Anda di halaman 1dari 4

KASUS PELANGGARAN HAM DI DUNIA

Disusun oleh: Kelompok 6

Muhamad Zulfikar

M. Ibnu Batutah

M. Fikri Fahrezi

M. Aris Muhsin

INSIDEN KRISTALLNACHT

Pada 9-10 November 1938dalam sebuah insiden bernama


“Kristallnacht”, Nazi Jerman membakar sinagoga, merusak rumah-rumah,
sekolah, dan toko-toko milik ratusan Yahudi. Setelahnya, sekitar 30 ribu
pria Yahudi ditangkap dan dikirim ke kamp konsentrasi Nazi.

Yahudi Jerman telah menjadi subjek kebijakan represif sejak 1933, ketika


pemimpin Nazi, Adolf Hitler menjadi kanselir Jerman.

Sebelum malam Kristallnacht, perlakuan Nazi bersifat nonkekerasan. Namun,


setelah itu terjadi, kondisi Yahudi Jerman semakin buruk.

Selama Perang Dunia II, Hitler dan Nazi mengimplementasikan yang mereka
sebut sebagai “Solusi Akhir” dengan membunuh enam juta Yahudi Eropa secara
sistematis. Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan nama Holocaust.
- Hitler dan antisemitisme

Sesaat setelah Adolf Hitler menjadi pemimpin Jerman pada Januari 1933, ia
memulai kebijakan yang mengucilkan orang-orang Yahudi dan menjadikan
mereka subjek persekusi.

Partai Nazi yang mendukung nasionalisme ekstrem dan antisemitisme,


memerintahkan untuk memboikot bisnis Yahudi Jerman serta melarang mereka
untuk terlibat dalam layanan sipil.

Pada Mei 1933, tulisan tentang Yahudi dan karya selain orang Jerman dibakar
semua di Opera House Berlin. Dalam dua tahun, bisnis-bisnis yang ada di Jerman
mengumumkan bahwa mereka tak lagi melayani orang Yahudi.

- Dari pelecehan hingga kekerasan

Pada musim gugur 1938, Herschel Grynszpan, Yahudi Polandia berusia 17 tahun
yang sudah tinggal di Prancis selama beberapa tahun, menyadari bahwa Nazi telah
membuang orangtuanya dari Polandia ke Hanover, Jerman.

Sebagai pembalasan, pada 7 November 1938, remaja yang gelisah itu menembak
Ernst vom Rath, diplomat Jerman di Paris. Rath meninggal dua hari kemudian
akibat luka tembak dan Hitler datang ke pemakamannya.

Joseph Goebbels, Menteri Penerangan Umum dan Propaganda Nazi, kemudian


menjadikan kasus pembunuhan itu sebagai langkah untuk membuat gusar para
pendukung Hitler dan mengajak mereka masuk ke dalam kegilaan antisemitisme.

Kristallnacht merupakan hasil dari propaganda tersebut. Dimulai pada 9


November malam dan berlangsung di hari berikutnya, massa Nazi membakar
ratusan sinagoga di seluruh Jerman dan merusaknya.

Sekitar 100 Yahudi menjadi korban meninggal akibat


kekerasan. Nazi memerintahkan polisi Jerman dan pemadam kebakaran untuk
tetap diam saat keributan berlangsung dan bangunan-bangunan dibakar.

Setelah peristiwa berdarah tersebut, jalanan tempat tinggal Yahudi dipenuhi


dengan pecahan kaca, sehingga Kristallnacht juga memiliki julukan “Malam Kaca
Pecah”.
Kasus Apartheid di Afrika Selatan
Awalnya di tahun 1652, bangsa Boer (Belanda) mulai menjajah Afrika
Selatan dan menguasai sumber daya alamnya. Keberadaan Boer ini terganggu
dengan kedatangan Inggris yang memiliki tujuan yang sama. Terjadilah Perang
Boer di tahun 1899-1902, dan saat itu dimenangkan oleh Inggris dan mendirikan
sebuah negara dominion (negara khusus dengan ketatanegaraan Inggris),
yaitu Union of South Africa.

Suku asli yang mendiami Afrika Selatan yakni Suku Bantu,


mendapat perlakuan buruk dari Inggris. Melalui Perdana Menteri Daniel
Francois Malan, rasialisme terhadap orang berkulit hitam dilegalkan.

Nah, pelegalan inilah yang disebut dengan Politik Apartheid. Alasan


pemberlakuan politik ini karena orang kulit putih merupakan bangsa Superior
(master race). Hmmm sombong sekali ya Squad?

Orang kulit hitam tidak tinggal diam nih Squad. Mereka memberikan perlawanan


dengan membentuk organisasi modern yakni African National
Congress (ANC). ANC adalah partai politik yang dibentuk untuk
mengalahkan dominasi politik kulit putih pada tahun 1952 di bawah pimpinan
Nelson Mandela.

Tahun 1955, ANC membentuk koalisi gabungan kulit berwarna (kulit


kuning) dengan tujuan menggandeng oposisi lain supaya lebih kuat. Koalisi
tersebut berhasil mencanangkan freedom charter yang kemudian menjadi
program perjuangan ANC berikutnya.

Di tahun 1970, dunia internasional berhasil menekan pemerintah baru di bawah


pimpinan Perdana Menteri Pieter Willem Botha yang akhirnya melakukan
beberapa reformasi dalam politik dan undang-undang.

Sayangnya, Botha tidak menghapuskan secara keseluruhan Undang-Undang


Apertheid sehingga keadaan semakin kacau. Keadaan inilah yang diwariskan
kepada presiden berikutnya Ferdinand Willem de Klerk yang dipilih pada tahun
1989.

Setahun setelah pengankatan De Klerk sebagai presiden, perang dingin yang


berakhir akan berdampak bagi Afrika Selatan. De Klerk segera membebaskan
Nelson Mandela dan menghapuskan beberapa undang-undang tentang
Apartheid. Undang-undang yang dihapuskan oleh De Klerk di Sidang Parlemen
pada 21 Februari 1991 seperti berikut ini:

1. Land act, yaitu undang-undang yang melarang orang kulit hitam memiliki
tanah di luar wilayah tempat tinggal yang ditentukan.
2. Group Areas Act, yaitu undang-undang yang mengatur pemisahan tempat
tinggal orang-orang kulit putih dan kulit hitam.
3. Population Registration Act, yaitu undang-undang yang mewajibkan
semua orang kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut kelompok dan
sukunya masing-masing.

Pada tahun 1994, diadakan pemilu antirasial pertama dan hasilnya Nelson


Mandela serta ANC keluar sebagai pemenang. Kemudian, pada tanggal 10 Mei
1994, Nelson Mandela ditetapkan sebagai presiden kulit hitam pertama Afrika.
Atas usahanya, Nelson Mandela dianugerahkan Nobel Perdamaian tahun
1994.

Anda mungkin juga menyukai