Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian dan Konsep Kejujuran dalam Islam

1. Pengertian Jujur
Pengertian jujur dapat diketahui melalui dua cara, yaitu pengertian jujur
menurut bahasa dan menurut istilah. Menurut bahasa, jujur berasal dari bahasa Arab
yang sama maknanya dengan “ash-Shidqu” atau “Shiddiq” yang artinya;nyata, benar,
atau berkata benar. Sebagai kebalikan dari kata jujur adalah dusta. Di dalam bahasa
Arab, dusta disebut dengan “al-Kadzibu”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonrsi (KBBI), kata “al-Kadzibu” atau
“jujur” berarti lurus hati; tidak berbohong, berkata apa adanya, tidak curang, seperti
dalam permainan dengan mengikuti aturan yang berlaku atau sejenisnya. Mereka
itulah yang disebut dengan orang-orang yang jujur dan disegani. Dengan demikian,
secara bahasa, seseorang dikatakan jujur apabila apa yang dikatakan selalu nyata dan
benar. Terhadap amanat yang diberikan, tidak akan pernah menambah dan
mengurangi.
Sedangkan pengertian kejujuran menurut istilah, ada beberpa pengertian,
antara lain adalah:
a. Kesesuaian antara ucapan dengan perbuatan.
b. Kesesuaian antara informasi dengan kenyataan.
c. Ketegasan dengan kemantapan hati.
d. Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.

2. Dalil Perintah Jujur.


a. Dalil Al-Quran
1) Allah memerintahkan agar menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, firman Allah dalan Q.S. An-Nisa/4: 58.
ُ َ َ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ٰ َ َ َ َ ‫َّ َّ َ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ ْ ُ َ ُّ أْل‬
‫اس أ ْن ت ْحك ُموا‬
ِ ‫ات ِإلى أه ِلها و ِإذا حكمتم بين الن‬ ِ ‫ِإن الله يأمركم أن تؤدوا ا مان‬
َ ‫الل َه َك‬
َّ َّ ُُ َّ ْ
‫يعا َب ِص ًيرا‬
ً ‫ان َسم‬
ِ ‫ِبال َع ْد ِل ۚ ِإ َّن الل َه ِن ِع َّما َي ِعظك ْم ِب ِه ۗ ِإن‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. An-Nisa : 58)

2) Larangan mengkhianati Allah dan rasul-Nya, firman Allah dalam Q.S. Al-
Anfal/8: 27.
َ ‫ونوا َأ َم َانات ُك ْم َو َأ ْن ُت ْم َت ْع َل ُم‬
‫ون‬
ُ ُ َ َ َ ُ َّ َ َ َّ ُ ُ َ ‫َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ اَل‬
‫يا أيها ال ِذين آمنوا تخونوا الله والرسول وتخ‬
ِ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Q.S. al-Anfal : 27)

3) Perintah Allah untuk menjadi orang yang benar ( jujur), firman Allah
dalam Q.S At Taubah/9: 119.
‫الص ِاد ِق َين‬
ُ ُ َ َ َّ
َّ ‫ونوا َم َع‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها َّالذ‬
‫ين َآم ُنوا َّات ُقوا الله وك‬ ِ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar.” (Q.S. At Taubah : 119)

b. Dalil hadist

ْ َ ْ ْ َ ّ ‫ َفإ َّن‬، ‫الص ْدق‬ ْ ُ ََْ


‫ َو ِإ َّن ال ِب َّر َي ْه ِد ْي ِإلى ال َج َّن ِة‬، ‫الص ْد َق َي ْه ِد ْي ِإلى ال ِب ّ ِر‬
ِ
ّ
ِ ِ ِ ‫عليكم ِب‬
Artinya: “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga.”

3. Pentingnya menumbuhkan sikap jujur

a. Manusia membutuhkan ketentraman dan kenyamanan


Salah satu dari setiap kebutuhan psikis dan batin manusia adalah aman,
nyaman, dan tentram. Sebaliknya, manusia tidak ingin merasakan sesuatu yang
resah, gelisah, perselisihan, pertikaian, dan permusuhan.

b. Kejujuran sebagai pembuka pintu kebaikan.


Ada sebuah kisah yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran mengenai
kejujuran. Dalam suatu riwayat diterangkan bahwa ada seorang laki-laki pada
zaman Nabi yang pekerjaannya sebagai pembunuh dan terbiasa melakukan dosa
besar. Dari pekerjaan membunuh tersebut, ia memperoleh penghasilah untuk
menyambung kehidupan diri sendiri dan keluarga. Padahal membunuh adalah
satu-satunya hak Allah Swt, sehingga siapapun melakukan pembunuhan termasuk
perbuatan dosa besar , kecuali yang berhak. Namun orang yang satu ini,
membunuh menjadi pekerjaan harian, walaupun mengetahui bahwa membunuh
adalah perbuatan dosa besar.
Pada suatu hari ketika pembunuh ini berniat untuk bertemu dengan nabi
Muhammad Saw dan berniat untuk masuk Islam. Ia bertanya kepada Nabi apa
syarat untuk masuk Islam. Nabi menjawab, syarat masuk Islam adalah jujur.
Berkali-kali orang ini bertanya dan Nabi selalu menjawab dengan jawaban yang
sama.
Sepulang dari bertemu nabi Muhammad Saw, seorang pembunuh ini memiliki
kesan yang luar biasa. Sehingga selalu berkata di dalam hatinya bahwa betapa luat
biasanya nabi Muhammad Saw itu. Seorang pembunuh seperti saya ini walaupun
sudah berlumuran dengan darah dan dosa besar, diterima dengan lemah lembut
dan penuh dengan sikap santun. Termasuk bentuk persyaratan untuk masuk Islam
adalah sangat mudah, karena hanya satu,yaitu jujur.
Namun setelag seorang pembunuh ini dalam waktu yang agak lama, ternyata
ketika akan melakukan pekerjaan rutinnya, suara hati seorang pembunuh ini
menjadi terusik. Karena dia berkeingan untuk masuk Islam. Jika dirinya masih
melakukan pekerjaan rutinnya tersebut, ketika suatu hari ditanya oleh nabi
Muhammad Saw dia bisa saja menjawab bohong. Akhirnya, pembunuh tersebut
berhenti dari perbuatan dosa besar dan masuk Islam secara ikhlas karena Allah
Swt.
Dari kisah tersebut, dapat kita petik pelajaran bahwa dapat membuka berbagai
pintu kebaikan lainnya. Nabi Muhammad Saw juga bersabda yang artinya
“Bahwasannya benar(jujur) itu mendorong kepada kebaikan dan kebaikan
mengantar ke surga. Dan sungguh kebiasaan jujur bagi seseorang dapat
menciptakan catatan benar di sisi Allah Swt. Sebaliknya, dusta(bohong) itu
menyeret kepada dosa dan dosa itu menjerumusakan seseorang ke neraka. Dan
sungguh kebiasaan dusta(bohong) bagi seseorang dapat menjadikan catatan
pendusta di sisi Allah. (H.R. Bukhari dan Muslim).

c. Perilaku jujur yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari

1) Jujur dalam ucapan


Setiap kata yan terucap dari mulut kita wajib memuat dan mengandung
kebenaran.

2) Jujur dalam berniat


Niat yang kita ucapkan harus sejalan dengan tindakan yang kita lakukan. Niat
tanpa sebuah tindakan atau perbuatan saja tidak cukup, tetapi harus disertai
pembuktian sebaagai bentuk kejujuran.

3) Jujur dalam kemauan


Jujur dalam kemauan merupakan usaha dari kesalahan-kesalahan dalam
menyampaikan kebenaran. Berpikir yang matang sebelum bertindak,
memperhitangkat antara yang baik maupun yang buruk dengan berdasarkan
kepada aturan Allah.

4) Jujur dalam menepati janji


Janji adalah hutang, kalimat yang sering terdengar di telinga kita semua.
Karena hutang, maka janji wajib untuk ditunaikan. Menepati suatu janji
merupakan salah satu perwujudan dari sikap jujur.
5) Jujur dalam perbuatan
Jujur juga dapat diaplikasikan dalam perbuatan kita sehari-hari. Jujur dalam
perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa adanya. Tidak basa-basi dan
tidak dibuat-buat. Bagi orang orang yang beriman, perkataan harus sesuai
dengan perbuatannya(jujur). Karena berdosa besar bagi orang-orang yang tidak
mampu menyesuaikan antara perkataan dengan perbuatan, atau berbeda antara
lidah dengan apa yang diperbuat.

d. Cara yang dapat dilakukan oleh kita untuk membudayakan sikap jujur
Kejujuran adalah sikap yang harus ada pada setiap umat Muslin yang ada di
dunia ini. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
membudayakan sikap jujur di dalam diri kita, antara lain:
1. Membiasakan sikap jujur sejak dini
Sikap jujur dapat menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari apabila
dilatih secara terus menerus sejak kecil. Yang memiliki peran yang sangat
penting dalam membentuk sikap jujur adalah orang tua dalam kehidupan
keluarga.
Tanpa adanya pembiasaan sejak kecil, sikap jujur akan sulit untuk
diterapkan bila anak tersebut sudah menjelang dewasa. Bisa jadi anak tersebut
hanya akan bersikap jujur apabila diawasi saja, tetapi bila tidak diawasi
kejujurannya hilang kembali

2. Memperdalam dan mengamalkan ajaran Islam


Dengan memperdalam dan mengamalkan ajaran Islan umat Islam akan
lebih paham dan mengerti tentang kejujuran dan segala konsekuensinya.
Dengan memperdalam ajaran Islam juga umat Islam akan mengetahui
banyaknya manfaat yang bisa dipetik dari kejujuran.
3. Membuat lingkungan kejujuran
Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat penting dalam
menumbuhkan sikap jujur di dalam diri kita. Ibarat penjual parfum dan
tukang sampah, bila kita dekat dengan penjual parfum maka kita juga akan
terkena bau harumnya, tetapi bila kita dekat dengan tukang sampah maka
kita juga akan terkena bau tidak sedapnya. Maksudnya adalah bila kita
berada pada lingkungan yang baik, maka kita juga akan terpengaruh dengan
lingkungan yang baik itu. Sebaliknya, bila kita berapa pada lingkungan yang
tidak baik, maka kita juga akan terpengaruh dengan lingkungan yang tidak
baik itu.
4. Mengetahui, memahani,dan menghayati betapa besar manfaat kejujuran dan
akibat dusta
Segala hal yang ada dalam kehidupan ini pasti memiliki hikmah yang
dapat kita petik. Termasuk perilaku jujur dan tidak jujur. Kejujuran akan
mendatangkan banyak manfaat dan hikmah bagi orang-orang yang
mengamalkannya. Sedangkan ketidakjujuran dapat mendatangkan berbagai
akibat dalam kehidupan.
e. Hikmah perilaku jujur yang dapat kita petik dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat.
Di bawah ini adalah beberapa manfaat yang dapat kita petik dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu

1. Bagi diri sendiri


a. Semakin dipercaya oleh orang lain
Kita semua tahu bahwa orang yang jujur pasti akan semakin dipercaya oleh
orang lain. Sedangkan orang yang tidak jujur akan semakin tidak dipercaya
oleh orang lain. Oleh karena itu, kita harus menjaga kepercayaan orang lain
terhadap kita karena mendapat kepercayaan dari orang lain itu sulit. Sekali
saja kita berbuat tidak jujur, orang bisa tidak percaya kepada kita untuk
waktu yang lama.
b. Menjadikan harga diri semakin tinggi
Seseorang yang jujur membuat kepercayaan orang lain semakin kuat.
Sehingga secara tidak langsung sikap jujur tersebut akan meningkatkan
harga diri seseorang. Sebaliknya, jika orang lain tidak percaya dengan kita,
maka harga diri kita juga akan menurun di hadapan orang tersebut.
c. Dicintai Allah Swt
Salah satu perintah Allah Swt adalah bersikap jujur. Sehingga jika kita
mengamalkan sikap jujur tersebut Allah Swt juga akan senang dan
mencitai kita karena telah melaksanakan perintahnya. Walaupun ada juga
manusia yang tidak suka dengan orang yang jujur. Tetapi kita harus tetap
menegakkan sikap jujur tersebut sesuai dengan perintah Allah swt.
2. Bagi orang lain
a. Suka berteman dengan orang yang jujur
Salah satu teman yang dapat memberikan kita perasaan yang nyaman
adalah teman yang jujur. Teman yang jujur akan hadir di hadapan orang
lain apa adanya. Tidak akan bersikap sombong dan angkuh. Sebaliknya,
akan tampil rendah hati dalam segala hal. Orang seperti inilah yang
dibutuhkan kehadirannya oleh orang lain karena sikapnya yang baik dan
taat kepada perintah Allah swt.
b. Menumbuhkan perasaan aman dan nyaman
Orang yang bersikap jujur akan memberikan perasaan aman dan nyaman
kepada orang lain yang ada di sekitarnya. Sehingga tidak akan muncul
kecurigaan-kecurigaan terhadap dirinya karena dia bersikap jujur.
Sebaliknya, orang yang tidak jujur akan mendorong orang lain untuk selalu
waspada dan curiga karena kurangnya kepercayaan orang lain terhadap
dirinya.
c. Terlindungi hak-haknya dengan selamat
Seseorang yang jujur akan senantiasa memberikan hak-hak orang lain
secara adil. Sehingga hak-hak orang lain dapat terlindungi dan selamat
berkat orang-orang yang jujur.
3. Bagi masyarakat, bangsa, dan negara
a. Semakin mempercepat tercapainya tujuan bangsa dan negara
Tujuan bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang adil
berkemakmuran dan makmur berkeadilan. Tujuan ini akan cepat dicapai
apabila negara kita menerapkan perilaku kejujuran dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sebaliknya, tujuan ini akan sulit untuk dicapai
apabila banyak orang yang berperilaku tidak jujur,seperti para koruptor dan
lain-lain.
b. Terwujud keadilan yang sebenarnya
Keadilan akan terwujud apabila kejujuran itu ada. Karena kejujuran
merupakan kunci utama untuk mewujudkan keadilan.
c. Terpenuhi hak-hak kamu dhuafa
Kaum dhuafa akan semakin sedikit apabila hak-hak kaum dhuafa sudah
dilindungi secara baik dan adil disertai dengan sikap kejujuran yang
diselipkan di dalamnya.

B. Contoh Perilaku Jujur yang Dicontohkan Rasulullah Saw

Dalam  melakukan  transaksi  bisnis  Muhammad SAW menggunakan kejujuran


sebagai etika dasar. Gelar al-Amīn (dapat dipercaya) yang diberikan masyarakat Makkah
berdasarkan perilaku Muhammad SAW pada setiap harinya sebelum ia menjadi pelaku
bisnis. Ia berbuat jujur dalam segala hal,  termasuk  menjual  barang  dagangannya. 

Cakupan  jujur  ini  sangat  luas, seperti tidak melakukan penipuan, tidak


menyembunyikan cacat pada barang dagangan, menimbang barang dengan timbangan
yang tepat, dan lain-lain. Kejujuran  Muhammad  SAW dalam  bertransaksi dilakukan
dengan cara menyampaikan kondisi riil barang dagangannya. Ia tidak menyembunyikan
kecacatan  barang  atau  mengunggulkan  barang  daganganya,  kecuali  sesuai dengan 
kondisi  barang  yang  dijualnya.  Praktek  ini  dilakukan  dengan  wajar dan 
menggunakan  bahasa  yang  santun. 

Beliau tidak  melakukan  sumpah untuk  menyakinkan  apa  yang 


dikatakannya,  termasuk  menggunakan nama Tuhan. Ketika Muhammad SAW menjual
dagangan di Syam, ia pernah bersitegang dengan  salah  satu  pembelinya  terkait  kondisi 
barang yang  dipilih  oleh pembeli tersebut. Calon pembeli berkata kepada Muhammad
SAW , “Bersumpahlah demi Lata dan Uzza!” Muhammad SAW menjawab, “Aku tidak
pernah bersumpah atas  nama  Lata  dan  Uzza  sebelumnya.” 

Penolakan  Muhammad  SAW dimaklumi oleh  pembeli  tersebut,  dan  sang  pembeli 
berkata  kepada  Maisarah,  “Demi Allah, ia adalah seorang Nabi yang tanda-tandanya
telah diketahui oleh para pendeta kami dari kitab-kitab kami.”

Dalam konteks sekarang, sekilas kedengarannya aneh bahwa kejujuran merupakan 


sebuah  prinsip  etika  bisnis  karena  mitos keliru  bahwa  bisnis adalah kegiatan tipu
menipu untuk meraup untung besar. Memang etika ini agak  problematik  karena  masih 
banyak  pelaku  bisnis sekarang  yang  mendasarkan  kegiatan  bisnisnya  dengan  cara 
curang,  karena  situasi  eksternal atau  karena  internal  (suka  menipu).  Sering  pedagang
menyakinkan  kata-katanya  disertai  dengan  ucapan  sumpah  (termasuk  sumpah  atas 
nama Tuhan).

Padahal kegiatan bisnis yang tidak menggunakan kejujuran sebagai etika bisnisnya, maka
bisnisnya tidak akan bisa bertahan lama. Para pelaku bisnis  modern  sadar  bahwa 
kejujuran  dalam  berbisnis adalah  kunci  keberhasilan,  termasuk  untuk  mampu 
bertahan  dalam  jangka  panjang  dalam suasana bisnis yang serba ketat dalam bersaing.

Tradisi  buruk  sebagian  bangsa  Arab adalah tidak bersikap jujur  (berbohong)  dalam
menjajakan  barang  dagangannya. Barang yang  cacat  tidak diberitahukan  kepada  calon 
pembelinya. Penimbangan barang  tidak  tepat atau  penimbangan  barang  antara  barang 
kering  dan  basah. 

Cara-cara  perdagangan  mereka  masih  terdapat  unsur  penipuan.  Dalam  kondisi 


praktek mal-bisnis (kecurangan bisnis) seperti ini, Muhammad SAW muncul sebagai
pelaku bisnis yang mengkedepankan kejujuran, yang kemudian hari mengantarkannya
sebagai pemuda yang memiliki gelar al-amīn.

C. Keterkaitan Jujur dengan Keimanan


Ada keterkaitan keimanan seseorang dengan kejujuran. Karena iman menjadi dasar
atau landasan seseorang dalam beramal shalih, seperti kejujuran. Kejujuran sabagai
salah satu bentuk amal shalih akan bernilai ibadah dan Allah memberikan balasan
surga apabila didasari dengan keimanan yang benar. Firman Allah Swt.;

Cِ‫ س‬C‫و‬Cْ C‫ َد‬C‫ر‬Cْ Cِ‫ ف‬C‫ ْل‬C‫ ا‬C‫ت‬ Cْ Cَ‫ن‬C‫ ا‬C‫ َك‬C‫ت‬
Cُ C‫ا‬Cَّ‫ ن‬C‫ َج‬C‫ ْم‬Cُ‫ ه‬Cَ‫ ل‬C‫ت‬ َّ C‫ل‬C‫ ا‬C‫ا‬C‫و‬Cُ‫ ل‬C‫ ِم‬C‫ َع‬C‫ َو‬C‫ا‬C‫و‬Cُ‫ ن‬C‫ َم‬C‫ آ‬C‫ن‬Cَ C‫ ي‬C‫ ِذ‬Cَّ‫ل‬C‫ ا‬C‫ َّن‬Cِ‫إ‬
ِ C‫ ا‬C‫ح‬Cَ Cِ‫ل‬C‫ ا‬C‫ص‬
‫ اًل‬C‫ ُز‬Cُ‫ن‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah
surga Firdaus menjadi tempat tinggal.” (Q.S. Al-Kahf/18: 107).

Amal shalih, seperti kejujuran dengan keimanan seseorang merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Karena amal shalih, seperti kejujuran dan didasari keimanan,
tidak memiliki arti sama sekali, demikian sebaliknya.
D. Keterkaitan antara Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari dengan Keimanan
Perilaku jujur merupakan suatu bentuk pancaran perilaku umat Islam yang beriman.
Semakin kuat keimanan seseorang, maka semakin kuat pula kejujurannya. Karena orang
orang yang beriman semakin yakin bahwa setiap perbuatan akan tercatat dan
terpertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. Sehingga umat Islam yang beriman,
senantiasa berusaha untuk berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: Nabi
Muhammad dalam cerita di atas yang selalu berdagang dengan menerapkan kejujuran di
dalamnya sehingga mendapatkan kepercayaan dan diberi gelar “Al-Amin”.
TUGAS PAI

ARTIKEL KEJUJURAN

Disusun Oleh
Muhammad Fikri Fahrezi
X-MIPA 4

SMA NEGERI 2 CIREBON

JALAN DR.CIPTO MANGUNKUSUMO NOMOR 1 CIREBON

Anda mungkin juga menyukai