjektif. Semua yang berkaitan dengan perilaku, budi pekerti, akhlak dan moral tidak bisa
dikatakan objektif, karena nilai yang dianggap sebagai landasan perilaku itu sendiri mudah
berubah.

Hal-hal yang belakangan ini muncul yaitu suatu perilaku batasan antara pornografi dan
pornoaksi dengan seni yang sangat tipis dan berpakaian yang ketat, minim merupakan bagian
dari pada seni yang saat ini telah merajalela menjadi sebuah nilai budaya atau bagian dari seni
yang umum untuk masyarakat khususnya remaja muda.

Kita juga sering mendengar berita-berita tentang banyaknya akhlak-akhlak para pemuda yang
rusak. Di lingkungan pelajar dan mahasiswa misalnya, sering kita dengar tawuran antar pelajar,
siswa-siswi yang tidak berakhlak, dan pergaulan bebas. Oleh karena itu dibutuhkan penguat
kembali berdasarkan Al-quran dan Al-Hadist. Akhlak inilah berperan sebagai cermin pribadi
seseorang apakah punya rasa malu, muru’ah, amanah, jujur, adil, lemah, kasih sayang terhadap
sesama, dermawan dan ikhlas dalam berbuat, suka menolong dan lain sebagainya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Pribadi.

Akhlak menurut kamus Al-munajid adalah budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat.
Menurut Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak adalah kebiasaan kehendak. Jadi
pengertian akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam
jiwanya dan selalu ada padanya.

Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan
larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri sendiri baik secara jasmani maupun
secara rohani.

B. Macam-Macam Akhlak Pribadi

Akhlak pribadi pada dasarnya ada akhlak pribadi seorang muslim yang baik dan akhlak pribadi
yang buruk. Berikut ini macam-macam akhlak pribadi yang baik:

SHIDIQ (jujur)

Shidiq artinya benar atau jujur. Seorang muslimin dituntut untuk selalu berada dalam keadaan
yang benar baik lahir dan batin, baik benar dalam hati, benar perkataan dan benar perbuatan.
Rasulullah saw telah memerintahkan setiap muslim untuk selalu shidiq (jujur), karena sikap
shidiq (jujur) membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan menghantarkan ke surga.

Ruang Lingkup Shidiq

Imam Ghazali menyebutkan ada 6 jenis sidik yang perlu direalisasikan dalam diri seorang
mu’min agar menjadi mu’min yang sebenarnya.(Ihya Vol4. :375 – 380).

a. Shidqul Lisan (Benar dalam ucapan)

Ucapan manusia adalah ekspressi yang ada di hatinya. Hati yang baik melahirkan ucapan yang
baik. Sebaliknya hati yang buruk mengeluarkan ucapan yang buruk. Perbaikan ucapan harus
dimulai dari perbaikan hati. Apabila hati baik, ucapan yang keluar menjadi baik dan selanjutnya
akan mengikuti oleh prilaku yang baik. Dan prilaku yang baik akan dibalas dengan ampunan
dosa yang dapat membersihkan diri manusia.

“Hai orang-orang yang beriman bertaubatah kepada Allah dan berkatalah yang benar, niscaya
Allah akan memperbaiki amal-amal perbuatan dan mengampuni dosa-dosamu(QS.33: )

b. Shidqul Niyah dan Irodah (Benar dalam keyakinan dan motivasi)


Nilai perbuatan seseorang tergantung motivasi dan niatnya. Manakala perbuatan yang
baik dilandasi dengan niat yang baik, mangharap ridho Allah maka nilai perbuatan itu menjadi
baik, sebaliknya manakala motivasi dan niatnya buruk sekaligus tampak lahiriahnya kelihatan
baik, seperti apa-apa yang kadang-kadang dilakuakan oleh orang munafik. Nabi
bersabda :“sesungguhnya amal perbuatan manusia tergantung niatnya. Dan amal setiap orang
mendapatkan balasan perbuatan yang tergantung niatnya.”

c. Shidqul ‘Azmi (Benar dalam Tekad)

Untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar tidak cukup dengan adanya keinginan
dan motivasi, tetapi harus ditopang dengan tekad yang kuat untuk merealisasikan perbuatan
tersebut banyak rintangan, tantangan dan kendalanya. Suksesnya Abu Bakar dalam memerangi
orang-orang yang murtad, tidak mau membayar zakat, karena tekadnya yang luar biasa untuk
memerangi orang-orang murtad sekalipun sendirian tanpa dukungan sahabat-sahabatnya yang
lain. Tekad inilah yang kemudian mendapatkan dukungan dan simpati Umar dan seluruh
sahabat yang lain.

d. Shidqul Wafa’ (Benar dalam kesetiaan)

Wafa (setia) adalah sifat ulul albab, orang-orang suci, orang-orang mu’min dan muttaqin
yang dipuji didalam Al Qur’an. Ulul albab adalah “orang-orang yang setia memenuhi janjinya
kepada Allah dan tidak merusak janji” orang-orang Abror (suci) adalah yang setia menunaikan
nazarnya dan takut akan sesuatu hari (kiamat) yang azabnya tersebar dimana-mana .

e. Shidqul Amal (Benar dalam Perbuatan)

Risalah manusia adalah untuk beramal, berbuat yang shaleh dan positif. “Dan katakanlah
: “Bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat amal
perbuatannya. (QS. At-Taubah : 105). Amal perbuatan yang benar yang akan menjadi bekal yang
membahagiakan manusia kelak di akhirat.” Barang siapa yang lebih berat timbangan amal
baiknya maka dia akan mendapatkan kehidupan yang menyenangkan” (101 :7)

f. Shidiq dalam merealisir tingkatan-tingkatan terpuji.

Mu’min sejati adalah yang dapat mengembangkan seluruh pontensi dan sifat-sifatnya.
Seperti yang digamabrkan dalam surat Attaubah (9: 111-112) “Sesungguhnya Allah telah
membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk
mereka. Mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh.
Sesungguhnya itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an
dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain dari pada Allah ? maka bergembiralah dengan
jual beli yang telah kamu lakukan. Dan itulah kemenangan yang besar . “mereka itulah orang-
orang yang bertaubat, yang beribadah, yang memuji Allah, yang melawat untuk mencari ilmu
pengetahuan atau berjihad, yang ruku, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan
mencegah berbuat mungkar dan yang memelihar hukum-hukum Allah dan gembiralah orang-
orang mu’min itu..selain itu terdapat juga dalam QS. Al-Ahzab : 35

‫ت نواسلنخاَإشإعيِنن‬
‫صاَبإنرا إ‬‫صاَبإإريِنن نوال ن‬
‫ت نوال ن‬‫صاَإدنقاَ إ‬‫صاَإدإقيِنن نوال ن‬
‫ت نوال ن‬ ‫ت نواسلنقاَنإإتيِنن نواسلنقاَنإنتاَ إ‬
‫ت نواسلممسؤإمإنيِنن نواسلممسؤإمنناَ إ‬
‫إإنن اسلممسسلإإميِنن نواسلممسسلإنماَ إ‬
‫ان نكإثيِررا نوالنذاإكنرا إ‬
‫ت‬ ‫ت نوالنذاإكإريِنن ن‬ ‫ت نواسلنحاَفإإظيِنن فممرونجهمسم نواسلنحاَفإ ن‬
‫ظاَ إ‬ ‫صاَئإنماَ إ‬ ‫صاَئإإميِنن نوال ن‬ ‫ت نوال ن‬ ‫صددإقيِنن نواسلممتن ن‬
‫صددنقاَ إ‬ ‫ت نواسلممتن ن‬‫نواسلنخاَإشنعاَ إ‬
َ‫ام لنهمسم نمسغفإنرةر نوأنسجررا نعإظيِرما‬
‫أننعند ن‬

Artinya: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang
mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang
benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan
perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan
yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama)
Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab :
35).

Bentuk-Bentuk Kebohongan

Lawan dari shidiq adalah kebohongan. Kebohongan yaitu mengatakan sesuatu yang tidak sesuai
dengan kenyataanya, entah itu di kurangi atau di tambahi sehingga tidak sesuai dengan
kebenarannya. Sifat bohong adalah sifat yang sangat tercela.

Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari sifat kebohongan :

1. Khianat

Sifat khianat merupakan sifat sejelek-jeleknya yang dimiliki orang, karena sifat khianat dapat
membawa mudhorot kepada orang lain secara langsung. Allah tidak menyukai orang yang
memiliki sifat khianat berdasarkan firmannya :

“Dan janganlah kamu berdebat ( untuk membela ) orang-orang yang menghianati dirinya.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berhianat lagi bergelimang dosa.” (QS. An
–Nisa 4:107)

2. Mungkir Janji

Mungkir janiji atau ingkar janji merupakan sebagai salah satu sifat orang-orang munafik karena
sifat mungkir janji menunjukkan sikap jiwa manusia yang lemah, mungkir janji menyebabkan
waktu terbuang sia-sia dan melahirkan angan-angan kosong. Oleh karena itu Rasullah saw
memasukkan mungkir janji sabagai salah satu sifat orang-orang mnafik. (HR. Muslim).
3. Kesaksian Palsu

Kesaksian palsu termasuk dalam dosa-dosa besar karena akan mendatangkan kemudhorotan
yang besar terhadap masyarakat, orang yang tidak bersalah akan menanggung akibat
baiknyawa, harta benda dan lain sebagainya.

4. Fitnah

Pada dasarnya tujuan dari memfitnah orang lain adalah untuk menjatuhkan nama atau
menggagalkan usahanya. Oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada orang yang beriman
sebelum mempercayai suatu berita, di adakan suatu penyelidikan terlebih dahulu. Hal ini
terdapat dalam surat (Al-Hujarat 49 : 6)

5. Gunjing

Sifat menggunjinag adalah sifat sikap seseorang yang memiliki jiwa sakit, tidak ada keinginan
dalam hidupnya yang ada hanya dia akan senang jika melihat seseorang bermusuhan dan
bertengkar. Allah memberi perumpamaan orang-orang yang memilik sifat gunjing seperti
memakan bamgkai saudaranya. Oleh karena itu sebaik-baik senjata melawan gunjing adalah
dengan tidak mendengarkannya.

Kedudukan dan Keutamaan Sifat Shidiq

a. Shidiq merupakan sifat orang-orang yang beriman dan Allah memuji mereka karena sifat
ini. Allah SWT berfirman :

‫ضىَ ننسحبنهم نوإمسنهمسم نمسن يِنسنتنإظمر نونماَ بنندملوُا تنسبإديِل‬


‫ان نعلنسيِإه فنإمسنهمسم نمسن قن ن‬ ‫إمنن اسلممسؤإمإنيِنن إرنجاَلل ن‬
‫صندمقوُا نماَ نعاَهنمدوا ن‬

Artinya: di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada
(pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya),

b. Shidiq adalah sifat yang sangat mulia. Ia merupakan salah satu sifat yang melekat pada diri
nabi dan Rosul.”ceritakanlah kisah Ibrahim di dalam Al Kitab sesungguhnya ia adalah orang yang
sidik (sangat benar)lagi pula seorang nabi (19:41). “dan ceritakanlah kisah Idris didalam Al Kitab
dia adalah orang yang sangat benar lagi seorang nabi” (19:65).

c. Shidiq merupakan salah satu sifat yang menjamin keberuntungan. Kitab Ibnu Abbas, ada
empat hal yang menjamin keberuntungan manusia : 1). Sidik, 2). Malu, 3).Ahlak yang baik dan
4) Syukur.

d. Shidiq merupakan salah satu pondasi tegaknya agama. Kata Muhammad bin Ali Al-Katami
tegaknya agama Allah di atas tiga pondasi utama yaitu : Al-Haq, Ash-Shidq dan Al-‘Adl. Al- Haq
artinya kebenaran pada prilaku. Ash-Shidq kebenaran pada ucapan dan Al-‘Adl kebenaran hati
nurani (Ihya Ulumuddin hal 4 : 375)Orang yang komitment dengan sifat shidiq akan naik
derajatnya di sisi Allah, dicintai manusia, diampuni dosa dan kesalahannya dan kelak
dimasukkan ke dalam surga bersama-sama dengan para Nabi.

Sabda Rasululah saw. :

‫ نوإإنن‬، ‫ق يِنسهإديِ إإنلىَ اسلبإدر نوإإنن اسلبإنر يِنسهإديِ إإنلىَ النجننإة‬ ‫ » إإنن ال ن‬: ‫صللىَ ام نعلنسيِإه ونسنلم قاَل‬
‫صسد ن‬ ‫ي ن‬ ‫ا عنه عن الننبإ ن‬ ‫نعن اسبإن نمسسمعوُدد رضي ن‬
َ‫ب نحنتى‬ ‫ وإإنن اسلنكُإذ ن‬، ‫صدديِقاَ ر‬
‫ نوإإنن النرمجنل لنيِنسكُإذ م‬، ‫ب يِنسهإديِ إإنلىَ الفمجوُإر نوإإنن الفمجوُنر يِنسهإديِ إإنلىَ النناَإر‬ ‫اإ إ‬ ‫ب إعسنند ن‬
‫ق نحنتىَ ميِكُتن ن‬
‫صمد م‬
‫النرمجنل ليِ س‬
‫ق عليِه‬ ‫اإ نكنذاباَ ر « متف ل‬ ‫ب إعسنند ن‬ ‫ ميِكُتن ن‬.

Dari Ibnu Mas'ud r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya shidiq akan menentukan
kepadaperbutan birr (kebaikan), dan sesungguhnya kebaikan akan menuntun ke surga.
Seseorang itusungguh melakukan kebanaran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang
ahlimelakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menuntun kepada penyimpangan
dan sesungguhnya penyimpangan itu menjerumuskan kepada neraka. Seseorang sungguh
berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berdusta." (Muttafaq 'alaih)

Firman Allah SWT :

‫صاَلإإحيِنن نونحمسنن مأولنئإ ن‬


َ‫ك نرإفيِرقا‬ ‫صدديِإقيِنن نوالششهننداإء نوال ن‬
‫ام نعلنسيِإهسم إمنن الننبإديِيِنن نوال د‬ ‫ان نوالنرمسوُنل فنمأولنئإ ن‬
‫ك نمنع النإذيِنن أنسننعنم ن‬ ‫نونمسن يِمإطإع ن‬

Artinya: Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin,
orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-
baiknya. (QS. An-Nisa’ : 69).

e. Orang yang mempunyai sifat shidiq akan mendapatkanketenangan hati dan ketentraman
jiwa. Sabda Rasulullah saw :

‫ق طمنمأسإنيِننةل نوإإنن اسلنكُإذ ن‬


‫ب إريِبنةل‬ ‫ك إإنلىَ نماَ نل يِنإريِبم ن‬
‫ك فنإ إنن ال د‬
‫صسد ن‬ ‫ندسع نماَ يِنإريِبم ن‬

Artinya: Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. Karena
kejujuran itu merupakan ketenangandan dusta itu keragu-raguan. (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

f. Orang yang shidiq akan mendapatkan keberkahan dalam berusaha. Sabda Rasulullah
saw :

َ‫ت بننرنكةم بنسيِإعإهنما‬


‫ك لنهمنماَ إفي بنسيِإعإهنماَ نوإإسن نكتننماَ نونكنذنباَ ممإحقن س‬ ‫اسلبنيِدنعاَإن إباَسلإخنيِاَإر نماَ لنسم يِنتنفننرنقاَ أنسو نقاَنل نحنتىَ يِنتنفننرنقاَ فنإ إسن ن‬
‫صندنقاَ نوبنيِننناَ مبوُإر ن‬

Artinya: “Dua orang yang melakukan jual beli bisa dengan khiyar selama keduanya belum
berpisah, jika keduanya jujur dan terus terang, maka keduanya akan diberikan keberkahan, dan
jika keduanya tidak terus terang dan dusta, maka keberkahan jual
Amanah ( dipercaya )

Amanah artinya dapat dipercaya. Sifat amanah memang lahir dari kekuatan iman. Semakin
menipis kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah
pada dirinya.

Amanah dalam pengertian sempit adalah memelihara titipan dan mengembalikannya kepada
pemiliknya dalam bentuk semula. Dalam pengertian luas amanah mencakup beberapa hal
yaitu : menyimpan rahasia dan kehormatan orang lain, menjaga dirinya, menunaikan tugas-
tugas yang diberikan oleh Allah ataupun manusi dengan baik.

Bentuk-bentuk amanah

Ahmad Musthafa Al-Maraghi membagi amanah kepada 3 macam, yaitu :

1. Amanah manusia terhadap Tuhan, yaitu semua ketentuan Tuhan yang harus dipelihara
berupa melaksankan semua perintah Tuhan dan meninggalkan semua laranganNya. Termasuk di
dalamnya menggunakan semua potensi dan anggota tubuh untuk hal-hal yang bermanfaat serta
mengakui bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Sesungguhnya seluruh maksiat adalah
perbuatan khianat kepada Allah Azza wa Jalla.

2. Amanah manusia kepada orang lain, diantaranya mengembalikan titipan kepada yang
mempunyainya, tidak menipu dan berlaku curang, menjaga rahasia dan semisalnya yang
merupakan kewajiban terhadap keluarga, kerabat dan manusia secara keseluruhan. Termasuk
pada jenis amanah ini adalah pemimpin berlaku adil terhadap masyarakatnya, ulama berlaku
adil terhadap orang-orang awam dengan memberi petunjuk kepada mereka untuk memiliki
i'tikad yang benar, memberi motivasi untuk beramal yang memberi manfaat kepada mereka di
dunia dan akhirat, memberikan pendidikan yang baik, menyuruh berusaha yang halal serta
memberikan nasihat-nasihat yang dapat memperkokoh keimanan agar terhindar dari segala
kejelekan dan dosa serta mencintai kebenaran dan kebaikan. Amanah dalam katagori ini juga
adalah seorang suami berlaku adil terhadap istrinya berupa salah satu pihak pasangan suami-
istri tidak menyebarkan rahasia pasangannya, terutama rahasia yang bersifat khusus yaitu
hubungan suami istri.

3. Amanah manusia terhadap dirinya sendiri, yaitu berbuat sesuatu yang terbaik dan
bermanfaat bagi dirinya baik dalam urusan agama maupun dunia, tidak pernah melakukan yang
membahayakan dirinya di dunia dan akhirat.

Dengan memperhatikan pendapat Ahmad Musthafa Al-Maraghi tersebut, amanah melekat


pada diri setiap manusia sebagai mukallaf dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah, individu
dan makhluk sosial. Disamping 3 macam amanah tersebut di atas, terdapat satu macam
amanah lagi yakni Amanah terhadap lingkungan. Amanah terhadap lingkungan hidup berupa
memakmurkan dan melestarikan lingkungan (Q.S. 11 : 61), tidak berbuat kerusakan di muka
bumi (Q.S.7 :85). Eksploitasi terhadap kekayaan alam secara berlebihan tanpa memperhatikan
dampak negatifnya yang berakibat rusaknya ekosistem, ilegal loging, ilegal maning dan
pemburuan binatang secara liar merupakan sikap tidak amanah terhadap lingkungan yang
berakibat terjadinya berbagai bentuk bencana alam seperti gempa bumi, longsor dan banjir
serta bencana lainnya yang mempunyai dampak rusak bahkan musnahnya tatanan sosial
kehidupan manusia.

Amanah merupakan landasan etika dan moral dalam bermuamalah termasuk di


dalamnya pada saat menjalankan roda perekonomian dewasa ini. Dengan amanah akan tercipta
kondisi masyarakat yang jujur, dapat dipercaya, transparan dan berlaku adil dalam setiap
transaksi dan kerjasa sama, sehingga tercipta lingkungan kerja yang kondusip, membawa
keberkahan kepada pihak-pihak yang terkait dan menimbulkan kemaslahatan bagi umat
manusia secara keseluruhan.

Keutamaan Amanah

Amanah adalah sesuatu yang mulia dan besar yang mengandung banyak keutamaan,
diantaranya

1. Amanah adalah jalan menuju kebahagiaan, memasuki surga penuh kenikmatan. Alloh
berfirman tentang salah satu sifat orang yang beriman yang akan meraih kebahagiaan:

“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (QS. Al-
Mu`minun [23]: dan (QS. al-Ma`arij [70]: 32)

Ayat ini adalah rangkaian dari sifat-sifat orang-orang yang beriman yang dijamin oleh Alloh akan
meraih kebahagiaan. (Qod aflahal mu`minun) sungguh beruntung orang-orang beriman yang
memiliki sifat-sifat yang disebutkan itu dengan meraih surga dengan semua kenikmatan dan
kebahagiaan abadi selama-lamanya.

2. Amanah adalah sifat yang melekat pada diri para nabi dan rosul, manusia-manusia yang
termulia dan terhormat.

Di dalam Al-Qur`an surat asy-Syu`aro disebutkan bahwa semua Nabi dan Rosul memiliki sifat
amin (amanah) yang melekat dalam diri mereka:
“Sesungguhnya aku adalah seorang Rosul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian.” (QS. asy-
Syu`aro [26]: 107, 125, 143, 162, 178)

Dari ayat ini kita dapat mengerti bahwa sifat amanah adalah sifat orang-orang besar dan mulia,
para utusan Alloh Yang Maha Besar lagi Maha Mulia. Dengan demikian, sifat amanah adalah
sifat yang agung dan mulia yang harus dimiliki oleh orang-orang yang beriman.

3. Amanah adalah tanda keimanan. Keduanya disandingkan seperti dua sisi mata uang, jika
hilang amanah, hilang pula keimanan.

((‫))لن إإيِنماَنن لإنمسن لن أننماَننةن لنهم نولن إديِنن لإنمسن لن نعسهند لنهم‬

“Tidak ada iman bagi yang tidak mempunyai sifat amanah dan tidak agama bagi yang tidak bisa
dipegang janjinya.” (HR. Ahmad. No: 11975 dan Ibnu Hibban dalam Shohihnya. No: 194 dengan
sanad yang hasan)

Di dalam hadits ini dijelaskan bahwa amanah adalah inti keimanan yang bisa diibaratkan seperti
kedudukan qolbu pada badan. Barangsiapa yang mengabaikan amanah, maka pasti ada penyakit
atau kelemahan dalam imannya dan apabila hilang amanahnya, maka sebenarnya dia telah
kehilangan imannya.

4. Bobot amanah mampu menandingi dunia dan seluruh isinya.

Rosululloh bersabda:

((‫ نوإعفنةل إفي طمسعنمدة‬،‫ نومحسسمن نخإليِقندة‬،‫ث‬ ‫ نو إ‬،‫ إحسفظم أننماَنندة‬:َ‫ك إمنن الشدسننيِا‬
‫صسد م‬
‫ق نحإديِ د‬ ‫))أنسربنلع إإنذا مكنن إفيِ ن‬
‫ فنلن نعلنسيِ ن‬،‫ك‬
‫ك نماَ نفاَتن ن‬

“Ada empat hal yang jika ada padamu, maka apa saja bagian dunia yang hilang darimu tidak
akan berbahaya bagimu: menjaga amanah, jujur berbicara, baik fisik, dan menjaga makanan.”
(HR. Ahmad, No: 6652)

Seseorang yang diberi anugerah amanah akan menganggap rendah atau hina semua
perbendaharaan dan permata dunia. Tak mungkin dia akan menggadaikan amanahnya dengan
semua perbendaharaan atau permata dunia manapun dikarenakan semua itu amat rendah dan
hina di hadapan amanah yang dianugerahkan kepadanya.

5. Orang-orang yang memiliki sifat amanah adalah orang-orang yang paling berhak untuk
memikul satu tugas dan tanggung jawab satu pekerjaan.
Kebalikan dari amanah adalah khianat, inilah sumber malapetaka yang signipikan dalam
menyumbang kehancuran umat dewasa ini, mewabahnya manipulasi, persekongkolan tidak
sehat, berlaku curang, dekadensi moral, berlaku zalim, monopoli kekayaan dan jenis-jenis
maksiat lain. Karena sesungguhnya seluruh perbuatan maksiat adalah khianat.

KHIANAT

Lawan dari sifat Amanah adalah khianat. Khianat adalah sifat munafik yang dibenci oleh Allah
apalagi jika yang dikhianati adalah Allah atau Rosulnya. Dalam firman Allah : “ Hai orang-orang
yang beriman janganlah kamu menghianati Allah, dan rosul dan juga janganlah kamu
menghianati amanh-amanah yang dipercayakan kepada kamu, sedangkan kamu
mengetahuinya.” ( Qs. Al anfal 8 : 27 )

ISTIQOMAH

Secara etimologis, istiqomah berasal dari istiqoma-yastaqimu yang berarti tegak lurus. Dalam
terminologi akhlak istiqomah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan
keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam rintangan dan godaan.Perintah dalam
beristiqomah dinyatakan dalam al-Aquran dan sunnah : “ Maka karna itu serulah ( mereka
kepada agama itu ) dan istiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka..” ( Qs. Asy Sura : 42 : 15 ).

Iman yang sempurna adalah iman yang mencakup tiga dimensi yaitu hati, lisan dan amal
perbuatan. Seorang yang beriman harus dapat beristiqomah dalam tiga dimensi tersebut.

Ibarat berjalan seorang yang beristiqomah akan selalu berjalan kepada yang lurus yang cepat
alam menghantarkan tujuan. Hal ini tercermin dalam perkataan dan perbuatanya yang benar
untuk mensucikan hati dan dirinya. Tentulah orang yang berisitiqomah akan mengalami
beberapa ujian dari Allah.

Ujian dari Allah tidaklah berupa kesedihan semata melainkan ujian dari Allah termasuk
kesenangan juga. Namun seorang yang istiqomah akan tetap teguh dalam mengahadapi kedua
ujian terebut. Dia tidak akan pernah mundur terhadap ancaman, kemunduran, hambatan dan
lain sebagainya. Tidak terbujuk oleh harta benda, kemegahan, pujian, kesenangan.

· Tahap-tahap istiqamah, yaitu:

1. Istiqamah hati

Yaitu sentiasa teguh dalam mempertahankan kesucian iman dengan cara menjaga
kesucian hati daripada sifat syirik, menjauhi sifat-sifat cela seperti riak dan menyuburkan hati
dengan sifat terpuji terutamanya ikhlas. Dengan kata-kata lain istiqamah hati bermaksud
mempunyai keyakinan yang kukuh terhadap.

2. Istiqamah lisan

Yaitu: memelihara lisan atau tutur kata daripada kata-kata supaya sentiasa berkata benar
dan jujur, setepat kata hati yang berpegang pada prinsip kebenaran dan jujur, tidak berpura-
pura, tidak bermuka-muka dan tidak berdolak dalik. Istiqamah lisan terdapat pada orang yang
beriman, berani menyatakan dan mempertahankan kebenaran dan hanya takut kepada Allah
Taala.

3. Istiqamah perbuatan

Yaitu tekun berkerja atau melakukan amalan atau melakukan apa saja usaha untuk
mencapai kejayaan yang di ridhai Allah. Dengan kata lain istiqamah perbuatan merupakan sikap
dedikasi dalam melakukan suatu pekerjaan, perusahaan atau perjuangan menegakkan
kebenaran, tanpa rasa kecewa, lemah semangat atau putus asa. Sikap ini menjadi begitu rupa
kerana dorongan hati yang istiqamah.

· Keutamaan istiqomah

Istiqamah juga memiliki beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh sifat-sifat lain dalam
Islam. Diantara keutamaan istiqamah adalah :

1. Istiqamah merupakan jalan menuju ke surga. “Sesungguhnya orang-orang yang


mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka
malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. 41 : 30)

2. Berdasarkan ayat di atas, istiqamah merupakan satu bentuk sifat atau perbuatan
yang dapat mendatangkan motivasi dan pertolongan Allah SWT.

3. Istiqamah merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah swt. Dalam sebuah
hadits digambarkan : Dari Aisyah r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Berbuat sesuatu yang
tepat dan benarlah kalian (maksudnya; istiqamahlah dalam amal dan berkatalah yang
benar/jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan istiqamah dalam amal dan jujur dalam
berkata). Dan ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian tidak akan bisa masuk surga dengan
amalnya. Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang langgeng (terus menerus)
meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
4. Berdasarkan hadits di atas, kita juga diperintahkan untuk senantiasa beristiqamah.
Ini artinya bahwa Istiqamah merupakan pengamalan dari sunnah Rasulullah saw.

5. Istiqamah merupakan ciri mendasar orang mukmin. Dalam sebuah riwayat


digambarkan: Dari Tsauban ra, Rasulullah saw. bersabda, ‘istiqamahlah kalian, dan janganlah
kalian menghitung-hitung. Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat. Dan
tidak ada yang dapat menjaga wudhu’ (baca; istiqamah dalam whudu’, kecuali orang mukmin.)
(HR. Ibnu Majah)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Akhlak pribadi terhadap diri sendiri meliputi kewajiban terhadap dirinya disertai dengan
larangan merusak, meminasakan dan menganiyaya diri sendiri baik secara jasmani maupun
secara rohani. Akhlak pribadi seseorang itu ada dua macam yaitu akhlak pribadi yang baik dan
akhlak pribadi yang buruk. Aklak pribadi yang baik misalnya sidiq, iffah, amanah, mujahadah,
istiqomah, saj’ah, tawadhu, malu, dan lain sebagainya. Akhlak pribadi yang buruk misalnya suka
berbohong, berkhianat, pantang menyerah tidak tau malu dan lain sebagainya.Beberapa faktor
yang mempengaruhi akhlak pribadi seseorang yaitu antara lain, faktor intern yaitu faktor yang
mempengaruhi dalam diri sendiri, faktor ekstern yaitu faktor dari luar baik dari keluarga,
kelpompok, sahabat ataupun masyarakat. Oleh karena itu agar sifat pribadi seseorang muslim
selalu terjaga dengan baik ada beberapa cara agar akhlak pribadi seseorang terbentuk baik
diantaranya sebagai berikut : Akidah (Keyakinan) Yang Benar, Berdo’a kepada Allah SWT,
Mujahadah (Perjuangan), Muhasabah (Intropeksi Diri ), Tafakkur (Merenung) Dampak positif
dari Akhlak Mulia, Melihat dampak negatif dari akhlak tercela , Jangan Pernah Berputus asa,
Bercita – cita yang Tinggi,Berpaling dari orang-orang yang bodoh (Jahil) dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai