Anda di halaman 1dari 2

Jujur Merupakan Pintu Semua Kebaikan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan
limpahan nikmat, berkah kepada kita sekalian.

Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw.,
sebagai penutup para Nabi dan Rasul, serta sebagai tauladan bagi umat Islam.

Pada kesempatan kali ini, izinkan saya berceramah tentang kejujuran. Betapa kejujuran menjadi
hal yang penting dalam meraih berkah dunia dan akhirat.

Nabi Muhammad saw., memiliki sifat yang begitu bersinar dan patut kita teladani. Sifat tersebut
adalah amanah dan jujur. Kejujuran merupakan pondasi iman, sedangkan kebohongan adalah
benih kemunafikan.

Sifat jujur dan bohong jika bertemu, maka salah satunya akan hilang. Seperti dijelaskan dalam
firman Allah Surat Al-Ahzab ayat 24 berikut ini:

Artinya: “Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan balasan kepada orang yang jujur,
kepada orang-orang yang benar, yaitu orang-orang Mukmin. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengadzab orang-orang munafiq apabila Allah menghendakinya”.

Allah Swt. bahkan mengidentikan sifat jujur adalah salah satu sifat yang melekat pada diri
seorang mukmin. Kejujuran menjadi kunci kebaikan, kunci untuk meraih akhlak yang mulia.

Jika sahabat muslim sekalian ingin memperbaiki akhlak, mulailah dengan bersikap jujur.

Seorang muslim yang jujur, maka hatinya akan merasa lapang. Mereka tidak merasakan tekanan,
hatinya cenderung bersih dan tulus.

Banyak kemudahan yang diterima dalam melakukan segala bentuk kebaikan.

Kebaikan apapun, baik habluminallah maupun habluminannas adalah jalan untuk membawa
pada kebaikan dan mendatangkan ridha Allah. Ridha inilah yang akan mengantarkan para
sahabat muslim sekalian menuju surga.
Sahabat muslim sekalian, jika Anda pernah melakukan kebohongan, pasti untuk selanjutnya akan
memikirkan cara bagaimana menutup kebohongan tersebut. Ada rasa takut ketahuan, ingin
menyelamatkan diri. Kebohongan pasti akan ditutupi dengan kebohongan lain.

Kadang kala orang yang sudah terbiasa berbohong, walaupun tidak ada dorongan untuk
melakukan dusta, dia akan mencari kesempatan untuk berbohong. Sebuah kebiasaan ini hingga
ditulis oleh Allah Swt. sebagai seorang pendusta.

Pendapat Al Harits Al Muhasibi menyatakan bahwa pondasi dari segala perkara adalah jujur dan
ikhlas. Dari sifat jujur akan lahir sikap yang ramah, ridha, sabar, qanaah, dan zuhud. Sedangkan
ikhlas akan melahirkan sikap cinta, toleran, malu, yakin, dan menghormati orang lain.

Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai