1. Pengertian Jujur
Pengertian jujur dapat diketahui melalui dua cara, yaitu pengertian jujur
menurut bahasa dan menurut istilah. Menurut bahasa, jujur berasal dari bahasa Arab
yang sama maknanya dengan “ash-Shidqu” atau “Shiddiq” yang artinya;nyata, benar,
atau berkata benar. Sebagai kebalikan dari kata jujur adalah dusta. Di dalam bahasa
Arab, dusta disebut dengan “al-Kadzibu”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonrsi (KBBI), kata “al-Kadzibu” atau
“jujur” berarti lurus hati; tidak berbohong, berkata apa adanya, tidak curang, seperti
dalam permainan dengan mengikuti aturan yang berlaku atau sejenisnya. Mereka
itulah yang disebut dengan orang-orang yang jujur dan disegani. Dengan demikian,
secara bahasa, seseorang dikatakan jujur apabila apa yang dikatakan selalu nyata dan
benar. Terhadap amanat yang diberikan, tidak akan pernah menambah dan
mengurangi.
Sedangkan pengertian kejujuran menurut istilah, ada beberpa pengertian,
antara lain adalah:
a. Kesesuaian antara ucapan dengan perbuatan.
b. Kesesuaian antara informasi dengan kenyataan.
c. Ketegasan dengan kemantapan hati.
d. Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.
2) Larangan mengkhianati Allah dan rasul-Nya, firman Allah dalam Q.S. Al-
Anfal/8: 27.
َ ونوا َأ َم َانات ُك ْم َو َأ ْن ُت ْم َت ْع َل ُم
ون
ُ ُ َ َ َ ُ َّ َ َ َّ ُ ُ َ َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ اَل
يا أيها ال ِذين آمنوا تخونوا الله والرسول وتخ
ِ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (Q.S. al-Anfal : 27)
3) Perintah Allah untuk menjadi orang yang benar ( jujur), firman Allah
dalam Q.S At Taubah/9: 119.
الص ِاد ِق َين
ُ ُ َ َ َّ
َّ ونوا َم َع َ َيا َأ ُّي َها َّالذ
ين َآم ُنوا َّات ُقوا الله وك ِ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar.” (Q.S. At Taubah : 119)
b. Dalil hadist
d. Cara yang dapat dilakukan oleh kita untuk membudayakan sikap jujur
Kejujuran adalah sikap yang harus ada pada setiap umat Muslin yang ada di
dunia ini. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
membudayakan sikap jujur di dalam diri kita, antara lain:
1. Membiasakan sikap jujur sejak dini
Sikap jujur dapat menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari apabila
dilatih secara terus menerus sejak kecil. Yang memiliki peran yang sangat
penting dalam membentuk sikap jujur adalah orang tua dalam kehidupan
keluarga.
Tanpa adanya pembiasaan sejak kecil, sikap jujur akan sulit untuk
diterapkan bila anak tersebut sudah menjelang dewasa. Bisa jadi anak tersebut
hanya akan bersikap jujur apabila diawasi saja, tetapi bila tidak diawasi
kejujurannya hilang kembali
Penolakan Muhammad SAW dimaklumi oleh pembeli tersebut, dan sang pembeli
berkata kepada Maisarah, “Demi Allah, ia adalah seorang Nabi yang tanda-tandanya
telah diketahui oleh para pendeta kami dari kitab-kitab kami.”
Padahal kegiatan bisnis yang tidak menggunakan kejujuran sebagai etika bisnisnya, maka
bisnisnya tidak akan bisa bertahan lama. Para pelaku bisnis modern sadar bahwa
kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilan, termasuk untuk mampu
bertahan dalam jangka panjang dalam suasana bisnis yang serba ketat dalam bersaing.
Tradisi buruk sebagian bangsa Arab adalah tidak bersikap jujur (berbohong) dalam
menjajakan barang dagangannya. Barang yang cacat tidak diberitahukan kepada calon
pembelinya. Penimbangan barang tidak tepat atau penimbangan barang antara barang
kering dan basah.
Cِ سCوCْ C َدCرCْ Cِ فC ْلC اCت Cْ CَنC اC َكCت
Cُ CاCَّ نC َجC ْمCُ هCَ لCت َّ CلC اCاCوCُ لC ِمC َعC َوCاCوCُ نC َمC آCنCَ C يC ِذCَّلC اC َّنCِإ
ِ C اCحCَ CِلC اCص
اًلC ُزCُن
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah
surga Firdaus menjadi tempat tinggal.” (Q.S. Al-Kahf/18: 107).
Amal shalih, seperti kejujuran dengan keimanan seseorang merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Karena amal shalih, seperti kejujuran dan didasari keimanan,
tidak memiliki arti sama sekali, demikian sebaliknya.
D. Keterkaitan antara Perilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari dengan Keimanan
Perilaku jujur merupakan suatu bentuk pancaran perilaku umat Islam yang beriman.
Semakin kuat keimanan seseorang, maka semakin kuat pula kejujurannya. Karena orang
orang yang beriman semakin yakin bahwa setiap perbuatan akan tercatat dan
terpertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. Sehingga umat Islam yang beriman,
senantiasa berusaha untuk berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: Nabi
Muhammad dalam cerita di atas yang selalu berdagang dengan menerapkan kejujuran di
dalamnya sehingga mendapatkan kepercayaan dan diberi gelar “Al-Amin”.
TUGAS PAI
ARTIKEL KEJUJURAN
Disusun Oleh
Muhammad Fikri Fahrezi
X-MIPA 4