Anda di halaman 1dari 5

Jujur adalah ucapan yang benar dan sesuai dengan realita.

allah Taala memerintahkan kita untuk jujur, Dia berfirman Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS. atTaubah :119) Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah (QS. an-Nisa` :122) Tidak ada yang lebih jujur ucapannya dari pada Allah, dan sejujur-jujurnya kalam adalah kitabullah. Macam-macam kejujuran Seorang muslim harus jujur kepada Allah, manusia dan dirinya sendiri. Jujur kepada Allah dengan mengikhlaskan ibadah hanyak kepada Nya, tanpa dibarengi riya` atau sumah, maka siapa yang melakukan amalan tanpa membenarkan niatnya kepada Allah, yakni tidak memurnikan untuk Nya maka amalannya tidak akan diterima. jadi, seorang muslim harus lah jujur kepada Allah dalam segala ketaatan dengan cara menunaikan apa yang menjadi kewajiban sebagaimana yang diperintahkan. Jujur kepada manusia, seorang muslim tidak berkata dusta kepada saudara muslimnya. diriwayatkan dari Nabi e, beliau bersabda Sebesar-besar pengkhianatan adalah engkau berbicara kepada saudaramu muslim, dia mempercayaimu sedangkan engkau berkata dusta. (HR. Ahmad). Jujur kepada diri sendiri, seorang muslim harus mengakui kesalahan dan kekurangan yang ada padanya kemudian berupaya memperbaikinya. ia harus tahu bahwa kejujuran itu adalah jalan keselamatan. Rasulullah e pernah bersabda Tinggalkan apa yang membuatmu ragu kepada apa yang tidak membuatmu ragu, sebab kedustaan itu meragukan dan kejujuran itu menenangkan.(HR. At-Turmudzi) Keutamaan jujur Allah memuji orang-orang yang jujur bahwa mereka itulah yang disebut dengan orang-orang bertakwa yang menjadi penghuni sorga, sebagai balasan atas kejujuran mereka. Allah berfriman Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orangorang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (QS. al-Baqarah :177) Allah berfirman:"Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun ridha terhadapnya. Itulah keberuntungan yang paling besar". (QS. al-Ma`idah :119) Kejujuran itu adalah ketenangan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Rasulullah bersabda Perhatikanlah kejujuran, sekalipun menurut kalian ada kebinasaan, sesungguhnya kejujuran itu adalah keselamatan. (Ibn Abid Dun-ya) Dalam hadits lain disebutkan: Sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kepada kebajikan dan kebajikan itu membawa kepada sorga. Sesungguhnya seseorang akan senantiasa jujur hingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. dan sungguh kedustaan itu menuntun kepada keburukan, dan keburukan itu menyeret kepada neraka. Seseorang akan senantiasa berdusta hingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. (Muttafaqun Alaihi). Sudah seharusnya, seorang muslim meneladani Rasulullah e yang selalu berkata dan berprilaku jujur. andaikan kita lakukan tentu tidak ada kasus Century, tidak ada Markus, tidak ada korupsi dan seabrek permasalahan lainnya. Akan tetapi itu adalah sunnatullah, selama kita di dunia maka segudang masalah dan ujian menjadi lalapan dan makanan kita. karena itu kita mohon kepada Allah Taala agar menunjukkan kebenaran kepada kita dan memperlihatkannya sebagai kebenaran kemudian memberikan kekuatan kepada kita untuk bisa mengamalkannya. dan memperlihatkan keburukan

kepada kita sebagai keburukan, kemudian memberikan kekuatan kepada kita agar bisa menjauhinya. mudah-mudahan kita menjadi orang-orang yang jujur. Seorang muslim adalah seorang yang jujur. Dia mencintai kejujuran melazimkannya lahir batin di dalam hati (Shidqul qalb), ucapan (Shidqul hadits) dan perbuatan (Shidqul amal), karena kejujuran merupakan kebaikan, dan kebaikan menunjukkan kepada surga. Surga merupakan tujuan yang paling mulia bagi seorang muslim dan merupakan tujuan yang paling diidamidamkannya. Adapun kebalikan dari jujur adalah dusta. Sifat ini menunjukkan kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan kepada neraka, sedang-kan neraka merupakan hal yang paling ditakuti seorang muslim. Rasulullah SAW bersabda: Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur (shidiq). Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka. Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan,akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong (kadzdzab). Sesungguhnya orang yang telah mengenal kejujuran dan menetapkan janji, orang-orang akan cinta kepadanya; dan mereka mencintai perilakunya. Apabila ia seorang yang alim, mereka akan mengambil manfaat ilmunya dan merekapun akan menghormatinya. Andaikata ia seorang pedagang, mereka akan mempercayai usahanya. Sesungguhnya hanya terletak pada kejujuranlah seorang pengusaha akan sukses; seorang pekerja akan meraih keberhasilan, seorang pedangang mampu maraih keuntungan. Sesungguhnya kejujuran adalah budi pekerti yang sangat kuat kaitannya dengan kemaslahatan perorangan atau jamaah dan merupakan sisi yang paling kuat untuk mem-benahi dan membina masyarakat dan menerapkan serta menegakkan aturanaturannya. Menghias diri dengan keju-juran adalah keutamaan, dan melepas diri daripadanya adalah kehinaan. Kejujuran adalah tanda keimanan dan kesucian jiwa serta suatu tanda dari keselamatan kita. Kejujuran yang menunjukkan keindahan sifat dan ketinggian moral seseorang. Kejujuran juga membentuk pelakunya menjadi cinta kepada Allah SWT dan cinta kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin. Seorang muslim tidak hanya melihat kejujuran sebagai akhlak mulia saja melainkan memandangnya lebih dari pada itu. Seorang muslim memandang kejujuran sebagai penyempurna iman dan keislaman. Sesungguhnya Al Quran menegaskan bahwa Allah SWT akan melaknat orang yang pendusta. Apakah kita rela menjadi seorang yang dilaknat Allah SWT, padahal kita mempelajari dienul Islam. Wahai orang-orang yang beriman. Berusahalah men-jadi orang yang selalu bersifat jujur dalam segala perbuatan dan pembicaraan sebab sesungguhnya dusta itu adalah per-buatan yang buruk dan tercela. Janganlah berdusta untuk memperoleh nama baik di mata manusia, karena apabila mereka mengetahuinya niscaya mereka tidak akan mempercayaimu, mungkin untuk selamanya. Sekalipun apa yang engkau sampaikan itu benar. Pribahasa mengatakan sekali lancung keujian seumur hidup orang tak kan percaya. Kalau sudah demikian, sulit untuk mengembalikan kepercayaan orang lain. Sesungguhnya orang yang berkata benar dan jujur dalam segala hal akan disayang Allah dan dipercaya oleh masyarakat atau orang lain. Karena itu berusahalah untuk selalu memelihara kejujuran. Hindari perbuatan dusta, sekali-pun perbuatan itu dapat menyelamatkan dirimu. Berikut ini adalah tanda-tanda kejujuran: Jujur dalam setiap ucapan. Seorang muslim hendak-nya tidak berbicara kecuali dengan perkataan yang benar dan jujur. Apabila kita memberitahukan sesuatu hendaknya kita memberitakan kejadian yang sebenarnya, karena berdusta dalam berbicara termasuk tanda-tanda kemunafikan. Jujur dalam berkehendak. Seorang muslim hendak-lah tidak ragu dalam melakukan sesuatu. Hendaknya kita melakukan pekerjaan tanpa menoleh kepada sesuatu perbuatan yang lain, atau tergoda oleh pekerjaan yang lain sehingga pekerjaan pertama tidak sempurna. Jujur terhadap janji. Apabila seorang muslim ber-janji dengan orang lain, hendaklah memenuhi apa yang telah kita janjikan. Perlu diingat bahwa mengingkari janji termasuk tanda kemunafikan Jujur dalam berbagai hal. Seorang muslim tidak boleh menunjukkan sesuatu yang tidak ada padanya. Kita tidak boleh bertindak yang tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam batin kita. Juga tidak memakai tipu daya serta tidak menbebani diri dengan sesuatu yang tidak mampu untuk dilakukan. Berikut ini adalah buah kejujuran yang dirasakan oleh orang-orang yang melakukannya: Bergembira dan mempu-nyai jiwa yang tenang, hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW Kejujuran adalah ketenangan. (HR. Tirmidzi). Mem-bawa berkah dalam mencari rezki. Akan mencapai derajat para syuhada, dan selamat dari kebencian Kejujuran dapat membentuk manusia saling percaya mempercayai dan saling berkasih sayang diantara mereka. Akan tetapi manakala kejujuran telah lenyap dalam diri seseorang, maka akan datanglah kedustaan merasuk ke dalam jiwanya. Lalu timbullah dari padanya sifat kemunafikan, penipuan, pengkhianatan, riyaan kemudian menyalahi janji. Sesungguhnya Allah SWT sudah memperingatkan akan kesudahan atau akibat dari kedustaan.

Ingatlah, sesesungguhnya orang yang selalu berbuat jujur, setiap perkataan dan perbuatannya akan selalu dibuat dalil, sekalipun tanpa mengetahui dalil yang sebenarnya (Al Quran dan Hadits). Dia akan selalu diajak bermusyawarah dan dimintai pendapatnya dalam menyelesaikan suatu masalah. Jika ingin mendapatkan kepercayaan itu, maka selalulah berlaku jujur dalam segala hal. Oleh karena itu marilah kita selalu bertaqwa kepada Allah SWT dan senantiasa berlaku jujur. Karena kejujuran adalah kunci segala kebaikan dan jalan menuju keridhaan Allah SWT serta jalan menuju sorga. Dan marilah kita selalu menjauhkan diri dari kedustaan karena kedustaanlah kunci segala kejahatan dan jalan menuju kemurkaan Allah SWT dan membawa pelakunya ke arah neraka.

Berdusta termasuk salah satu penyelewengan lidah. Ia merupakan penyakit jiwa, bila tidak segera diobati, maka pelakunya akan terjerumus ke dalam neraka, tempat menetap yang paling buruk. Bila kejujuran merupakan syiar orang-orang beriman, maka dusta adalah termasuk tanda-tanda orang munafik. Allah Subhanahu wa taala. berfirman: Bila datang kepadamu orang-orang munafik, mereka berkata, Kami bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah. Sedang Allah mengetahui bahwa engkau adalah Rasulullah. Dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu adalah pendusta. (QS. Munafiqun:1). Saudaraku, termasuk penyimpangan yang nyata dalam masyarakat kita adalah melakukan dusta, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan; dalam menjual atau membeli; juga dalam sumpah dan perjanjian. Manusia telah menganggap sepele terhadap masalah dusta, sehingga pada anak-anak kecil pun menjadi kebiasaan, dan tidak dipedulikan lagi oleh orang-orang dewasa Urusan dusta termasuk hal yang berbahaya, karena termasuk urusan haram yang menyebabkan pelakunya terjerumus ke dalam neraka. Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam bersabda: . Sesungguhnya dusta itu menuntun kepada kekejian, dan kekejian itu menuntun ke dalam neraka. Tidak henti-hentinya seseorang berdusta dan membiasakan diri dalam dusta, sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. (Mutaffaq alaih). Seorang pendusta, sekalipun mencoba menutupi dirinya, tetapi mau tidak mau, cepat atau lambat, Allah Subhanahu wa taala akan membukanya. Seorang pendusta terhina karena dosanya, maka tidak aneh bila ia tidak mempunyai kawan dan dibenci oleh kerabat. Bukankah itu suatu hal yang merusak? Lalu apakah yang mendorong untuk berdusta? A. Pengaruh Buruk Dusta Dusta mempunyai beberapa pengaruh buruk. Seandainya ini disadari oleh para pendusta, pasti mereka akan meninggalkan kebiasaan dustanya, dan kembali bertoubat kepada Allah Subhanahu wa taala. Kini akan kita sebutkan sebagian dari pengaruh buruk itu, yaitu antara lain: 1. Menyebarkan keraguan di antara Manusia Keraguan artinya bimbang dan resah. Ini berarti seorang pendusta selamanya menjadi sumber keresahan dan keraguan, dan menjauhkan ketenangan pada orang yang jujur. Bersabda Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam: Tinggalkan apa-apa yang membuatmu ragu, ambil apa-apa yang tidak meragukanmu. Karena sesungguhnya kejujuran itu adalah ketenangan, dan dusta itu adalah keraguan. (HR. Tirmidzi, An Nasai, dan yang lainnya dengan sanad yang shahih, Riyadush Sholihin hal. 38) 2. Terjerumusnya Seseorang ke dalam Salah Satu Tanda Munafiq Bersabda Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam Ada empat hal, barang siapa yang memiliki semuanya, maka dia munafiq sejati. Dan barang siapa yang memiliki satu di antaranya, berarti dia mempunyai satu jenis sifat munafiq hingga dia meninggalkannya. Yaitu bila diamanati dia khianat, bila berkata dia dusta, bila dia berjanji dia mengingkari, dan bila dia berselisih dia membongkar rahasia. (Muttafaq alaih) Sebagaimana kita ketahui, orang-orang munafiq akan menempati kerak neraka yang paling bawah. Sebutan munafiq merupakan sebutan yang amat berat. Maka, mengapa kita bersusah payah dalam dusta, padahal ia akan mengantarkan kita pada kedudukan yang paling buruk?

3. Tercabutnya Barokah Ketika Berniaga Sesungguhnya syaitan menjanjikan keuntungan yang banyak kepada penjual dan pembeli, bila perniagaannya disisipi muslihat dan dusta. Ini banyak terjadi dikalangan orang-orang yang tidak dekat kepada Allah Subhanahu wa taala dan tidak takut pada hari perhitungan. Mereka menyembunyikan cacat pada barang yang akan dijual, karena takut si calon pembeli tidak jadi membelinya. Sedangkan si pembeli merendahkan mutu barang yang akan dibelinya, walaupun dia mengetahui ketinggian mutunya. Kadang-kadang dia berkata dusta kepada si penjual, bahwa dia telah menemukan barang yang serupa dengan itu atau yang lebih baik, tetapi lebih murah harganya. Lalu si penjual pun percaya. Ini semua akibat dusta, dan akibat tidak memperdulikan sabda Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam yang mengatakan: Penjual dan pembeli itu berada dalam pilihan, selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya jujur dan menjelaskan cacat barangnya, mereka akan diberkahi dalam jual-belinya. Bila keduanya menyembunyikan cacat barangnya dan disisipi dusta, maka dicabutlah barokah dalam jual beli yang dilakukannya. (Muttafaq alaih) 4. Hilangnya Kepercayaan. Sesungguhnya selama dusta menyebar dalam masyarakat, maka hal itu itu akan menghilangkan kepercayaan di kalangan kaum muslimin, memutuskan jalinan kasih sayang di antara mereka, sehingga menyebabkan tercegahnya kebaikan dan menjadi penghalang sampainya kebaikan kepada orang yang berhak menerimanya. 5. Memutarbalikan Kebenaran. Di antara pengaruh buruk dusta adalah memutarbalikan kebenaran. Hal itu disebabkan para pendusta suka mengubah kebenaran menjadi kebathilan, kebathilan menjadi kebenaran dalam pandangan manusia. Yang maruf menjadi munkar, dan yang munkar menjadi maruf. Sebagaimana para pendusta pun suka menghiasi keburukan sehingga berubah menjadi baik dalam pandangan manusia dan memburuk-burukkan yang baik sehingga berubah menjadi buruk. Itulah perniagaan para pendusta. Apa saja yang mereka katakan tentang keburukan suatu benda, dan apa pun pengaruhnya dalam masyarakat, maka hati-hatilah terhadap mereka, baik apa yang kita baca dari mereka ataupun yang anda dengar. Pahamilah firman Allah Subhanahu wa taala : Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk orang-orang yang melampau batas lagi pendusta. (Al-Mumin:28). 6. Pengaruh Dusta terhadap Anggota Badan. Dusta menjalar dari hati ke lidah, maka rusaklah lidah itu. Lalu menjalar lagi dari lidah ke anggota badan, maka rusaklah perbuatan-perbuatannya sebagamana rusaknya lidah dalam berbicara. Umumnya dusta lahir dalam bentuk ucapan dan perbuatan, maka semakin besarlah kerusakan itu dan akan menjurus ke arah kehancuran, bila Allah Subhanahu wa taala tidak memberi penyembuhannya dengan obat kejujuran. Seluruh perbuatan yang merusak, baik lahir maupun bathin, disebarkan oleh dusta. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya kejujuran itu menuntun pada kebajikan, sedangkan dusta menuntun kepada kedurhakaan. Wahai saudaraku, ini hanya sebagian saja dari pengaruh-pengaruh buruk dusta. Semuanya merupakan akibat yang terasa di dunia. Adapun di akhirat, hanya di sisi Allah balasan bagi pendusta yang lebih dahsyat dan lebih membinasakan. B. Akibat yang Mengerikan Setelah Mati. Jelas, bahwa para pendusta berjalan di atas jalan menuju ke neraka. Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya dusta itu menuju kepada kekejian, dan kekejian menuntun ke neraka. Seseorang terus menerus berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. (Mutafaq alaih). Di antara siksa yang akan dialami oleh para pendusta, dia akan diazab pada hari qiamat dalam bentuk ketakutan yang membuat badannya menggigil. Di dalam shahih Bukhari dijelaskan tentang mimpi Nabi Shallallaahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: Kami mendatangi seorang laki-laki yang terlentang, sementara ada orang lain yang berdiri sambil memegang rantai besi. Tiba-tiba mendekati sebelah wajahnya, lalu disabit mulutnya sampai ke tengkuknya, hidungnya pun disabit sampai ketengkuknya, kedua matanya disabit pula sampai ke tengkuknya. Kemudian dia pindah kepada sisi lain, lalu dia pun melakukan hal yang sama. Belum selesai dia berbuat kepada sisi yang kedua, maka sisi yang pertama telah pulih kembali. Kemudian dia kembali kepada sisi yang pertama tadi, lalu berbuat seperti tadi pula. Lalu Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam melanjutkan, Aku berkata, Maha Suci Allah, siapakah orang ini? Seseorang menjawab, Sesungguhnya dia adalah orang yang pergi dari rumahnya pada pagi hari sambil berkata dusta yang mencapai (puncaknya). C. Bentuk-bentuk Dusta yang Buruk Semua dusta itu buruk, dan segala bentuk keburukan pelakunya akan mendapat ancaman dari Allah Subhanahu wa taala. Bentuk-bentuk berikut ini akan menjelaskan sebagian dari keburukan itu. 1. Bersumpah Palsu agar Dagangannya Laris. Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam bersabda:

Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari qiamat, dan Allah tidak akan memandang kepada mereka. Orang yang mengungkit-ungkit sodaqohnya, orang yang menjual barang dagangan dengan sumpah palsu, dan orang yang mengulurkan sarungnya (sampai melebihi mata kaki). (HR. Muslim). 2. Mengambil Harta Orang Muslim dengan Jalan Sumpah Palsu. Tentang ini Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam bersabda: Barang siapa bersumpah palsu untuk mengambil harta seorang muslim tanpa haq, maka Allah akan ditemuinya dalam keadaan marah. (Muttafaq alaih). 3. Berdusta dalam Hal Mimpi. Maksudnya adalah seseorang yang berkata bahwa dia memimpikan sesuatu di dalam tidur, padahal dusta. Tentang hal ini RasulullahShallallaahu Alaihi wa Sallam bersabda: Seseorang disebut mengada-ada bila kedua matanya melihat apa-apa yang tidak dilihatnya. (HR. Bukhari). Dalam hadits lain dikatakan: Barang siapa yang bermimpi sesuatu yang tidak pernah dilihatnya, maka dipaksa mendamaikan antara dua pasukan yang sedang bertempur dan pasti dia tidak akan bisa melakukannya. (HR. Bukhari). E. Persaingan Merupakan Lapangan yang Luas untuk Pendusta. Janganlah kita memandang remeh terhadap dusta, jangan pula kita mengatakan bahwa dusta tidak akan merugikan orang lain. Atau menganggap bahwa anak kecil boleh kita bohongi, sedangkan dia tidak boleh membohongi kita. Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam telah melihat seorang wanita memanggil anaknya, dia berkata: Kemarilah, nanti akan ibu beri sesuatu. Maka bertanyalah Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam: Apa yang akan engkau berikan kepadanya? Wanita itu menjawab: Saya akan memberi ini. Lalu berkata Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam: Bila engkau tidak memberikannya, maka engkau akan dicatat sebagai pendusta. Wanita itu berkata pula: Maksud saya hanya bergurau saja. Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam bersabda: Aku adalah pemimpin di sebuah rumah di tengah syurga bagi orang yang meninggalkan dusta, sekalipun hanya bergurau. Jalan keluar terbaik bila terpaksa, adalah mengatakan sesuatu yang memungkinkan banyak makna yang berbeda dengan yang kita maksud tanpa harus berkata dusta. Seperti yang diriwayatka oleh An-Nakhoiy, bahwa apabila dia dicari oleh orang yang tidak disukainya ketika dia berada di rumah, maka dia berkata kepada budaknya, Katakanlah kepadanya carilah dia di masjid, jangan kau katakan kepadanya bahwa aku tidak ada agar tidak termasuk dusta.

Anda mungkin juga menyukai