Anda di halaman 1dari 3

Contoh Kultum Singkat ke-1: Kiat Memaafkan Orang

Lain
Kehidupan sosial kita diwarnai dengan “gesekan” berupa ketersinggungan, kekecewaan,
kesalahpahaman, kemarahan, kecemburuan, bahkan perselisihan pendapat, pertengkaran,
makian, hujatan, perceraian, pencurian, perampokan, bahkan pembunuhan dan peperangan.

Itulah “gesekan-gesekan” kehidupan sosial. Kita akrab dengan gesekan-gesekan itu. Kita
temukan di media massa setiap hari, dan kita alami sebagiannya.

Sisi gelap suasana kehidupan sosial ini sangat menggangu kesenangan dan kebahagiaan kita.
Bayangkan bagaimana perasaan anda jika orang yang anda sangat cintai dan dia pun
mencintai anda tiba-tiba berubah menjadi sangat membenci anda.

Bayangkanlah bagaimana perasaan Suami-Isteri yang baru saja bercerai, dengan dua anak
yang masih kecil-kecil. Bayangkan bagaimana perasaan orang-orang yang bermusuhan, lalu
saling memaki, saling menghujat, saling mempermalukan.

Ada baiknya kita memandang sisi gelap suasana batin ini dengan Posotif Thinking / At-Tafkir
Al-Ijabi, yaitu bahwa semua itu sebagai pelengkap kehidupan. Dan gesekan itulah yang
membuat hidup ini menjadi indah.

Oleh karena keindahan hidup ini salah satu sumbernya ialah fenomena berpasangan. Yaitu
bukan hanya pria yang berpasangan dengan wanita, jantan berpasangan dengan betina, tapi
langit berpasangan dengan bumi, matahari berpasangan dengan bulan, siang dengan malam,
bahkan arus positif berpasangan dengan arus negativ.

Di sisi lain, cinta berpasagan dengan benci, bahagia berpasangan dengan sedih, dst.
Pasangan-pasangan kontradiktif itulah yang menjadikan hidup ini indah. Kita tidak akan
pernah merasakan nikmat kesehatan jika sekiranya tidak ada penyakit, tidak ada orang yang
sakit. Kita tidak merasakan nikmatnya kedamaian jika sekiranya tidak ada kekacauan.

Dengan berfikir positif seperti ini, kita akan menerima gesekan-gesekan hidup ini sebagai
penyedap rasa kehidupan ini yang menggairahkan, memotivasi dan mengarahkan hidup ini
agar kita senantiasa berada di jalan Allah Swt.

Cara berfikir seperti inilah yang akan membuat kita menjadi orang yang peramah, pemaaf,
pendamai yang bahagia dan membahagiakan.

Bila kesalahan dan kekhilafan merupakaan sifat yang ada pada setiap orang, maka semestinya
peramah dan pemaaf juga menjadi sifat yang seharusnya kita miliki. Sebah hanya dengan
demikian, maka gesekan itu akan memperindah kehidupan kita, akan memperkuat
kepribadian kita, dan akan memperkokoh hubungan social kita.
Untuk memaafkan kesalahan orang lain kita memerlukan :

1. Memperbesar rasa cinta dan kasih sayang kepada orang lain.

2. Mengakui dan menyadari seluruh kekurangan dan kekhilafan kita, dan bahwa kita pun
menuntut untuk dipahami, dimaklumi, dan dimaafkan.

3. Meyakini bahwa sifat pemaaf itu membahagiakan dan sifat pemarah dan pendendam itu
menyusahkan.

4. Meyakini bahwa sifat pemaaf itu – walaupun berat – tapi itulah jalan yang benar untuk
memperkuat kepribadian, kedewasaan diri, dan menjadikan kita sebagai orang yang lebih
bijak.

5. Meyakini bahwa sifar pemaaf itu, cara efektif untuk meraih Maghfirah / Ampunan dari
Allah Swt.
Perjuangan untuk menjadi seorang hamba pemaaf akan mengajarkan kita banyak hikmah,
banyak kebahagiaan, kemuliaan dan keindahan suasana batin dan kejernihan pikiran. Itulah
ciri orang yang bertaqwa.

134 : ‫ب ايلمميحنسننيينن ) ال عمران‬ ‫ضنرآَّنء نوايلنكاَّنظنميينن النغيي ن‬


‫ظ نوالنعاَّفنيينن نعنن النناَّ ن‬
ِ‫س نوام يمنح ب‬ ‫الننذيينن يمينفنمقوُنن فني النسنرآَّنء نوال ن‬

Artinya : yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di
waktu sempit, dan memaaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.

‫ف نويأيعنر ي‬
‫ض نعنن النجاَّنهلنيينن‬ ‫مخيذ النعيفنوُ نويأممر بناَّلنميعمرو ن‬

“ Jadilah engkau pemaaf dan surulah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari
pada orang-orang yang bodoh” Dan demikianlah janji Allah Swt.

‫صفنمحوُا نعلنى أنين‬ ‫نولن ينأيتننل أميوملوُا الفن ي‬


‫ضنل نمينمكمُ نوالنسنعنة أنين يميؤمتوُا أولى القميربنى نوالنمنساَّنكين نوالممهناَّنجنريينن فني نسبنيينل ا نويلينيعمفوُا نويلين ي‬
22 : ‫ب أنين ينيغفننرا ملنمكمُ نوان منغفميوُمر نرنحييممُ ) النـوُر‬ ِ‫تنمح ب‬

“ Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu
bersumpah bahwa mereka (tidak) memberi (bantuan) kepada kaum kerabatnya, orang-orang
miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan
dan berlapang dada, apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu ? Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Nur: 22).
Inilah jalan perjuangan kita. Mari kita jalani bergandengan, bersama-sama menuju Rahmat
dan Ridha Allah Swt. Semoga contoh ceramah singkat ini bermanfaat.
Wallahul Muwaffiq

Anda mungkin juga menyukai